Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya kami
telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah
“FISIKA KESEHATAN”.
Pada makalah ini kami akan membahas mengenai listrik di dalam tubuh, yang kami
susun dari berbagai sumber dan kami rangkum dalam makalah ini.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik
berupa ide-ide maupun yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini. Kami
juga berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua untuk dijadikan
penunjang dalam mata kuliah Fisika Kesehatan.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, apabila ada kesalahan atau kekurangan
kami mohon maaf. Kritik dan saran masih sangat terbuka supaya makalah ini dapat
diperbaiki dan menjadi lebih baik lagi untuk berikutnya.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wonosobo,
26 Desember 2019
Pe
nyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................................ 2
1.5 Tinjauan Pustaka.................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................ 3
2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)................................................................................ 3
2.2 Sistem saraf dan Neuron...................................................................................................... 4
2.3 Potensial listrik saraf........................................................................................................... 6
2.4 Sinyal listrik dari otot (elektromiogram)............................................................................. 8
2.5 Sinyal listrik dari jantung (elektrokardiogram)................................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................... 12
3.2 Saran..................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan biasanya
kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat
ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah mengamati bahwa
setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti jerami atau bulu.
Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu electron.
Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam bidang
kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaan listrik
dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada tubuh kita disebut dengan
Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada makhluk hidup, yang mana
berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.
Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang dihasilkan di
dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan berbagai organ. Pada
dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan listrik. Gaya-gaya yang
ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik yang berbeda. Kerja Otot,
otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem saraf berperan penting pada
hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah suatu komputer sentral, menerima
sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan respons yang sesuai. Informasi
disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat kita menjalankan fungsi-fungsi
khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-sinyal ini dihasilkan dari proses
elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik dalam
tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta potensial
listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?
2. Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?
3. Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?
4. Sebutkan macam-macam neuron ?
5. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?
6. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?
7. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?
8. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.
2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.
3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya
4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron
5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf
6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf
7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.
1.4 Manfaat Penulisan
Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan makalah
ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa
1.Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai
kelistrikan dalam tubuh.
2.Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan materi
pelajaran.

1.5 Tinjauan Pustaka


Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan mencari ke
media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut dirangkum dengan
memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)


·Pengertian Biolistrik
Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar
dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.
Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam pusat akal
didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian diarahkan
ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya. Potensi daya
listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu supaya
mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.
Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP
(Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama
mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel
mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada
permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang
batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat
penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang
berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu otot
dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.
· Hukum dalam Biolistrik
Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.
Hukum Ohm menyatakan bahwa :
“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang
melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.
Rumusnya yaitu : R ꞊ V/I
Dimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).
Hukum joule menyatakan bahwa :
“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan
menimbulkan panas”.
Rumusnya yaitu : Q =V I t
Dimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu
lamanya arus mengalir (second).

2.2 Sistem saraf dan Neuron


·SISTEM SARAF
Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat
dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:
Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer ini
adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla
spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi
dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa
yang ada di saraf pusat :

Ø Otak
Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan
manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat
badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang
otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil
terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi
sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang
akan melakukan kegiatan.
Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung antara
otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. Fungsi
dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung,
suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.
Ø Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari
ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum tulang
belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya adalah
sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks.
2. Sistem saraf Otonom
Sistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal, misalnya
jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.
Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
a) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak
sebagai reseptor adalah organ indera.
b) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut
penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan
meluas. Sel saraf disebut neuron.
c) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh
penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

·NEURON

Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf (neuron)
merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima,
menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari
tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu
dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh
yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang
terletak di dendrit atau pada tubuh sel.
Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu
sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
a. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk
menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c. Akson (Neurit)
Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di
dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:
a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor
yaitu alat indera.
b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor
yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan
sumsum tulang belakang.
c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu
dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

2.3 Potensial listrik saraf


1. Potensial aksi sel
Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:
a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)
Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.
b. Tahap Depolarisasi
Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA
mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan
potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.
c. Tahap Repolarisasi
Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable
terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal.
Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali
potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.
Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke polarisasi
lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel. Perubahan
tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian kembali lagi
menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial
aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu aktivitas sel-sel lain
yang ada di sekitarnya.
Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi, repolarisasi,
dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial tersebut berupa
impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi tersebut yaitu fase
4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.
Gambar 5. Potensial aksi sel
Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga
ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal
potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal
sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal
lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3
adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan
serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.
2. Potensial istirahat sel
Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda potensial
yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini berpolaritas
negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan istirahat, di sisi
dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan sodium, tetapi dengan
konsentrasi yang berbeda.
Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi potensial di
sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion tersebut pada
potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut secara sendiri-
sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya secara bersamaan.
Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

2.4 Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)


Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini, kita
menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut
menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang
dirangsang secara elektris.
Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah neuron
bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang
terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot
mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang
bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot,
menyebabkan serat otot saling kontraksi.
Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel
otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).
Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau
hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction
mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu
sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot, karena
pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/ bergetar/
berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot hal
mana otot akan mengalami relaksasi.

2.5 Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)


Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler Nodus,
Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik jantung
dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung
(miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan
rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel
disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah
bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan
masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini
menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel
membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga
terjadi denyut jantung.
Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh
rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini
membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node
berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau
dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah
tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan
otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam
ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos
ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri,
menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum.
Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.
Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).
Keterangan:
Ø SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon
sehingga terjadi kontraksi atrium.
Ø Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.
Ø Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch
(BB) –> BB mengalami depolarisasi.
Ø Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi
kontraksi otot jantung.
Ø Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.
Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat dipahami
dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.
Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion,
diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial
aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).
Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang
ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel
adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada Gambar
2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada lokasi
elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan yang
diperoleh dari sebuah dipol listrik.
Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh.
Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John
R. Cameron, 1978: 199).
Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan oleh
dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda ukuran
dan orientasi.
Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh informasi
klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang digunakan
untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:
1. Electromiograf (EMG)
2. Electroneurograf (ENG)
3. Electroretionograf (ERG)
4. Electrogastrograf (EGG)
5. Electroensefalograf (EEG)
6. Electrokardiograf (EKG)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron
yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan
penginderaan.
2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R =
V/I. Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.
3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat
yang berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan
sistem saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ
internal, misalnya jantung, usus dan kelenjar.
4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).
5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang
menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan
potensial istirahat saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel
terdapat suatu beda potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting
potential).
6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut
menimbulkan kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit
motorik yang dirangsang secara elektris (listrik).
7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada
di dalam tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah
Electrokardiograf (EKG).

3.2 Saran
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu
kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee


Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha
Medika
Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.
http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrik
http://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asp
http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram

Anda mungkin juga menyukai