Anda di halaman 1dari 9

“Permasalahan Kesehatan Wanita dalam

Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya pada


Wanita Dipusat Rehabilitasi”

Kelompok:

1. Ferti Wahyuni
2. Hesti Anisa
3. Analia Eka Lestari

Dosen Pembimbing: Nofa Anggraeni,SST,M.Kes

STIKes ABDI NUSANTARA


PRODI DIII KEBIDANAN TP 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyusun sebuah makalah yang berjudul “Permasalahan
Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya Mengatasinya pada Wanita Dipusat
Rehabilitasi” sebagai tugas kami sebagai mahasiswi. dan solawat beriring salam tak lupa pula kita
sanjung sajikan kepada kepangkuan alam Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan
kepada sahabat beliau sekalian.
Untuk sekedar mempelajari makalah ini kami mencoba berkontribusi dan meluangkan
pikiran dalam menyusun sebuah makalah yang tentunya ada kekurangan dan kesilapan dalam
menyusun. Semoga makalah ini dapat turut serta mengisi wawasan mahasiswi Tak lupa pula kami
yang telah menyampaikan terima kasih kepada Dosen Pembimbing kami yang telah memberi
kepercayaan untuk membuat makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa masih banyak mendapatkan kekurangan-kekurangan
dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya
membangun untuk masa yang akan datang. Wassalam..

Jakarta, 04 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................


DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................


A. Latar Belakang ...................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................


A. Pengertian ..........................................................................................
B. Subyek Rehabilitasi ...........................................................................
C. Sarana Dan Prasarana Rehabilitasi ....................................................
D. Pola Dasar Rancangan Rehabilitasi ...................................................
E. Jenjang Proses Kesembuhan ..............................................................

BAB III PENUTUP .........................................................................................


A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Saran ..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wanita adalah sebutan yang digunakan untuk spesies manusia berjenis kelamin betina.
lawan jenis dari wanita adalah pria. Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk
menggambarkan perempuan dewasa. Perempuan yang sudah menikah juga biasa dipanggil
dengan sebutan ibu. Untuk perempuan yang belum menikah atau berada antara umur 16 hingga
21 tahun disebut juga dengan anak gadis. Perempuan yang memiliki organ reproduksi yang baik
akan memiliki kemampuan untuk mengandung, melahirkan dan menyusui.
Rehabilitasi adalah program untuk membantu memulihkan orang yang memilki penyakit
kronis baik dari fisik ataupun psikologisnya. Program Rehabilitasi individu adalah program
yang mencangkup penilaian awal, pendidikan pasien, pelatihan, bantuan psikologis, dan
pencegahan penyakit.
Bahwasanya secara normatif wanita mempunyai hak dan kewajiban serta kesempatan
yang sama dengan pria dalam segala bidang kehidupan dan bidang pembangunan seperti yang
tercantum dalam GBHN, tetapi secara faktual persamaan tersebut saat ini belum terwujud,
diantaranya di bidang kesehatan. Masih banyak wanita yang mengalami diskriminasi dalam
bidang kesehatan, umpamanya: pembedaan pemberian makanan bergizi pada anak laki-laki dan
wanita, akses informasi, dan akses pelayanan kesehatan dan sebagainya.
Untuk menghilangkan hambatan-hambatan ini salah satu usaha pemerintah berusaha untuk
meningkatkan pelayanan terhadap wanita usia produktif dengan menyediakan puskesmas dan
rumah sakit dengan berbagai fasilitasnya. Tetapi di Indonesia, usaha dalam memberikan
pelayanan kesehatan reproduksi ini masih belum mencapai tujuan yang diinginkan.
Hal ini masih terbukti masih tingginya angka kematian ibu bersalin yaitu 375/100.000
kelahiran hidup, tertinggi di Asia Tenggara. Tingginya angka kematian ibu, disinyalir penyebab
utamanya adalah perdarahan, infeksi, dan toksernia dan penyebab tak langsung adalah
kemiskinan, tradisi sosial budaya, status gizi yang tidak memadai dan kurangnya akses
pemanfaatan dan faslitas kesehatan serta rendahnya status wanita. Masalah kesehatan
reproduksi wanita ini tidak terlepas dari faktor sosial, budaya danekonomi secara keseluruhan.
Oleh sebab itu diperlukan usaha-usaha yang lebih sederhana, lebih mudah terjangkau, lebih
sesuai dengan kondisi sosial ekonomi dan budaya setempat, dan juga mengikut sertakan
masyarakat secara umum dan terpadu. Hal yang lebih penting dalam memasyarakatkan
kesehatan reproduksi ini adalah kesadaran dan motivasi masyarakat sendiri (terutama pihak
wanita) yang menjaga kesehatan reproduksinya.
Artinya hal ini membawa pemikiran baru untuk mengefektitkan serta mengintensitkan
pelaksanaan berdasarkan kesadaran masyarakat dan kebutuhannya sendiri. Terobosan dan
strategi bagaimana memasyarakatkan program kesehatan reproduksi khususnya reproduksi
wanita tanpa arahan atau paksaan. Untuk itu penulis ingin mengetahui lebih dalam bagaimana
tanggapan wanita sendiri dan masyarakatnya tentang kesehatan reproduksi mereka.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Wanita pemakai atau pecandu narkoba biasanya terganggu atau menderita secara fisik
(penyakit), mental (perilaku salah), spiritual (kekacauan nilai2 luhur) dan social (rusak
komunikasi)
2. Pusat rehabilitasi : tempat atau sarana yg digunakan untuk proses pemulihan atau perbaikan
untuk kembali seperti semula missal ketergantungan narkoba, penyandang cacat baik fisik
atau mental dan masalah yg lain.

B. Subyek Rehabilitasi

1. Pribadi korban narkoba


2. Orang-orang terdekat
3. Masyarakt sekitar dan umum
4. Gembong dan pengedar narkoba

C. Sarana Dan Prasarana Rehabilitasi

1. Tersedia dukungan , pertolongan dan harapan


2. Perpustakaan dan buku, bahan audiovisual dan alat peraga
3. Sarana-sarana peningkatan minat dan ketrampilan
4. Sarana rekreasi
5. Jadwal harian atau program kegiatan
6. Fasilitas angkutan dan komunikasi
7. Tenaga professional sprt dokter, psikiater, psikolog, sosiolog, ahli kerohanian, TOGA,
fisioterapi

D. Pola Dasar Rancangan Rehabilitasi

1. Tahap I : proses transisi awal (1-8minggu) melewati 3 titik penting :


a. Informasi adanya masalah
b. Informasi klinis dan keputusan untuk menempuh rehabilitasi
c. Persiapan akhir lewat detoksifikasi dan stabilitasi awal

2. Tahap II : proses rehabilitasi intensif (3-18 bulan) melewati 3 titk penting yaitu :
a. Tahap konsolidasi : secara sadar dan tekun melepaskan diri dari berbagai penyakit dan
akibat lain.
b. Tahap pengakuan diri : menemukan jati diri, menguasai ketrampilan kerja, dibina
pengungkapan2 diri
c. Tahap positif thinking and doing : secar sadar dan dengan inisiatif untuk mencapai
prestasi.

3. Tahap III : proses transisi akhir (1-6 tahun), melewati 3 titik penting :
a. Terjadi perdamaian & penyasuain kembali dengan lingkungan
b. Berdamai dengan dirinya, menatap kedepan dan membuat pilihan hidup
c. Merasa puas menerima dirinya apa adanya lalu mempercayakan dirinya ke orang lain.

4. Tahap IV : pemeliharaan lanjut (seumur hidup), melewati 3 titik penting


a. Mengubah dan menjauhi nostalgia kesenangan narkoba
b. Setia mengikuti program-program dan acara affect care krg lebih 2 tahun
c. Tidak ada salahnya untuk ikut terlibat dalam gerakan kelompok bersih narkoba.

E. Jenjang Proses Kesembuhan

1. Jenjang Transisi
Gejala mulai kesadaran bahwa ia kehilangan sesuatu yg berharga : kewarasan, hidup
normal dalam hati kecil, mulai menakui bahwa ia sedang ketagihan, ketergantungan dan sulit
untuk meninggalkan narkoba.

2. Jenjang stabilisasi Dini


Mulai membenahi diri denga cara sendiri, padahal selalu gagal ia mulai menyadari
bahwa itu sia-sia. Akhirnya memutuskan untuk minta bantuan atau jasa orang lain. Cara
menstabilkan diri :
a. Mengakui perlunya jasa pendamping
b. Melangkah mengatasi gejala putus asa
c. Melangkah mengatasi masalah patologis
d. Mempelajari metode mengatasi stress tanpa obat-obataan.

3. Jenjang kesembuhan awal


Merubah seluruh system keyakinan menempuh arah baru, kehidupan yg berlawanan
dengan narkoba yaitu :
a. Mengaku narkoba itu berbahaya dan banyak membawa masalah
b. Bersedia menerima bantuan dari orang lain
c. Berserah diri pada Tuhan
d. Berusaha membangun hidup baru
e. Bersedia berbuat untuk kekurangan diri/pribadi
f. Yakin akan menerima keberanian, kekuatan dan harapan dari Tuhan.

4. Jenjang kesembuhan menengah


Pola gaya hidup masih rancu, yang perlu dibenahi :
a. Menanggulangi bahaya patah semangat
b. Memperbaiki gangguan narkoba
c. Mengusahakn peningkatan emosi diri
d. Membangun gaya hidup yang seimbang
e. Menata perubahan dan pertumbuhan diri

5. Jenjang akhir kesembuhan


Dalam jenjang akhir ini perhatian dipusatkan pada masalah yg berukuran pada pecandu
seperti : masalah DNA, penularan, keyakinan dan kepercayaan.

6. Jenjang Pemantapan
Kesembuhan bukan sasaran tapi sarana menuju kesehatan, yang dapat dilakukan :
a. Memelihara program kesembuhan
b. Mengubah pola hidup
c. Bertambah dan berkembang
d. Mampu menyesuaikan diri
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Wanita pemakai atau pecandu narkoba biasanya terganggu atau menderita secara fisik
(penyakit), mental (perilaku salah), spiritual (kekacauan nilai2 luhur) dan social (rusak
komunikasi)
Rehabilitasi adalah program untuk membantu memulihkan orang yang memilki
penyakit kronis baik dari fisik ataupun psikologisnya. Program Rehabilitasi individu adalah
program yang mencangkup penilaian awal, pendidikan pasien, pelatihan, bantuan psikologis,
dan pencegahan penyakit.
Secara normatif wanita mempunyai hak dan kewajiban serta kesempatan yang sama
dengan pria dalam segala bidang kehidupan dan bidang pembangunan seperti yang tercantum
dalam GBHN, tetapi secara faktual persamaan tersebut saat ini belum terwujud, diantaranya
di bidang kesehatan. Masih banyak wanita yang mengalami diskriminasi dalam bidang
kesehatan, umpamanya: pembedaan pemberian makanan bergizi pada anak laki-laki dan
wanita, akses informasi, dan akses pelayanan kesehatan dan sebagainya.
Untuk menghilangkan hambatan-hambatan ini salah satu usaha pemerintah berusaha untuk
meningkatkan pelayanan terhadap wanita usia produktif dengan menyediakan puskesmas dan
rumah sakit dengan berbagai fasilitasnya. Tetapi di Indonesia, usaha dalam memberikan
pelayanan kesehatan reproduksi ini masih belum mencapai tujuan yang diinginkan.

B. Saran
1. Disarankan perlunya upaya penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi pada kelompok-
kelompok tertentu yaitu wanita yang berkerja di sektor informal
2. Pusat Rehabilitasi adalah dalam upaya untuk memenuhi hak-hak korban NAPZA bertujuan
untuk pemulihan korban baik medis maupun sosial.
3. Pusat Rehabilitasi harus jauh dari model sistem pemenjaraan, hal ini penting agar Pusat
Rehabilitasi betul-betul adalah tempat bagi pemulihan korban baik secara medis maupun
sosial dan bukan merupakan penjara dalam bentuk lain.
4. Pusat Rehabilitasi ini adalah hasil dari refleksi dari praktek/program rehabilitasi yang selama
ini telah berjalan, dimana lebih menitikberatkan pada rehabilitasi medis dan cenderung
mengabaikan rehabilitasi sosial.
DAFTAR PUSTAKA

Aji Binuko (2012). Wanita di Tempat Kerja dan Rehabilitasi. Internet [terdapat dalam : http://
ajiebinuko. blogspot. com/2012/10/ wanita-di-tempat-kerja-dan-rehabilitasi.html]

Endah Purnasari (2010). Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial dan Upaya
Mengatasinya. Internet [terdapat dalam : http:// endahpurnasari. blogspot.com /2010/08/
permasalahan-kesehatan-wanita-dalam_6030.html]

Nos Magna Obstetrix (2011). Kesehatan Reproduksi Wanita Di Pusat Rehabilitasi. Internet
[terdapat dalam : http:// nosmagnaobstetrix. blogspot.com/2011/09/kesehatan-
reproduksi-wanita-di-pusat.html]

Anda mungkin juga menyukai