Anda di halaman 1dari 22

WISATA EDUAKTIF

YOGYAKARTA

Laporan perjalanan ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun oleh :

1. Ais Tiara Sarwati Putri 6. Hermawan


2. Aryanto 7. Inayatul Jannah
3. Candra Kirana 8. Intan Weliyanti
4. Firda Faeruz Zaifa 9. Ismi Paramita Awaliya
5. Frendy Mega Trikusuma
Kelas VIII B

UPTD SMP NEGERI 2 MARGASARI


KABUPATEN TEGAL
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

i
PERSEMBAHAN

Laporan ini kami persembahkan untuk :

1. Bapak Nur Salim, S.Pd selaku Kepala SMP Negeri 2 Margasari

2. Bapak Edi Budi Hartono, S.Pd.MM selaku wali kelas VIII B

3. Bapak/Ibu guru dan karyawan Staf Tata Usaha

4. Ibu Elsih Lestari, S.Pd selaku guru pembimbing

5. Ibu dan bapak tercinta

6. Rekan-rekan yang kami sayangi

ii
PENGESAHAN

Laporan ini diterima dan disetujui pembimbing guna melengkapi tugas Bahasa

Indonesia di SMP Negeri 2 Margasari pada:

Hari : Senin

Tanggal : 21 November 2016

Tempat : SMP Negeri 2 Margasari

Objek : Candi Borobudur

Museum Dirgantara

Taman Pintar

Malioboro

Pembimbing, Wali Kelas,

Elsih Lestari, S.Pd Edi Budi Hartono, S.Pd.MM


NIP. 19650726198732004

Mengetahui,

Kepala SMP Negeri 2 Margasari

Nur Salim, S.Pd


NIP. 196803181991031006

iii
MOTTO

 Setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah bila dikerjakan tanpa keengganan.

 Jangan tunda sampai besok apa yang bida engkau kerjakan hari ini

 Berusahalah jangan sampai terlengah walau sedetik saja, karena atas kelengan kita tak

akan bias dikembalikan seperti semula.

 Pengetahuan adalah kekuatan.

 Musuh yang paling berbahaya diatas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang

paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan limpahan karunia-Nya Karya

Tulis Ilmiah sederhana ini dapat terselesaikan secara maksimal dan didukung oleh keluarga

kami,bapak dan ibu guru panitia penyelenggara karya wisata yang telah memberikan banyak

inspirasi untuk penulisan karya tulis ilmiah ini.

Karya wisata ini memberikan banyak sekali tambahan wawasan dan pengetahuan

kepada siswa siswi. Didalam karya tulis ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa

kami sajikan, sebagai tuntutan tugas dengan topik “WISATA EDUKATIF YOGYAKARTA”.

Dimana didalam topik tersebut ada beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya tempat –

tempat wisata yang ada di Yogyakarta yang indah dan menawan.

Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang kota

yogyakarta, menjadikan keterbatasan Kami pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam

tentang masalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun

selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.

Harapan kami, semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk

sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang kota Yogyakarta. Kami juga berharap Karya

tulis ini bermanfaat dan memberikan kesan positif terhadap pembaca. Untuk menumbuhkan daya

nalar, kreativitas, dan pola berpikir, kami sajikan aktivitas yang menuntut peran aktif dalam

melakukan suatu kegiatan.

Demikian persembahan karya tulis ini untuk dunia pendidikan.

v
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................... i

Persembahan .............................................................................................................. ii

Pengesaha ................................................................................................................... iii

Motto .......................................................................................................................... iv

Kata Pengantar ........................................................................................................... v

Daftar Isi .................................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Kegiatan...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 1

D. Manfaat Penulisan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3

A. Museum Dirgantara ............................................................................................. 3

B. Candi Borobudur .................................................................................................. 6

C. Taman Pintar ........................................................................................................ 9

D. Malioboro............................................................................................................. 13

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 16

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 16

B. Saran .................................................................................................................... 16

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kegiatan

Pariwisata merupakan sector utama bagi Daerah Istimewa Yogyakarta. Banyaknya

objek, dan daya tarik wisata di Yogyakarta telah menyerap kunjungan wisatawan, baik

wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Yogyakarta yang kaya akan wisata

keindahan alam dan wisata sejarah. Hal ini menjadikan Kota Yogyakarta sebagai tujuan wisata

terbesar di Indonesia setelah Bali. Banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi di kota ini seperti

wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, dan wisata pendidikan dan wisata malam.

Secara geografis, Yogyakarta juga diuntungkan oleh jarak antara lokasi objek wisata

yang terjangkau, dan mudah ditempuh. Sektor pariwisata sangat signifikan menjadi motor

kegiatan perekonomian Yogyakarta yang secara umum bertumpu pada tiga sector andalan yaitu:

jasa-jasa, perdagangan, hotel, dan restoran, serta pertanian. Dalam hal ini pariwisata member

efek pengganda (multiplier effect) yang nyata bagi sector perdagangan disebabkan meningkatnya

kunjungan wisatawan. Selain itu, penyerapan tenaga kerja dan sumbangan perekonomian daerah

sangat signifikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Candi Borobudur?

2. Apa itu Museum Dirgantara?

3. Apa itu Taman Pintar

4. Apa itu Malioboro

C. Tujuan Penulisan

Tujuannya untuk melihat secara langsung benda-benda atau bangunan-bangunan

bersejarah yang menjadi kekayaan dan mengetahui sejarah-sejarahnya dan juga untuk mengeahui

ragam budaya yang ada disekeliling kita dan melihat salah satu keajaiban dunia yang ada

diwilayah Republik Indonesia, sehingga timbul rasa memiliki untuk menjaga dari kerusakan dan

melestarikannya, dan untuk menambah wawasan.


1
D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari kunjungan ke Yogyakarta sangat banyak antara lain:

1. Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas

2. Mengenal tempat-tempat wisata di Yogyakarta yang indah dan dipelihara di Indonesia

3. Mengetahui asal usul dari tempat-tempat wisata di Yogyakarta.

4. Mempererat keakraban dengan teman satu sekolah

5. Kebersamaan yang erat dan kerjasama antar kelompok.

Dengan demikian diselenggarakannya kunjungan ke Yogyakarta sangat bermanfaat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Museum Dirgantara Mandala (AURI)

1. Lokasi Museum Dirgantara Mandala (AURI)

Lokasi Museum berada di Jl. Kolonel Sugiyono komplek Landasan Udara Adisutjipto

Yogyakarta, 10 km kearah timur dari pusat kota atau sebelah timur jembatan laying janti.

Museum ini lebih dikenal dengan nama Museum Dirgantara. Museum ini menempati area

seluas kurang lebih 5 Ha dengan luas bangunan sebesar 7.600 m2. Museum ini

merupakan museum terbesar dan paling lengkap koleksinya yang mengiungkap sejarah

keberadaan TNI AU di Indonesia.

2. Kronologi berdirinya Museum Dirgantara Mandala (AURI)

Museum Dirgantara Mandala adalah museum terbesar dan terlengkap mengenai sejarah

keberadaan TNI-AU di Indonesia. Lokasi museum sendiri berada di atas area seluas + 5

hektar, dengan luas bangunan sekitar 7.600 m2. Sebelum berlokasi di daerah

Wonocatur, Yogyakarta, Museum Pusat TNI-AU berada di Markas Komando Udara V,

di Jalan Tanah Abang Bukit Jakarta. Museum tersebut diresmikan oleh Panglima

Angkatan Udara Laksamana Roesmin Noerjadin, pada tanggal 4 April 1969.

3
Berdasarkan pertimbangan bahwa Yogyakarta pada periode 1945—1949 mempunyai

peranan penting dalam kelahiran dan perjuangan TNI-AU, serta menjadi pusat pelatihan

(kawah candradimuka) bagi para Taruna Akademi Udara, maka museum tersebut

akhirnya dipindahkan ke Yogyakarta. Museum Pusat TNI-AU kemudian digabung

dengan Museum Ksatrian AAU (Akademi Angkatan Udara) yang sebelumnya sudah ada

di Yogyakarta. Peresmian museum baru tersebut dilakukan oleh Marsekal TNI Ashadi

Tjahjadi menjadi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala pada tanggal 29 Juli 1978

yang bertepatan dengan peringatan Hari Bhakti TNI AU.

Namun, karena lokasinya tidak lagi memadai untuk menampung berbagai koleksi

Alutsista yang ada, maka Museum Dirgantara Mandala dipindah ke lokasi yang baru,

yaitu di gudang bekas pabrik gula di Wonocatur yang masih berada dalam wilayah

Landasan Udara Adisutjipto. Pada zaman Jepang, gedung bekas pabrik gula ini

digunakan sebagai gudang senjata dan hanggar pesawat terbang, sehingga memang cukup

sesuai untuk digunakan sebagai lokasi museum yang baru. Setelah direnovasi, gedung

museum yang baru tersebut kemudian diresmikan pada tanggal 29 Juli 1984 (bertepatan

dengan Hari Bhakti TNI-AU) oleh Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Sukardi.

3. Keistimewaan

Mengunjungi Museum Dirgantara, wisatawan akan disambut oleh beberapa pesawat

tempur dan pesawat angkut yang dipajang di halaman museum. Salah satu koleksi terbaru

museum ini adalah pesawat tempur tipe A4-E Skyhawk yang dipajang di muka gedung

museum. Hingga tahun 2003, TNI-AU telah mengoperasikan sebanyak 37 pesawat A4-E

Skyhawk, sebelum akhirnya beberapa pesawat digantikan oleh pesawat Sukhoi tipe Su-

27SK dan Su-30MK.

Memasuki gedung museum, pengunjung akan disambut oleh patung empat tokoh perintis

TNI-AU, yaitu Marsekal Muda Anumerta Agustinus Adisutjipto, Marsekal Muda

Anumerta Prof. Dr. Abdulrachman Saleh, Marsekal Muda Anumerta Abdul Halim

Perdanakusuma, dan Marsekal Muda Anumerta Iswahjudi. Para perintis TNI-AU ini telah

ditetapkan sebagai pahlawan nasional, dan diabadikan menjadi nama bandar udara di

berbagai kota di tanah air.

4
Pada ruangan selanjutnya, pengunjung akan dikenalkan pada sejarah awal pembentukan

angkatan udara di Indonesia. Di Ruang Kronologi I ini, Anda dapat melihat foto dan

informasi yang berhubungan dengan pembentukan angkatan udara indonesia, semisal

‘Penerbangan Pertama Pesawat Merah Putih‘ pada 27 Oktober 1945 yang melakukan

misi pembalasan atas serangan Belanda, berdirinya ‘Sekolah Penerbangan Pertama di

Maguwo‘ pada 7 November 1945 yang dipimpin oleh A. Adisutjipto, berdirinya Tentara

Rakyat Indonesia (TRI) Angkatan Udara pada 9 April 1946, serta berbagai perlawanan

udara untuk melawan agresi militer Belanda lainnya. Di ruangan ini juga dipamerkan

berbagai peralatan radio dan foto penumpasan berbagai pemberontakan di tanah air,

seperti pemberontakan DI/TII, Penumpasan G 30 S/PKI, serta Operasi Seroja. Pada

ruangan selanjutnya, dipajang berbagai jenis pakaian dinas yang biasa digunakan oleh

para personel TNI-AU, meliputi pakaian tempur, pakaian dinas sehari-hari, hingga

pakaian untuk tugas penerbangan.

Ruangan yang akan membuat Anda berdecak kagum adalah Ruangan Alutsista atau Alat

Utama Sistem Senjata yang pernah digunakan oleh TNI-AU. Alutsista ini meliputi

pesawat tempur dan pesawat angkut, model mesin-mesin pesawat, radar pemantau

wilayah udara, serta senjata jarak jauh seperti rudal. Koleksi pesawat di ruangan ini

mencapai puluhan, mulai dari pesawat buatan Amerika, Eropa, hingga buatan dalam

negeri. Salah satu pesawat pemburu taktis yang cukup terkenal adalah pesawat P-51

Mustang buatan Amerika Serikat. Dalam sejarahnya, pesawat ini telah digunakan dalam

berbagai operasi menjaga keutuhan negara, terutama dalam penumpasan pemberontakan

DI/TII, Permesta, dan G 30 S/PKI, serta ikut andil dalam Operasi Trikora dan Operasi

Dwikora. Pesawat lainnya yang tak kalah menarik adalah pesawat buatan Inggris,

namanya Vampire tipe DH-115. Pesawat ini merupakan pesawat jet pertama yang

diterbangkan di Indonesia pada tahun 1956 oleh Letnan Udara I Leo Wattimena.

Koleksi lainnya yang sangat penting dalam sejarah TNI-AU adalah replika pesawat C-47

Dakota dengan nomor registrasi VT-CLA yang ditembak jatuh di daerah Ngoto, Bantul,

oleh Belanda ketika hendak mendarat di Maguwo Yogyakarta pada 29 Juli 1947. Pesawat

ini semula berangkat dari Singapura dengan misi kemanusiaan, yaitu mengangkut

5
bantuan obat-obatan. Penerbangan tersebut sebetulnya telah diumumkan dan disetujui

oleh kedua belah-pihak (Belanda-Indonesia). Namun, oleh Belanda pesawat tersebut

kemudian ditembak jatuh dan menewaskan para pionir Angkatan Udara, antara lain

Komodor Muda Udara Adisutjipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr. Abdulrahman Saleh,

serta Opsir Muda Udara I Adisumarmo Wirjokoesoemo.

Seperti diutarakan oleh F Djoko Poerwoko, untuk menghormati gugurnya para pahlawan

udara tersebut, maka nama-nama pioner TNI-AU itu kemudian diabadikan sebagai nama

pangkalan udara di Jawa sejak tahun 1952, antara lain Adisutjipto di Yogyakarta,

Abdulrahman Saleh di Malang, dan Adisumarmo di Solo. Tanggal 29 Juli sebagai tanggal

gugurnya para pahlawan TNI-AU tersebut juga diperingati sebagai ‘Hari Berkabung

AURI‘ sejak tahun 1955, kemudian diganti menjadi ‘Hari Bhakti Angkatan Udara‘ sejak

tahun 1961.

B. Candi Borobudur

1. Lokasi Candi Borobudur

Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten

Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Candi Borobudur dikelilingi oleh Gunung Merapi dan

Merbabu di sebelah Timur, Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah Utara, dan

pegunungan Menoreh di sebelah Selatan, serta terletak di antara Sungai Progo dan Elo.

Candi Borobudur didirikan di atas bukit yang telah dimodifikasi, dengan ketinggian 265

dpl.

6
2. Sejarah Candi Borobudur

Borobudur dibangun oleh Samaratungga, seorang raja kerajaan Mataram Kuno yang juga

keturunan dari Wangsa Syailendra pada abad ke-8. Keberadaan Candi Borobudur ini

pertama kali terungkap oleh Sir Thomas Stanford Rafles pada tahun 1814. Pada saat itu,

Candi Borobudur ditemukan dalam kondisi hancur dan terpendam di dalam tanah. Candi

yang terdiri dari 10 tingkat ini sebenarnya memiliki tinggi keseluruhan 42 meter. Namun

setelah dilakukan restorasi, tinggi keseluruhan candi ini hanya mencapai 34,5 meter

dengan luas bangunan candi secara keseluruhan 123 x 123 meter (15.129 m2). Setiap

tingkat pada Candi Borobudur ini dari lantai pertama sampai lanyai enam memiliki

bentuk persegi, sedangkan mulai dari lantai ke tujuh sampai lantai ke sepuluh berbentuk

bulat.

Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar pada abad ke-9. Menurut Prasasti

Kayumwungan, terungkap bahwa Candi Borobudur selesai dibangun pada 26 Mei 824,

atau hampir 100 tahun sejak mulai awal dibangun. Konon nama Borobudur berarti

sebuah gunung yang berteras - teras atau biasa juga disebut dengan budhara. Namun ada

juga yang mengatakan bahwa Borobudur berarti biara yang terletak di tempat yang

tinggi.

Beberapa ahli mengungkapkan bahwa posisi Candi Borobudur berada pada ketinggian

235 meter diatas permukaan laut. Ini berdasarkan studi dari para ahli Geologi yang

mampu membuktikan bahwa Candi Borobudur pada saat itu adalah sebuah kawasan

danau yang besar sehingga sebagian besar desa-desa yang berada di sekitar Candi

Borobudur berada pada ketinggian yang sama, termasuk Candi Pawon dan Candi

Mendut.

Berdasarkan Prasasti tanggal 842 AD, seorang sejarawan Casparis menyatakan bahwa

Borobudur merupakan salah satu tempat untuk berdoa. Dimana dalam prasasi tersebut

mengandung kata "Kawulan i Bhumi Sambhara" yang berarti asal kesucian dan Bhumi

Sambara merupakan nama sebuah sudut di Candi Borobudur tersebut. Setiap lantai pada

Candi Borobudur ini mengandung tema yang berbeda - beda karena pada setiap tingkat

tersebut melambangkan tahapan kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan ajaran

7
Buddha Mahayana bahwa setiap orang yang ingin mencapai tingkat kesempurnaan

sebagai Buddha harus melalui setiap tingkatan kehidupan. Pada setiap lantai di Candi

Borobudur terdapat relief - relief yang bila dibaca dengan runtut akan membawa kita

memutari Candi Borobudur searah dengan jarum jam.

3. Bentuk Bangunan Candi Borobudur

 Denah Candi Borobudur ukuran panjang 121,66 meter dan lebar 121,38 meter.

 Tinggi 35,40 meter.

 Susunan bangunan berupa 9 teras berundak dan sebuah stupa induk di puncaknya.

Terdiri dari 6 teras berdenah persegi dan3 teras berdenah lingkaran.

 Pembagian vertikal secara filosofis meliputi tingkat Kamadhatu, Rupadhatu, dan

Arupadhatu.

 Pembagian vertikal secara teknis meliputi bagian bawah, tengah, dan atas.

 Terdapat tangga naik di keempat penjuru utama dengan pintu masuk utama sebelah

timur dengan ber-pradaksina.

 Batu-batu Candi Borobudur berasal dari sungai di sekitar Borobudur dengan volume

seluruhnya sekitar 55.000 meter persegi (kira-kira 2.000.000 potong batu)

4. Nama Candi Borobudur

Mengenai penamaannya juga terdapat beberapa pendapat diantaranya:

 Raffles: Budur yang kuno (Boro: kuno, budur: nama tempat) Sang Budha yang agung

(Boro: agung, budur: Buddha) Budha yang banyak (Boro: banyak, budur: Buddha)

 Moens: Kota para penjunjung tinggi Sang Budha

 Casparis: Berasal dari kata sang kamulan ibhumisambharabudara, berdasarkan

kutipan dari prasasti Sri Kahulunan 842 M yang artinya bangunan suci yang

melambangkan kumpulan kebaikan dari kesepuluh tingkatan Bodhisattva.

 Poerbatjaraka: Biara di Budur (Budur: nama tempat/desa)

 Soekmono dan Stutertheim: Bara dan budur berarti biara di atas bukit Menurut

Soekmono fungsi Candi Borobudur sebagai tempat ziarah untuk memuliakan agama

Budha aliran Mahayana dan pemujaan nenek moyang.

8
C. TAMAN PINTAR

1. Sejarah

Sejak terjadinya ledakan perkembangan sains sekitar tahun 90-an, terutama Teknologi

Informasi, pada gilirannya telah menghantarkan peradaban manusia menuju era tanpa

batas. Perkembangan sains ini adalah sesuatu yang patut disyukuri dan tentunya

menjanjikan kemudahan-kemudahan bagi perbaikan kualitas hidup manusia.

Menghadapi realitas perkembangan dunia semacam itu, dan wujud kepedulian terhadap

pendidikan, maka Pemerintah Kota Yogyakarta menggagas sebuah ide untuk

Pembangunan “Taman Pintar”.

Disebut “Taman Pintar”, karena di kawasan ini nantinya para siswa, mulai pra sekolah

sampai sekolah menengah bisa dengan leluasa memperdalam pemahaman soal materi-

materi pelajaran yang telah diterima di sekolah dan sekaligus berekreasi.

Dengan Target Pembangunan Taman Pintar adalah memperkenalkan science kepada

siswa mulai dari dini, harapan lebih luas kreatifitas anak didik terus diasah, sehingga

bangsa Indonesia tidak hanya menjadi sasaran eksploitasi pasar teknologi belaka, tetapi

juga berusaha untuk dapat menciptakan teknologi sendiri.

Bangunan Taman Pintar ini dibangun di eks kawasan Shopping Center, dengan

pertimbangan tetap adanya keterkaitan yang erat antara Taman Pintar dengan fungsi dan

kegiatan bangunan yang ada di sekitarnya, seperti Taman Budaya, Benteng Vredeburg,

Societiet Militer dan Gedung Agung.

9
Relokasi area mulai dilakukan pada tahun 2004, dilanjutkan dengan tahapan

pembangunan Tahap I adalah Playground dan Gedung PAUD Barat serta PAUD Timur,

yang diresmikan dalam Soft Opening I tanggal 20 Mei 2006 oleh Mendiknas, Bambang

Soedibyo.

Pembangunan Tahap II adalah Gedung Oval lantai I dan II serta Gedung Kotak lantai I,

yang diresmikan dalam Soft Opening II tanggal 9 Juni 2007 oleh Mendiknas, Bambang

Soedibyo, bersama Menristek, Kusmayanto Kadiman, serta dihadiri oleh Gubernur DIY,

Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Pembangunan Tahap III adalah Gedung Kotak lantai II dan III, Tapak Presiden dan

Gedung Memorabilia.

Dengan selesainya tahapan pembangunan, Grand Opening Taman Pintar dilaksanakan

pada tanggal 16 Desember 2008 yang diresmikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang

Yudhoyono.

2. Latar Belakang Taman Pintar

Sejak terdirinya ledakan perkembangan sais, sekitar tahun 90-an, terutama teknologi

informasi pada giliranya telah menghantarkan peradaban manusia menuju area tanpa

batas Perkembangan Sains ini adalah sesuatu yang patut disyukuri dan tentunya

menjanjikan kemudahan-kemudahan bagi bagi perbaikan kualitas hidup manusia.

Menghadapi realitas perkembangan dunia semacam itu dan wujud kepedulian terhadap

pendidikan, maka pemerintah kota Yogyakarta menggas sebuah ide untuk pembangunan

“Taman Pintar” Dengan target pembangunan taman pintar adalah memperkenalkan

Science kepada siswa dari dini, harapan lebih luas, kreatifitas anak didik terus diasah,

sehingga bangsa Indonesia tidak hanya menjadi sasaran ekspoliasi pasar teknologi

sendiri. Bangunan taman pintar ini dibangun adanya keterkaitan yang erat anatara taman

pintar dengan fungsi dan kegiatan bangunan disekitarnya, seperti taman budaya dan

Benteng Vrebuderg Sudibyo.

Pembangunan tahap II adalah gedung oval lantai I dan II. Serta gedung kotak lantai I

diresmikan dalam Soft Opening II tanggal 9 Juni 2007 oleh Mendiknas Bambang

10
Sudibyodan Menristek Kusmanto Kadiman serta dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan

Hamengkubono X.

Pembangunan tahap III adalah : gedung kotak lantai II dan III tampak Presiden dan

gedang memorabilia. Dengan selesainya tahapan pembangunan, grand opening taman

pintar dilaksanakan pada tanggal, 16 Desember 2008 yang diresmikan oleh Presiden RI,

Susilo Bambang Yudoyono.

3. Logo Taman pintar

Maknanya :

 Kembang api adalah simbolisasi dari intelegensi dalam imajinasi

 Dalam bahasa Jawa, kembang api menggambarkan “MLETIK = Pintar = PADHANG

MAK BYAR = Pintar”

 Kembang api merupakan sesuatu yang menyenangkan, menghibur, sesuai dengan visi

taman pintar sebagai wahana ekspresi, apresiasi, dan kreasi sains dalam suasana yang

menyenangkan.

 Gambar logo yang keluar mengandung makna “OUT WARD LOOKING”, selalu

melihat keluar untuk terus belajar mengikuti dinamika perubahan diluar dirinya.

 Gambar logo tampak seperti matahari mengandung makna menyinari sepanjang masa.

 Efek Perspektif adalah simbolisasi sesuatu yang tinggi “cita – cita”, pengharapan bak

taman pintar akan generasi muda Indonesia, khususnya Yogyakarta dalam meraih

cita-citanya

 Wahana gabungan HIJAU – BIRU melambangkan pertumbuhan tak terbatas

 Maskof taman pintar adalah burung hantu bernama tepi. Burung hantu adalah spesies

burung yang banyak melakukan aktifitas di malam hari. Dengan kepekaan yang

dimilikinya. Ia mempelajari dalam sekitarnya dengan merasakan semua kejadian alam

yang ada di sekelilingnya.

4. Sejarah Keratun didalam Taman Pintar

Sejarah puripakualam tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang kerajaan mataran islam

yang didirikan oleh penembahan senopati (1575 – 1601) puropakualam menjadi bagian

11
integral entitas kekuasaan mataram islam yang terpecah dan terbagi dalam dinamika

sejarah.

5. Biografi

Kyai Haji Ahmad Dahlan ketika masa kanak-kanak Ia dikenal sebagai seorang yang jujur

dan suka menolong dan di senangi dalam pergaulan. Disamping itu Ia juga mempunyai

kelebihan dan ketrampilan dalam membuat barang-barang mainan yang tidak hanya

dibuat untuk dirinya sendiri tetapi teman-teman dan saudara-saudaranya.

6. Sejarah Presiden RI

 Ir. Soekarno ( 1945 – 1966 )

Lahir : Blitar, Jatim, 06 Juni 1901

Putra : Raden Soekemi Sosrodiharjo

Wafat : Jakarta, 21 Juni 1970

 H.M Soeharto ( 1996 – 1998 )

Lahir : Yogyakart, 08 Juli 1921

Putra : Kertosudiro

Wafat : Jakarta, 27 januari 2008

 Beharudin Yusuf Habibie ( 1998 – 1999 )

Lahir : Pare – pare, 25 Juni 1936

Putra : Alwi Abdul Jalil Habibie

 Abdulrahman Wahid (1999 – 2001 )

Lahir : Jombang, 4 Agustus 1940

Putra : Wahid Hasyim

Wafat : Jakarta, 30 Desember 2009

 Dr (Hc) Hj. Megawati Soekarno Putri ( 2001 – 2004 )

Lahir : Yogyakarta, 23 Januari 1947

Nama Lengkap : Dyah Pertama Megawati

Setyawati Soekarno Putri

Putra : Ir. Soekarno

12
 Dr.H. Susilo Bambang Yudoyono ( 2004 – ….. )

Lahir : Pacitan, 9 September 1949

Putra : S. Soekotjo

7. System Pembangkit Listrik

PLTP adalah Pembangkit Listrik Tenaga Bumi. Listrik dibangkitkan dari sebuah

generator yang digerakan oleh uap panas yang berasal dari perut bumi.

Berikut tokoh-tokoh penemu listrik :

 Penemu Listrik (1752) : Benjamin Franklin

 Penemu Listrik (1791) : Luigi Guluani

 Penemu Listrik (1800) : Alessandro Vosta

 Penemu Listrik (1820) : Hans Cristian Orste

 Penemu Listrik (1876) : Alexander Graham Bell

 Penemu Listrik (1880) : Thomas Alfa Edison

 Penemu Listrik (1911) : George Cristian Orstens

D. Malioboro

1. Lokasi Malioboro

Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang

membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta.

13
Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan

Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.

2. Nama Malioboro

Berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga, Malioboro menjadi

kembang yang pesonanya mampu menarik wisatawan. Tak hanya sarat kisah dan

kenangan, Malioboro juga menjadi surga cinderamata di jantung Kota Jogja.

3. Malioboro

Kawasan Malioboro sebagai salah satu kawasan wisata belanja andalan kota Jogja, ini

didukung oleh adanya pertokoan, rumah makan, pusat perbelanjaan, dan tak ketinggalan

para pedagang kaki limanya. Untuk pertokoan, pusat perbelanjaan dan rumah makan

yang ada sebenarnya sama seperti pusat bisnis dan belanja di kota-kota besar lainnya,

yang disemarakan dengan nama-merk besar dan ada juga nama-nama lokal.Barang yang

diperdagangkan dari barang import maupun lokal, dari kebutuhan sehari-hari sampai

dengan barang elektronika, mebel dan lain sebagainya. Juga menyediakan aneka

kerajinan, misal batik, wayang, ayaman, tas dan lain sebagainya. Terdapat pula tempat

penukaran mata uang asing, bank, hotel bintang lima hingga tipe melati.

Keramaian dan semaraknya Malioboro juga tidak terlepas dari banyaknya pedagang kaki

lima yang berjajar sepanjang jalan Malioboro menjajakan dagangannya, hampir

semuanya yang ditawarkan adalah barang/benda khas Jogja sebagai souvenir/oleh-oleh

bagi para wisatawan.

Mereka berdagang kerajinan rakyat khas Jogjakarta, antara lain kerajinan ayaman rotan,

kulit, batik, perak, bambu dan lainnya, dalam bentuk pakaian batik, tas kulit, sepatu kulit,

hiasan rotan, wayang kulit, gantungan kunci bambu, sendok/garpu perak, blangkon batik

[semacan topi khas Jogja/Jawa], kaos dengan berbagai model/tulisan dan masih banyak

yang lainnya. Para pedagang kaki lima ini ada yang menggelar dagangannya diatas meja,

gerobak adapula yang hanya menggelar plastik di lantai.

Sehingga saat pengunjung Malioboro cukup ramai saja antar pengunjung akan saling

berdesakan karena sempitnya jalan bagi para pejalan kaki karena cukup padat dan

banyaknya pedagang di sisi kanan dan kiri.

14
Dan ini juga perlu di waspadai atau mendapat perhatian khusus karena kawasan

Malioboro menjadi rawan akan tindak kejahatan, ini terbukti dengan tidak sedikitnya

laporan ke pihak kepolisian terdekat soal pencopetan atau penodongan, dan tidak jarang

pula wisatan asing juga menjadi korban kejahatan dan ini sangat memalukan sebenarnya.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Maka dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat pariwisata yang ada di Yogyakarta itu

sangat banyak, dan kita harus senantiasa menjaga serta merawatnya agar tetap asri seperti

aslinya. Agar menarik para wisatawan untuk berlibur ke Yogyakarta. Selai itu, Kota Yogyakarta

yang menawan itu tidak harus kita tambahkan dengan budaya-budaya barat yang kita rasa sangat

bagus atau trend. Tapi justru itu salah, kita harus tetap menjaga budaya asli Yogyakarta itu

sendiri agar mempunyai keaslian yang khas dimata dunia. Yogyakarta merupakan salah satu kota

favorit para wisatawan untuk berlibur dan menghabiskan sisa waktu istirahatnya di tempat-

tempat wisata yang ada di Yogyakarta. Walaupun banyak cerita-cerita mistis yang beredar di

masyarakat luas, para wisatawan tetap antusias menikmati tempat-tempat pariwisata yang ada di

Yogyakarta

B. Saran

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ini banyak ditemui kesulitan, oleh

kareana itu kami mengaharapkan saran dan kritik agar kami dapat menyempurnakan karya tulis

ini.

Demikianlah kesimpulan dan saran dalam pembuatan karya tulis ini. Dalam pembuatan

karya tulis ini banyak sekali kekurangan-kekurangan, untuk itu penulis sebagai manusia biasa

mohon maaf atas segala kekuarangan dan kekhilafan. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi

kita semua.

Datangilah tempat-tempat bersejarah yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta agar

dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang sejarah-sejarah dan seni budaya Indonesa.

Sebagai generasi penerus bangsa kita harus bergotong royong menjaga keindahan alam kita.

16

Anda mungkin juga menyukai