Anda di halaman 1dari 24

1

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Wirausaha merupakan salah satu usaha untuk mengatasi meningkatnya

jumlah pengangguran. Kewirausahaan merupakan salah satu program pemerintah

yang pada intinya adalah pengembangan metodologi pendidikan yang bertujuan

untuk membangun manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif dan wirausaha.

Kewirausahaan diharapkan menjadi salah satu solusi untuk mengatasi

meningkatnya jumlah pengangguran.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016 menunjukkan jumlah

pengangguran terdidik tingkat perguruan tinggi sebesar 944.666 orang. Jumlah

tersebut meningkat dibanding tahun 2015, sebesar 905.127 orang (Badan

Pusat Statistik, 2016). Pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun

tidak langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah-masalah sosial

politik yang juga semakin meningkat. Jika masalah pengangguran dibiarkan

berlarut-larut maka sangat besar kemungkinannya untuk mendorong suatu krisis

sosial. Kondisi ini mendorong pemerintah berupaya mengurangi jumlah

pengangguran terdidik, dan kewirausahaan dianggap sebagai solusi untuk

menurunkan jumlah pengangguran. Selain menguntungkan dari segi ekonomi,

sebagaian besar kegiatan wirausaha juga sangat membantu usaha-usaha dalam

memenuhi kebutuhan masyarakat banyak, baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Usaha budidaya ayam pedaging (broiler) merupakan usaha yang memiliki

peluang sangat besar dalam sektor peternakan. Mengingat pemenuhan kebutuhan


2

akan sumber protein hewani di Indonesia masih sangat rendah. Deputi Bidang

Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

menyatakan bahwa konsumsi protein hewani masyarakat Tanah Air baru sebesar

8%. Jauh di bawah Malaysia yang mencapai 28%, Filipina 21% dan Thailand

20%.

Broiler menjadi salah satu sumber protein hewani yang diyakini dapat

meningatkan pemenuhan kebutuhan protein hewani di Indonesia. Broiler memiliki

banyak kelebihan lain diantaranya harga yang ekonomis sehingga dapat

dijangkau oleh kalangan menengah kebawah maupun keatas, dan kecepatan

pertambahan/produksi daging dalam waktu yang relatif cepat dan singkat atau

sekitar 4 - 5 minggu produksi daging sudah dapat dipasarkan atau dikonsumsi.

Keunggulan lain adalah broiler antara lain pertumbuhannya yang sangat cepat

dengan bobot badan yang tinggi dalam waktu yang relatif pendek, konversi pakan

kecil, siap dipotong pada usia muda serta menghasilkan kualitas daging berserat

lunak. Namun beberapa kendala yang dihadapi dalam usaha budidaya broiler di

Indonesia adalah terlalu mahalnya harga pakan broiler yang mencapai 70 dari total

keseluruhan biaya produksi.

Kendala lain yang dihadapi dalam budidaya broiler adalah bahan pakan

kurang dapat dimanfaatkan oleh broiler karena masih berbentuk senyawa

kompleks yang belum di pecah-pecah menjadi senyawa sederhana sehingga tidak

dapat tercerna pada pencernaan broiler. Hal tersebut karena dalam pencernaan

broiler kekurangan jumlah mikroorganisme yang berfungsi membantu pencernaan

secara enzimatis dan mengakibatkan pakan hanya terbuang sebagai kotoran saja
3

sehingga mengakibatkan performans pertumbuhan dan produksi tidak optimal

pula.

Kesehatan saluran pencernaan juga sangat penting dan

berpengaruh terhadap performa pertumbuhan dan produktivitas ayam. Kondisi

kesehatan saluran pencernaan nantinya akan mempengaruhi proses pencernaan

ransum dan penyerapan nutrisi. Seperti yang telah kita ketahui bahwa saluran

pencernaan merupakan organ-organ yang berperan dalam menerima ransum,

mencerna, menyerap nutrisi dari ransum, serta mengeluarkan sisa ransum yang

tidak terserap. Pemanfaatan nutrisi ransum tersebut hanya dapat dicapai secara

optimal jika saluran pencernaan dalam keadaan sehat.

Pada beberapa penelitian ditemukan bakteri asam laktat yang baik

dan berguna bagi kesehatan pencernaan baik ternak atau manusia. Bakteri itu

dinamakan Lactobacillus casei. Lactobacillus casei adalah bakteri Gram-positif,

anaerob, tidak memiliki alat gerak, tidak menghasilkan spora, berbentuk batang

dan menjadi salah satu bakteri yang berperan penting dalam pencernaan.

Lactobacillus casei adalah bakteri yang bisa memecah protein, karbohidrat, dan

lemak dalam makanan, dan menolong penyerapan elemen penting dan nutrisi

seperti mineral, asam amino, dan vitamin yang dibutuhkan manusia dan hewan

untuk bertahan hidup.

Lactobacillus casei dalam pencernaan broiler dapat meningkatkan jumlah

mikroorganisme baik sehingga proses pencernaan secara enzimatis dapat

berulangsung secara optimal. Pemberian Lactobacillus casei pada broiler

diharapkan akan mampu memperbaiki performans broiler. Lactobacillus casei


4

dapat ditemui pada kandungan olahan makanan fermentasi seperti Yakult atau

Yogurt. Peternak dapat memanfaatkan produk tersebut untuk dibuat menjadi

probotik di dalam budidaya broiler.

I.2 Tujuan

Tujuan Proyek Mandiri ini adalah menganalisis usaha budidaya broiler

dengan pemberian probiotik berbasis bakteri Lactobacillus casei.

I.3 Kerangka Pemikiran

Wirausaha merupakan salah satu usaha untuk mengatasi meningkatnya

jumlah pengangguran di Indonesia. Wirausaha dianggap sebagai solusi untuk

menurunkan jumlah pengangguran. Selain menguntungkan dari segi ekonomi,

sebagaian besar kegiatan wirausaha juga sangat membantu memenuhi kebutuhan

masyarakat banyak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Usaha budidaya broiler merupakan salah satu usaha yang memiliki

peluang yang sangat besar untuk sektor peternakan. Mengingat broiler menjadi

salah satu sumber protein yang diharapkan dapat meningkatkan jumlah protein

hewani di Indonesia. Broiler memiliki keunggulan lain diantaranya harganya yang

lebih murah dan bisa dijangkau oleh kalangan ekonomi menengah kebawah,

selain itu broiler memiliki masa pemeliharan yang relatif singkat yaitu 4-5 minggu

hingga ayam siap dipasarkan.

Namun yang menjadi kendala dalam pemeliharaan ayam broiler adalah

harga pakan yang relatif tinggi tetapi pakan tersebut tidak di manfaatkan

sepenuhnya oleh broiler karena pencernaan broiler memiliki kekurangan pada

jumlah mikroorganisme yang membantu pencernaan secara enzimatis sehingga


5

pakan ayam broiler tidak dapat dimanfaatkan dengan baik dan hanya terbuang

sebagai feses saja.

Lactobacillus casei menjadi solusi dari permasalahan dasar tersebut.

Lactobacillus casei bisa didapatkan pada produk yakult atau yogurt. Harganya

cukup murah dan mudah didapatkan oleh masyarakat. Lactobacillus casei adalah

bakteri asam laktat yang baik untuk kesehatan dan meningkatkan jumlah

mikroorganisme baik di dalam pencernaan manusia atau ternak. Sehingga

mengakibatkan meningkatnya performans pertumbuhan dan produksi menjadi

optimal.

I.1 Kontribusi

Kontribusi dari kegiatan Proyek Mandiri ini adalah memberikan

sumbangsih penerapan ilmu pengetahuan dan informasi kepada peternak untuk

dapat memanfaatkan bakteri Lactobacillus casei yang terkandung dalam Yakult

untuk membantu sistem pencernaan pada broiler.


6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Broiler

Broiler adalah istilah yang dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya

teknologi yang memiliki karakter ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan cepat,

penghasil daging dengan konversi pakan irit dan siap 9 potong pada usia relatif

muda. Pada umumnya ayam broiler siap dipotong pada usia 35-45 hari (Murtidjo,

1993).
Arga Sawung Kusuma (2010) menyatakan ayam broiler mampu

memproduksi daging secara optimal dengan hanya mengkonsumsi pakan dalam

jumlah relatif sedikit. Ciri-ciri broiler antara lain: ukuran 10 badan relatif besar,

padat, kompak, berdaging penuh, produksi telur rendah, bergerak lamban, dan

tenang serta lambat dewasa kelamin.


Broiler merupakan galur ayam hasil rekayasa genetika teknologi yang

memiliki karakteristik ekonomi dan ciri khas pertumbuhan yang cepat sebagai

penghasil daging, konversi ransum rendah, siap potong dalam usia relatif muda

dan menghasilkan daging yang memiliki serat lunak (Bell dan Weaver, 2002).
Banyak strain broiler yang dipelihara di Indonesia. Strain merupakan

sekelompok ayam yang dihasilkan oleh perusahaan pembibitan melalui proses

pemuliabiakan untuk tujuan ekonomis tertentu. Contoh strain broiler antara lain

CP707, Starbro, Hybro (Suprijatna,et,al.,2005).


Broiler memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah
dagingnya empuk, ukuran badan besar, bentuk dada lebar, padat dan berisi,

efisiensi terhadap pakan cukup tinggi, sebagian besar dari pakan diubah menjadi

daging dan pertambahan bobot badan sangat cepat. Sedangkan kelemahannya

adalah memerlukan pemeliharaan secara intensif dan cermat, relatif lebih peka

terhadap suatu infeksi penyakit dan sulit beradaptasi (Murtidjo, 1987).


7

2.2 Ransum dan Kebutuhan Pakan Broiler

Dalam suatu peternakan broiler, selain manajemen pemeliharaan, yang tak

kalah penting adalah manjemen pakan. Dalam hal ini pakan memiliki persentase

yang paling besar dalam variabel produksi, maka untuk menekan biaya produksi

yang sangat tinggi dperlukan sekali efiensi pakan (Murtidjo, B A. 1993).

Pakan adalah campuran dari bahan baku pakan, baik yang sudah lengkap

maupun yang masih akan dilengkapi, yang secara khusus mengandung zat gizi

yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenis

ternaknya (SNI, 2006a dan SNI, 2006b). Pakan ternak terdiri atas pakan buatan

pabrik dan buatan sendiri. Pakan buatan pabrik biasanya dikenal dalam bentuk

pelet dengan ukuran yang bervariasi, sedangkan pakan buatan sendiri dapat

dibuat sepanjang bahan baku tersedia dengan berbasis bahan baku lokal. Fungsi

ransum yang diberikan pada prinsipnya untuk memenuhi kebutuhan pokok untuk

hidup, membentuk sel-sel dan jaringan tubuh, serta menggantikan bagian-bagian

yang merupakan zat-zat yang diperlukan ayam adalah karbohidrat, lemak, dan

protein akan membentuk energi sebagai hasil 9 pembakarannya (Sudaryani dan

Santoso, 1995).

Pemberian pakan harus sangat diperhatikan dalam beternak broiler, karena

jika peternak tidak bisa mengatur pengeluaran untuk pakan yang dikonsumsi oleh

ternak, maka biaya produksi untuk pakan akan menjadi sangat tinggi dan hasil

yang didapat dari penghasilan akan sangat sedikit (Rasyaf, 1993).

2.3 Kebutuhan Air Minum Broiler


8

Air mempunyai fungsi sebagai berikut : (1) zat dasar dari darah, cairan

interseluler dan intraseluler yang bekerja aktif dalam transformasi zat- zat

makanan, (2) penting dalam mengatur suhu tubuh karena air mempunyais sifat

menguap dan specific heat, (3) membantu mempertahankan homeostatis dengan

ikut dalam reaksi dan perubahan fisiologis yang mengontrol pH, tekanan osmotis,

dan konsentrasi elektrolit (Scoot et al. 1982). Wahju (2004) menambahkan bahwa

kehilangan air tubuh sebanyak 10% dapat menyebabkan kerusakan yang sangat

hebat dan kehilangan air tubuh 29% akan menyebabkan kematian.

Kebutuhan air pada ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor

ransum yang diberikan, faktor lingkungan, kesanggupan menahan air, aktivitas

ternak, dan kondisi fisiologis ternak (Chruch dan Pond, 1998). Jumlah kebutuhan

air minum broiler umur 1-5 minggu disajikan pada Tabel.

Tabel 1. Jumlah Kebutuhan Air Minum Ayam

Sumber : (National Research Council, 1994)

2.4 Probiotik dan Bakteri Asam Laktat

Probiotik adalah mikrobial feed suplemen mikrobia yang dapat

meningkatkan keseimbangan mikrobia dalam saluran pencernaan ternak inang

(Fuller, 1989). (Dally et al, 1993) menyatakan bahwa BAL (Bakteri Asam Laktat)

dapat menghasilkan senyawa anti bakteri yaitu asam organik (asam laktat, asetat,

propionat dan format), H2O2, diasetil dan bakteriosin. Keberadaan senyawa


9

antibakteri tersebut di dalam saluran pencernaan dapat menekan pertumbuhan

mikrobia patogen sehingga dapat meningkatkan keseimbangan mikroba di dalam

saluran pencernaan ternak inang, oleh karena itu BAL dapat digunakan sebagai

mikrobia probiotik. Beberapa spesies BAL yang dapat digunakan sebagai

probiotik diantaranya Lactobacillus acidophilus, L. delbrueckii subsp. Bulgaricus,

L. casei, L. fermentum, L. plantarum, L. reuteri dan Bifidobacterium sp.

Kusumawati (2002) menjelaskan dari sejumlah penelitian juga

mengungkapkan beberapa pengaruh positif bagi kesehatan dari probiotik yaitu (a)

meningkatkan ketahanan terhadap penyakit infeksi terutama pada usus, (b)

menurunkan tekanan darah, (c) menurunkan konsentrasi kolestrol serum darah,

(d) mengurangi resiko lactose intolerance, (e) mempengaruhi respon imun, (f)

melancarkan pencernaan, (g) bersifat antimutagenik.

Menurut Food and Agriculture Organization/World Health Organization

(FAO/WHO/2001), idealnya strain probiotik tidak hanya mampu bertahan

melewati saluran pencernaan tetapi juga memilki kemampuan untuk berkembang

biak dalam saluran pencernaan , mampu bertahan dalam jalur makanan yang

melewati cairan empedu dan lambung. Selain itu probiotik juga harus mampu

menempel pada sel epitel usus, mampu menghasilkan zat toksin. Strain bakteri

juga harus tahan dan tetap hidup selama proses pengolahan dan penyimpanan

pada berbagai jenis olahan produk strain (Prado et al., 2008).

Prinsip kerja probiotik yaitu dengan memanfaatkan kemampuan

mikroorganisme dalam menguraikan rantai panjang karbohidrat, protein, dan

lemak. Kemampuan ini diperoleh karena adanya enzim-enzim khusus yang


10

dimiliki oleh mikroorganisme untuk memecah ikatan. Pemecahan molekul

kompleks menjadi molekul sederhana mempermudah penyerapan oleh saluran

pencernaan manusia maupun hewan. Di sisi lain, mikroorganisme pemecah ini

mendapat keuntungan berupa energi yang diperoleh dari hasil perombakan

molekul kompleks (Medicinus, 2009).

Mikroba probiotik penghasil asam laktat dari spesies Lactobacillus,

menghasilkan enzim selulase yang membantu proses pencernaan. Enzim ini

mampu memecah serat kasar yang merupakan komponen yang sulit dicerna dalam

saluran pencernaan unggas. Pakan ternak unggas umumnya mengandung serat

kasar tinggi. Penggunaan probiotik menghasilkan enzim selulase mampu

memanfaatkan makanan berserat kasar tinggi dalam proses pencernaan sehingga

serat kasar dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan jaringan dan peningkatan berat

badan ternak unggas.

Pemberian probiotik pada ternak unggas diharapkan dapat memberikan

manfaat terutama peningkatan penampilan produksi yaitu kuantitas (produksi

ternak dan daging yang tinggi) dan kualitas (kualitas telur dan daging yang baik

dan higienis) sehingga kedepan diharapkan dapat menjadikan usaha peternakan

unggas menjadi lebih ekonomis dan menguntungkan (Fardiaz, 1992).

Berdasarkan penelitian Kompiang (2009) pemberian probiotik dapat

meningkatkan konversi ransum broiler yakni nilai 2,86 untuk tidak memakai

probiotik dan 2,43 untuk yang memakai probiotik. Kemudian pada penelitian

Susinarla dkk. (2016) menyatakan bahwa pemberian probiotik memberikan

pengaruh yang nyata menurunkan nilai konversi ransum yakni broiler tanpa
11

pemberian probiotik memiliki nilai konversi ransum sebesar 1,7 sedangkan pada

broiler yang diberi probiotik sebesar 1,19 pada umur 25 hari.

Bakteri asam laktat (BAL) merupakan bakteri yang memiliki karakteristik

morfologi, fisiologi, dan metabolit yang khas. Secara umum bakteri ini

berbentuk bulat maupun batang, tidak berspora, tergolong dalam bakteri gram

positif, dan menghasilkan asam laktat sebagai mayoritas produk akhir selama

memfermentasikan karbohidrat (Axelsson, 2004).

Klasifikasi bakteri asam laktat menurut Holt, et al (2000) :

Kingdom : Bacteria

Divisi : Firmicutes

Class : Bacilli

Ordo : Lactobacillales

Family : Lactobacillaceae

Genus : Lactobacillus

BAL bersifat katalase negatif, nonmotil, mikroaerofilik sampai anaerob,

toleran terhadap asam, kemoorganotrofik, dan termasuk kedalam bakteri mesofilik

(Salminen dan Von Wright, 2004). Lebih lanjut dapat hidup dengan atau tanpa

oksigen, sumber energi terbesarnya untuk tumbuh adalah fermentasi gula. ATP

yang dihasilkan dari proses respirasinya sangat terbatas. Dinyatakan oleh Jay

(1996) dapat tumbuh pada suhu 5˚C dan suhu tertinggi 45˚C, dapat bertahan pada

pH 32 sampai tertinggi 9,6, beberapa spesies dapat tumbuh pada pH 4,0 sampai

4,5. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya BAL membutuhkna nutrisi yang


12

sangat kompleks seperti asam amino, vitamin (B1, B6, B12 dan biotin), purin dan

8 pirimidin (Surono 2004).

Berdasarkan pola fermentasinya BAL dibagi menjadi 3 kelompok

(Hopzapfel, 1998) : Kelompok I: BAL homofermentatif obligat, yang mengubah

heksosa menjadi asam laktat, namun tidak bisa memfermentasikan pentose

ataupun glukonat. Sebagian besar BAL ini tumbuh pada suhu 45˚C namun tidak

tumbuh pada suhu 15˚C. Kelompok II: BAL heterofermentatif fakultatif, yang

memfermentasikan heksosa secara homofermentatif namun sebagian galur pada

beberapa kondisi mempunyai metabolism heterofermentatif dari heksosa menjadi

asam laktat, karbondioksida dan etanol atau asam asetat. BAL kelompok ini

termasuk dalam streptobakterium, tumbuh pada suhu 35-38 ˚C dan dapat tumbuh

pada suhu 15˚C. Kelompok III: BAL heterofermentatif obligat, yang

memfermentasikan heksosa menjadi asam laktat, karbondioksida dan etanol atau

asam asetat, jika terdapat aksepto electron alternatif. BAL ini tumbuh pada suhu

37˚C. Bakteri asam laktat merupakan bakteri yang tersebar luas di alam Indonesia.

Saat ini pemanfaatan mikroba ini sebagai biotekhnologi semakin berkembang

pesat. Hal ini dikarenakan pengendalian dan perbanyakan yang mudah , subtrat

pertumbuhan relatif murah, serta dapat menghasilkan enzim yang cukup banyak

sehingga potensial untuk dikembangkan pada skala industri (Bachrudin et al,.

2000).

Dalam penelitian yang dilakukan Asriani (2006) pembentukan asam oleh

bakteri asam laktat akan menurunkan nilai pH lingkungan menjadi sangat asam,

sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif maupun Gram


13

negatif. Jenie et al. (1996) menyatakan bahwa bakteri asam laktat mampu

menjadi antimikroba dengan cara memproduksi metabolit berupa produksi asam

organic (asam laktat, asam format, dan asam asetat), hydrogen peroksida,

karbondioksida, diasetil, bakteriosin, serta bersifat antagonis dari komponen

komponen antimikrobanya dengan spectrum yang luas terhadap mikroorganisme

lain.

Harmayani (2001), melaporkan bahwa bakteri asam laktat memiliki

peranan penting dalam kehidupan manusia, baik dalam proses fermentasi

makanan maupun kemampuaannya tumbuh pada jalur intestine. Pada produk

pangan hasil fermentasi selain memberikan rasa khas, bakteri ini juga

memperpanjang daya tahan pangan dengan menghasilkan produk metabolit yang

dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk dan bakteri pathogen.

Kemampuan BAL dalam menghambat bakteri disebabkan BAL mampu

menghasilkan zat anti bakteri salah satunya berupa asam organik. Kemampuan

asam organik dalam menurunkan pH lingkungan yang menyebabkan

terhambatnya bakteri patogen untuk dapat tumbuh dan berkembang (Rahmawati,

2012).

Menurut Fuller (1992) penggunaan bakteri asam laktat sebagai probiotik

dengan alasan (1) menghasilkan asam laktat yang dapat menurunkan pH, (2)

dalam kondisi aerob memproduksi hydrogen peroksida, (3) memperoduksi

komponen penghambat yang spesifik misalnya bakteriosin. Bakteri asam laktat

memilki peran penting, selain karena kemampuannya dalam menghasilkan


14

berbagai produk makanan fermentasi juga karena kemampuannya untuk hidup di

saluran pencernaan.

Selanjutnya Crueger (1984) menyatakan beberapa persyaratan untuk BAL

dapat diklasifikasikan sebagai probiotik yaitu (1) stabil terhadap asam (terutama

asam lambung), (2) mampu bertahan hidup selama berada pada usus kecil, (3)

dapat memproduksi senyawa antimikroba, (mampu menempel dan

mengkolonisasi pada sel usus inang), (4) tumbuh dan berkembang dengan baik

dalam saluran pencernaan, (5) tidak bersifat pathogen, dan (6) mampu

menciptakan lingkungan mikroflora yang normal dan seimbang.

Lactobacillus adalah golongan bakteri penghasil asam laktat, termasuk

bakteri gram positif, fakultatif anaerob, dan mikroaerofil. Keberadaan bakteri

Lactobacillus merupakan indikasi lingkungan yang sehat, karena bakteri ini

merupakan mikroflora normal dalam lingkungan dan saluran pencernaan makhluk

hidup baik di darat maupun di air. Kemampuan metabolisme Lactobacillus untuk

menghasilkan asam laktat dan peroksidase merupakan cara efektif bakteri ini

dalam menghambat berbagai macam mikroba patogen penyebab penyakit.

Sehingga bakteri Lactobacillus banyak dimanfaatkan sebagai probiotik yang dapat

diaplikasikan langsung pada lingkungan maupun sebagai campuran pada pakan

(Barrow, 1992).
15

2.5 Lactobacillus casei pada Yakult

Wasito (1997), menyatakan bahwa lactobacillus akan dapat membantu

proses pencernaan. Selain itu lactobacillus juga menghasilkan enzim yang sangat

diperlukan dalam sistem pencernaan antara lain sukrase, lactase dan peptidase

yang juga diperlukan untuk meningkatkan protease sehingga pemanfaatan pakan

ternak dapat terjadi secara optimal dan mempunyai nilai keuntungan ekonomis

yang cukup tinggi.

Lactobacillus termasuk golongan bakteri asam laktat yang sering dijumpai

pada makanan fermentasi, produk olahan ikan, daging, susu, dan buah-buahan

(Napitupulu dkk., 1997). Hal ini sesuai dengan pernyaan Suprihatin (2010) yang

dalam buku Teknologi Fermasi menyatakan bahwa mikroba yang berperan dalam

pembuatan yoghurt dan yakult adalah Lactobacillus casei. Bakteri ini merupakan

jenis bakteri asam laktat (BAL). Bakteri Lactobacillus casei mampu menguraikan

ribose pada susu menjadi asam laktat. Selain menghasilkan asam lakatat bakteri

Lactobacillus casei juga mennghasilkan asam asetat.

Pada pengamatan bakteri pada minuman yakult ditemukan bakteri dengan

bentuk bakteri basil, hal ini sesuai dengan Pelczar (1986) yang menyatakan

“Lactobacillus casei Shirota strain berbentuk batang tunggal dan termasuk

golongan bakteri heterofermentatif, fakultatif, mesofilik, dan berukuran lebih

kecil. Lactobacillus casei Shirota strain akan merubah ribosa menjadi asam laktat

dan asam asetat, perubahan ribosa diinduksi oleh faseketolase”.

Menurut Margawani (1995) bakteri Lactobacillus casei Shirota strain

adalah galur unggul yang mudah dan cocok untuk dikembangbiakkan dalam
16

minuman dasar susu. Selain bakteri ini mampu bertahan dari pengaruh asam

lambung, juga mampu bertahan dalam cairan empedu sehingga mampu bertahan

hidup hingga usus halus.

Kecepatan pertumbuhan bakteri Lactobacillus casei Shirota strain berkisar

50 Dornic atau 0,5% asam laktat setelah 48 jam. Lactobacillus casei Shirota strain

berbentuk batang tunggal dan termasuk golongan bakteri heterofermentatif,

fakultatif, mesofilik, dan berukuran lebih kecil dari pada Lactobacillus

bulgaricus, Lactobacillus acidophillus, dan Lactobacillus helveticus.

Lactobacillus casei Shirota strain akan merubah ribosa menjadi asam laktat dan

asam asetat, perubahan ribosa diinduksi oleh faseketolase.

Probiotik yang memiliki kandungan Lactobacillus casei memiliki cara

kerja membuat saluran pencernaan menjadi baik dengan menghasilkan asam laktat

dan peroksidase sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroba patogen

penyebab penyakit (Barrow, 1992). Mikroba probiotik akan menghasilkan toksin

yang dapat mereduksi atau menghambat pertumbuhan dari mikroba patogen

(Fardiaz, 1992).

Dosis yang biasa dianjurkan adalah 0,2cc/kg bb (Adnan, 2011) Hasil

penelitian Malik (2013) serta Hartono dan Kurtini (2015) menyatakan bahwa

dengan adanya pemberian probiotik mengandung bakteri Lactobacillus casei

dapat meningkatkan konsumsi ransum serta menurunkan nilai konversi ransum

pada ayam petelur dan pada penelitian Sartika (2017) pertambahan berat tubuh

juga meningkat sehingga berpengaruh dengan adanya pemberian probiotik pada

ransum broiler.
17

2.6 Penggunaan Air Minum Berbasis Bakteri Lactobaccillus casei Pada

Broiler

Air minum merupakan salah satu komponen yang penting dalam

perternakan unggas. Air minum dapat digunakan sebagai pembawa antibiotik,

vaksin, dan obat-obatan lainnya. Sumber air minum unggas yang dapat

digunakan diantaranya yaitu air PAM, air sumur, air permukaan atau yang biasa

disebut air sungai, laut dan danau (Stokvis, 2011). Saat ini banyak sekali

penggunaan air atau larutan lain diberikan untuk ternak unggas. Hal ini dalam

uapaya untuk mencukupi kebutuhan unggas. Namum harus tetap memenuhi

syarat yaitu tidak bersifat racun dan terbebas dari kontaminan yang berbahaya.

Bakteri Lactobacillus casei dapat diberikan pada broiler dalam rangka

meningkatkan efisiensi pakan sampai batas aras 3 persen. Pengaruh antara broiler

yang diberi dan tanpa diberi lactobacillus terhadap performans konsumsi adalah

berbeda sangat nyata (P < 0,01) sedangkan terhadap PBBH dan nilai konversinya

adalah berbeda tidak nyata (P > 0,05). Pemberian Lactobacillus casei pada

broiler melalui air minum dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pakannya

(Wasito, 1997).

2.7 Kelayakan Usaha

Menurut Sukirno (2010) aspek finansial merupakan suatu gambaran yang

bertujuan untuk menilai kelayakan suatu usaha untuk dijalankan atau tidak

dijalankan dengan melihat dari beberapa indikator yaitu keuntungan, Break Event

Point (BEP) dan R/C ratio dan B/C ratio yang dapat diuraikan sebagai berikut :
18

1. Keuntungan suatu perusahaan didapatkan dari hasil penjualan produk

setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan

untuk memproduksi produk tersebut. Analisis ini bertujuan untuk

mengetahui besarnya keuntungan dari usaha yang dilakukan dan

semakin besar keuntungan maka semakin baik.

2. B/C ratio adalah jumlah ratio yang terdapat antara manfaat bersih yang

bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negative di dalam

sebuah proyek. Rumus yang digunakan untuk menghitung B/C ratio

adalah:

3. R/C ratio adalah jumlah ratio yang digunakan untuk melihat

keuntungan relative yang akan didapatkan dalam sebuah proyek.

Rumus yang digunakan untuk menghitung R/C ratio adalah:

4. Break Event Point (BEP) Analisis ini bertujuan untuk mengetahui

sampai batas mana usaha yang dilakukan dapat memberikan

keuntungan atau pada tingkat tidak rugi dan tidak untung. Estimasi ini

digunakan dalam kaitannya antara pendapatan dan biaya (Syarif, 2011).

Cara menghitung BEP ada dua cara yaitu :

2.8 Performa Broiler

2.8.1. Konsumsi Ransum


Menurut Rasyaf (1992) konsumsi ransum merupakan usaha

atau tindakan untuk memasukkan makanan yang berupa sejumlah

nutrisi seperti protein, asam amino, karbohidrat, lemak, vitamin,

mineral dan air melalui paruh ayam kedalam tubuh ayam tersebut.
2.8.2. PBT (Pertambahan Berat Tubuh)
19

Pertambahan berat tubuh adalah selisih antara berat badan

pada saat tertentu dengan berat tubuh semula. Menurut Rasyaf (2005),

kecepatan pertumbuhan ternak diukur dengan pertambahana berat

tubuh (PBT). Pertambahan berat tubuh dipengaruhi oleh faktor

genetik dan non genetik yang meliputi kandungan zat makanan yang

dikonsumsi, temperatur lingkungan, keadaan udara dalam kandang

dan kesehatam ayam itu sendiri.


2.8.3. FCR
Menutut Rasyaf (1997), konversi pakan merupakan

perbandingan antara pakan yang dihabiskan untuk produksi dengan

produk yang dihasilkan adalah daging.


2.8.4. Mortalitas
Menurut Rasyaf (1992) mortalitas merupakan ukuran yang

dipakai dalam menghitung presentasi kematian ayam selama

pemeliharaan. Mortalitas dapat dihitung dengan cara membagi jumlah

ayam yang mati dengan jumlah ayam yang hidup lalu dikalikan 100%.
20

III. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Proyek Mandiri (PM) ini dilakukan di laboratorium dan kandang

ternak Jurusan Peternakan Politeknik Negeri Lampung. Pelaksanaan kegiatan

Proyek Mandiri ini dilakukan dari bulan Maret sampai Mei 2019.

3.2 Alat dan bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan antara lain kandang broiler, tempat pakan dan

minum, timbangan, kabel, lampu pijar, instalasi listrik, karung, sprayer, chick

guard, sapu lidi, ember dan jerigen.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan antara lain Day Old Chick (DOC) broiler,

Yakult, air, gula merah, pakan komersil, kapur, desinfektan, sekam, dan OVK

(Obat, Vaksin dan Kesehatan).

3.3 Metode Pelaksanaan

Dalam PM ini menggunakan 200 DOC broiler. Broiler dipelihara dalam

satu sekat. Pemberian pakan dan minum dilakukan pagi, siang dan sore hari.

pemberian air minum dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Air minum dicampur

dengan probiotik buatan mengandung bakteri Lactobacillus casei dengan

perbandingan 1:10. Pemeliharaan dilakukan selama 5 minggu dengan rincian 2

minggu untuk adaptasi broiler terhadap pakan, minum dan lingkungan kandang,

dilanjutkan dengan 3 minggu pengamatan usaha budidaya broiler.


21

3.4 Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan pada kegiatan Proyek Mandiri ini meliputi :

3.4.1 Konsumsi Ransum (gram)

Data konsumsi ransum diperoleh dengan cara sebagai berikut:

Konsumsi ransum = ransum yang diberikan – sisa ransum

3.4.2 Konsumsi Air Minum (ml)

Data konsumsi air minum diperoleh dengan cara sebagai berikut:

Konsumsi air minum = air minum yang diberikan – sisa

3.4.3 PBT (Pertambahan Bobot Tubuh)

Data pertambahan bobot tubuh diperoleh dengan cara sebagai

berikut :

Berat akhir (Kg)

PBT =

Berat awal (Kg)

3.4.4 FCR

FCR (Feed Convertion Ratio) yaitu berapa banyak pakan (kg)

yang diberikan untuk menghasilkan 1 kg daging. Cara menghitung

FCR yaitu :

Jumlah pakan yang dihabiskan (kg)

FCR =

Berat daging yang diperoleh (kg)


22

3.4.5 Mortalitas

Mortalitas adalah ukuran dalam menghitung persentasi

kematian ayam pada pemeliharaan. Data mortalitas diperoleh dengan

cara sebagai berikut:

Jumlah ayam yang mati

Mortalitas = X 100%

Jumlah ayam masuk

3.4.6 Kelayakan Usaha

Analisis usaha yang digunakan adalah analisis berupa studi

literatur dari Sukirno (2010) berupa pembahasan B/C, R/C dan BEP.

3.5 Prosedur kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada kegiatan Proyek Mandiri ini sebagai

berikut:.

3.5.1 Persiapan Kandang

Melakukan perbaikan kandang dan mengkondisikan kandang

tertata rapih dan bersih sehingga siap untuk digunakan. Melakukan sanitasi

kandang dengan pengapuran dan penyemprotan desinfektan yang

bertujuan untuk mensterilisasi kandang, pemberian alas litter dengan

menggunakan sekam. Kemudian penyiapan tempat pakan dan tempat

minum.

3.5.2 Ayam masuk kandang (Chick in)

DOC yang siap dimasukkan ke dalam kandang di berikan air gula

dan sedikit pakan yang ditabur secara merata pada alas litter.
23

3.5.3 Pembuatan Air Minum Probiotik Berbasis Bakteri Lactobacillus

casei

Siapkan bahan untuk membuat air minum. Takar semua bahan

sesuai dengan formulasi yang telah dibuat sebelumnya. Formulasinya

adalah sebagai berikut:

1. Air bersih 8 liter

2. Yakult 2 botol

3. Gula merah sebanyak 4 keping ditambah dengan 1/2 liter air bersih.

Cara Pembuatannya

1. Semua bahan secara berurutan dicampurkan dalam satu wadah ember

besar.

2. Aduk semua kira-kira 2-3 menit, hingga semua bahan tercampur

merata.

3. Masukkan kedalam Jerigen 10 liter lalu

tutup serapat mungkin. Proses fermentasi baru dimulai

4. Simpan ditempat sejuk selama 7-10 hari dengan kondisi minim cahaya

matahari agar proses fermentasi berjalan dengan baik.

5. Selama proses fermentasi berlangsung jangan lupa jerigen dibuka 1-2

hari sekali tujuannya agar gas/uap dalam jerigen keluar. Stelah itu

jangan lupa ditutup kembali.

6. Setelah hari ke 7-10 Probiotik buatan dari bakteri Lactobacillus casei

siap untuk digunakan. Indikasi keberhasilan probiotik akan berwarna

kecoklatan.
24

3.5.4 Pemberian Pakan dan Minum

Pemberian pakan dan minum dilakukan pada pagi, siang dan sore

hari.

3.5.5 Laporan Hasil

Membuat laporan hasil berdasarkan data pengamatan yang

diperoleh dari hasil pemeliharaan.

3.6 Jadwal Pelaksanaan

Minggu
Jadwal Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pembuatan Proposal
Seminar Proposal
Persiapan Kandang
Chick In
Pemeliharaan
Pemanenan
Pengumpulan Data
Seminar Hasil

Anda mungkin juga menyukai