Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin

intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan

persalinan. (Wahyu, 2013). Kehamilan adalah suatu proses pembuahan

dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami,

menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu. Kehamilan adalah

suatu proses yang akan terjadi bila aspek penting terpenuhi yaitu ovum,

spermatozoa konsepsi dan nidasi.

Kehamilan merupakan transisi, yakni suatu masa anarra kehidupan

sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan

kehidupan nanti setelah anak itu lahir (Wahyu P, 2013)

2. Proses Kehamilan

Proses kehamilan merupakan mata rantai berkesinambungan dan

terdiri dari ovulasi (Icemi Sukarni 2013) :

a. Ovulasi pelepasan ovum

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh

sistem hormonal yang kompleks.


b. Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum

Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang

kompleks pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai

hormonal yang kompleks dari panca indra, hipotalamus, hipofisis

dan sel intertisial Leydig sehingga spermatogonium dapat

mengalami proses mitois.

c. Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot

Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut

konsepsi atau fertilasi dan membentuk zigot.

d. Terjadi nidasi (implantasi pada uterus)

Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa

terbentuk zigot yang lain beberapa jam telah mampu membelah

dirinya menjadi dua dan seterusnya. Bersamaan dengan

pembelahan inti, hasil kosepsi terus berjalan menuju uterus. Sel

trofoblas dalam pertumbuhannya mampu mengeluarkan hormon

korionik gonadotropin yang mempertahankan korpus luteum

gravidarum.

Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terjadi

ruangan yang mengandung cairan disebut “blastula”.

Perkembangan dan pertumbuhan berjalan, blastula dengan vili

korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk

mengadakan nidasi. Sementara itu fase sekresi endometrium telah

makin gembur dan makin banyak mengandung glikogen yang


disebut desidua. Sel trofoblas yang meliputi “primer vili korealis”

melakukan destruksi enzimatik-proteolitik, sehingga dapat

menanamkan diri didalam endometrium.

Proses penanaman blastula disebut nidasi atau implantasi

terjadi pada hari ke 6 sampai ke 7 setelah konsepsi. Pada saat

tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi

perdarahan yang disebut tanda Hartman.

e. Pembentukan plasenta

Nidasi atau implamentasi terjadi pada bagian fundus uteri

di dinding depan atau belakang pada blastula penyebaran sel

trofoblas yang tumbuh kembang tidak rata, sehingga bagian

blastula dengan inner cell mass akan tertanam ke dalam

endometrium. Sel trofoblas mendestruksi endometrium sampai

terjadi, pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili

korealis. Fungsi Plasenta :

1) Sebagai alat nutrisi untuk mendapatkan bahan yang diperlukan

untuk pertumbuhan dan pekembangan janin

2) Sebagai alat pembuangan sisa metabolisme

3) Sebagai alat pernapasan dimana janin mengambil O2 dan

membuang CO2

4) Menghasilkan hormon pertumbuhan dan persiapan pemberian

ASI

5) Sebagai alat penyalur antibodi ke tubuh janin.


6) Sebagai barrier atau filter (Wahyu P, 2013)

3. Tanda – tanda Kehamilan

a. Tanda dugaan hamil

1) Amenore (terlambat datang bulan)

2) Mual dan muntah

3) Ngidam

4) Sinkope atau pingsan

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)

menyebabkan iskemia susunan saraf dan menimbulkan

sinkope.

5) Payudara tegang

Pengaruh esterogen – progesteron dan somatomamotropin

menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.

6) Sering miksi

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat

terasa penuh dan sering miksi.

7) Konstipasi atau Obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus

menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

8) Pigmentasi kulit pada daerah pipi, dinding perut dan sekitar

payudara

9) Varices atau penampakan pembuluh darah vena (Wahyu P,,

2013)
b. Tanda – tanda kemungkinan hamil

1) Perut membesar

2) Uterus membesar

3) Pada pemeriksaan dalam dijumpai

a) Tanda hegar : Perlunakan isthmus

b) Tanda chadwick : Warna selaput lendir vulva dan

vagina menjadi ungu

c) Tanda piscaseck : Uterus membesar kesalah satu

jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran

tersebut

d) Tanda braxton hicks : Bila uterus dirangsang mudah

berkontraks

e) Teraba ballotement : Pantulan yang terjadi setelah

uterus diketuk

4) Pemeriksanaan tes biologis kehamilan positif (Manuaba, 2013)

c. Tanda pasti kehamilan (Manuaba, 2013)

Tanda pasti kehamilan dapat di tentukan dengan jalan :

a) Gerakan janin dalam rahim :

1) Terlihat / teraba gerakan janin

2) Teraba bagian – bagian janin

b) Denyut jantung janin

1) Didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotografi, alat

doppler.
2) Dilihat dengan ultrasonagrafi

3) Pemeriksaan dengan alat canggih yaitu rontgen untuk

melihat kerangka janin, ultrasonografi.

4. Perubahan fisiologis pada saat kehamilan

a. Rahim atau uterus

1) Ukuran : untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar

akibat hipertrofi dan hiperplasia otot polos rahim

2) Berat uterus naik

3) Bentuk dan konsistensi uterus meningkat

4) Vaskularisasi

Pembuluh darah balik (vena) mengembangan dan bertambah

5) Serviks uteri

Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak.

6) Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah

karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan

kebiru-kebiruan (tanda chadwicks)

7) Ovarium

Ovulasi terhenti dan masih terdapat korpus luteum graviditas

sampai terbentuknya uri yang mengambil alih mengeluaran

estrogen dan progesteron


8) Payudara

Payudara menjadi lebih besar, areola payudara makin

berpigmentasi (hitam), glandula montgomery makin tampak,

puting susu makin menonjol, pengeluarkan ASI belum

berlangsung karena prolaktin belum berfungsi karena hambatan

dari PIH (prolaktin dan inhibiting hormone) untuk

mengeluarkan ASI.

b. Sikulasi darah ibu

1) Volume darah

Volume darah meningkat dimana jumlah serum darah lebih

besar dari pertumbuhan sel darah sehingga terjadi semacam

pengenceran darah (hemodilus) dan curah jantung akan

bertambah sekitar 30 %.

2) Sel darah

Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat

mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi

pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan

volume darah sehingga terjadi hemodilus yang disertai anemia

fisiologis.

3) Sistem respirasi

Terjadi perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi

kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma

karena dorongan rahim yang membesar, sebagai kompensasi


terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat ,

ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20 – 25 % dari

biasanya.

4) Sistem pencernaan

Pengeluaran air liur yang berlebihan, daerah lambung terasa

panas, mual, pusing kepala terutama pagi hari (morning

sickness) muntah, obstipasi.

5) Traktus urinarius

Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala

bayi pada hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk

sering kencing. Desakan tersebut menyebabkan kandung

kemih cepat terasa penuh.

6) Perubahan pada kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating

hormon lobus hipofisi anterior dan pengaruh kelenjar

suprarenalis hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum

livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra dan

pipi.

7) Metabolisme

Metabolisme tubuh mengalami perubahan dimana kebutuhan

nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan

memberikan ASI. (Wahyu, 2013).


B. Konsep Dasar Emesis Gravidarum

1. Pengertian Emesis Gravidarum

Mual (nause) dan muntah (vomiting), pening, perut kembung dan

badan terasa lemah dapat terjadi hampir 50% kasus ibu hamil, dan

terbanyak pada usia kehamilan 6-12 minggu. Keluhan mual muntah sering

terjadi pada waktu pagi sehingga juga dikenal dengan ”morning sickness”.

(Prawirohardjo,2013)

Mual (nausea) dan muntah (morning sickness) adalah gejala yang

wajar dan sering didapatkan pada kehamilan triwulan I. Mual biasanya

terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.

Gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid

terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. (Manuaba,2013)

Emesis gravidarum adalah keluhan yang sering terjadi pada pagi

hari sehingga dikenal dengan (Morning sickness) kasus ini dapat terjadi 50

% dan terbanyak terjadi pada umur kehamilan 6-12 minggu.

(Manuaba,2013)

Emesis gravidarum adalah mual dan muntah yang lebih dari 10

kali dalam 24 jam atau setiap saat pada wanita hamil sampai menggangu

pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk dan dapat

terjadi dehidrasi. (standar pelayanan medic obsetric & ginekologi dalam

buku NANDA, 2015)


2. Penyebab Emesis Gravidarum

a. Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh

peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil

b. Penyebab hampir dapat dipastikan karena kepekaan terhadap

hormon kehamilan. Tetapi, akan berlebihan jika calon ibu terlalu

cemas atau mengalami tekanan emosional. Mual di pagi hari lebih

umum daripada di saat yang lain, karena perut mengandung

kumpulan asam gastrik yang diendapkan semalaman.

c. Penyebabnya adalah perubahan hormon yang akan mengakibatkan

pengeluaran asam lambung yang berlebihan, terutama di pagi hari .

d. Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena

selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat, karena

pengaruh hormon hipofise.

e. Penyebab yang pasti masih belum diketahui diduga karena

pengaruh perubahan psikologis dan adanya pengaruh perubahan

hormonal selama kehamilan. (NANDA, 2015)

3. Faktor Predisposisi Emesis gravidarum

Ada beberapa faktor predisposisi terjadinya kejadian emesis

gravidarum NANDA cit. Amru sofian (2015) yaitu :

a) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan

kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.

Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi

terhadap hormon estrogen dan gonadotropin korionik, sedangkan


pada kehamilan ganda dan mola hidatidosa, jumlah hormon yang

dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadi emesis

gravidarum.

Peningkatan kadar progesteron, estrogen dan human

chorionic gonadotropin (hCG) dapat menjadi faktor pencetus mual

dan muntah. Penigkatan hormon progeteron menyebabkan otot polos

pada sistem gatroinitestinal mengalami relaksasi, hal itu

menyebabkan penurunan motilitas lambung sehingga pengosongan

lambung melambat (Nengah, 2010).

b) Faktor organic, karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi

maternal dan perubahan metabolik.

Teori metabolik menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6

dapat mengakibatkan mual dan muntah pada kehamilan (Nengah,

2010). Pada kehamilan diduga terjadi invasi jaringan vili korialis

yang masuk kedalam peredaran darah ibu sehingga faktor alergi

dianggap dapat menyebabkan kejadian msis gravidarum (Manuaba,

et al. 2013).

c) Faktor psikologik

Keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut

terhadap kehamilan dan persalian, takut memikul tanggung jawab dll

menjadi faktor penyebab emesis gravidarum.


4. Manifestasi klinik

Tidak ada batas kejelasan antara mual yang masih fisiologis

dalam kehamilan dengan emesis gravidarum, tetapi bila keadaan umum

klien terpengaruh, sebaiknya dianggap sebagai emesis gravidarum.

Menurut berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dapat dibagi

kedalam tiga tingkatan (NANDA cit. Amru sofian, 2015) :

a. Tingkat 1 (ringan) : mual muntah terus-menerus, lemah, tidak mau

makan, berat badan turun dan rasa nyeri di epigrastium, nadi

100x/menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering

dan mata cekung.

b. Tingkat 2 (sedang) : mual dan muntah yang hebat menyebabkan

keadaan umum lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek,

lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik

(dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tekanan

darah turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi dan dapat pula

terjadi nafas berbau aseton.

c. Tingkat 3 (berat) : kadaan umum jelek, kesadaran menurun dari

samnolen sampai koma, nadi kecil halus dan cepat, dehidrasi berat,

suhu badan naik, tekanan darah menurun, ikterus dan dapat berakibat

fatal yaitu nistagmus, diplopia, dan perubahan mental; keadaan ini

adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B

kompleks.
C. Konsep Dasar Aromaterapi

1. Pengertian Aromaterapi

Aromaterapi didefinisikan dalam dua kata yaitu aroma yang

berari wangi-wangian (fragrance) dan therapy yang berarti perlakuan

pengobatan, jadi secara ilmiah diartikan sebagai wangi-wangan yang

yang memiliki pengaruh terhadap fisiologis manusia. Buchbauer

menetapkan definisi universal untuk aromaterapi, yaitu terapi

menggunakan senyawa aromatik atau senyawa yang mudah menguap

(volatile) untuk mengobati, mengurangi atau mencegah suatu

penyakit, infeksi dan kegelisahan dengan cara menghirupnya

(Muchtaridi, 2015).

Aromaterapi ialah istilah generik bagi salah satu

jenis pengobatan alternatif yang menggunakan bahan cairan tanaman

yang mudah menguap, di kenal sebagai minyak esensial, dan

senyawa aromatik lainnya dari tumbuhan yang bertujuan untuk

memengaruhi suasana hati ataukesehatan seseorang, yang sering

digabungkan dengan praktik pengobatan alternatif dan kepercayaan

kebatinan.(Muchtaridi. 2015)

Aromaterapi adalah cara penyembuhan dengan menggunakan

kosentrasi minyak atsiri atau minyak essensial yang aromatik dan

diekstraksi dari tumbuh-tumbuhan (Dr. Moelyono 2015). Minyak

atsiri yang digunakan merupakan cairan hasil sulingan dari berbagai

jenis bunga, daun, kulit batang, biji dan akar yang tidak digunakan sec
ara langsung ke kulit tetapi harus diencerkan terlebih dahulu yang

biasanya bersifat mudah menguap saat terkena panas atau cahaya.

Dengan aromaterapi yang dapat berperan dalam

merelaksasikan pikiran dan mengurangi rasa stres, hal tersebut

tentunya berhubungan dengan keadaan emosi yang lebih teratur.

Keadaan emosi manusia diatur oleh otak di dalam sistem limbik.

Sistem limbik berbeda dengan lobus limbik.

Lobus limbik merupakan kesatuan struktur yang terdiri dari

archicortex (formasi hipokampalis dan girus dentatus), paleocortex

(korteks piriformis dari girus hipokampalis anterior), mesocortex

(girus cinguli). Sedangkan, sistem limbik gabungan lobus limbik dan

nuklei subkortikal, yaitu amigdala, nuklei septales, hipotalamus,

epitalamus, nukleus talamus, dan ganglia basalis. Dalam sistem limbik

tidak hanya mengatur tentang emosi, namun juga mengatur memori,

dan perilaku. Semuanya dapat saling berkaitan satu sama

lain.(Moelyono 2015)

2. Manfaat Aromaterapi

(Menurut Muchtariadi 2015), Aromaterapi digunakan untuk

mempengaruhi emosi seseorang dan membantu meredakan gejala

penyakit. Minyak esensial yang digunakan dalam aromaterapi ini

berkhasiat untuk mengurangi stress, melancarkan sirkulasi darah,

meredakan nyeri, mengurangi bengkak, menyingkirkan zat racun dari

tubuh, mengobati infeksi virus atau bakteri, luka bakar, tekanan darah
tinggi, gangguan pernafasan, insomnia (sukar tidur), gangguan

pencernaan, dan penyakit lainnya.(Moelyono, 2015)

3. Macam-Macam Minyak Esensial Aromaterapi

Beberapa minyak sari yang umum digunakan dalam aroma

terapi karena sifatnya yang serba guna diantaranya adalah Langon

Kleri (Salvia Scarea), Eukaliptus (Eucalyptus Globulus), Geranium

(Pelargonium Graveolens), Lavendar (Lavendula Vera Officia nals),

Lemon (Citrus Limonem), Peppermint (Mentha Piperita), Petitgrain

(Daun Citus Aurantium), dan Rosmari (Rosmarimus Officinals), serta

Pohon teh (Melalueca Alternifolia). (Muchtariadi 2015)

4. Teknik- Teknik Pemberian Aromaterapi

Penyerapan minyak esensial ke dalam system sirkulasi

membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk diserap sepenuhnya oleh

system tubuh sebelum dikeluarkan kembali melalui paru-paru, kulit

dan urine dalam waktu beberapa jam kemudian.

Berikut ini adalah beberapa teknik yang lazim digunakan

dalam aromaterapi :

a. Aromaterapi Inhalasi (menggunakan oil burner)

Penghirupan dianggap sebagai cara penyembuhan paling

langsung dan paling cepat, karena molekul- molekul minyak

esensial yang mudah menguap tersebut bertindak langsung pada

organ-organ penciuman dan langsung dipersepsikan oleh otak.

Penghirupan bisa di lakukan selama menit 15-30 menit.


Rasa mual pada kehamilan dapat di tanggulangi dengan

menggunakan terapi pelengkap antara lain dengan aromaterapi.

Salah satu aromaterapi yang dapat menurunkan mual muntah pada

kehamilan adalah aromaterapi lemon. Aromaterapi lemon

memberikan ragam efek bagi penghirupnya, seperti ketenangan,

kesegaran, bahkan bisa membantu ibu hamil mengatasi mual.

Ketika aromaterapi dihirup, molekul yang mudah menguap

dari minyak tersebut dibawa oleh arus udara ke “ atap “ hidung di

mana silia –silia yang lembut muncul dari sel-sel reseptor. Ketika

molekul-molekul itu menempel pada rambut-rambut tersebut, suatu

pesan elektrokimia akan ditransmisikan melalui saluran olfactory

ke dalam system limbic. Hal ini akan merangsang memori dan

respons emosional. Hipotalamus berperan sebagai relay dan

regulator, memunculkan pesan-pesan yang harus disampaikan

kebagian lain otak serta bagian badan yang lain. Pesan yang

diterima itu kemudian diubah menjadi tindakan yang berupa

pelepasan senyawa neurokimia yang menyebabkan euphoria,

relaks, dan sedative .

b. Aromaterapi Masase atau Pijat

Masase merupakan metode perawatan yang paling banyak

dikenal dalam kaitannya dengan aroma terapi. Minyak esensial

mampu menembus kulit dan terserap ke dalam tubuh, sehingga


memberikan pengaruh penyembuhan dna menguntungkan pada

berbagai jaringan dan organ internal (Koensoemardiyah,2009).

c. Aromaterapi Mandi

Mandi yang sebagian besar orang merasakan manfaatnya

untuk relaksasi adalah mandi panas yang sebelumnya telah

ditambahkan persiapan wewangian yang memiliki kasiat tertentu.

Mandi dapat menenangkan dan melemaskan, meredakan sakit dan

nyeri dan juga dapat menimbulkan efek rangsangan,

menghilangkan keletihan dan mengembalikan tenaga.

d. Aromaterapi Kompres

Kompres efektif untuk penyembuhan berbagai macam

sakit, nyeri otot dan rematik, ruam-ruam dan sakit kepala. Untuk

nyeri akut kompres harus diulang – ulang bila telah mencapai blood

temperature, jika tidak maka kompres harus dibiarkan pada

komposisinya selama minimal dua jam dan yang lebih baik adalah

semalam.(Moelyono 2015)

5. Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Untuk Mual Muntah

Aroma terdeteksi dimulai dari organ hidung sebagai organ

penghidu. Proses menghidu dimulai dengan proses penerimaan

molekul bau oleh olfactory epithelium yang merupakan reseptor terdiri

dari puluhan juta saraf pembau. Pada saat minyak aromaterapi

dilepaskan ke udara, minyak akan masuk melalui hidung dan akan

mencapai nostril pada dasar hidung, sebelum molekul aromaterapi


menempel dengan silia sel olfactorius, odoran tersebut dapat larut

dalam mucus yang melapisi silia tersebut. Untuk dapat larut dalam

mucus maka minyak Aromaterapi harus bersifat hidrofilik. Struktur

dari minyak esensial ini memiliki sifat yang hidrofilik sehingga dapat

larut dalam mucus.

Di bawah mucus pada epitel olfactory, reseptor khusus yang

disebut sebagai neuron reseptor olfactory mendeteksi adanya bau.

Setiap sel olfactory hanya memiliki satu jenis reseptor bau (odorant

reseptor/ OD), dan satu reseptor hanya mampu mendeteksi jumlah

terbatas bahan-bahan bau, seperti sel-sel pembau kita sangat

terspesialisasi sejumlah kecil bau. Untuk selanjutnya molekul bau

akan berikatan dengan OD, sehingga dapat menyebabkan aktivasi dari

protein G yang kemudian mengaktivasi enzim adenilsiklase dan

mengaktifkan cAMP. Pengaktifa cAMP membuka kanal Na sehingga

terjadi influx natrium dan menyebabkan depolarisasi dari sel

olfaktorius. Depolarisasi ini kemudian menyebabkan potensial aksi

pada saraf olfaktorius dan di transmisikan ke hipotalamus

Sinyal pada sel mitral yang berada di bulbus olfaktorius

menjalar menuju traktus olfaktorius media dan area olfaktorius lateral.

Area olfaktorius lateralis membawa akson-akson ke area olfaktorius

pada korteks serebri, yang disebut sebagai area periamygdaloidea dan

area peripirformis dan area ini dikenal sebagai area olfaktorius primer

(pusat penghidu pada korteks serebri) pada lobus temporalis bagian


inferior medialis. Aktivasi daerah ini menyebabkan adanya kesadaran

terhadap bau tertentu yang dihirup. Selain itu area olfaktorius lateralis

ini akan membawa informasi ke sistem limbik dan hipokampus.

Sedangkan area olfaktorius medial terdiri atas sekumpulan nucleus

yang terletak pada anterior dari hipotalamus. Nucleus pada area ini

merupakan nucleus septal yang kemudian berproyeksi ke hipotalamus

dan sistem limbik.

Anda mungkin juga menyukai