Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup


(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim,
alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi
secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi.
Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan
menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.
Selain itu bioteknologi juga memanfaatkan sel tumbuhan atau sel hewan yang dibiakkan
sebagai bahan dasar sebagai proses industri.

Prinsip-prisip bioteknologi telah digunakan untuk membuat dan memodifikasi


tanaman, hewan, dan produk makanan. Bioteknologi yang menggunakan teknologi yang
masih sederhana ini disebut bioteknologi konvensional atau tradisional. Penerapan
bioteknologi konvensional ini sering diterapkan dalam pembuatan produk-produk
makanan. Seiring dengan perkembangan dan penemuan dibidang molekuler maka
teknologi yang digunakan dalam bioteknologi pada saat ini semakin
canggih.bioteknologi yang menggunakan teknologi canggih ini disebut bioteknologi
modern. Dari perkembangan tersebut menjadi latar belakang untuk membahas lebih
jauh tentang bioteknologi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan bioteknologi pangan?
2. Bagaimana bioteknologi dalam produk makanan dan minuman?
3. Produkapa sajakah dari bioteknologi makanan dan minuman?
4. Apasajakah dampak negatif dan positif?
5. Bagaimana bioteknologi makanan dan minuman membantu efektifitas
masyarakat?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bioteknologi pangan
2. Untuk mengetahui bioteknologi dalam produk makanan dan minuman
3. Untuk mengetahui dari bioteknologi makanan dan minuman
4. Untuk mengetahui dampak negatif dan positif
5. Untuk mengetahui bioteknologi makanan dan minuman membantu efektifitas
masyarakat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bioteknologi Makanan dan Minuman

Bioteknologi merupakan teknik menggunakan makhluk hidup untuk membuat


atau memodifikasi suatu produk, memperbaiki tanaman dan binatang, atau untuk
mengembangkan mikrooganisme untuk tujuan khusus yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Pemanfaatan makhluk hidup seperti bakteri, kepang, virus dan lain sebagainya
didasarkan atas sifatnya yang mampu berkembang biak dan melakukan berbagai reaksi
kimia didalam sel tubuhnya. Dibidang bioteknologi, pemanfaatan mikroorganisme
biasanya dilakukan melalui proses fermentasi, terutama pada proses yang menghasilkan
bahan pangan.

Bioteknologi makanan adalah penerapan ilmu pengetahuan untuk peningkatan


produksi makanan. Setelah manusia mulai terlibat dalam pembiakan selektif tanaman
dan hewan, mereka berlatih bioteknologi. Di era modern, ilmu ini sangat kompleks dan
mencakup perangkat seperti modifikasi genetik untuk menjamin hasil yang dapat
diandalkan dan diinginkan. Salah satu penggunaan bioteknologi makanan dalam
produksi tanaman yang lebih baik. Ini termasuk tanaman dengan buah-buahan yang
lebih besar, biji, dan komponen yang dapat digunakan lainnya serta hasil yang lebih
tinggi. Sebuah contoh dapat dilihat pada jagung. Jagung liar yang paling dekat dengan
nenek moyangnya adalah rumput biasa-biasa saja dengan manfaat gizi yang minimal.
Galur jagung modern dapat tumbuh sangat cepat, menghasilkan buah yang besar dan
banyak, dan menawarkan berbagai manfaat nutrisi, tergantung pada jenisnya.

Beberapa bioteknologi makanan tidak secara langsung terkait makanan, tetapi


tidak melibatkan tanaman pertanian. Perusahaan farmasi dapat menggunakan rekayasa
genetika untuk memaksa tanaman untuk menghasilkan senyawa yang berguna,
misalnya. Demikian pula, biji-bijian seperti jagung dapat direkayasa untuk
menghasilkan beban yang lebih tinggi dari minyak dan senyawa lainnya yang berguna
dalam produksi industri. Tanaman yang digunakan untuk membuat bahan bakar nabati,

3
misalnya, dapat direkayasa untuk memberikan hasil yang lebih tinggi per hektar dari
bahan yang dapat digunakan.

Mikroorganisme yang banyak digunakan untuk membuat minuman dan alkohol


adalah kelompok jamur anaerob. Substrat yang digunakan jamur berupa zat tepung atau
karbohidrat. Jamur akan menghasilkan semacam enzim sehingga dapat memfermentasi
tepung menjadi glukosa dan karbon dioksida. Dalam proses fermentasi ini dihasilkan
alkohol yang dapat memberi citarasa tersendiri pada produk yang dihasilkan, contohnya
pada pembuatan tuak, brem, dan sake. Minuman ini dihasilkan dari fermentasi beras
ketan oleh Aspergillus orizae. Tuak merupakan minuman beralkohol tradisional Jawa.
Brem adalah minuman beralkohol tradisional Bali. Sedangkan Sake adalah minuman
beralkohol tradisional Jepang.

Contoh lainnya adalah proses pembuatan anggur (wine) dan bir. Anggur dibuat
dari buah anggur atau buah yang lain dengan memanfaatkan Saccharomyces cerevisiae
dan Saccharomyces bayanus melalui proses fermentasi. Bir dibuat dari biji padi yang
sebelumnya diubah menjadi malt yang mengandung enzim amilase. Enzim amilase
mengubah zat tepung menjadi glukosa sehingga bisa difermentasi oleh khamir jenis
tertentu. Hasil fermentasi berupa etanol dan karbon dioksida. Alkohol juga dapat dibuat
dari fermentasi tetes tebu yang disuling untuk mendapatkan alkohol berkadar tinggi.
Umumnya, proses pembuatan minuman beralkohol melalui dua tahap, yaitu tahap
fermentasi dan tahap destilasi (penyulingan). Tahap destilasi diperlukan untuk
meningkatkan kadar alkohol dalam minuman.

B. Produk Hasil Bioteknologi serta Pemanfaatannya Makanan Dan Minuman

1. Aplikasi Bioteknologi Makanan

Aplikasi Bioteknologi Bidang Pengolahan Pangan- Beberapa contoh


Bioteknologi tradisional di bidang pangan misalnya, tempe dibuat dari kedelai
menggunakan jamur Rhizopus, tape dibuat dari ketela pohon atau pisang dengan
menggunakan Khamir Saccharomyces cereviceae, keju dan yoghurt dibuat dari susu
sapi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus.

4
a. Aplikasi Bioteknologi pada Yoghurt

Yoghurt merupakan minuman hasil fermentasi susu menggunakan bakteri


Lactobacillus substilis atau Lactobacillus bulgaricus. Bakteri yang di manfaatkan
mampu mendegradasi protein dalam susu menjadi asam laktat. Proses degradasi ini
disebut fermentasi asam laktat dan hasil akhirnya dinamakan yoghurt.Yoghurt
merupakan minuman hasil fermentasi susu oleh bakteri Lactobacillus bulgaricus. Nilai
gizi yogurt lebih tinggi daripada susu segar sebagai bahan dasar pembuatan yogurt,
terutama karena meningkatnya total padatan sehingga kandungan zat-zat gizi lainnya
juga meningkat. Selain itu, yogurt dapat dikonsumsi bagi penderita lactose intolerance (
Kun Harismah,2017)

b. Aplikasi Bioteknologi pada Keju

Keju merupakan contoh produk bioteknologi yang cukup terkenal. Keju dibuat
dengan bantuan bakteri pada susu. Bakteri tersebut dikenal sebagai bakteri asam laktat
atau Lactobacillus. Bakteri Lactobacillus mengubah laktosa menjadi asam laktat dan
menyebabkan susu menggumpal.

Pada pembuatan keju, kondisi pH harus rendah. Kondisi pH yang rendah


membuat susu mengental. Akibatnya protein pada susu berubah menjadi semi solid
yang disebut curd. Proses ini dibantu dengan menambahkan enzim renin. Enzim renin
dapat diekstrak dari perut anak sapi.Namun, saat ini enzim renin dapat diproduksi dalam
skala besar dengan menggunakan teknik rekayasa genetika.Keju merupakan produk
bioteknologi.Setelah susu berubah menjadi curd, garam ditambahkan. Garam ini selain
untuk menambahkan rasa, berfungsi juga sebagai bahan pengawet. Bakteri kemudian
ditambahkan sesuai dengan tipe keju yang akan dibuat. Bakteri yang ditambahkan ini
disebut bakteri pematang.Bakteri pematang berguna memecah protein dan lemak yang
terdapat dalam keju. Beberapa jenis keju mempunyai karakteristik tertentu dengan
ditambahkan mikroba lain, seperti jamur. Contohnya terdapat pada keju biru, yang
mempunyai karakteristik berwarna biru karena ditambahkan jamur pada curd
kejunya.Untuk mempercepat produksi keju, dapat ditambahkan enzim bakteri selain
bakteri pematang itu sendiri.

c. Aplikasi Bioteknologi pada Tempe

5
Tempe adalah makanan khas Indonesia.Tempe merupakan makanan yang
terkenal di Asia Tenggara dan juga merupakan salah satu contoh produk hasil
bioteknologi.Tempe terbuat dari kacang kedelai. Karena terbuat dari kacang kedelai
yang merupakan sumber protein tinggi, tempe juga merupakan makanan yang
mempunyai nilai gizi tinggi.Tempe dibuat dari kacang kedelai dengan dibantu oleh
aktivitas jamur Rhizopus oryzae.Proses pembuatan tempe cukup sederhana dan mudah
dilakukan. Kacang kedelai dicuci bersih, lalu direbus hingga setengah matang.
Kemudian, kacang kedelai setengah matang direndam dalam air selama kurang lebih 12
jam (semalaman).
Dengan direndamnya kacang kedelai, dapat menciptakan kondisi asam
sehingga mikroba yang biasanya membusukkan makanan dapat dicegah.Setelah
direndam, kacang kedelai kembali dicuci bersih dan direbus kembali hingga
matang.Jamur rhizopus oryzae merupakan mikroorganisme yang membantu dalam
pembuatan tempe. (b) Jamur ini digunakan dalam bentuk ragi tempe.
Kacang kedelai yang telah matang tersebut lalu didinginkan dan setelah dingin
ditambahkan ragi tempe. Ragi tempe adalah jamur Rhizopus oryzae. Kacang kedelai
yang telah dicampur dengan ragi tempe, lalu dibungkus oleh daun pisang atau plastik
yang dilubangi. Setelah dibungkus, lalu diperam (difermentasi) selama satu malam.
Akhirnya diperoleh tempe sebagai produk bioteknologi.

d. Aplikasi Bioteknologi pada Tahu

Tahu juga merupakan salah satu contoh produk bioteknologi.Sebagai orang


Indonesia, Anda pasti telah mengenal makanan yang bernama tahu, bukan? Tahu,
seperti juga tempe, terbuat dari kacang kedelai. Tahu dibuat dengan cara mencuci
kacang kedelai hingga bersih dan merendamnya selama satu malam. Setelah lunak,
kacang kedelai digiling menjadi seperti bubur, lalu dididihkan. Setelah dididihkan,
bubur kedelai disaring dan ditambahkan kultur bakteri yang dapat menciptakan kondisi
asam. Beberapa jenis bakteri yang sering digunakan dalam pembuatan tahu ini adalah
bakteri asam laktat. Bubur tahu yang telah ditambahkan bakteri asam laktat ini lalu
dicetak,dibumbui, dan diberi garam agar tahan lama.

e. Aplikasi Bioteknologi Modern pada Makanan

6
Penerapan bioteknologi pada makanan secara modern, diawali pada 1992.Saat
itu sebuah perusahaan Amerika, Calgene, mendapatkan izin untuk memasarkan OHMG
yang disebut Flavrsavr. OHMG ini adalah tomat yang dibuat lebih tahan hama dan tidak
dapat membusuk. Secara umum, penerapan bioteknologi modern pada makanan tidak
dapat dipisahkan dengan bioteknologi modern pada bidang pertanian.Produk-produk
makanan yang dihasilkan dari OHMG, seperti tanaman pertanian, hewan, atau
mikroorganisme, disebut makanan hasil modifikasi genetik.
OHMG lebih banyak dilakukan pada tanaman pertanian.Contohnya, jagung
tahan lama, kedelai tahan herbisida, kentang tahan virus, padi dengan zat dan vitamin
yang ditingkatkan (golden rice), gandum dengan protein yang tinggi bagi ternak, dan
banyak hasil pertanian lainnya.Perkembangan selanjutnya dari penerapan bioteknologi
modern semakin beraneka ragam.Sekarang, para ilmuwan dapat membuat makanan
yang mengandung obat, pisang yang menghasilkan vaksin hepatitis B, ikan yang lebih
cepat dewasa, dan tanaman buah yang berbuah lebih cepat.
2. Aplikasi Bioteknologi Pada Minuman
 Jamur Kombucha

Merupakan produk minuman hasil fermentasi yang mengandung sejumlah


vitamin, mineral, enzim dan asam organic. Teh kombucha merupakan produk minuman
tradisional hasil fermentasi larutan teh dan gula dengan menggunakan starter kultur
kombucha. Manfaat kombucha antara lain adalah sebagai antioksidan, antibakteri,
memperbaiki mikroflora usus, dapat meningkatkan kesehatan tubuh dan menurunkan
tekanan darah. Waktu fermentasi kombucha sekitar 8-12 hari pada suhu 18-2 derajat
celcius, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi fermentasi berlangsung lebih singkat.
Missal pada suhu 22-26 derajat celcius melakukan fermentasi kombucha selama 4-6
hari. Lama fermentasi kombucha mempengaruhi kualitas fisik, kimia dan organoleptik
kombucha (Dwi Wistiana, 2015).
Simbiosis kultur kombucha antara lain Acetobacter yaitu Acetobacter
xylinum, dan beberapa jenis khamir yaitu Brettanomyces, Zygosaccharomyces, dan
Saccharomyces. Bakteri dan khamir saling berkompetisi menghasilkan alkohol dan
asam dengan merombak gula. Komponen mayor yang dihasilkan saat fermentasi adalah
asam asetat, etanol, dan asam glukoronat, sedangkan komponen minor yang dihasilkan
adalah asam laktat, asam fenolat, vitamin B, dan enzim. Meningkatnya aktivitas

7
antioksidan disebabkan karena adanya fenolik bebas yang dihasilkan selama proses
fermentasi, sehingga semakin tinggi kadar fenolik yang dihasilkan, maka semakin tinggi
aktivitas antioksidannya. Kombucha juga mengandung senyawa-senyawa organik yang
bermanfaat bagi tubuh yaitu vitamin B kompleks, asam organik, dan senyawa lain yang
berfungsi sebagai antibiotic. Kombucha memiliki berbagai efek kesehatan, antara lain
sebagai antibiotik, melancarkan pencernaan, antioksidan, dan antibakteri (Prasis,2016).
Kombucha merupakan suatu minuman hasil simbiosis bakteri dan ragi. Teh
yang telah diseduh dengan air panas diberi tambahan gula sebagai pemanis dan sebagai
nutrien untuk menumbuhkan bakteri yang diinginkan. Pada pembuatan kombucha, teh
difermentasikan dengan bantuan khamir dan bakteri Acetobacter xylinum. Teh yang
telah ditambahkan kultur kombucha difermentasikan selama 4-12 hari untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Kombucha memiliki rasa asam yang menyegarkan dan
sehat untuk metabolisme tubuh. Menurut Naland (2004), kombucha merupakan agen
penghasil senyawa biokimia. Mikroorganisme yang ada di dalam jamur kombucha akan
mengubah kandungan gula di dalamnya menjadi berbagai jenis asam, vitamin, dan
alkohol berkhasiat (Irham Falahuddin,2017)
 Kefir
Kefir merupakan salah satu contoh bentuk pangan fermentasi yang mempunyai
banyak manfaat. Berdasarkan penelitian kefir dalam dunia kesehatan yang dilakukan
sebelumnya, kefir dapat menghambat pertumbuhan tumor lebih efektif daripada
yoghurt, mampu menjaga pencernaan dari serangan bakteri patogen, menjaga
metabolisme dan fungsi imun manusia, serta menjaga kadar kolesterol dalam darah.
Kefir selama ini biasanya dibuat dari susu. Namun, adanya kekhawatiran akan lactose
intolerant, juga semakin meningkatnya golongan vegetarian, memicu peningkatan
ketersediaan minuman probiotik non-susu. Oleh karena itu, bahan baku dari buah atau
sayuran lebih disarankan sebagai medium pertumbuhan probiotik. Kefir dapat dibuat
dari air yang ditambahkan gula. Hasil metabolit dari kefir air ini berfungsi sebagai
minuman fungsional untuk mencegah berbagai macam penyakit. Kadar alkohol yang
dihasilkan dari kefir air relatif lebih rendah dari pembuatan kefir berbahan baku susu,
serta kandungan lemak terutama lemak hewani atau lemak yang ada sangat sedikit
jumlahnya, serta berdasarkan penelitian terdahulu, terjadi peningkatan aktivitas

8
antioksidan dan antibakteri pada teh daun sirsak ketika diberikan perlakuan penambahan
water kefir grain (Fakhtul Mubin,2016).

C. Dampak Negatif Dan Positif Bioteknologi Makanan Dan Minuman

Dampak bioteknologi dalam bidang pangan adalah dihasilkan berbagai macam


produk yang memiliki rasa dan nilai jual yang tinggi. Pemanfaatan pada bioteknologi ini
telah banyak dijumpai di berbagai negara yakni berupa berbagai produk makanan hasil
olahan tradisional. Hasil pada proses fermentasi tersebut akan melibatkan
mikroorganisme diantaranya berupa tempe, oncom, dan tape. Semua produk tersebut
adalah hasil produk yang digolongkan ke dalam bioteknologi tradisional.

Langkah ini juga biasa disebut dengan teknologi konvensional. Pada bioteknologi
tradisional memiliki berbagai macam ciri, dimana pada semua hasil akhir dari produk
yang produktivitasnya ini akan terjadi dengan cara proses alamiah. Hal ini dilakukan
dengan sesuai pada kemampuan dasar yang kerap dimiliki oleh setiap jenis
mikroorganisme. Pada berbagai proses jenis jenis bioteknologi juga akan terjadinya
adanya hasil pangan yang melaui proses fermentasi.

 Yogurt
 Keju
 Bir
 Anggur
 Cuka
 Roti

Berikut adalah berbagai dampak bioteknologi dalam bidang pangan yang berupa
kegiatan bioteknologi baik Konvensional maupun Moderen.

Beberapa dampak positif dari adanya bioteknologi, adalah :

- Karna ada beberapa yang menggunakan bioteknologi anti hama, maka dari itu
berdampak kepada penghasilan sayuran yang baik dan berkualitas tinggi.

9
- Meningkatnya produk-produk ( baik kualitas maupun kuantitas ) pertanian ,
perkebunan, peternakan maupun perikanan serta berbagai kualitas bahan masak lainnya.
Dengan temuan bibit unggul.
- Meningkatnya nilai tambah bahan makanan. Pengolahan bahan makanan tertentu,
seperti air susu menjadi yoghurt, mentega, keju.
- Mengatasi masalah kekurangan bahan pangan lauk pauk, seperti adanya tempe,
oncong, keju dll.
- Memudahkan manusia dalam menemukan makanan yang kualitas tinggi di
supermaket2 atau toko2 tanpa proses yang lama, seperti yogurt, natadecoco, dll.
(terciptanya makanan/minuman baru dengan nilai gizi tinggi).

Beberapa dampak negative akibat timbulnya bioteknologi, adalah :

- Munculnya pencemaran biologis, berupa penyebaran organisme transgenik yang tak


terkendali.
- Gangguan keseimbangan ekosistem akibat perubahan dinamika populasi bahan
pangan.
- Timbulnya reaksi alergi pada manusia yang mengkonsumsi tanaman / hewan
transgenik.
- Munculnya penyakit-penyakit baru dan kerentanan terhadap penyakit akibat
pemanfaatan tanaman / hewan transgenik.
- Penggunaan pewarna/pengawet yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan
tubuh para konsumen makanan dan minuman bioteknologi.

D. Biotek Makanan Dan Minuman Membantu Efektifitas Masyarakat

Dalam rangka memenuhi dan meningkatkan mutu kebutuhan hidup, manusia


memanfaatkan biologi terapan yang digabungkan dengan teknologi modern sehingga
tercipta ilmu baru yang dikenal dengan sebutan “Bioteknologi” dan terkadang ada yang
menyebut “Biomasadepan”. Beberapa ahli dan badan internasional memberikan batasan
bioteknologi sebagai:

10
1. Kegiatan yang menitikberatkan pemanfaatan aktivitas biologi dalam lingkup
teknologi proses dan produksi secara besar-besaran dalam industry yang dikaitkan
dengan produksi masal.
2. Pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan kerekayasaan terhadap jasad, system, atau
proses biologi untuk memproduksi benda hidup, benda mati, atau jasad bagi
kepentingan manusia. Dalam perkembangan lebih lanjut, lahirlah bioteknologi
kedoktoran, bioteknologi farmasi, bioteknologi pertanian, bioteknologi peternakan
dan sebagainya (Maskoeri, 2013:216).
a. Bioteknologi Kedokteran

Dalam rekayasa genetika dapat diciptakan vaksin yang dapat menghasilkan


zat immunoglobulium (zat kebal) terhadap beberapa penyakit. Misalnya hepatitis,
kanker hati, lepra, dan sebagainya. Dapat pula dilakukan pengambilan informasi genetik
yang ada pada manusia untuk “dicangkok” pada bakteri agar bakteri tersebut dapat
mensintesa insulin. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang
berguna untuk menurunkan kadar gula dalam darah. Pada penderita diabetes, kelenjar
pankreas ini kurang berfungsi sehingga kadar gula dalam darahnya tinggi. Dengan
bantuan rekayasa gentika maka dapat diproduksi insulin dalam jumlah besar oleh
bakteri, yang kemudian dapat diinjeksikan pada penderita diabetes (Harmoni,
1992:104).

Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang kedoktoran, misalnya


dalam pembuatan antibodi dan hormon.

1. Pembuatan Antibodi Monoklonal

Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal. .
Manfaat antibodi monoklonal antara lain:

a. Untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam urin wanita


hamil.
b. Mengikat racun dan menonaktifkannya.
c. Mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain.
2. Pembuatan Vaksin

11
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang
berasal dari mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah
dilemahkan atau racun yang diambil dari mikroorganisme tersebut.

3. Pembuatan Antibiotika

Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan
berfungsi untuk menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada disekitarnya.
Antibiotika dapat diperoleh dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu.
Zat antibiotika telah mulai diproduksi secara besar-besaran pada Perang Dunia ke-2
oleh para ahli dari Amerika Serikat dan Inggris.

4. Pembuatan Hormon

Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk


memproduksi hormon. Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin,
hormon pertumbuhan, kortison, dan testosterone.

b. Bioteknologi Farmasi

Dalam memerangi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh antigen atau bibit


penyakit digunakanlah berbagai macam obat, yang pada zaman dahulu digunakan
ramuan beberapa macam tumbuhan yang berupa sari atau ekstrak. Tetapi pada saat ini,
sesuai dengan kemajuan teknologi dibuat zat sintesis dan pada saat mutakhir, melalui
biologi molekular dan rekayasa genetika, tubuh dipacu untuk memproduksi obat-obatan
sendiri. Obat-obatan hasil bioteknologi tersebut antara lain humulin untuk
diabetes, protopin yang merupakan hormone pertumbuhan untuk memperbaiki anak-
anak yang mengalami kelatarbelakangan pertumbuhan, alfainterferon untuk pengobatan
sejenis leukemia, dan sejenisnya (Maskoeri, 2013:218).

c. Bioteknologi Pertanian

Dalam rangka mencukupi pangan penduduk dunia yang bertumbuh terus, maka
produksi pangan secara konvensional tidak dapat mengejarnya. Oleh karena itu, dicari
jalan melalui bioteknologi pertanian yang antara lain. (1) Penggunaan hormon
pertumbuhan yang mengubah tumbuha dari diploid menjadi poliploid sehingga
dihasilkan produk yang “rekayasa”. Misalnya buah tomat dan cabe menjadi besar, dan
lainnya. (2) Kultur jaringan. Pada keadaan biasa, siklus pertumbuhan memerlukan

12
waktu yang cukup panjang, tetapi melalui kultur jaringan siklus itu dapat diperpendek,
misalnya bunga anggrek yang secara biasa dari biji sampai menjadi tumbuhan dewasa
hingga berbunga memerlukan waktu yang cukup lama. Tetapi melalui kultur jaringan
akan diperoleh tumbuhan baru dengan cepat dan segera dapat berbunga. Dalam
mempercepat pembibitan tumbuhan, kultur jaringan lebih cepat tiga puluh kali lipat dari
pada cara tradisional. Dengan demikian, dapat mengatasi kekurangan dan ketrlambatan
bibit dalam masa tanam dan juga meningkatkan kualitas panen. Dalam memperbanyak
tumbuhan secara kloning (cloning) pada tumbuhan hias dan tumbuhan bernilai ekonomi
tinggi dapat dilakukan secara besar-besaran dengan kultur jaringan. Misalnya pada
kelapa sawit, kelapa kopyor, dan sebagainya (Maskoeri, 2013:219).

d. Bioteknologi Peternakan

Seperti halnya tumbuhan, hewan ternak diperlukan juga dalam memenuhi


kebutuhan pangan manusia. Dengan perkawinan silang, dapat dihasilkan hewan-hewan
yang berkualitas lebih baik. Tetapi tampaknya juga tidak dapat mengejar kebutuhan
manusia yang selalu meningkat. Oleh karena itu, para ahli peternakan juga
memanfaatkan bioteknologipeternakan, yaitu (1) Untuk memproduksi obat dan vaksin
serta hormon pertumbuhan ternak, dan (2) Melibatkan hewan dapat tumbuh lebih cepat
dan makannya lebih sedikit, atau menjadi ternak yang lebih unggul (maskoeri,
2013:221).

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Bioteknologi makanan dan minuman adalah penerapan ilmu pengetahuan untuk


peningkatan produksi makanan.
 Aplikasi bioteknologi makanan dan minuman
 Aplikasi Bioteknologi pada Yoghurt
 Aplikasi Bioteknologi pada Keju
 Aplikasi Bioteknologi pada Tempe
 Aplikasi Bioteknologi pada Tahu
 Aplikasi Bioteknologi pada Jamur Kombucha
 Aplikasi Bioteknologi pada Kemir

B. Saran

Diharapkan adanya peran serta mahasiswa, masyarakat dan pemko terhadap


persoalan lebih mendalam tentang dampak bioteknologi bagi kehidupan dan
lingkungan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Mubin, Fatkhul.2016. Studi Pengamatan Kefir Nira Siwalan (Borassus flabellifer L.)
(Penagruh
Pengenceran Nira Siwalan Dan Metode Inkubasi). Vol.4 No.1. ISSN: 291-301
Falahuddin, Irham.2017. Pengaruh Proses Fermentasi Kombucha Daun Sirsak (Annona
muricata L.) Terhadap Kadar Vitamin C. Vol.3 No.2

Green, jen. 2005. Makanan Rekayasa genetika ( Seri Lingkungan Hidup). Bandung
Pakar Raya

Harmoni, Ati. 2010. Pengantar Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Depok: Gunadarma.

Jasin, Maskoeri. 2013. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mubin, Fatkhul.2016. Studi Pengamatan Kefir Nira Siwalan (Borassus flabellifer L.)
(Penagruh Pengenceran Nira Siwalan Dan Metode Inkubasi). Vol.4 No.1. ISSN: 291-
301
Wistiana, Duwi. 2015. Karakteristik Kimiawi Dan Mikrobiologis Kombucha Dari
Berbagai Daun Tinggi Fenol Selama Fermentasi. Vol. 3 No.4. ISSN:1446-1457
Suhardini Nursyam Prasis. 2016. Studi Aktivitas Antioksidan Dari Berbagai Jenis Daun
Selama Fermentasi. Vol. 4 No.1. ISSN: 221-229.

15

Anda mungkin juga menyukai