Permenkes Klasifikasi RS - Khusus
Permenkes Klasifikasi RS - Khusus
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
KRITERIA KLASIFIKASI
Pasal 2
(2) RUMAH SAKIT KHUSUS Kelas A sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan rumah sakit pendidikan
Pasal 3
Kriteria klasifikasi RUMAH SAKIT KHUSUS terdiri dari unsur pelayanan, sumber
daya manusia, peralatan, sarana dan prasarana serta administrasi dan manajemen
sesuai kemampuan pelayanannya.
Pasal 4
(1) Kriteria klasifikasi dari unsur pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
meliputi pelayanan medik umum, pelayanan gawat darurat sesuai
kekhususannya, pelayanan medik spesialistik dasar sesuai kekhususan,
pelayanan medik spesialistik penunjang, pelayanan medik spesialistik lain,
pelayanan keperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang klinik, pelayanan
penunjang non klinik;
(2) Jenis dan jumlah pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan
klasifikasi rumah sakit sesuai dengan kebutuhan kekhususannya dan tercantum
dalam lampiran keputusan ini.
Pasal 5
(1) Kriteria klasifikasi dari unsur sumber daya manusia sebagaimana dimaksud
(2) Jenis dan jumlah sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berdasarkan klasifikasi rumah sakit sesuai dengan kekhususannya dan
tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Pasal 6
Pasal 7
Kriteria klasifikasi dari unsur peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 harus
sesuai dengan kekhususannya dan tercantum dalam lampiran keputusan ini;
Pasal 8
Kriteria klasifikasi dari unsur sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 harus sesuai dengan kekhususannya dan tercantum dalam lampiran
keputusan ini
Pasal 9
Pasal 10
BAB III
Pasal 11
Rumah Sakit Khusus harus memenuhi jumlah tempat tidur sesuai dengan
klasifikasinya berdasarkan kebutuhan sebagaimana tercantum dalam lampiran
keputusan ini
Pasal 12
(1) Setiap rumah sakit wajib memiliki klasifikasi rumah sakit berdasarkan
kemampuan pelayanannya;
(2) Klasifikasi rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan.
(3) Organisasi dan eselon rumah sakit daerah ditetapkan berdasarkan kelas rumah
sakit dan sesuai dengan aturan yang berlaku
Pasal 13
Setiap rumah sakit harus memberikan pelayanan gawat darurat dalam keadaan
gawat darurat atau penyelamatan nyawa pasien (life saving).
Pasal 14
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 15
(1) Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan dalam peraturan menteri ini
kepada pemerintah daerah provinsi
(2) Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan dalam klasifikasi Rumah
Sakit kepada pemerintah daerah Kabupaten / Kota
(3) Apabila Gubernur belum mampu melakukan pembinaan dan pengawasan dalam
kebijakan klasifikasi setelah dilakukan pembinaan sebagaimana dimaksud ayat
(1) maka untuk sementara pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh Menteri
(4) Pembinaan dan pengawasan yang dimaksud pada ayat (1) berupa pemberian
bimbingan, supervisi, konsultasi, pendidikan dan latihan dan kegiatan
pemberdayaan lain.
BAB V
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pasal 17
(1) Bupati dan walikota berkewajiban menyampaikan laporan pelaksanaan
kebijakan dan program klasifikasi rumah sakit di daerahnya kepada gubernur
(2) Gubernur berkewajiban menyampaikan laporan pelaksanaan kebijakan dan
program klasifikasi rumah sakit di daerahnya kepada Menteri
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 18
(1) Setiap rumah sakit wajib memenuhi ketentuan dalam peraturan ini paling lama 2
(dua) tahun sejak peraturan ini ditetapkan.
(2) Klasifikasi rumah sakit swasta wajib menyesuaikan klasifikasinya paling lama 2
(dua) tahun sejak peraturan ini ditetapkan.
(3) Ketentuan mengenai kriteria klasifikasi ini dikecualikan bagi Daerah Perbatasan
dan Daerah terpencil yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
MENTERI KESEHATAN,
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR :
TANGGAL :
LAMPIRAN I
1 Infeksi paru + + +
2 Asma dan PPOK + + +
3 Onkologi paru + - -
4 Faal paru klinik + + +
5 Penyakit paru akibat kerja + + +
6 Imunologi paru + - -
7 Intervensi paru + + -
Secara fungsional SDM pada rumah sakit paru terdiri dari dokter spesialis, dokter
umum, perawat, tenaga kesehatan non perawatan serta tenaga non kesehatan.
Berikut ini merupakan jenis ketenagaan dan jumlah kebutuhan minimal pada
Rumah Sakit Paru :
A. MEDIS 23 12 4
I Medik dasar :
1 Dokter Umum 6 4 2
2 Dokter gigi 2 1 1
C. Penunjang medik 32 20 11
1 Apoteker 1 1 1
2 SKM 1 1 -
3 SMF / SAA 5 3 2
4 AKZI / SPAG 3 2 1
5 ATRO / APRO 4 2 1
6 ATEM 2 1 1
7 Ahli Madya Kesehatan Lingkungan 1 1 1
8 Ahli Madya Rekam Medis 1 1 1
9 Fisioterapis 3 2 1
10 Analis Ahli Kesehatan (AAK) 8 5 2
11 Perawat Anestesi 3 1 -
C. PERALATAN
V. INSTALASI RADIOLOGI
1 X-Ray dengan Fluoroscopy 1 1 1
2 Mobile X-Ray (100 mA) 1 1 -
3 Automatic Film Processor 1 1 -
4 CT Scan 1 - -
5 USG 1 - -
6 C-Arm 1 - -
Sarana dan prasarana fisik/ruangan rumah sakit paru terdiri dari atas bangunan
utama dan bangunan penunjang. Berikut adalah ruangan yang perlu ada pada
sarana dan prasarana fisik di rumah sakit paru.
I. BANGUNAN UTAMA
1 Ruang Administrasi + + +
2 Ruang Rawat Jalan + + +
3 Ruang Rawat Inap 75 TT 50 TT 25 TT
4 UGD + + +
5 Ruang Radiologi + + +
6 Ruang Radiotherapy + - -
7 Ruang Farmasi + + +
8 Ruang Laboratorium + + +
9 Ruang Rehabilitasi Medik + + +
10 Ruang Perawatan Utama / VIP + + -
11 Ruang Tindakan + + +
12 Ruang Bedah + + -
13 Ruang Pulih + + -
14 Ruang IRCU + + -
15 Ruang Komite Medik + + +
16 Ruang Diagnostik Central + - -
17 Ruang Penyuluhan PKMRS + + +
18 Ruang Pemulasaraan Jenazah + + +
19 Dapur / Gizi + + +
20 Laundry + + +
21 IPSRS / Bengkel + + +
22 IPLRS / Lab. IPAL + + +
1 Ruang Generator + + +
2 IPAL + + +
3 Tempat Pembuangan Sampah sementara + + +
Catatan : Ruang Incenerator dapat dilakukan kerja sama dengan rumah sakit di sekitar.