I. PENDAHULUAN
Faktor yang merupakan pendorong bagi karyawan untuk bekerja dengan baik agar diperoleh
(1)
kepuasan adalah tingkat motivasi karyawan. Motivasi kerja dapat dipengaruhi oleh berbagai hal
yang terjadi di dunia kerja, motivasi kerja tidak konstan. Hal ini dikarenakan subyek dari motivasi itu
adalah manusia yang kehidupannya sangat dipengaruhi kecenderungan hati dan pikiran. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi naik turunnya motivasi kerja yaitu faktor dasar (motivasi
pribadi), faktor penguat (sistem dalam pekerjaan), dan faktor pendorong (reward dan punishment). (2)
Dalam melaksanakan tugasnya tenaga kerja memerlukan adanya imbalan atau kompensasi atas kerja
yang mereka lakukan sebagai salah satu bentuk motivasi yang diberikan terhadap hasil kerjanya.
Manajemen kompensasi penting untuk meningkatan motivasi tenaga kerja mencapai prestasi yang
terbaik. Prinsip penting dalam sistem manajemen kompensasi adalah prestasi yang tinggi harus
diberikan penghargaan (reward) yang layak dan apabila melanggar aturan dalam organisasi harus
diberikan sangsi (punishment) yang setimpal dan adil. Gibson dalam Wibowo menyatakan tujuan
utama program penghargaan (reward) adalah untuk menarik orang yang cakap untuk bergabung
dalam organisasi, menjaga karyawan agar datang untuk bekerja, dan memotivasi karyawan untuk
mencapai kinerja. Kekeliruan dalam menerapkan sistem kompensasi, khususnya sistem penghargaan
akan berakibat timbulnya demotivasi dan tidak adanya kepuasan kerja dikalangan karyawan dan
apabila hal tersebut terjadi dapat menyebabkan rendahnya kinerja baik karyawan maupun organisasi.
(3)
Hazli mendefinisikan reward yaitu hadiah dan hukuman dalam situasi kerja, hadiah menunjukan
adanya penerimaan terhadap perilaku dan perbutaan, sedangkan hukuman menunjukan penolakan
perilaku dan perbuatan.(9) Menurut Thorndike hadiah atau sukses akan berakibat dilanjutkannya atau
diulanginya perbuatan yang membawa hadiah atau sukses itu, sedangkan hukuman atau kegagalan
akan mengurangi kecenderungan untuk mengulangi tingkah laku yang membawa hukuman atau
kegagalan.(5) Berdasarkan uraian tersebut pelaksanaan program reward dan punishment yang
dilakukan perusahaan secara tepat akan memotivasi tenaga kerja untuk bekerja lebih baik. Pemberian
reward dan punishment dalam hal ini memotivasi karyawan untuk mematuhi peraturanperaturan
yang berkaitan dengan keselamatan kerja. Program reward dan punishment yang dilaksanakan secara
tepat membuat tenaga kerja akan mematuhi peraturan-peraturan yang ada. Kepatuhan terhadap
TUGAS KULIAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
peraturan-peraturan keselamatan kerja tentu saja akan berpengaruh terhadap tingkat risiko
kecelakaan kerja yang semakin menurun. Pada dasarnya reward dan punishment sama-sama
dibutuhkan dalam memotivasi seseorang. Keduanya merupakan reaksi dari seorang pimpinan
terhadap kinerja dan produktivitas yang telah ditunjukan oleh bawahannya hukuman untuk perbuatan
jahat dan ganjaran untuk perbuatan baik. Melihat dari fungsinya seolah keduanya berlawanan tetapi
pada hakekatnya sama-sama bertujuan agar seseorang lebih baik. (6) Jika tidak tepat dalam
melaksanakan system reward dan punishment seorang pemimpin tidak akan berhasil memotivasi
karyawannya.(7)
1. Kondisi-kondisi apakah, jika ada, yang menurut Anda membenarkan penggunaan hukuman?
2. Apakah menurut Anda kebanyakan manajer menggunakan hukuman? Jika ya, mengapa?
3. Apakah aspek negatif dari penggunaan hukuman? Dari penggunaan penegasan positif?
TUGAS KULIAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
4. Pernahkah Anda bekerja untuk seorang atasan yang menggunakan hukuman ? apa respons
perilaku Anda?
JAWABAN NOMOR 1
1. Kesalahan yang dilakukan merupakan kesalahan yang disengaja dengan niat yang tidak baik
JAWABAN NOMOR 2
Sistem reward and punishment perlu ada dalam sebuah perusahaan. Dengan demikian penerapan
hukuman merupakan hal yang wajar. Namun yang perlu diingat adalah penerapan hukuman tersebut
haruslah lepas dari perasaan dan sikap subjektif seorang atasan kepada bawahan dan tidak bersifat
mempermalukan. Karena itu sistem hukuman biasanya diitegrasikan dalam sistem tata kelola organisasi
sehingga mekanisme pemberian reward dan punishment akan berjalan dengan sendirinya. Misalnya saja
sebuah perusahaan yang sudah mengintegrasikan sistem presensi digital dan menerapkan pemberian indeks
remunerasi berdasarkan atas kedisiplinan karyawan; maka karyawan dengan tingkat kedisiplinan tinggi
secara otomatis akan mendapatkan reward berupa indeks remunerasi yang tinggi, sedangkan karyawan yang
tidak disiplin otomatis mendapatkan indeks remunerasi yang rendah. Sistem reward dan punishment yang
TUGAS KULIAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
demikian terbebas dari pertimbangan-pertimbangan yang bersifat pribadi dan bisa cukup efektif dalam
menjaga kinerja individu.
Pada dasarnya manusia memiliki sifat malas, lebih senang diberikan petunjuk-petunjuk praktis
daripada diberi kebebasan untuk berpikir atau mengambil keputusan. Dalam hal ini mereka tidak senang
menerima tanggungjawab, hanya menyenangi haknya saja serta selalu ingin merasa aman dan nyaman.
Apabila tidak dikontrol dengan baik maka sifat dasar ini bisa berkembang menjadi perilaku yang negative
bagi kinerja individu yang berpengaruh pada kinerja organisasi. Inilah yang menyebabkan pentingnya
punishment.
Disisi lain pada dasarnya manusia juga suka bekerja karena bekerja adalah factor alamiah orang
dewasa. Oleh karena itu, sebenarnya dimanapun dan kapanpun setiap orang dewasa akan selalu mencoba
untuk bekerja. Manusia juga memiliki kebutuhan dasar untuk dihargai atas usaha/pekerjaannya. Dalam hal
ini manusia akan selalu bekerja untuk mencapai tujuannya. Dalam hal ini perlu pemberian reward kepada
karyawan yang telah mencapai prestasi kinerja tertentu.
JAWABAN NOMOR 3
Aspek negative dari penerapan hukuman adalah bisa membuat orang merasa dendam, demotivasi, malu dan
tidak dihargai. Namun hal itu sangat tergantung dari sifat dan mekanisme pemberian hukuman. Hukuman
yang dikemas menjadi sebuah sistem yang baik akan mendorong seseorang berperilaku sesuai dengan tujuan
organisasi.
Sedangkan penegasan positif memiliki dampak motivasi yang baik, karyawan akan merasa didoring untuk
melakukan sesuatu dengan lebih baik karena merasa akan dihargai oleh atasan jika berhasil. Namun tidak
semua orang bisa di-treatment dengan metode penegasan positif sehingga penerapan hukuman tetap perlu
dilakukan.
JAWABAN NOMOR 4
Saya pernah bekerja dengan atasan yang menerapkan hukuman, dan pernah memiliki pengalaman melihat
penerapan hukuman dari beberapa orang yang menerapkan hukuman dan menerima hukuman. Saya pernah
mendapat ‘hukuman’ berupa penundaan kenaikan golongan kepangkatan karena nilai presensi yang tidak
TUGAS KULIAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
memenuhi syarat. Karena hal tersebut sudah menjadi sistem yang dijalankan di perusahaan, maka saya
menerima konsekuensi dari hukuman tersebut dan termotivasi untuk memperbaiki diri. Dengan demikian
tujuan perusahaan untuk memiliki karyawan yang disiplin tercapai. Mekanisme punishment seperti itu yang
diterapkan dalam perusahaan tempat saya bekerja. Disisi lain, secara pribadi saya belajar dari pengalaman
seseorang yang dihukum dengan dasar penilaian yang subjektif dan diluar sistem. Hal itu memunculkan rasa
demotivasi, kemarahan, kekecewaan, kesedihan, merasa dipermalukan, dan membuat suasana kerja menjadi
tidak nyaman. sehingga hal tersebut justru kontraproduktif dengan tujuan perusahaan.
Karena itu penerapan hukuman bisa dan perlu dilakukan dengan cara yang objektif dengan bantuan sistem,
agar penerapan hukuman dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya melalui perubahan
perilaku karyawan dengan penuh kesadaran menuju standar perilaku yang sesuai dengan tujuan perusahaan.
VI. Referensi