Anda di halaman 1dari 9

DINAS KESEHATAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN

UPT PUSKESMAS PINTUPADANG


JL MANDAILING KM 18 KEL PINTUPADANG I KECAMATAN BATANG
ANGKOLA
Kode Pos 22773

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

TUBERKULOSIS PARU ( TB PARU )

Program : Regulasi dan Pengembangan Sumber Daya Kesehatan


Sasaran Program : Masyarakat, Puskesmas dan Fasilitas Kes. Lainnya
Indikator Kinerja : Cakupan Pelayanan Kesehatan Penyakit Menular
Kegiatan : Belanja Operasional Kesehatan
Sasaran Kegiatan : Masyarakat , Puskesmas dan Fasilitas kesehatan lainnya
Keluaran (out put) : Belanja Operasional Puskesmas
Indikator Keluaran : Belanja Operasional Puskesmas
Volume Keluaran : 1
Satuan Ukuran Keluaran : Puskesmas Pintupadang

1. Pendahuluan

Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas memiliki enam pokok program dasar. Salah

satu program pokok puskesmas adalah upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit

menular, termasuk pencegahan dan penularan penyakit Tuberkulosis (TB) Paru.

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB

(Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga

mengenai organ tubuh lainya .TB disebarkan melalui droplet pernafasan transmisi timbul

akibat kontak erat dengan individu yang terinfeksi.Kontak dengan pasien yang telah terbukt

imemiliki TB dalam sputumnya memiliki resiko 25% untuk tertular TB.Sekali batuk dapat dapat

menyebarkan sekitar 3.500 kuman dan ketika bersin menyebarkan 4.500-1.000.000 kuman
yang terkandung dalam percikan dahaknya. Penularan terjadi melalui dahak yang dapat

bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari dan lembab

.Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah

kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman

terhadap Obat Anti Tuberkulosis.

Pengobatan TB Paru membutuhkan waktu 6-8 bulan sehingga dimungkinkan pasien tidak

patuh dalam menelan obat.Untuk menanggulangi masalah tersebut peran masyarakat sebagai

Pengawas Menelan Obat sangatlah penting.Diharapkan

dengan peran aktif Pengawas Menelan Obat dalam pendampingan di Masyarakat akan

menurunkan angka droup out/Default dan meningkatkan kesembuhan. out/default.Peran PMO

adalah memastikan penderita menelan obat sesuai aturan, mendampingi dan memberikan

dukungan moral, mengingatkan pasien, menemukan dan mengenali gejala efek samping obat,

mengisi kartu kontrol, serta memberikan penyuluhan.PMO diperlukan untuk menjamin

keteraturan pengobatan sehingga Penderita TB Paru sembuh, pengobatan lengkap, tidak

droup out/default, dan tidak gagal.Kegagalan pengobatan TB Paru mengakibatkan Penderita

mengalami TB MDR yaitu Penderita menjadi resisten dengan OAT.Pengobatan TB MDR

membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang cukup besar.Untuk mencegah terjadinya

kegagalan pengobatan Penderita memerlukan pengawasan langsung dalam menelan Obat

yang dilakukan oleh PMO.

2. Latar Belakang

DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3273);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara


Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah
Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447);

4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 203/Menkes/SK/III/999 tentang Gerakan


Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberkulosis;

5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem


Kesehatan Nasional;

6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/Menkes/SK/V/2009 tentang Pedoman


Penanggulangan Tuberkulosis (TB);

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/ 2005 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1295/Menkes/Per/XII/ 2007;

Berkembangnya penyakit TBC di Indonesia ini tidak lain berkaitan dengan memburuknya

kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat,

meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari

infeksi HIV. Hal ini juga tentunya mendapat pengaruh besar dari daya tahan tubuh yang

lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman yang memegang peranan penting dalam terjadinya

infeksi TBC.

Dalam pemberantasan penyakit TB Paru di Puskesmas Pintupadang melakukan

langkah – langkah sebagai acuan pemegang program:

1. Penjaringan pasien yang batuk lebih dari 3 minggu dengan koordinasi BP agar

diperiksa dahaknya atau 10 % dari kunjungan diperiksa dahaknya.

2. Pemeriksaan dahak dengan sisten SP ( Sewaktu,Pagi,)

3. Pengobatan dengan FDC.

4. Pelacakan pasien TB mangkir minum obat.

5. Penyuluhan di masyarakat dengan cara perorangan ataupun kelompok.


3. Tujuan

a. Tujuan Umum

Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TBC dengan cara memutus

rantai penularan sehingga penyakit TBC tidak lagi merupakan masalah kesehatan

masyarakat

b. Tujuan Khusus

1) Tercapainya angka kesembuhan minimal 70 % dari semua penderita baru BTA positif

yang ditemukan.

2) Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap sehingga dapat

mencapai 85% dari perkiraan semua penderita baru BTA positif.

3) Mengurangi pasien TB Mangkir.

4. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

1. Penanganan TB 1. Penjaringan Susp. TB

Dengan Strategy 2. Pelayanan Kasus Kontak Serumah TB

DOTS
3. Pelacakan Kasus Tb

4. Kunj. TB Mangkir

5. Kunj. TB MDR

6. Sosilaisasi TB Paru

7. Pengambilan Obat TB

8. Konseling TB Paru

9. Pemeriksaan Spesimen Dahak Dari Suspek TB


5. Cara Melaksanakan Kegiatan

1. Penemuan penderita TB Paru dilakukan secara pasif, dan dilakukan penjaringan suspek

pada mereka yang berkunjung di unit pelayanan kesehatan dengan tanda dan gejala yang

spesifik. tentunya dengan penyuluhan yang aktif disemua unit pelayanan utamanya

Posyandu, Pelayanan Puskel dan Puskel Usila.

Spesimen dahak yang didapatkan kemudian diperiksa di Laboratorium secara Mikroskopis

dan apabila ditemukan positif maka sesegera mungkin diberi pengobatan DOTS dan

melakukan pengawasan pengobatan.

2. Pemeriksaan kontak dilakukan pada anggota keluarga, tetangga atau pun kerabat yang

sering bersosialisasi dengan sipenderita yang diobati.

3. Pelacakan dilakukan pada penderita yang tidak melanjutkan pengobatannya.

4. Penyuluhan Tuberculosis diadakan secara rutin baik itu di unit pelayanan kesehatan

maupun dalam bentuk sosialisasi yang dihadiri oleh Aparat Desa, Tokoh Masyarakat,

Tokoh Pemuda, Kader Desa dan masyarakat.

5. Pencatatan dan pelaporan yang terdiri dari

 FORM TB 01

 FORM TB 02

 FORM TB 03

 FORM TB 05

 FORM TB 06

6. Sasaran

Penderita TB pada khususnya dan keluarga/ masyarakat pada umumnya dimana dapat

menyembuhan sebesar 80 % dari semua kasus yang diobati.


7. Jadwal Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan kegiatan program TB Paru luar gedung disusun bersama dengan program

kesehatan lain dan sektor yang terkait dalam kegiatan program sedangkan untuk pelaksanaan

pelayan andalam gedung dilaksanakan tiap hari kerja.

Jadwal pelaksanaan program TB Paru

N BULAN
KEGIATAN
O Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

1 Penjaringan Susp. TB

Pelayanan Kasus

2 Kontak Serumah TB

3 Pelacakan Kasus Tb

4 Kunj. TB Mangkir

5 Kunj. TB MDR

6 Sosilaisasi TB Paru

7 Pengambilan Obat TB v v v v V v v v v V v v

8 Konseling TB Paru v v v v V v v v v V v v

Pemeriksaan

Spesimen Dahak Dari

9 Suspek TB v v v v V v v v v V v v
8. Evaluasi Pelaksanaan kegiatan dan pelaporan

Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai keberhasilan pelaksanaan

Program. Pemantauan dilaksanakan secara berkala dan terus-menerus, untuk dapat segera

mendeteksi bila ada masalah dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan supaya

dapat dilakukan tindakan perbaikan. Hasil evaluasi sangat berguna untuk kepentingan

perencanaan program, pemantauan dengan mengolah laporan, pengamatan dan wawancara

dengan petugas pelaksana maupun dengan masyarakat .Evaluasi berguna untuk menilai sejauh

mana tujuan dan target yang telah ditetapkan evaluasi dilakukan satu priode waktu tertentu dan

biasanya setiap 6 bulan hingga 1 tahun

Capaian program direalisasikan dalam bentuk pencatatan dan pelaporan, yaitu semua pasien

suspek TB, Penemuan Penderita TB baru, Konfersi dan kesebuhan dilaporkan ke Dinas

Kesehatan Kabupaten setiap tiga bulan untuk dievaluasi.

9. BIAYA

Rincian Biaya Program TB Paru adalah sebesar Rp.217.139.620,-

Dalam Bentuk ATK, Pengambilan Spesimen TB , Kunjungan Rumah Follow UP TB Paru,

Sosialisasi TB Paru, Transport Sreening HIV,Cetak Foto Screening Hiv, Snack Kegiatan TB

Paru, Pengiriman Spesimen TB, Pengiriman Hasil Test HIV, Transportasi Peserta Reses

Screening Hiv .Biaya dibebankan pada Dana Alokasi Khusus UPT Puskesmas Pintupadang.
Demikian Kerangka Acuan ini dibuat sebagai Pendukung kegiatan yang di usulkan

Ditetapkan di ; Pintupadang

Pada Tanggal 2019

Kepala UPT Puskesmas Pintupadang

Muhammad Halim,SKM

Nip.197103261991031003

Anda mungkin juga menyukai