Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


4.1.1 Hasil Pengukuran Beda Tinggi dengan Metode Sipat Datar
Data hasil pengukuran beda tinggi dengan metode sipat datar dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran dengan Metode Sipat Datar
Bacaan Rambu Ukur Bacaan Rambu Ukur
Depan (dm) Belakang (dm) Beda
No s (m)
Tinggi (m)
BA BT BB BA BT BB
1 112 35.50 32.60 29.70 10.02 07.40 07.60 2.52

4.2 Pembahasan
4.2.1 Metode Sipat Datar
Pengukuran beda tinggi dengan menggunakan metode sipat datar dilakukan dengan
membaca rambu ukur belakang dan rambu ukur depan dengan jarak antara theodolit
dengan rambu ukur belakang dan jarak antara theodolit dengan rambu ukur depan adalah
sama besar, hal tersebut dilakukan untuk menyetarakan tingkat error yan muncul ketika
pengukuran dilakukan. Pada pengukuran beda tinggi kali ini diperoleh jarak total dari
pinggir jalan ke pinggir sungai krueng cut sebesar d = 112 m, sehingga jarak dari rambu
ukur depan ke theodolite adalah sebesar d= 56 m dan jarak dari rambu ukur belakang ke
theodolite adalah sebesar d= 56 m dengan pengukurn langsung dengan alat pita ukur dan
Jalon. Pada rambu ukur belakang diperoleh BT = 07.40 dm dan pada rambu ukur depan
diperoleh BT = 32.60 dm. Beda tinggi antara dua titik tersebut dapat dihitung dengan
persamaan :
h = Ʃ Depan – Ʃ Belakang
Dari data hasil pengamatan di peroleh beda tinggi antara dua titik tersebut di
peroleh beda tinggi sebesar :
h = Ʃ Depan – Ʃ Belakang
= 32.60 dm - 07.40 dm
= 25.2 dm
= 2.52 m
Dari pengukuran beda tinggi dengan metode sipat datar diatas terdapat error yang
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Kesalahan Kasar (blunders)
Kesalahan ini terjadi karena : kurang hati-hati, kurang pengalaman dan kurang
perhatian. Sebagai catatan bahan dalam pengukuran kesalahan ini tidak boleh terjadi, bila
terjadi harus diulang.
Contoh-contoh kesalahan blunder:
 Salah baca
 Salah dengar

2. Kesalahan Sistematis
Kesalahan sistematis umumnya terjadi metode atau cara pengukuran yang salah dan
karena alat ukur yang dipakai itu sendiri. Contoh penyebab yang terkait dengan alat ukur:
 Syarat pengaturan alat tidak lengkap
 Unting-unting tidak digunakan
 Penyinaran pada alat bacaan tidak merata

3. Kesalahan Acak
Merupakan kesalahan yang tidak diketahui secara pasti penyebabnya. Kesalahan ini
akan terlihat apabila dilakukan pengamatan yang berulang-ulang. Beberapa contoh yang
mengakibatkan kesalahan acak
 Skala Rambu, kesalahan titik nol rambu
 Getaran tanah atau tanah tidak stabil.
 Atmosfer bumi
 Psikis pengamat (contoh : faktor kelelahan)

Anda mungkin juga menyukai