Anda di halaman 1dari 9

CASE REPORT

PRIMIGRAVIDA DENGAN HAMIL SEROTINOUS

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi
PEMBIMBING :
dr. Heryuristianto Sp. OG

Disusun Oleh :
Fanni Asyifa, S.Ked
J510195062

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT OBSTETRI DAN


GINEKOLOGI
RSUD KABUPATEN KARANGANYAR
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN

CASE REPORT

PRIMIGRAVIDA DENGAN HAMIL SEROTINOUS

Diajukan Oleh :
Fanni Asyifa, S.Ked
J510195062

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing stase Ilmu Obstetri dan
Ginekologi
Program Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari ................, ......................... 2019

Menyetujui,
Pembimbing

dr. Heryuristianto Sp. OG

Mengetahui,
Kepala Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran UMS

dr. Iin Novita N.M., M.Sc., Sp.PD

2
Primigravida dengan Hamil Serotinous
Fanni Asyifa*, Heryuristianto **

* Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta

** Bagian Obstetri dan Ginekologi, RSUD Kabupaten Karangayar

Abstrak

Postterm disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat bulan, kehamilan lewat
waktu, postterm pregnancy, extended pregnancy. Postterm adalah kehamilan 42 minggu atau
lebih (294 hari atau lebih) setelah periode mentruasi yang terakhir. Terminology postterm juga
dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan neonatus pada kehamilan lebih dari 42
minggu. Sekitar, 4 - 14 % atau rata-rata 10 % kehamilan akan berlangsung sampai 42 minggu
atau lebih. Insiden postterm ini diperkirakan berkisar 3-12% dari seluruh kehamilan. Namun
jika penentuan usia kehamilan menggunakan kriteria ultrasound, insiden postterm dapat lebih
rendah, berkisar antara 3-6%. Hanya 1-4% dari seluruh kehamilan yang berlanjut sampai 43
minggu.

Pendahuluan kehamilan yang melebihi waktu 42


Kehamilan umumnya minggu belum terjadi persalinan.
berlangsung kurang lebih 40 minggu Kehamilan posterm disebut
atau 280 hari dihitung dari hari pertama juga dengan istilah kehamilan
haid terakhir. Kehamilan aterm adalah serotinus, kehamilan lewat waktu,
usia kehamilan antara 38-42 minggu. kehamilan lewat bulan, prolonged
Kehamilan post matur menurut pregnancy, extended pregnancy,
Prof. Dr. dr. Sarwono Prawirohardjo postdate ataupun pasca maturitas.
adalah kehamilan yang melewati 294 Angka kejadian kehamilan
hari atau lebih dari 42 minggu lengkap postterm ini adalah sekitar 3,4-14 %
di hitung dari HPHT. Sedangkan atau rata-rata 10 %. Pada Negara maju
menurut Ida Bagus Gde Manuaba seperti United States angka kejadian
kehamilan lewat waktu adalah kehamilan postterm rata-rata 7 % dari 4
juta kelahiran pada tahun 2001.

3
juta kasus dengan lebih dari 700
kasus berakhir dengan kematian.
Di Indonesia, insiden demam
tifoid diperkirakan sekitar 300-810 kasus
per 100.000 penduduk per tahun, berarti
jumlah kasus berkisar antara 600.000-
1.500.000 pertahun. Hal ini berhubungan
Gambar 1
dengan tingkat higienis individu, sanitasi
Bakteri Salmonella typhi
lingkungan dan penyebaran kuman dari
Kami melaporkan sebuah kasus
karier atau penderita tifoid. Pada daerah
Demam Tifoid di rumah sakit kabupaten.
endemis yang sanitasi dan kesehatannya
Laporan Kasus
terpelihara baik, demam tifoid muncul
Pasien atas nama Ny. T usia 25
sebagai kasus sporadik.
tahun datang ke IGD RSUD Karanganyar
S. typhi merupakan kuman
pada 21 Agustus 2019 dengan keluhan
batang Grammnegatif, yang tidak
demam. Demam dirasakan 4 hari SMRS
memiliki spora, bergerak dengan flagel
disertai pusing, mual dan muntah 2x.
peritrik, bersifat intraseluler fakultatif
Demam dirasakan naik dan turun, demam
dan anerob fakultatif, Ukurannya berkisar
naik ketika sore menjelang malam hari.
antara 0,7-1,5 X 2-5 µm, memiliki antigen
Pasien mengatakan juga mengalami diare
somatik (0), antigen flagel (H) dengan 2
4x/hari yang dirasakan 2 hari SMRS dan
fase dan antigen kapsul (Vi).
nyeri perut.
Pasien mengeluh pandangan kabur
(-), penurunan kesadaran (-), pusing (+),
batuk (-), makan/ minum tersedak (-),
gangguan pendengaran (-), keringat dingin
(-), batuk lama (-), mual (+), muntah (+),
nafsu makan menurun (-), riwayat

4
penggunaan obat (-), trauma kepala (-), Pemeriksaan penunjang darah
BAB (+), BAK (+). rutin menunjukkan AT: (69 juta/ul), widal
Pasien menyangkal ada riwayat : (Salmonella typhi O : + 1/320).
keluhan yang sama sebelumnya. Pasien .
menyangkal riwayat hipertensi. Pasien Berdasarkan gejala, pemeriksaan
sebelumnya belum pernah mondok dengan fisik dan pemeriksaan penunjang menurut
riwayat yang sama . Pasien menyangkal kriteria framingham pasien didiagnosis
bahwa di keluarga ada yang menderita dengan congestive heart failure NYHA II.
keluhan yang sama ataupun memiliki Pasien diberi terapi oksigen 4 lpm via nasal
riwayat penyakit lain. kanul, infus ringer laktat 15 tpm,
Pasien bekerja sebagai ibu rumah furosemide 20 mg iv ekstra, ranitidin iv 2 x
tangga, makan dan minum tidak pilih-pilih 1, ondansetron iv 3 x 1, santagesik iv 2 x 1,
dan pasien kurang minum air putih. Pasien dan sucralfate syrup 3 x C1.
tidak rutin olahraga. Hari kedua observasi, pasien
Pasien memiliki berat badan 45 kg, mengeluh sesak dan keluar keringat dingin.
dan tinggi badan 150 cm dengan IMT 20 Keadaan umum pasien sedang, kesadaran
kg/m2. Keadaan umum pasien tampak kompos mentis tekanan darah 120/70, nadi
0
sedang, kesadaran compos mentis, tekanan 88x, respirasi 22x, suhu 36.4 c.
darah 100/60 mmHg, nadi 89x, respiratory Pemeriksaan fisik didapatkan distensi vena
0
rate 22x, suhu 37 c. Pada pemeriksaan leher, kesan pelebaran batas jantung,
fisik kepala kesan normal, leher tidak ada ditemukan suara S3 gallop dan edema pada
pembesaran getah bening, tidak terdapat ektremitas inferior. Terapi dilanjutkan
distensi vena leher, thorax kesan normal, seperti hari pertama dan ditambahkan
paru kesan normal, jantung kesan normal, digoxin 1 x 1, captopril 2 x 25 mg, ISDN 3
ictus cordis teraba di spasium interkosta V
linea axila anterior sinistra, tidak terdengar
suara bising S3 gallop, abdomen tidak
didapatkan nyeri tekan dan pembesaran
organ, dan tidak terdapat pitting edem pada
kedua extremitas inferior.

5
Keadaan umum sedang, kesadaran compos
mentis, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi
Gambar 2. Hasil rontgen thorax PA 103x, respirasi 21x, suhu 36,10 c.
Pemeriksaan fisik didapatkan distensi vena
x 5 mg dan dilakukan rontgen thorax PA leher, kesan pelebaran batas jantung,
dengan hasil seperti di gambar. ditemukan suara S3 gallop dan edema pada
Hari ketiga observasi, pasien ektremitas inferior. Terapi hari
mengeluh sesak dan batuk. Keadaan umum sebelumnya dilanjutkan.
sedang, kesadaran compos mentis, tekanan Hari keenam observasi, pasien
darah 110/70 mmHg, nadi 81x, respirasi, mengeluh sesak dan sulit tidur. Keadaan
0
24x, suhu 36,6 c. Pemeriksaan fisik umum sedang, kesadaran compos mentis,
didapatkan distensi vena leher, kesan tekanan darah 130/70 mmHg, nadi 86x,
pelebaran batas jantung, ditemukan suara respirasi 22x, suhu 36,30 c. Pemeriksaan
S3 gallop dan edema pada ektremitas fisik didapatkan distensi vena leher, kesan
inferior.. Pemeriksaan rontgen thorax PA pelebaran batas jantung, ditemukan suara
didapatkan kesan cardiomegaly, efusi S3 gallop dan edema pada ektremitas
pleura kanan dan suspek efusi pleura kiri. inferior. Terapi hari sebelumnya
Terapi dilanjutkan seperti hari kedua dan dilanjutkan.
ondansetron iv dihentikan. Hari ketujuh observasi, pasien
Hari keempat observasi, pasien mengeluh sesak. Keadaan umum sedang,
mengeluh sesak dan badan pegal-pegal. kesadaran compos mentis, tekanan darah
Keadaan umum sedang, kesadaran compos 110/70 mmHg, nadi 100x, respirasi 21x,
mentis, tekanan darah 130/70 mmHg, nadi suhu 36,20 c. Pemeriksaan fisik didapatkan
84x, respirasi 21x, suhu 36,20c. distensi vena leher, kesan pelebaran batas
Pemeriksaan fisik didapatkan distensi vena jantung, ditemukan suara S3 gallop dan
leher, kesan pelebaran batas jantung, edema pada ektremitas inferior. Terapi hari
ditemukan suara S3 gallop dan edema pada sebelumnya dilanjutkan.
ektremitas inferior.. Terapi dilanjutkan Hari kedelapan observasi, pasien
seperti hari sebelumnya. mengeluh sesak, muntah 1x tadi malam,
Hari kelima observasi, pasien batuk dan badan sakit semua. Keadaan
mengeluh sesak dan badan sakit semua. umum sedang, kesadaran compos mentis,

6
tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 90x, Keadaan umum sedang, kesadaran compos
respirasi 21x, suhu 36,30 c. Pemeriksaan mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
fisik didapatkan distensi vena leher, kesan 79x, respirasi 20x, suhu 36,40 c. Setelah
pelebaran batas jantung, ditemukan suara kondisi umum membaik pasien diijinkan
S3 gallop dan edema pada ektremitas pulang dan diedukasi untuk kontrol 5 hari
inferior. Terapi hari sebelumnya kedepan.
dilanjutkan. Pembahasan
Hari kesembilan observasi, pasien Pada kasus ini pasien di diagnosis
mengeluh sesak, muntah 3x sejak tadi congestive heart failure berdasarkan
malam, badan sakit semua dan tidak bias kriteria Framingham terpenuhi 4 kriteria
tidur. Keadaan umum cukup, kesadaran mayor dan 4 kriteria minor.
compos mentis, tekanan darah 110/90 Kriteria Framingham digunakan
0
mmHg, nadi 70x, respirasi 21x, suhu 36,5 untuk diagnosis gagal jantung kongestif
c. Pemeriksaan fisik didapatkan distensi yang terdiri dari 8 kriteria mayor yaitu
vena leher, kesan pelebaran batas jantung, paroksismal nocturnal dyspnea, distensi
ditemukan suara S3 gallop dan edema pada vena leher, ronki paru, kardiomegali,
ektremitas inferior. Terapi hari edema paru akut, S3 gallop, peningkatan
sebelumnya dilanjutkan. tekanan vena jugularis, refluks
Hari kesepuluh observasi, pasien hepatojugular, dan terdiri dari 7 kriteria
mengeluh sesak sudah berkurang dan minor yaitu batuk malam hari, sesak saat
badan sakit semua. Keadaan umum aktivitas, edema ekstremitas,
sedang, kesadaran compos mentis, tekanan hepatomegaly, efusi pleura, penurunan
darah 110/70 mmHg, nadi 64x, respirasi kapasitas vital 1/3 normal dan takikardia. 4
21x, suhu 36,70 c. Pemeriksaan fisik Pada pasien didapatkan 4 kriteria
didapatkan distensi vena leher, kesan mayor distensi vena leher, kardiomegali,
pelebaran batas jantung, ditemukan suara S3 gallop dan peningkatan tekanan vena
S3 gallop dan edema pada ektremitas jugularis. Dan didapatkan 3 kriteria minor
inferior. Terapi hari sebelumnya yaitu takikardia, edema ekstremitas, sesak
dilanjutkan dan digoxin tablet dihentikan. saat aktivitas dan efusi pleura.
Hari kesebelas observasi, pasien Klasifikasi gagal jantung menurut
mengatakan keluhan sudah berkurang. New York Heart Assosciation

7
mengelompokkan berdasarkan kapasitas kemudian aliran darah balik juga daoat
aktivitas dan status gejala (Tabel 1).4 menyebabkan edema pada ekstremitas

Kriteria Kelas
Tidak ada pembatasan pada aktivitas fisik. Ketika melakukan aktivitas biasa tidak I
menimbulkan gejala.
Aktivitas fisik sedikit terbatas. Ketika melakukan aktivitas biasa dapat menimbulkan II
gejala tetapi akan merasa nyaman ketika istirahat.
Terdapat keterbatasan aktivitas fisik sehari-hari akibat gejala gagal jantung pada III
tingkatan yang lebih ringan, misalnya berjalan 20-100 m. Pasien hanya merasa nyaman
saat istirahat.
Tidak dapat melakukan aktivitas dikarenakan ketidak nyamanan. Gejala timbul pada IV
waktu pasien beristirahat. Keluhan akan semakin berat pada aktivitas ringan.
Table 1. Klasifikasi Gagal Jantung Menurut bawah, ascites.
New York Heart Association (NYHA) Penatalaksanaan terhadap pasien
gagal jantung harus dilakukan agar tidak
Hipertensi pada pasien merupakan terjadi perburukan kondisi. Tujuan
salah satu factor risiko terjadinya penyakit pengobatan gagal jantung adalah
cardiovascular. Jika beban jantung menurunkan mortalitas, meringankan
meningkat akan dikompensasi dengan gejala dan tanda, memperbaiki kualitas
pembesaran ventrikel kiri dan jika terjadi hidup, menghilangkan edema dan retensi
kegagalan pompa jantung maka akan cairan, meningkatkan kapasitas dan
menyebabkan aliran darah balik. Pada aktifitas fisik, mengurangi kelelahan dan
gagal jantung kiri aliran darah balik dapat sesak nafas, dan mengurangi kebutuhan
menyebabkan tekanan hidrostatik lebih rawat inap. 4
besar dari tekanan osmotic dan dapat Manajemen perawatan mandiri
menyebabkan terkumpulnya cairan di erupakan tindakan-tindakan yang
pleura, edema pulmo, sesak nafas dan bertujuan untuk menjaga stabilitas fisik,
dapat menyebabkan terdengarnya S3 menghindari perilaku yang dapat
gallop atau ventrikel gallop. Pada gagal memperburuk kondisi dan mendeteksi
jantung kanan, aliran darah balik akan gejala awal perburukan gagal jantung yaitu
menyebabkan distensi vena sentral dan perubahan gaya hidup yang menjadi kunci
peningkatan tekanan vena jugularis, utama untuk mempertahankan fungsi

8
jantung yang dimiliki dan mencegah Kasus ini menggambarkan pasien
kekambuhan. Terdapat hubungan yang congestive heart failure NYHA II yang
bermakna antara faktor ketaatan diet, menunjukkan respon klinis dengan terapi.
ketaatan berobat, pengurangan berat badan Dibutuhkan observasi jangka panjang
dan intake cairan dengan rehospitalisasi untuk penyakit pada pasien ini.
klien dekompensasi kordis.4
Daftar Pustaka
Terapi farmakologi awal pada
1
American Association of Cardiovascular
gagal jantung adalah diuretic untuk
and Pulmonary Rehabilitation.
mengurangi kongesti + ACEI untuk 2013. ACCF/AHA Guideline for
the Management of Heart Failure:
memperbaiki fungsi ventrike; (atau ARB
Executive Summary. Journal of
jika intoleransi) dan beta blocker. Jika the American College of
Cardiology: 62 (16).
masih termasuk klasifikasi NYHA II-IV
2
dapat ditambahkan MR antagonist Dumitru, I. Heart Failure. eMedicine.
[Online] Nov 24, 2009.
(spironolakton) untuk mengurangi http://emedicine.medscape.com/ar
perburukan, jika masih belum membaik ticle/163062- overview.
3
dapat dipertimbangkan penambahan Kementrian Kesehatan. 2013. Riset
Kesehatan Dasar. [Online].
ivabradine untuk mengurangi risiko Available at:
hospitalisasi, jika belum membaik dapat http://www.depkes.go.id/resource
s/download/general/Hasil%20Ris
dipertimbangkan CRT-P atau CRT-D atau kesdas% 202013.pdf.
ICD, dan dapat dipertimbangkan 4
PERKI, 2015. Pedoman Tatalaksana
penambahan digoxin maupun H-ISDN. 4 Gagal Jantung 1 ed.
http://www.inaheart.org/upload/fil
Kesimpulan e/Pedoman_TataLaksana_Gagal_
Jantung_2015.pdf

Anda mungkin juga menyukai