Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa klimakterium yaitu masa peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita
sebelum senium (masa lanjut usia), yang mulai dan aktif masa reproduktif dan kehidupan
sampai masa non-reproduktif. Masa klimakterium meliputi pramenopause, menopause, dan
pascamenopause. Pada wanita terjadi antara umur 40-65 tahun.
Klimakterium prekoks adalah klimakterium yang terjadi pada wanita umur kurang
dari 40 tahun.Pramenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause, keluhan klimakterik
sudah mulai timbul, hormon estrogen masih dibentuk. Bila kadar estrogen menurun maka
akan terjadi perdarahan tak teratur.Menopause adalah henti darah haid yang terakhir yang
terjadi dalam masa klimakterium dan hormon estrogen tidak dibentuk lagi jadi merupakan
satu titik waktu dalam masa tersebut.
Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun. Pascamenopause adalah masa 3-5 tahun
setelah menopause, dijumpai hiper-gonadotropin (FSH dan LH) dan kadang-kadang
hipertiroid.Sindrom klimaterik klinis adalah keluhan-keluhan yang timbul pada masa
pramenopause, menopause, dan pasca menopause. Sindrom klimaterik endokrinologis adalah
penurunan kadar estrogen, peningkatan kadar gonadotropin (FSH dan LH).
Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara menyeluruh, meliputi aspek
fisik, mental, sosial, dan bukan hanya bebas dari penyakit yang berkaitan dengan sistem
reproduksi dan fungsinya. Kesehatan reproduksi bukan hanya membahas masalah kehamilan
atau persalinan, tetapi mencakup seluruh siklus kehidupan wanita yang salah satunya adalah
masa menopause, yaitu suatu masa yang dimulai pada akhir masa reproduksi dan berakhir
pada masa senium (lanjut usia), yaitu pada usia 40-65 tahun (Pakasi, 2000). Pada usia ini
akan banyak muncul masalah kesehatan karena masalah kesehatan sangat erat kaitannya
dengan peningkatan usia (Curtis, Glade B, 2000).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan Umur Harapan Hidup (UHH) orang
Indonesia adalah 75 tahun. Umur harapan hidup wanita adalah 67 tahun dan pria 63 tahun
(yminti online, 2007).
Dampak klimakterium/ aspek psikologys yaitu:Hot flush yaitu rasa panas didada yang
menjalar kewajah yang sering timbul pada malam hariGangguan psikologis : depresi, mudah
tersinggung, mudah marah, kurang percaya diri, gangguan gairah sexsual, perubahan prilaku.
Gangguan mata : mata terasa kering dan gatal akibat berkurang produksi air mat.Gangguan
saluran kemih dan alat kelamin : mudah infeksi, nyeri sanggama, perdarahan pasca sanggama
akibat atropi pada alat kelamin.
Osteoporosis yaitu berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat kurangnya
hormon estrogen sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Penyakit jantung koroner :
Berkurangnya hormon estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan
meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang meningkatkan kejadian penyakit jantung
koroner pada wanita. Kepikunan (Dimensia tipe alzheimer) : Kekurangan hormon estrogen
mempengaruhi susunan syaraf pusat/otak, sehingga menyebabkan kesulitan konsentrasi,
kehilangan ingatan pada peristiwa jangka pendek.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam makalah
ini antara lain sebagai berikut:
1. Apa definisi klimakterium ?
2. Apa etiologi klimakterium ?
3. Bagaimana patofisiologi klimakterium ?
4. Bagaimana manifestasi klinik klimakterium?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang klimakterium?
6. Apa saja komplikasi dari klimakterium ?
7. Bagaimana penatalaksanaan klimakterium?
8. Bagaimana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan klimakterium ?

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui defenisi klimakterium.


2. Untuk mengetahui etiologi klimakterium.
3. Untuk mengetahui patofisiologi klimakterium.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinik klimakterium.
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang klimakterium.
6. Untuk mengetahui komplikasi dari klimakterium.
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan klimakterium.
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan klimakterium.

C. Manfaat

Dapat menambah pengetahuan tentang gambaran dari klimakterium dan asuhan


keperawatan pada klien yang mengalami gangguan ini.
BAB II
PEMBAHASAN

Skenario 2

Seorang ibu berumur 59 tahun. Datang ke poli kebidanan rumah sakit A, dengan
keluhan, cepat lelah, kurang bersemangat, rasa ngilu pada tulang tangan dan kaki. Pada
malam hari susah tidur karena keluhat hot flash dan keluarnya keringat yang sangat banyak.
Tekanan darah yang naik turun yaitu 140/90 mmHg dan kadang – kadang naik 160/90
mmHg. Sakit kepala tidak tahu waktu, rasa mendesing atau berdengung dalam telinga.
Jantung suka berdebar-debar, kadang-kadang susah bernafas, dan terjadi inkontinensia urin
yang menyiksa karena belum sampai ke kamar mandi kencing sudah keluar begitu saja. Dan
apabila datang fajar rasa kedinginan datang mendera sehingga si ibu dengan malas bangun
dan menaikkan selimutnya. Suaminya mengatakan keluhan ibu sudah hampir 4 bulan
dirasakan. Jari-jari tangan rasanya sudah dua bulan ini atorfi. Pada waktu berhubungan badan
dispareunia dan vaginismus dirasakan oleh ibu. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data
tekanan darah 140/90 mmHg, frekuensi nadi 76x/i, pernafasan 20x/i, temperatur 37,2ᵒ c.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia HB 9,7 gr %.

Step 1
1. Dispareunia : nyeri vagina atau panggul saat berhubungan seksual.
2. Inkontinensia urin : keadaan tidak mampu mengendalikan pengeluaran urin.
3. Vaginismus : spasme otot yang nyeri terjadi jika vagina disentuh.
4. Anemia : kondisi tubuh kekurangan sel darah merah.
5. Atropi : pengecilan organ, proses penuaan yang normal, sistema penyusutan jaringan
organ.
6. Hot flash : gejala umum wanita pada masa premonopause dengan gejala rasa panas
dalam tubuh, keringat banyak, dan jantung berdebar-debar.

Step 2
1. Bagaimana bisa terjadi atropi ?
2. Apa yang menyebabkan ibu merasa ngilu pada tulang tangan dan kakinya ?
3. Pada skenario, apakah sama rasa dingin yang dialami ibu dengan rasa dingin orang
normal. Mengapa ?
4. Hubungan monopause dengan inkontinensia urin ?
5. Bagaimana bisa terjadi dispareunia dan vaginismus. Apakah ada hubungan dengan
hot flash ?
6. Apa hubungan anemia ibu dengan keadaan ibu ?
7. Apa yang menyebabkan tekanan darah ibu bisa naik turun ?
8. Kenapa rasa kedinginan ibu hanya datang pada saat fajar ?
9. Apa yang menyebabkan rasa berdesing atau berdengung pada telinga ibu ?
10. Dari gejala, hormon apa yang terganggu ?
11. Apa penyebab hot flash, dan keringat banyak pada ibu ?
12. Apakah dispareunia dan vaginismus permanen ?
13. Apa penyakit yang di alami Ibu ? dan apa penyebab dispareunia dan vaginismus ?
14. Selain melakukan TTV, apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah Ibu ?
Step 3
1. Karena ada perubahan hormon dan karena peningkatan suhu tubuh. Karena aktivitas
ibu berkurang terkait gangguan yang dialami.
Bisa juga karena proses degeneratif, usia ibu memasuki lansia dan karena penyusutan
stoma jaringan organ.

2. Terkait proses penuaan , hormon estrogen menurun , sehingga distribusi kalsium


terganggu ke tulang dan menyebabkan tulang keropos.
3. –
4. Pada usia lanjut, terjadi penurunan kemampuan otot spinkter dan gangguan aldosteron
menyebabkan gangguan kerja ginjal.
5. Pada orang monopause, terjadi pengetatan pada 1/3 otot-otot vagina. Pada usia lanjut,
menyebabkan perubahan hormon estrogen. Berhubungan dengan hot flash , karena
hot flash merupakan tanda dan gejala sebelum monopause.
6. Karena terjadi hot flash dan keluar keringat banyak ditambah susah tidur dimalam
hari.
7. Ibu cepat lelah dan susah tidur sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.
Sakit kepala menyebabkan peningkatan TIK dan peningkatan tekanan darah.

8. –
9. –
10. Gangguan pada hormon aldosteron
11. Karena penurunan hormon.
12. Jika gangguan hormon tidak cepat diatasi, maka akan permanen.
13. Syndrom conn / primary aldosteron
14. TTV, pemeriksaan fisik, dan pengkajian.

Step 4 ( Skema )
Cepat lelah, kurang semangat,
Ngilu pada tulang tangan dan kaki

Susah tidur kelemahan otot

TD naik turunatropi

Jantung berdebar-debar dispareunia dan vaginismus

Hot flash
Klimakteriu
Step 5
1. Mengetahui definisi klimakterium.
2. Mengetahui etiologi klimakterium.
3. Mengetahui faktor resiko klimakterium.
4. Mengetahui manifestasi klinis klimakterium.
5. Mengetahui patofisiologi klimakterium.
6. Mengetahui pemeriksaan fisik.
7. Mengetahui pemeriksaan penunjang.
8. Mengetahui komplikasi klimakterium.
9. Mengetahui penatalaksanaan klimakterium.
10. Mengetahui asuhan keperawatan klimakterium.
11. Mengetahui apakah sama rasa dingin yang dialami ibu dengan rasa dingin orang
normal ? dan kenapa rasa kedinginan ibu hanya datang pada saat fajar ?
12. Apa yang menyebabkan rasa berdesing atau berdengung pada telinga ibu ?

Step 6
Mahasiswa mencari sumber referensi masing-masing.

Step 7

1. Defenisi Klimakterium

Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai
awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Masa ini ditandai
dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif.(Sarwono, 1999).

Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai
awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Masa ini ditandai
dengan berbagai macam keluhan. Klimakterium bukan bukan suatu keadaan
patologis, melainkan masa peralihan dalam kehidupam normal seorang wanita
sebelum mencapai senium, yang mulai dari akhir masa reproduktif dari kehidupan
sampai masa non reproduktif.hal ini disebabkan oleh karna ovarium menjadi tua,
sehinggahormon estrogen menurun dan hormon gonadotropin meningkat.
( sarwono,1999).

Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari priode
reproduktif ke priode non reproduktif. (Kasdu, 2002).

2. Etiologi Klimakterium

a. Terjadi perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium, seperti sklerosis pada
pembuluh darah.
b. Berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks.
c. Penurunan sekresi estrogen dan progesteron dan peningkatan gonadotropin.
d. Gangguan umpan balik pada hipofisis.
e. Perkembangan dan fungsi seksual wanita secara normal di pengaruhi oleh sistem
poros hipotalamus-hipofisis-gonad yang merangsang dan mengatur produksi
hormon seks yang di butuhkan.
f. Hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin releasing hormone (GnRH)
yang akan merangsang kelenjer hipofisis untuk menghasilkan folicle stimulating
hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua hormon ini yang akan
mempersiapkan sel telur pada wanita.
g. Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai
perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah
,berkurangnya jumlah folicle dan menurunnya sintesis steroid seks, penurunan
sekresi estrogen , gangguan umpan balik pada hipofise.

3. Faktor resiko klimakterium

a. Kekurangan nutrisi ( kalsium, kolesterol, fosfat dan vitamin).


b. Kebiasaan atau pola hidup ( olahraga, kopi, alkohol, perokok ).
c. Pengangkatan kedua ovarium.
d. Faktor predisposisi:usia saat haid pertama kali mengalami mensturasi tergolong
masih dalam usia yang masih sangat muda usia 10-11 tahun,maka fase
klimaktoriumnya akan semakin lama.
e. Adipositas adalah penumpukan lemak di dalam tubuh.
f. Diabetesmelitus.
g. Hipertensi.
h. Anovulasi adalah tidak ada ovulasi. Tidak ada mestruasi terjadi akibat pemakaian
pil kontrasepsi.
i. Infertilitas,mandul atau tidak subur, ketidakmampuan reproduksi.
j. Perokok.
k. Alkoholisme.
l. Hiperlipidemia : kadar lemak total dalam darah yang berlebihan.
m. Genetik : Usia menarche (menstruasi pertama kali) mempengaruhi cepat
lambatnya terjadi menopause. Semakin cepat seseorang menarche maka
kemungkinan semakin cepat pula terjadi menopause. Begitu juga pada ibu yang
banyak anak (sering melahirkan) akan lebih lambat dibandingkan ibu yang jumlah
anaknya sedikit, karena sel telurnya akan disimpan selama masa kehamilan.

4. Patofisiologi Klimakterium

Penurunan fungsi ovarium untuk menjawab rangsangan gonadtropin , sehingga


terganggunya interaksi antara hipotalamus-hipofise. Pertama terjadi kegagalan fungsi
luteum. Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya
reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus . Keadaan ini meningkatkan
produksi FSH dan LH . Dari kedua gonadtropin itu ternyata yang paling mencolok
peningkatannya adalah FSH.

KLIMAKTERIUM

Penurunan fungsi ovarium

Berkurangnya kemampuan ovarium


Menjadi rangsangan gonadotropin
Terganggunya interaksi antara
Hipotalamus – Hipofisis

Kegagalan fungsi korpus luteum

Penurunan fungsi steroid ovarium

Berkurang respon timbal balik negatif


Terhadap hipotalamus

Peningkatan produksi FSH dan LH

Yang paling mencolok adalah peningkatan FSH

5. Manifestasi klinis klimakterium


Gejala fisik :
a. Hot flushes di mulai dari :
 Pipi terasa panas dan merah.
 Menjalar keleher, tengkuk, dan dada bahkan seluruh tubuh.
b. Diikuti vasokontriksi yang menimbulkan perasaan dingin
c. Saat timbul panas diikuti pengeluaran keringan, malam hari : night sweats
d. penurunan estrogen akan mempengaruhi semua endrogen sehingga
menimbulkan gejala klinis
e. gejala klinis ini mungkin dapat diterima, tetapi sebagian memerlukan
pengobatan hormon pengganti.
f. Perdarahan tidak teratur, meliputi peningkatan interval antara periode
menstruasi atau tidak datangnya periode menstruasi.(Brooker, 2009)

Gejala psikologis :
a. merasa kurang menarik terhadap suami
b. perasaan murung tanpa sebab
c. mudah tersinggung
d. depresi
e. kelelahan
f. Semangat berkurang
g. sulit tidur.

Gangguan neurovegetatif( disebut juga gangguan vasomotor) seperti :


- Keringat banyak pada malam hari karena efek hot flush.
- Rasa kedinginan
- Sakit kepala
- Desing dalam telinga
- TD goyah
- Berdebar
- Sulit bernafas
- Jari-jari atrofi
- Gangguan usus

Gangguan somatic :
- Gangguan haid / amenorea
- Inkontinensia urin (54 tahun)
- Disuria
- Osteoporosis (mulai sekitar usia 57 tahun)
- Arthritis
- Aterosklerosis (mulai sekitar usia 63 tahun)
- Sklerosis koroner. ( Sarwono, 2005 ).

Kekurangan estrogen yang terus terjadi dapat menyebabkan efek jangka panjang,
yaitu:
 Atrofi vagina yang dapat menyebabkan ( atrofi dan perubahan otot dasar panggul
dan ligament penopangnya.
 Osteoporosis
Penurunan masa tulang menyebabkan penyakit jantung koroner dan stoke secara
bermakna pada wanita setelah mengalami monopouse.
 Perubahan rambut dan kulit , juga atrofi payudara.( Crish Brooker, 2009)

6. Komplikasi
 Penyakit Jantung Koroner
Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah meliputi : kulit
terasa kering, keriput dan longgar dari ototnya oleh karena turunnya sirkulasi
menuju kulit, badan terasa panas termasuk wajah, terjadi perubahan sirkulasi pada
wajah yang dapat melebar ke tengkuk (hot flushes), mudah berdebar – debar
terjadi tekanan darah tinggi yang berlanjut ke penyakit jantung koroner.
(Manuaba, 1999)
Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan meningkatkan
faktor resiko terhadap terjadinya aterosklerosis. Khususnya mengenai sklerosis
primer koroner dan infark miocard akan terjadi 1-2 kali lebih sering setelah kadar
estrogen menurun.
 Masalah urogenital
Katidakmampuan mengendalikan buang air kecil (inkontinensia)
Infeksi saluran kemih
 Osteoporosis
Dengan turunnya kadar estrogen, maka proses osteoblast yang berfungsi
membentuk tulang baru terhambat dan fungsi osteoclast merusak tulang
meningkat. Akibat tulang tua diserap dan dirusak osteoclast tetapi tidak dibentuk
tulang baru oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi osteoporosis.

 Dimensia
Wanita pascamenopause biasanya kemampuan berfikir dan ingatnnya menurun
hal ini merupakan pengaruh dari menurunnya hormon estrogen, dimana hormon
estrogen ini dapat mempengaruhi kerja dari degenerasi sel – sel saraf dan sel – sel
otak. ( Manuaba, 1999)

 Sindrom klimakterium
tidak terjadi pada semua wanita, tetapi hanya sebagian kecil. Di asia – indonesia,
gejala ini tidak umum, lebih menonjol kemunduran keinginan seksual sehingga
menjadi keluhan dari suaminya.

7. Pemeriksaan fisik
 Tinggi badan, wanita akan kehilangan tinggi badan sebanyak 2,5 cm atau lebih.
Sewaktu mengukur tinggi badan merupakan kesempatan untuk mendiskusikan postur,
pergerakan tubuh, latihan dan osteoporosis.
 Kulit, perhatikan integritas, luka dan perubahan lainnya.
 Mulut, gigi, dan gusi.
 Pemeriksaan panggul, : speculum Pederson mungkin optimal untuk wanita paska
menopause.
 Rektum : periksa adanya keanehan pada darah, adanya masa dan fisura-fisura.
 Tekanandarah
 Suhu
 Pemeriksaanperut
 Pemeriksanpayudara
(Varney,Helen;Kriebs,Jan M;Gegor,Carolyn L.2002.Buku Saku Bidan.Jakarta:EGC)

8. Pemeriksaan diagnostik
 Periksa darah :
Kadar progesterone dan estrogen ( estradiol ). Pada menopause, kadar progesterone
dan estrogen rendah. Kadar estriol normal berkisar antara 40-250 pg/ml. Sedangkan
pada menopause kadar estriol kurang dari 20 pg/ml. Selain itu, terjadi peningkatan
kadar FSH 30 ml unit/ml
 Kadar kolesterol, HDL ( High Density Lipoprotein ), dan LDL ( Low Density
Lipoprotein ). Pada umumnya, klien yang sudah mengalami menopause kadar
kolesterol dan LDL meningkat, dan HDL menurun.
 Tes kehamilan
 Pemeriksaan HCG, pada menopause HCG akan negatif (-)
 Pada pemeriksaan Pap smear bisa diketahui adanya perubahan pada lapisan vagina
akibat perubahan kadar estrogen.

9. Penatalaksanaan

 Terapi sulih hormone (HRT)


Berupa tablet, koyo yang di temple dikulit, implant, jel, dan semprot nasal
 Krim vagina topical
Mengatasi perubahan atopi dalam mukosa vagina
 HRTkombinasi estrogen progesterone
Terapi hormon yang bisa dilakukan adalah pemberian hormon estrogen dan
progesteron sebagai pengganti kedua homon tersebut berkurang jumlahnya dalam
tubuh kita. Terapi yang menggabungkan hormon estrogen dan progesteon dikenal
sebagai HRT ( hormon replacement therapy). Terapi ini bisa dilakukan pada wanita
yang masih mempunya rahim. Manfaat dari HRT, di antaranya adalah terhindar dari
serangan osteoporosis, menurunkan resiko penyakit jantung, mengurangi keluhan
menoupause terutama rasa panas( hot flush ), menghilangkan perasaan tak nyaman,
menstabilkan emosi, membangkitkan kembali libido, dan mempertajam daya ingat.
Osteoporosis dapat dihindari melalui HRT karna penambahan asupan estrogen tubuh
dapat meningkatkan aktivitas osteoblas untuk membentuk tulang. Aktivitas
osteoblash ini sangat dipengaruhi oleh kandungan estrogen dan progesteron dalam
tubuh. Selain itu asupan kalsium sebagai terapi dalam menangani osteoporosis tak
akan ada manfaatnya bila kandungan esterogen dalam tubuh rendah.
Penambahan asupan esterogen juga akan membantu mencegah terjadinya serangan
jantung karena estrogen bersifat kardioprotektif, yaitu dapat memperlebar pembuluh
darah arteri , menurunkan kadar fibrinogen.
Terapi estrogen yang alami dengan menkonsumsi makanan alami yang mengandung
fitoestrogen. Fitoestrogen merupakan senyawa kimia yang berasal dari hormon
tumbuhan fito – artinya tumbuhan yang memiliki struktur kimia menyerupai hormon
estrogen pada tubuh manusia. Fitoestrogen berfungsi menigkatkan aktivitas estroen
didalam tubuh. Pada masa perimenopause dimana kadar estrogen sangat rendah.
Asupan fitoestrogen mampu berfungsi sebagai estrogen yang melindungi tubuh dari
sindrome menopause dan osteoporosis.
Bentuk utama fitoestrogen adalah lignan dan isoflavonoid. Lignan diubah menjadi
komponen yang strukturnya sama dengan strogen oleh aktivitas bakteri di dalam
pencernaan. Isoflavonoid berperan sebagai estrogen lemah yang berungsi sebagai
antiestrogen yang menghambat estrogen sintesis.
Berikut bahan makanan sumber lignan dan isoflavonoid:
Bahan Makanan Kandungan Lignan (mikrogram)

Kacang kedelai 836


Biji bunga matahari 396
Kacang tanah 161
Gandum 490
Beras 297
Jangung 230
Bawang putih 407
Asparagus 374
Wortel 346
Ubi jalar 295
Brokoli 226
Kembang kol 146
Bawang merah 112
Pir 181

(Ida Bagus Gde Manuaba, 2003)

 Selektif receptor modulator (SERM)


Raloksipen, untuk mencegah dan mengatasi osteoporosis dan tidak berpengaruh
terhadap gejala vasomotor
 Klomidin
Jenis obat hipertensi yang dapat mengurangi hot flash

 Biofosforanat
Untuk mengatasi osteoporosis
 Estrogen
Diberikan pada wanita yang memiliki histeroktomi ( pengangkatan rahim)

Cara pemberian estrogen


Pemberiansustitusi estrogen bergantungpadakeadaan estrogen
penderita.dalamhubunganinidibedakanduajenispenderitaklimaktrikyaitu
 Penderitaklimaksterik yang masihhaid (pramenopause)
tetapikeluhansudahadaataupenderita yang sudahtidakhaidlagi (menopause)
dengan uterus utuhdanresponsif ( padasetiappemberian estrogen
maupunprogesteronakanmenjadipendarahandariurterus)
 Penderita yang sudah lama tidakhaid (menopause danpascamenopause)
denganurterusutuhtetapitidakresponsif( padapemberian estrogen
maupunprogesterontetaptidakterjadipendarahan).
Termasukdalamkelompokiniadalahjugapenderita yang uterusnyatelah di
angkat.

Syarat minimal sebelumpemberian estrogen dimulai :


 Tekanandarahtidakbolehtinggi.
 Pemeriksaansitologiuji Pap normal.
 Besaruretus normal ( tidakadamiomauerus ).
 Tidakadavarises di ekstremitasbawah.
 Tidakterlalugemuk / tidakobesitas.
 Kelenjartiroid normal.
 Kadar normal :Hb, kolesterol total, HDL, trigliserida, kalsium, fungsihati.
 Nyeri dada, hipertensikronik, hiperlipidemia, diabetes
militusperludikonsulkanterlebihdahulukespesialispenyakitdalam.

KontraIndikasiPemberian Estrogen
 Troboemboli, penderitapenyakithati, kolelitiasis.
 SindromDubin Johnson / Botoryaitugangguansekresi bilirubin konjugasi.
 Riwayatikterusdalamkehamilan.
 Kanker endometrium, kankerpayudara, riwayatgangguanpenglihatan, anemia
berat.
 Varisesberat, tromboflebitis.
 Penyakitginjal.

Tambahan

Perubahan-perubahan organikpadamasa klimakterium


a. Perubahan pada organreproduksi
a. Uterus (kandungan)
Uterus mengecil, selain disebabkan atropi endometrium juga disebabkan hilangnya cairan
dan perubahan bentk jaringan ikat intertisial. Serabut otot miometrium menebal, pembuluh
darah metrium menebal danmenonjol.
b. Tuba fallopi(saluran telur)
Lipatn tuba menjadi lebih pendek, menipis dan mengkerut, endosalfingo menipis mendatar
dan silia menghilang.
c. Serviks (mulut rahim)
Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripta servikal menjadi
atropik, kanalis servikalis memendek, sehingga menyerupai ukuran serviks fundus saat
masuk andolesen.
d. Vagina (liang kemaluan )
Terjadinya penipisan vagina menyebabkan hilangnya rugae berkurangnya vaskularisasi,
elastistik yang berkurang, sekret vagina menjadi encer, indeks kario piknotik menurun. Ph
vagina meningkat karena terhambatnya pertumbuhan basil donderlain yang menyebabkan
glikogen seluler meningkat, sehingga memudahkan terjadinya infeksi.
e. Dasar pinggul
Kekuatan dan elastistik menghilang, karena atropi dan lemahnya daya sokong disebabkan
prolaksus utero vagina.
f. Perineum dan anus
Lemak subkutan menghilang, atropiotot sekitarnya menghilang yang menyebabkan tonus
sfingter melemah dan menghilang. Sering terjadi inkontinensia alvi vagina.

g. Vesica urinaria
Tanpa aktivitas kendali sfingter dan detrusor hilang, sehingga sering kencing tanpa sadar

Reaksi terhadap masa klimakterium


a. Reaksi pasif
Secara pasrah wanita menerima hal yang tidak dapat dielakkan lagi. Biasanya ditemukan
pada wanita berpendidikan rendah
b. Reaksi neurosis
Reaksi yang timbul oleh penolakan yang keras akan masa klimakterium, ditandai dengan
timbulnya keluhan keluhan seperti rasa cemas, rasa tertekan, depresi, dan mudah tersinggung.
c. Reaksi hiperaktif
Reaksi penolakan dengan seolah olah mengabaikan datangnya masa klimakterium dengan
cara meningkatkan perhatian pada pekerjaan dan hobi, serta tidak setuju pada keluhan wanita
lain
d. Reaksi adekuat
Reaksi wajar yang diberikan oleh wanita yang memasuki masa klimakterium. Biasanya
dialami oleh wanita yang emosionalnya sehat. Keluhan keluhan psikologis berupa sifat
mudah tersinggung, depresi, rendah diri, takut, gugup, dan gangguan emosional lainnya lebih
mudah terjadi pada wanita yang emosinya labil (sarwono. 2005.)
10. Asuhan Keperawatan Klimakterium

Pengkajian
Pengkajian yang dilaksanakan pada pasien dengan gangguan masa klimakterium
selain pengkajian secara umum juga dilakukan pengkajian khusus yang ada
hubungannya dengan gangguan masa klimakterium yang meliputi :
1. Haid
a. Menarche
b. Lamanya
c. Banyaknya
d. Siklus
e. Dismenore
2. Riwayat penyakit keluarga
3. Riwayat obstetri
a. Kehamilan
b. Abortus
c. Pemakaian obat kontrasepsi
4. Riwayat perkawinan
5. Kebiasaan hidup sehari-hari
a. Istirahat (tidur)
b. Pola kegiatan
c. Diet
6. Penyakit yang pernah diderita
7. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang masalah yang sedang dialami
8. Keluhan-keluhan yang sedang dialami

Diagnosa, Intervensi, dan Rasional

1. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi seksual


Tujuan : Klien mengungkapkan disfungsi seksual teratasi setelah diberi
tindakan keperawatan

Dengan kriteria hasil : Nyeri berkurang/hilang saat berhubungan


Intervensi Rasional
Ciptakan lingkungan saling kebanyakan klien kesulitan untuk
percaya dan beri kesempatan berbicara tentang subjek sensitive, tapi
kepada klien untuk dengan terciptanya rasa saling percaya
menggambarkan masalahnya dapat menentukan/mengetahui apa yang
dalam kata-kata sendiri. dirasakan pasien yang menjadi
kebutuhannya.
Beri informasi tentang kondisi informasi akan membantu klien
individu memahami situasinya sendiri
Anjurkan klien untuk berbagi komunikasi terbuka dapat
pikiran/masalah dengan mengidentifikasi area penyesuaian atau
pasangan/orang dekat. masalah dan meningkatkan diskusi dan
resolusi.
Diskusikan dengan klien tentang mengurangi kekeringan vagina yang
penggunaan cara/teknik khusus dapat menimbulkan rasa sakit dan iritasi,
saat berhubungan (misalnya: sehingga meningkatkan kenyamanan
penggunaan minyak vagina) dalam berhubungan.

Kolaborasi dengan dokter. memulihkan atrofi genetalia, kekeringan


Beri obat sesuai indikasi vagina, uretra
Estrogen pengganti

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hot flash


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, pola tidur klien
normal. Dengan kriteria hasil : - Klien tidak sering terbangun saat tidur
- Palpebra tidak hitam
Intervensi Rasional
Mandiri :
Anjurkan klien untuk memakai Pakaian yang menyerap keringat
pakaian yang menyerap keringat mengurangi ketidaknyamanan akibat
keringat berlebih
Anjurkan klien untuk menghindari Mengurangi rasa tidak nyaman
makanan berbumbu, pedas, dan
goreng-gorengan, alkohol
Anjurkan klien untuk menghindari Menghindari trigger yang
beraktivitas di cuaca yang panas mencetuskan hot flash

Anjurkan klien untuk mencuci muka Mengurangi rasa panas dan keringat
saat hot flashes terjadi berlebih

Kolaborasi :
Pemberian estrogen Penambahan kadar hormon
3. Kecemasan berhubungan dengan stres psikologis, perjalanan proses
penyakit
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, cemas
berkurang atau hilang
Dengan kriteria hasil:
- Klien merasa rileks
- Klien dapat menerima dirinya apa adanya

Intervensi Rasional
Kaji tingkat ketakutan dengan Hubungan saling percaya
cara pendekatan dan bina mempermudah klien dalam
hubungan saling percaya megungkapkan perasaannya
Pertahankan lingkungan yang Lingkungan yang nyaman dan
tenang dan aman serta aman dapat mencegah terjadi hal-
menjauhkan benda-benda hal yang tidak diinginkan
berbahaya
Libatkan klien dan keluarga Klien dan keluarga harus
dalam prosedur pelaksanaan dijadikan sebagai subjek, jangan
dan perawatan dijadikan sebagi objek

Ajarkan penggunaan relaksasi Teknik relaksasi dapat


menurunkan tingkat kecemasan
Beritahu tentang penyakit Membantu klien dalam kegiatan
klien dan tindakan yang akan mandiri
dilakukan secara sederhana.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Tujuan: klien mengungkapkan pengetahuannya bertambah dengan kriteria:
- Klien tahu penyebab keadaan saat ini
- Klien dapat menyesuaikan diri dengan keadaannya
- Klien tidak bertanya-tanya tentang keadaannya
- Klien tampak ceria
Intervensi Rasional
Kaji tingkat pengetahuan klien menentukan sampai di mana tentang
tentang keadaannya pengetahuan klien tentang
keadaannya/proses menopause
Beri penjelasan tentang proses memberi pengetahuan pada klien tentang
menopause, penyebab, gejala menopause
menopause.
Beri penjelasan pada klien terapi pengganti estrogen tidak
tentang proses pengobatan. mengembalikan siklus haid normal tapi
dapat menurunkan/ menghilangkan gejala
penyebab dari menopause seperti:
memulihkan atrofi genetalia dan
perubahan dinding uretra, menghilangkan
hot flushes, dll. Terapi progesterone dan
estrogen diberi secara siklik untuk meniru
siklus endometrium.
Diskusikan tentang perlunya meningkatkan kesehatan dan mencegah
pengaturan/diet makanan, osteoporosis
penggunaan suplemen.

Evaluasi
Menurut Doenges (1999), setelah dilakukan implementasi keperawatan maka
evaluasi yang di harapkan untuk pasien dengan klimakterium si antaranya sebagai
berikut :
 Pasien melaporkan perubahan dalam pola tidur/istirahat
 Pasien mengungkapkan peningkatan rasa sejahtera atau segar
 Pasien mamapu mempertahankan orientasi realita sehari – hari
 Pasien mampu mengenali perubahan pola pemikiran dan tingkah
laku
 Pasien menyatakan nyeri berkurang/terkontrol
 Pasien tampak rileks
 Pasien mampu melakukan aktivitas
 Pasien menyatakan masalah dan menunjukkan pemecahan masalah
yang sehat
 Pasien menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasi
terhadap perubahan pada citra tubuh
 Pasien menyatakan pemahaman perubahan fungsi seksual
 Pasien mampu mendiskusikan masalah tentang hasrat seksual
pasangan dengan orang terdekat
 Pasien mampu mengidentifikasi kepuasan seksual yang diterima

Perubahan-perubahan organik pada masa klimakterium


b. Perubahan pada organreproduksi
a. Uterus (kandungan)
Uterus mengecil, selain disebabkan atropi endometrium juga disebabkan
hilangnya cairan dan perubahan bentk jaringan ikat intertisial. Serabut otot
miometrium menebal, pembuluh darah metrium menebal danmenonjol.
b. Tuba fallopi(saluran telur)
Lipatn tuba menjadi lebih pendek, menipis dan mengkerut, endosalfingo
menipis mendatar dan silia menghilang.
c. Serviks (mulut rahim)
Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripta
servikal menjadi atropik, kanalis servikalis memendek, sehingga menyerupai
ukuran serviks fundus saat masuk andolesen.
d. Vagina (liang kemaluan )
Terjadinya penipisan vagina menyebabkan hilangnya rugae berkurangnya
vaskularisasi, elastistik yang berkurang, sekret vagina menjadi encer, indeks
kario piknotik menurun. Ph vagina meningkat karena terhambatnya
pertumbuhan basil donderlain yang menyebabkan glikogen seluler meningkat,
sehingga memudahkan terjadinya infeksi.
e. Dasar pinggul
Kekuatan dan elastistik menghilang, karena atropi dan lemahnya daya sokong
disebabkan prolaksus utero vagina.
f. Perineum dan anus
Lemak subkutan menghilang, atropiotot sekitarnya menghilang yang
menyebabkan tonus sfingter melemah dan menghilang. Sering terjadi
inkontinensia alvi vagina
g. Vesica urinaria
Tanpa aktivitas kendali sfingter dan detrusor hilang, sehingga sering kencing
tanpa sadar
Reaksi terhadap masa klimakterium
e. Reaksi pasif
Secara pasrah wanita menerima hal yang tidak dapat dielakkan lagi.
Biasanya ditemukan pada wanita berpendidikan rendah
f. Reaksi neurosis
Reaksi yang timbul oleh penolakan yang keras akan masa klimakterium,
ditandai dengan timbulnya keluhan keluhan seperti rasa cemas, rasa
tertekan, depresi, dan mudah tersinggung.
g. Reaksi hiperaktif
Reaksi penolakan dengan seolah olah mengabaikan datangnya masa
klimakterium dengan cara meningkatkan perhatian pada pekerjaan dan
hobi, serta tidak setuju pada keluhan wanita lain
h. Reaksi adekuat
Reaksi wajar yang diberikan oleh wanita yang memasuki masa
klimakterium. Biasanya dialami oleh wanita yang emosionalnya sehat.
Keluhan keluhan psikologis berupa sifat mudah tersinggung, depresi,
rendah diri, takut, gugup, dan gangguan emosional lainnya lebih mudah
terjadi pada wanita yang emosinya labil

- sarwono. 2005. Ilmu kandungan Ed.2. Jakarta : yayasan binapustaka.)

Anda mungkin juga menyukai