BAB 1
PENDAHULUAN
ibu, akan tetapi ibu juga akan mengalami kesedihan dan duka cita. Kenangan
perawatan bayi baru lahir, kondisi selama sebelum persalinan dan pendidikan
sebelum persalinan penting untuk kesiapan perawatan diri dan bayi baru lahir
menyebabkan ibu tidak mengetahui perawatan diri dan bayinya dengan baik.
berbagai komplikasi dan masalah kesehatan fisik terjadi pada ibu nifas. Di Kanada
nyeri pada perineum 45,9% dan nyeri pada bagian punggung 54,5% (Serçekuş
ibu. Kondisi ini mungkin juga akan mengganggu adaptasi psikologis ibu
khususnya dalam pelaksanaan peran dan tugas seorang ibu. Kelelahan, kelemahan
dan gangguan tidur menyebabkan ibu tidak dapat memberikan perhatian pada
orang tua. Pencapaian peran ibu merupakan proses kognitif dan afektif yang
1
2
berhubungan dengan mengasuh anak dalam kondisi tertentu atau disebut juga
membuktikan bahwa ibu yang memiliki PSE yang tinggi mempunyai kemampuan
yang lebih baik dalam melakukan tugas sebagai orang tua, lebih tanggap dalam
merespon setiap isyarat dan kebutuhan bayi serta memiliki hubungan interaksi
yang lebih baik dengan anak. PSE yang tinggi akan menurunkan resiko terjadinya
kesejahteraan orang tua, kepuasan perkawinan dan fungsi keluarga serta kepuasan
peran menjadi orang tua. Sebaliknya PSE yang rendah dapat menimbulkan
anak serta memiliki kesulitan yang tinggi dalam melakukan tugas mengasuh bayi
seperti dalam proses laktasi (Elek, Hudson & Boufard, dalam Silalahi, 2012).
Dalam proses laktasi seringkali terjadi kegagalan baik dari bayi ataupun ibu.
Salah satu faktor dari ibu dimana memiliki persepsi ketidakcukupan ASI pada
dirinya. Hal ini dapat menimbulkan gangguan dalam proses menyusui, sehingga
pemberian ASI menjadi tidak adekuat. Pemberian ASI yang tidak adekuat dapat
menyebabkan kekurangan nutrisi pada bayi dan bayi rentan terhadap penyakit
yang pada akhirnya menyebabkan kematian bayi khususnya Bayi Baru Lahir
Secara global, pada tahun 2016 bayi yang mendapatkan ASI secara
eksklusif selama 6 bulan hanya mencapai 40%, sedangkan target WHO 2030
3
Tahun 2016, bayi yang telah mendapatkan ASI eksklusif sampai usia enam
bulan adalah sebesar 29,5% artinya sebesar 70,5% bayi telah mendapat MP-ASI.
Pencapaian tertinggi pemberian ASI di Provinsi NTT sebesar 79,9% dan terendah
(Kemenkes, 2017)
Berdasarkan data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun
penurunan sebesar 8,8%. Hal ini terlihat dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin)
Kemenkes 2016 yang menyebutkan bahwa Lampung berada pada angka 63,7%
pada tahun 2014, tahun 2015 mengalami penurunan pada angka 54,9% dari target
2017)
Pencaian ASI eksklusif tahun 2016 tertinggi di Kabupaten Mesuji sebanyak
tahun 2012 sampai 2016 berkisar 20%-70%. Cakupan pemberian ASI eksklusif
di tahun 2011 sebesar 70.40% kemudian menurun kembali ditahun 2012 sebesar
59.80%, dan menurun kembali pada tahun 2013 menjadi 51,00% dan tahun 2014
4
menjadi 42,20% namun terjadi sedikit meningkat di tahun 2015 yaitu 48,3%
sedangkan pada tahun 2016 cakupan ASI Ekslusif mengalami penurunan menjadi
Di Lampung Utara tahun 2015 jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif
Ulak Rengas Kecamatan Abung Tinggi yaitu 95,61% dan cakupan terendah ada
ibu merasa ASI-nya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sekitar 35%
ibu yang memberikan makanan tambahan kepada bayi sebelum berusia enam
Breast Milk). Insufficient Breast Milk merupakan pendapat ibu yang meyakini
2012). Alasan utama yang dikemukakan oleh ibu yang merasa ASI-nya tidak
cukup adalah bayi rewel, menangis setelah menyusui, bayi ingin terus disusui atau
menyusu lama, payudara ibu terasa lembek, dan ASI tidak dapat diperah
(Prabasiwi, 2015)
Hasil penelitian Huang, et al. (2009) menunjukkan bahwa persepsi
ketidakcukupan ASI dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor ibu, faktor bayi dan
laktasi. Dalam penelitian tersebut, terbukti secara signifikan bahwa faktor ibu
5
(status pekerjaan ibu), faktor bayi (kebiasaan menyusui dan perlekatan menyusui)
serta faktor laktasi (inisiasi menyusu dini, rawat gabung, dan dukungan keluarga)
ASI.
Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan pada tanggal 2-16 Januari 2019
pada 10 orang ibu post partum yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kotabumi II,
diketahui bahwa 70% merupakan primipara dan 30% adalah multipara, dari 10 ibu
tersebut, sebanyak 60% ibu sudah memberikan susu formula dengan alasan ASI
belum keluar, sedangkan 40% ibu memberikan ASI namun ibu mengungkapkan
ASI yang keluar masih sedikit. Dari 10 orang ibu tersebut, sebanyak 80%
pada bayinya khususnya berkaitan dengan pemberian ASI, karena ibu merasa
bahwa kedepan ASI yang akan diberikan kepada anak tidak akan mencukupi
hubungan antara parenting self efficacy dengan persepsi ibu tentang insufficient
breast milk pada ibu postpartum di UPTD Puskesmas Kotabumi II tahun 2019.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti merumuskan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. “Apakah ada hubungan antara
parenting self efficacy dengan persepsi ibu tentang insufficient breast milk pada
ibu tentang insufficient breast milk pada ibu postpartum di UPTD Puskesmas
persepsi ibu tentang insufficient breast milk pada ibu postpartum di UPTD
parenting self efficacy dengan persepsi ibu tentang insufficient breast milk pada
Parenting Self Efficacy, persepsi Insufficient Breast Milk dan pentingnya asi
penelitian ini adalah seluruh ibu post partum, pengambilan sampel secara
7
Kotabumi II pada bulan Januari – April tahun 2019. Variabel dalam penelitian ini
ada dua yaitu variabel independen parenting self efficacy dan variabel dependen
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan
dibutuhkan bayi. Selain itu, secara alamiah ASI dibekali enzim pencerna
susu sehingga organ pencernaan bayi mudah mencerna dan menyerap gizi
ASI. Sistim pencernaan bayi usia dini belum memiliki cukup enzim
pencerna makanan, oleh karena itu berikan pada bayi ASI saja hingga usia
8
2012).
Air susu ibu (ASI) merupakan suatu cairan hidup yang dapat
dua zat yaitu lemak dan air yang terdapat dalam larutan protein, laktosa
8
2.2.2 Manfaat ASI
Manfaat ASI bagi bayi dan ibu antara lain (Maryunani, 2012):
akan menjadi lebih sehat dan kuat dan menghindari bayi dari
Pemberian ASI merupakan diet alami bagi ibu karena pada saat
karena ibu tidak perlu megeluarkan dana untuk membeli susu atau
Adapun zat nutrient yang terkandung dalam ASI menurut IDAI (2008)
a. Karbohidrat
salah satu sumber energi dalam otak. Kadar laktosa yang terdapat
dalam ASI hampir dalam dua kali lipat dibanding laktosa yang
ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Kadar karbohidrat dalam
b. Protein
c. Lemak
Kadar lemak dalam ASI tinggi yaitu lemak omega 3 dan omega 6 yang
masa bayi. Disamping itu ASI juga mengandung banyak asam lemak
10
retina mata. ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang
d. Karnitin
tinggi lagi.
e. Vitamin
Dalam ASI terkandung zat besi dan kalsium yang merupakan mineral
yang sangat stabil dan mudah diserap oleh bayi (Maryunani, 2012).
(Maryunani, 2012).
a. Kolostrum
Kolostrum juga mengandung mengandung zat zat gizi yang pas untuk
11
bayi antara lain protein 8,5%, lemak 2,5%, sedikit karbohidrat 3,5%,
menyekresikan air susu dalam jumlah yang besar. Manfaat besar dari
penyuluhan.
ASI masa transisi terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-10, dimana
pengeluaran ASI oleh payudara sudah mulai stabil. Pada masa ini,
makanannnya.
c. ASI Matur
12
laktosa pada air susu manusia kira-kira 50% lebih banyak jika
biasanya dua kali lebih besar jika dibandingkan dengan protein pada
ASI. Protein dalam susu terbagi menjadi protein whey dan casein .
Protein whey banyak terdapat pada ASI, sifatnya lebih mudah diserap
oleh usus bayi. Sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein
casein dengan presentase kira-kira 80% yang sulit dicerna olehh usus
tersebut lebih banyak ditemukan pada ASI dibanding susu sapi. Bayi
dan kedua sejak lahir, air susu yang dihasilkan sekitar 50-100 ml sehari.
produksi ASI semakin efektif dan terus menerus meningkat pada hari 10-
Pada hari pertama dan kedua ukuran lambung bayi sebesar biji kemiri,
b. Hari ke 3-7
Pada tahap ini lambung bayi berukuran seperti buah cheri sedangkan
pada hari ke 7 berukuran seperti buah leci. Kebutuhan ASI pada hari ke
3-4 adalah 200 ml atau 1 gelas takar, dan pada hari ke 5-7 adalah 400-
sebesar buah leci dan kebutuhan ASI pada tahapan ini adalah 700-800
tenang, tidak rewel dan dapat tidur pulas.Tanda pasti bahwa ASI
memadai dapat terlihat pada penambahan berat badan bayi yang baik.
Dalam keadaan normal usia 0-5 hari biasanya berat badan bayi akan
menurun. Setelah usia 10 hari berat badan bayi akan kembali seperti
lahir. Secara alamiah ASI diproduksi dalam jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan bayi.
a. Makanan
sehingga ibu harus makan secara teratur dan mengandung cukup gizi
sertamineral yang cukup, selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu
tidak akan terjadi produksi ASI. Ibu menyusui juga harus cukup
pengeluaran ASIberkurang.
c. Perawatan payudara
Bila jumlah lobus dalam buah dada berkurang, lobulus pun berkurang.
e. Faktor obat-obatan
1. Pengertian
bulan tanpa tambahan cairan apapun, seperti susu formula, jeruk, madu, air
teh, air putih dan tanpa pemberian makanan tambahan lain, seperti pisang,
bubur susu, biskuit, bubur atau nasi tim. Setelah bayi berusia enam bulan,
rekomendasi ASI eksklusif tersebut dari 4-6 bulan menjadi 6 bulan (180
pendamping yang tepat waktu, aman, benar dan memadai (WHO, 2010
dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah yang diperbolehkan) (Kemenkes
RI, 2014).
Kandungan zat gizi ASI yang sempurna membuat bayi tidak akan
memboroskan dana rumah tangga karena harga susu formula tidak murah
(Soetjiningsih, 2012).
yang optimal adalah pemberian ASI eksklusif mulai dari saat lahir hingga
bayi berusia 4-6 bulan dan terus berlanjut hingga tahun kedua kehidupan,
bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai diberikan makanan padat,
eksklusif pada bayi selama periode 4-6 bulan pertama.Tahun 2001, WHO
18
yang menyatakan bahwa durasi ASI eksklusif selama 6 bulan lebih optimal
bulan, dengan pengenalan makanan padat pada usia 4-6 bulan (Brown et
al. 2015).
berikut:
pindah ke kota. Pengaruh orang tua seperti nenek, kakek, mertua dan
bayi, susu buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan
d. Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena
tugas-tugas sosial, maka susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar dalam
sebagai salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yang lebih tinggi,
semua petugas paramedis diberi pesan dan diberi cukup informasi agar
menganjurkan setiap ibu untuk menyusui bayi mereka, serta praktek yang
keliru dengan memberikan susu botol kepada bayi yang baru lahir (Siregar,
2004).
Adapun faktor lain yang memengaruhi pemberian ASI adalah faktor sosial
budaya (ibu bekerja, meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang
psikologis (takut kehilangan daya tarik sebagai wanita, tekanan batin), faktor
fisik ibu (ibu yang sakit, misalnya mastitis, panas dan sebagainya), faktor
sebagainya.
Setelah masa cuti berakhir ibu masih bisa memberikan ASI eksklusif, sebab
usus bayi usia 3 bulan belum siap mencerna makanan selain air susu ibu.
Selain itu ASI merupakan sumber gizi ideal dengan komposisi seimbang, jika
diberikan secara eksklusif bayi akan lebih sehat dan lebih cerdas dibanding
memberikan ASI perah, yakni ASI yang diperas dari payudara, lalu diberikan
pada bayi saat ibu bekerja di kantor. Cara memeras ASI cukup dengan pijitan
dua jari sendiri, ASI bisa keluar lancar, memang membutuhkan waktu, yakni
atau wadah plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan dalam
e. Berikan dengan sendok agar bayi bisa tetap merasakan puting susu
ibunya. Jika menggunakan botol susu maka bayi akan terbiasa dengan
a. ASI Segar
ASI yang baru saja diperah atau ASI segar, bisa bertahan rata-rata 4
disimpan selama 4 jam setiapkali perah dalam suhu ruang kurang dari
25oC. Level suhu dan durasi waktu penyimpanan yang aman untuk
ASI perahyaitu:
3-6 bulan.
b. ASI Beku
23
ASI yang sudah disimpan dalam jangka waktu tertentu dalam freezer
disterilkan.
untukmenyimpan ASI.
hangat.
disimpandalam freezer.
menyimpan sisa ASI yang sudahdiminum bayi dari botol yang sama
yang dimiliki orang tua mengenai kemampuan yang dimiliki dalam sebuah
(1997, dalam Jackson & Scheines, 2011) juga mengatakan orang yang
dasar teori ini, pada dunia parenting self-efficacy pengasuhan orang tua
mungkin memiliki tingkat motivasi yang lebih tinggi dibanding orang tua
Coleman dan Karraker (2011) lebih banyak merujuk pada kemampuan diri
sebagai orang tua dari sisi ibu atau yang seringkali disebut dengan maternal
baik.
27
Fase trust dan mistrust pada bayi dan orang tua menurut Erikson,
Adanya kelahiran bayi membuat orang tua memainkan peran baru. Setiap
selama masa anak-anak, nilai kultur dan latar belakang etnik. Selain peran
sebagai orang tua, perlu juga pemberian tugas antarpasangan dan juga harus
Fase transisi menjadi orang tua adalah sebagai berikut (Wardiyah & Rilyani,
2016:
1. Fase penantian
tua di masa yang akan datang, sama seperti pembagian tugas dalam
keluarga .
antara orang tua dan bayi setelah kontak dan keintiman yang lama.
Proses menjadi orang tua mencakup dua komponen, yaitu sebagai berikut
1. Cognitive-motor skill
28
melakukan tugas tersebut dari bacaan atau dari orang lain misalhnya
2. Cognitive-affective skill
ayah maupun ibu sebagai dasar menjadi orang tua. Aspek kecintaan
Hubungan orang tua dan anak yang sehat dapat dilakukan dengan cara
1. Aquaintance
attachment.
2. Attachment
3. Bounding
29
bayi.
belajar dan beradaptasi bagi seorang ibu. Ibu mempelajari perilaku baru
dalam perawatan bayi yang efektif untuk mencapai kepuasan menjadi orang
tua. Salah satu yang mempengaruhi kepuasan ibu mencapai peran adalah
pula dengan tugas pengasuhan (parenting) bayi baru lahir. Orang tua yang
memiliki self-efficacy tinggi akan melakukan usaha yang lebih keras dan
memiliki kekuatan yang lebih besar guna mencapai tujuan yang diinginkan.
kemampuan ibu melakukan perawatan bayi baru lahir secara efektif. Self-
kondisi tertentu (de Montigny & Lacharita, 2010). Proses menjadi orang
efficacy yang tinggi sangat penting bagi kenyamanan dan kepuasan menjadi
dan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anak yang optimal. Beberapa
tinggi memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan tugas sebagai
orang tua, lebih tanggap dalam merespon setiap isyarat dan kebutuhan bayi,
serta memiliki hubungan interaksi yang lebih baik dengan anak (Potter &
Perry, 2013). Hal ini akan meningkatkan tanggung jawab ibu dalam
tugas tertentu, sebaliknya kegagalan orang lain juga dapat menurunkan self-
sesuai dengan kebutuhan setiap ibu. Seseorang yang diberikan persuasi akan
32
dan dukungan dari tenaga kesehatan dan orang terdekat selama periose
adalah kondisi fisik dan emosi. Penurunan fungsi fisik akan menghasilkan
kinerja yang buruk. Kondisi stres dan kecemasan juga dapat mengancam
karena itu, hasil akhir perawatan postpartum ditujukan untuk pemulihan dan
sehingga ibu mampu beradaptasi dan menjalankan peran sebagai orang tua
orang tua dihadapkan pada tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua,
cemas dan khawatir dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang
tindakan yang tepat dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai
jenis tugas yang harus diselesaikan oleh individu tersebut. Beberapa faktor
a. Usia
yang tinggi dapat ditemui pada usia 40-65 tahun yang disebut sebagai
b. Jenis kelamin
c. Tingkat pendidikan
pula.
d. Dukungan
e. Paritas/jumlah anak
35
efficacy
mengatasi efek sisa dari penyakit (Smeltzer & Bare, 2012; Potter & Perry,
2013).
pengetahuan, sikap, dan keterampilan terkait perawatan diri dan bayi serta
terintegrasi dalam asuhan keperawatan ibu dan bayi serta menjadi bagian
disediakan oleh rumah sakit swasta dengan biaya yang relatif mahal
sering terlupakan (Sercekus & Mete, 2016). Oleh sebab itu, penting sekali
pada bayi, memiliki keinginan untuk belajar dan melakukan perawatan diri
dan bayinya. Kondisi fisik yang mulai pulih dan nyaman memungkinkan ibu
bayinya sehingga menjadi waktu yang tepat bagi perawat untuk memberikan
edukasi postpartum (Perry, & Potter, 2013). Dukungan tambahan dari orang
terdekat dan tenaga kesehatan sangat dibutuhkan ibu selama periode ini
dan tanggung jawab sebagai orang tua. Kurangnya dukungan akan membuat
37
ibu merasa cemas, kewalahan dan kelelahan, dan semua kondisi ini dapat
tugas dan tanggung jawab yang telah dapat diterima oleh orang tua dan bayi.
Kondisi ini akan memungkinkan ibu dan keluarga bergerak maju sebagai
suatu sistem dengan anggota keluarga dapat saling berinteraksi yang disebut
mampu menjalankan peran sebagai orang tua dengan baik (Potter & Perry,
2013).
dan kemampuan ibu dalam perawatan diri dan bayi, termasuk kemampuan
baik terhadap pencapaian peran ibu. Weiss & Lokken (2009) membuktikan
memberi dampak pada kualitas pelayanan dan nama baik rumah sakit.
perilaku baru pada individu yang mulai tertarik kepada suatu perubahan
ibu mendapat pengetahuan dari pengalaman ibu lain yang berada dalam
kelompok diskusi.
39
Self-efficacy
orang disekitarnya, model film atau rekaman video, model simbol (catatan
hasil kinerja) atau instruksi yang telah ditetapkan, dan semua informasi
2007).
Skema 2.1
Teori kognitif
40
BEHAVIOR
dengan palu besi dan menumbuk sambil menjerit-jerit. Setelah itu, anak-
aksi- aksi seperti yang dilakukan orang dalam video yang mereka tonton.
Keberhasilan edukasi akan lebih besar jika kita memahami alasan mengapa
klien mengadopsi atau tidak mengadopsi perilaku, dan sikap juga dapat
penguatan yang positif. Oleh sebab itu, sebagai seorang edukator bagi
cenderung meniru dan mengikuti sikap dan perilaku orang lain yang
dipercaya. Perawat memiliki image yang positif bagi pasien sehingga setiap
diharapkan.
didasarkan pada beberapa konsep penting yaitu tujuan (goals), hasil yang
Yim, Tang, & Goggins (2008) memberikan intervensi dua sesi program
saat persalinan pada ibu yang diberikan edukasi lebih baik dibandingkan
kelompok kontrol.
beradaptasi terhadap peran ibu dan belajar bagaimana merawat diri dan
terkait tugas-tugas dalam membina hubungan ibu dan anak dalam setiap
situasi, bagaimana untuk tanggap terhadap isyarat dan kebutuhan bayi, dan
perkembangan bayi.
1. Kurang
informasi
2. Putting
susu pendek/
terbenam
Menyusui 3. Payudara
bengkak
4. Putting
susu lecet
5. Saluran
Reinforcing factor ASI tersumbat
Sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain. 6. Radang
Dukungan keluarga
Self efficacy payudara
7. Abses
payudara
8. Asi
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
45
2.5 Hipotesis
Ha: Ada hubungan antara parenting self efficacy dengan persepsi ibu