PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan bioteknologi pangan?
2. Bagaimana bioteknologi dalam produk makanan dan minuman?
3. Produkapa sajakah dari bioteknologi makanan dan minuman?
4. Apasajakah dampak negatif dan positif?
5. Bagaimana bioteknologi makanan dan minuman membantu efektifitas
masyarakat?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bioteknologi pangan
2. Untuk mengetahui bioteknologi dalam produk makanan dan minuman
3. Untuk mengetahui dari bioteknologi makanan dan minuman
4. Untuk mengetahui dampak negatif dan positif
5. Untuk mengetahui bioteknologi makanan dan minuman membantu efektifitas
masyarakat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
misalnya, dapat direkayasa untuk memberikan hasil yang lebih tinggi per hektar dari
bahan yang dapat digunakan.
Contoh lainnya adalah proses pembuatan anggur (wine) dan bir. Anggur dibuat
dari buah anggur atau buah yang lain dengan memanfaatkan Saccharomyces cerevisiae
dan Saccharomyces bayanus melalui proses fermentasi. Bir dibuat dari biji padi yang
sebelumnya diubah menjadi malt yang mengandung enzim amilase. Enzim amilase
mengubah zat tepung menjadi glukosa sehingga bisa difermentasi oleh khamir jenis
tertentu. Hasil fermentasi berupa etanol dan karbon dioksida. Alkohol juga dapat dibuat
dari fermentasi tetes tebu yang disuling untuk mendapatkan alkohol berkadar tinggi.
Umumnya, proses pembuatan minuman beralkohol melalui dua tahap, yaitu tahap
fermentasi dan tahap destilasi (penyulingan). Tahap destilasi diperlukan untuk
meningkatkan kadar alkohol dalam minuman.
4
a. Aplikasi Bioteknologi pada Yoghurt
Keju merupakan contoh produk bioteknologi yang cukup terkenal. Keju dibuat
dengan bantuan bakteri pada susu. Bakteri tersebut dikenal sebagai bakteri asam laktat
atau Lactobacillus. Bakteri Lactobacillus mengubah laktosa menjadi asam laktat dan
menyebabkan susu menggumpal.
5
Tempe adalah makanan khas Indonesia.Tempe merupakan makanan yang
terkenal di Asia Tenggara dan juga merupakan salah satu contoh produk hasil
bioteknologi.Tempe terbuat dari kacang kedelai. Karena terbuat dari kacang kedelai
yang merupakan sumber protein tinggi, tempe juga merupakan makanan yang
mempunyai nilai gizi tinggi.Tempe dibuat dari kacang kedelai dengan dibantu oleh
aktivitas jamur Rhizopus oryzae.Proses pembuatan tempe cukup sederhana dan mudah
dilakukan. Kacang kedelai dicuci bersih, lalu direbus hingga setengah matang.
Kemudian, kacang kedelai setengah matang direndam dalam air selama kurang lebih 12
jam (semalaman).
Dengan direndamnya kacang kedelai, dapat menciptakan kondisi asam
sehingga mikroba yang biasanya membusukkan makanan dapat dicegah.Setelah
direndam, kacang kedelai kembali dicuci bersih dan direbus kembali hingga
matang.Jamur rhizopus oryzae merupakan mikroorganisme yang membantu dalam
pembuatan tempe. (b) Jamur ini digunakan dalam bentuk ragi tempe.
Kacang kedelai yang telah matang tersebut lalu didinginkan dan setelah dingin
ditambahkan ragi tempe. Ragi tempe adalah jamur Rhizopus oryzae. Kacang kedelai
yang telah dicampur dengan ragi tempe, lalu dibungkus oleh daun pisang atau plastik
yang dilubangi. Setelah dibungkus, lalu diperam (difermentasi) selama satu malam.
Akhirnya diperoleh tempe sebagai produk bioteknologi.
6
Penerapan bioteknologi pada makanan secara modern, diawali pada 1992.Saat
itu sebuah perusahaan Amerika, Calgene, mendapatkan izin untuk memasarkan OHMG
yang disebut Flavrsavr. OHMG ini adalah tomat yang dibuat lebih tahan hama dan tidak
dapat membusuk. Secara umum, penerapan bioteknologi modern pada makanan tidak
dapat dipisahkan dengan bioteknologi modern pada bidang pertanian.Produk-produk
makanan yang dihasilkan dari OHMG, seperti tanaman pertanian, hewan, atau
mikroorganisme, disebut makanan hasil modifikasi genetik.
OHMG lebih banyak dilakukan pada tanaman pertanian.Contohnya, jagung
tahan lama, kedelai tahan herbisida, kentang tahan virus, padi dengan zat dan vitamin
yang ditingkatkan (golden rice), gandum dengan protein yang tinggi bagi ternak, dan
banyak hasil pertanian lainnya.Perkembangan selanjutnya dari penerapan bioteknologi
modern semakin beraneka ragam.Sekarang, para ilmuwan dapat membuat makanan
yang mengandung obat, pisang yang menghasilkan vaksin hepatitis B, ikan yang lebih
cepat dewasa, dan tanaman buah yang berbuah lebih cepat.
2. Aplikasi Bioteknologi Pada Minuman
Jamur Kombucha
7
antioksidan disebabkan karena adanya fenolik bebas yang dihasilkan selama proses
fermentasi, sehingga semakin tinggi kadar fenolik yang dihasilkan, maka semakin tinggi
aktivitas antioksidannya. Kombucha juga mengandung senyawa-senyawa organik yang
bermanfaat bagi tubuh yaitu vitamin B kompleks, asam organik, dan senyawa lain yang
berfungsi sebagai antibiotic. Kombucha memiliki berbagai efek kesehatan, antara lain
sebagai antibiotik, melancarkan pencernaan, antioksidan, dan antibakteri (Prasis,2016).
Kombucha merupakan suatu minuman hasil simbiosis bakteri dan ragi. Teh
yang telah diseduh dengan air panas diberi tambahan gula sebagai pemanis dan sebagai
nutrien untuk menumbuhkan bakteri yang diinginkan. Pada pembuatan kombucha, teh
difermentasikan dengan bantuan khamir dan bakteri Acetobacter xylinum. Teh yang
telah ditambahkan kultur kombucha difermentasikan selama 4-12 hari untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Kombucha memiliki rasa asam yang menyegarkan dan
sehat untuk metabolisme tubuh. Menurut Naland (2004), kombucha merupakan agen
penghasil senyawa biokimia. Mikroorganisme yang ada di dalam jamur kombucha akan
mengubah kandungan gula di dalamnya menjadi berbagai jenis asam, vitamin, dan
alkohol berkhasiat (Irham Falahuddin,2017)
Kefir
Kefir merupakan salah satu contoh bentuk pangan fermentasi yang mempunyai
banyak manfaat. Berdasarkan penelitian kefir dalam dunia kesehatan yang dilakukan
sebelumnya, kefir dapat menghambat pertumbuhan tumor lebih efektif daripada
yoghurt, mampu menjaga pencernaan dari serangan bakteri patogen, menjaga
metabolisme dan fungsi imun manusia, serta menjaga kadar kolesterol dalam darah.
Kefir selama ini biasanya dibuat dari susu. Namun, adanya kekhawatiran akan lactose
intolerant, juga semakin meningkatnya golongan vegetarian, memicu peningkatan
ketersediaan minuman probiotik non-susu. Oleh karena itu, bahan baku dari buah atau
sayuran lebih disarankan sebagai medium pertumbuhan probiotik. Kefir dapat dibuat
dari air yang ditambahkan gula. Hasil metabolit dari kefir air ini berfungsi sebagai
minuman fungsional untuk mencegah berbagai macam penyakit. Kadar alkohol yang
dihasilkan dari kefir air relatif lebih rendah dari pembuatan kefir berbahan baku susu,
serta kandungan lemak terutama lemak hewani atau lemak yang ada sangat sedikit
jumlahnya, serta berdasarkan penelitian terdahulu, terjadi peningkatan aktivitas
8
antioksidan dan antibakteri pada teh daun sirsak ketika diberikan perlakuan penambahan
water kefir grain (Fakhtul Mubin,2016).
Langkah ini juga biasa disebut dengan teknologi konvensional. Pada bioteknologi
tradisional memiliki berbagai macam ciri, dimana pada semua hasil akhir dari produk
yang produktivitasnya ini akan terjadi dengan cara proses alamiah. Hal ini dilakukan
dengan sesuai pada kemampuan dasar yang kerap dimiliki oleh setiap jenis
mikroorganisme. Pada berbagai proses jenis jenis bioteknologi juga akan terjadinya
adanya hasil pangan yang melaui proses fermentasi.
Yogurt
Keju
Bir
Anggur
Cuka
Roti
Berikut adalah berbagai dampak bioteknologi dalam bidang pangan yang berupa
kegiatan bioteknologi baik Konvensional maupun Moderen.
- Karna ada beberapa yang menggunakan bioteknologi anti hama, maka dari itu
berdampak kepada penghasilan sayuran yang baik dan berkualitas tinggi.
9
- Meningkatnya produk-produk ( baik kualitas maupun kuantitas ) pertanian ,
perkebunan, peternakan maupun perikanan serta berbagai kualitas bahan masak lainnya.
Dengan temuan bibit unggul.
- Meningkatnya nilai tambah bahan makanan. Pengolahan bahan makanan tertentu,
seperti air susu menjadi yoghurt, mentega, keju.
- Mengatasi masalah kekurangan bahan pangan lauk pauk, seperti adanya tempe,
oncong, keju dll.
- Memudahkan manusia dalam menemukan makanan yang kualitas tinggi di
supermaket2 atau toko2 tanpa proses yang lama, seperti yogurt, natadecoco, dll.
(terciptanya makanan/minuman baru dengan nilai gizi tinggi).
10
1. Kegiatan yang menitikberatkan pemanfaatan aktivitas biologi dalam lingkup
teknologi proses dan produksi secara besar-besaran dalam industry yang dikaitkan
dengan produksi masal.
2. Pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan kerekayasaan terhadap jasad, system, atau
proses biologi untuk memproduksi benda hidup, benda mati, atau jasad bagi
kepentingan manusia. Dalam perkembangan lebih lanjut, lahirlah bioteknologi
kedoktoran, bioteknologi farmasi, bioteknologi pertanian, bioteknologi peternakan
dan sebagainya (Maskoeri, 2013:216).
a. Bioteknologi Kedokteran
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal. .
Manfaat antibodi monoklonal antara lain:
11
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang
berasal dari mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah
dilemahkan atau racun yang diambil dari mikroorganisme tersebut.
3. Pembuatan Antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan
berfungsi untuk menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada disekitarnya.
Antibiotika dapat diperoleh dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu.
Zat antibiotika telah mulai diproduksi secara besar-besaran pada Perang Dunia ke-2
oleh para ahli dari Amerika Serikat dan Inggris.
4. Pembuatan Hormon
b. Bioteknologi Farmasi
c. Bioteknologi Pertanian
Dalam rangka mencukupi pangan penduduk dunia yang bertumbuh terus, maka
produksi pangan secara konvensional tidak dapat mengejarnya. Oleh karena itu, dicari
jalan melalui bioteknologi pertanian yang antara lain. (1) Penggunaan hormon
pertumbuhan yang mengubah tumbuha dari diploid menjadi poliploid sehingga
dihasilkan produk yang “rekayasa”. Misalnya buah tomat dan cabe menjadi besar, dan
lainnya. (2) Kultur jaringan. Pada keadaan biasa, siklus pertumbuhan memerlukan
12
waktu yang cukup panjang, tetapi melalui kultur jaringan siklus itu dapat diperpendek,
misalnya bunga anggrek yang secara biasa dari biji sampai menjadi tumbuhan dewasa
hingga berbunga memerlukan waktu yang cukup lama. Tetapi melalui kultur jaringan
akan diperoleh tumbuhan baru dengan cepat dan segera dapat berbunga. Dalam
mempercepat pembibitan tumbuhan, kultur jaringan lebih cepat tiga puluh kali lipat dari
pada cara tradisional. Dengan demikian, dapat mengatasi kekurangan dan ketrlambatan
bibit dalam masa tanam dan juga meningkatkan kualitas panen. Dalam memperbanyak
tumbuhan secara kloning (cloning) pada tumbuhan hias dan tumbuhan bernilai ekonomi
tinggi dapat dilakukan secara besar-besaran dengan kultur jaringan. Misalnya pada
kelapa sawit, kelapa kopyor, dan sebagainya (Maskoeri, 2013:219).
d. Bioteknologi Peternakan
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Mubin, Fatkhul.2016. Studi Pengamatan Kefir Nira Siwalan (Borassus flabellifer L.)
(Penagruh
Pengenceran Nira Siwalan Dan Metode Inkubasi). Vol.4 No.1. ISSN: 291-301
Falahuddin, Irham.2017. Pengaruh Proses Fermentasi Kombucha Daun Sirsak (Annona
muricata L.) Terhadap Kadar Vitamin C. Vol.3 No.2
Green, jen. 2005. Makanan Rekayasa genetika ( Seri Lingkungan Hidup). Bandung
Pakar Raya
Harmoni, Ati. 2010. Pengantar Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Depok: Gunadarma.
Jasin, Maskoeri. 2013. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mubin, Fatkhul.2016. Studi Pengamatan Kefir Nira Siwalan (Borassus flabellifer L.)
(Penagruh Pengenceran Nira Siwalan Dan Metode Inkubasi). Vol.4 No.1. ISSN: 291-
301
Wistiana, Duwi. 2015. Karakteristik Kimiawi Dan Mikrobiologis Kombucha Dari
Berbagai Daun Tinggi Fenol Selama Fermentasi. Vol. 3 No.4. ISSN:1446-1457
Suhardini Nursyam Prasis. 2016. Studi Aktivitas Antioksidan Dari Berbagai Jenis Daun
Selama Fermentasi. Vol. 4 No.1. ISSN: 221-229.
15