Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN HASIL KEGIATAN IN HOUSE TRAINING PPIRS BAGI

PETUGAS RSIA…..

1
KERANGKA ACUCEGAN KEGIATAN IN HOUSE TRAINING
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

I. PENDAHULUAN

InHouse Training PPi dirancang untuk mempersiapkan petugas RSIA Prof.


dr. H. M. . Farid agar mampu melakukan langkah-langkah pencegahan dan
pengendalian infeksi serta senantiasa dalam keadaan siap untuk menghadapi
munculnya penyakit menular sewaktu-waktu.

Program PPI sangat penting dilaksanakan di RSIA sebagai tolak ukur


pelayanan juga untuk melindungi pasien, petugas, pengunjung dan keluarga dari
resiko tertularnya infeksi karena dirawat, bertugas dan berkunjung di RSIA fajr

Perlu diketahui bahwa keberhasilan Program PPI di RSIA Prof. dr. H. M.


Farid perlu keterlibatan lintas professional, klinisi, perawat, laboratorium, farmasi,
gizi, sanitasi, house keeping dll. Yang harus saling bekerjasama dengan adanya
dukungan manejerial untuk terlaksananya program PPI dengan baik.

Dalam struktur organisasi PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid, komite PPI
mempunyai tugas diantaranya adalah melaksanakan pelatihan dan edukasi tentang
pelaksanaan PPI di FMN sehingga petugas dapat melaksanakan dengan baik dan
sesuai standar

II. TUJUAN

a. Tujuan Umum

meningkatkan mutu pelayanan RSIA Prof. dr. H. M. Farid melalui pencegahan


dan pengendalian infeksi yang dilaksanakan oleh semua unit pelayanan RSIA
Prof. dr. H. M. Farid

b. tujuan Khusus

1. Mampu melakukan prinsip dasar pencegahan dan pengendalian infeksi

2. Memahami serta mampu melaksanakan cuci tangan untuk menjaga


kebersihan tangan.

3. Memahami dan mampu melaksanakan pemakaian APD

4. Memahami dan mampu melaksanakan pemprosesan alat kesehatan

5. Memahami dan mampu melaksanakan pengolahan sampah

6. Memahami dan mengerti tentang kewaspadaan isolasi pada PPI

2
III. SASARAN / PESERTA

Sasaran dari inhouse training yang akan dilakukan adalah tenaga medis
dan tenaga non medis yang berhubungan dengan pelaksanaan PPI yang meliputi :

1. Dokter

2. Perawat

3. Bidan

4. Sanitarian

5. Nutrisionis

6. House Keeping

7. Farmasis

IV. WAKTU PELAKSANAAN

Waktu pelaksanaan Inhouse Training PPIRS akan dilaksanakan pada tanggal


selama 1 hari

V. PEMATERI /INFRASTRUKTUR

VI. METODE

Untuk metode yang dipakai adalah berupa pembinaan dalam bentuk :

1. Ceramah dan Tanya jawab

2. Latihan/penugasan individu dan kelompok

3. Studi kasus

VII. BAHAN-BAHAN AJARAN

1. Kebijakan PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid

3
2. Kewaspadaan Isolasi

3. Kebersihan Tangan

4. Penggunaan APD

5. Pemrosesan Alat Medis

6. Model dan bahan Simulasi

VIII. TEMPAT KEGIATAN

Tempat pelaksanaan di Aula Kantor RSIA Prof. dr. H. M. Farid

IX. BIAYA

Biaya pelaksanaan inhouse Training ditanggung sepenuhnya oleh pihak RSIA


Prof. dr. H. M. Farid.

X. SASARAN AKHIR PELATIHAN

Petugas pelayanan kesehatan, petugas medis (dokter, perawat, bidan) dan


tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kebutuhan antara lain sanitarian, analis
kesehatan apoteker, K3, Gizi, Laundry dan Cleaning service yang berkompeten
dan berkualifikasi di RSIA Prof. dr. H. M. Farid.

Agar pelaksanaan Inhouse Training PPIRS dapat mencapai hal tersebut


maka perlu adanya persamaan persepsi dalam penerapannya. Untuk mencapai hal
tersebut perlu dilaksanakan Inhouse Training PPIRS.

Mengetahui, Makassar,

Direktur RSIA Prof. dr. H. M. Farid Ketua Panitia

4
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PROF. DR. H. M. FARID
Nomor : 023/KPS.01/RS-PF/II/2017
TENTANG
PEMBENTUKAN PANITIA PELAKSANA IN HOUSE TRAINING
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RUMAH SAKIT

Direktur RSIA Prof. dr. H. M. Farid setelah :


Menimbang : a. bahwa rumah sakit dipandang perlu melaksanakan kegiatan
pelatihan pencegahan dan pengendalian infeksi untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

b. bahwa rumah sakit perlu melaksanakan pencegahan dan


pengendalian infeksi untuk melindungi pasien, keluarga,
pengunjung, dan petugas dari resiko kejangkitan infeksi,
karena dirawat, bertugas atau mengunjungi rumah sakit.

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam point a dan b, perlu ditetapkan keputusan Direktur
tentang pembentukan panitia pelaksana kegiatan In House
Training pencegahan dan pengendalian infeksi.

Mengingat : 1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan.

2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


269/MENKES/Per/III/2008 Nomor Pencegahan
Pengendalian Infeksi

5
4. SK Menkes RI Nomor 270/Menkes/SK/III/2007 tentang
pedoman manajerial pencegahan dan pengendalian infeksi di
RS dan fasilitas kesehatan lainnya.

5. SK Menkes RI Nomor 436/1993 tentang “ berlakunya Standar


Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis di Indonesia “

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : keputusan direktur RSIA Prof. dr. H. M. Farid tentang


pembentukan panitia pelaksana In house training pencegahan
dan pengendalian infeksi rumah sakit.

KEDUA : menetapkan panitia pelaksana sebagaimana terlampir dalam


surat keputusan ini.

KETIGA : yang ditunjuk dan tercantum namanya dalam surat keputusan ini
dianggap mampu untuk melaksanakan tugas sesuai beban tugas
dan tanggung jawab masing-masing diharapkan membuat
laporan pelaksanaannnya

KEEMPAT : biaya atas pelaksanaan kegiatan ini dibebankan pada RSIA Prof.
dr. H. M. Farid.

KELIMA : apabila dikemudian hari ditemukan kekeliruan akan ditinjau


kembali sebagaimana mestinya.

Di tetapkan di : Makassar
Pada Tanggal :

Direktur,

dr.Retno Budiarti Farid, Sp.OG(K)

Tembusan disampaikan kepada yth :

6
Komite PPIRS

Masing-masing yang bersangkutan

LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA PROF. DR. H. M. FARID

NOMOR :

TENTANG : PEMBENTUKAN PANITIA PELAKSANA IN HOUSE


TRAINING PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI RUMAH SAKIT

TANGGAL :

PANITIA PELAKSANA IN HOUSE TRAINING PENCEGAHAN DAN


PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT

Pembina / penaggung Jawab :

Ketua :

Sekretaris :

Bendahara :

Perlengkapan :

Pembantu umum :

Operator computer :

Di tetapkan di : Makassar
Pada Tanggal :

Direktur,

dr.Retno Budiarti Farid, Sp.OG(K)

7
JADWAL IN HOUSE TRAINING PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI RUMAH SAKIT BAGI PETUGAS KESEHATAN

DI RSIA PROF. DR. H. M. FARID TANGGAL…..

Hari / Tgl Jam Materi Narasumber Penanggung Jawab

08.00 – 08.30 Pembukaan Direktur RSIA Prof.


dr. H. M. Farid
Sambutan dan
pembukaan

Gambaran umum
08.30 – 09.00 pelatihan

Harapan peserta

Tujuan pelatihan bahan


/ materi pelatihan

Jadwal pelatihan

Kesepakatan
pembelajaran
09.00 – 09.15

Kuesioner awal ( pre


09.15 – 10.00 test)

Presentasi :

10.00 – 10.45 Kebijakan PPI di RSIA


Fajar Medika

Kewaspadaan standar

Kewaspadaan transmisi
10.45 – 12.00

ISHOMA

12.00 – 13.00
Presentasi :

Hand hygiene
13.00 – 13.45
Penggunaan APD

Praktek :

Cuci tangan dan


14.30 – 15.15 penggunaan APD

8
Ringkasan harian oleh
peserta

15.15 – 15.30

08.00 – 08.30 Pemanasan :

Lagu cuci tangan

08.30 – 09.15 Presentasi :

Pemrosesan alat medis


dan dekontaminasi

Pengelolaan sampah

Kebersihan ruang
pelayanan / perawatan

Pengelolaan linen

ISHOMA

10.45 – 11.30 Kunjungan lapangan

11.30 – 13.30 Presentasi dan diskusi :

13.30 – 14.15 Hasil kunjungan


lapangan

Ringkasan harian
14.15 – 15.00
Kuesioner akhir ( post
test )

15.00 – 15.05
Penutup
15.05 – 15.35
Laporan hasil
pemeriksaan

15.35 – 16.00 Sambitan dan


penutupan

9
KOMITE PPI

RSIA PROF. DR. H. M. FARID

Nomor :

Lampiran :

Perihal :

Kepada yth. Dari :

Bapak / Ibu …….. Komite PPI

Panitia in house training PPIRS

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarkatuh

Sehubungan dengan rencana dilaksanakan in haouse training PPIRS bagi RSIA


Prof. dr. H. M. Farid maka dimohon kesediaan saudara/i untuk dapat menghadiri
petemuan yang insha Allah akan diadakan pada :

Hari :

Waktu :

Tempat:

Acara :

Demikian kami sampaikan atas perhatian dan kehadirannya kami ucapkan terima
kasih.

Makassar ,

Komite PPI

Ketua , Sekretaris ,

10
SAMBUTAN DIREKTUR RSIA PROF. DR. H. M. FARID
Pada acara pembukaan kegiatan in house training
pencegahan dan pengendalian infeksi
Rumah sakit fajar medika nusantara
Tanggal…..
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT oleh karena atas rahmat-
Nya jualah kita diberikan kesehatan dan kesempatan untuk bersama-sama hadir
ditempat ini dalam acara pembukaan in house training pencegahan dan
pengendalian infeksi rumah sakit bagi tenaga kesehatan RSIA Prof. dr. H. M.
Farid yang akan dilaksanakan mulai pada hari ini, ….
Sdr (i) sekalian yang saya banggakan,
Program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) harus dilaksanakan
dirumah sakit ini karena merupakan salah satu tolak ukur mutu pelayanan untuk
melindungi pasien, petugas, juga pengunjung dan keluarga dari resiko tertularnya
infeksi karena dirawat, bertugas, atau berkunjung di RS ini.
Perlu diketahui bahwa keberhasilan program PPI di RSIA Prof. dr. H. M.
Farid perlu keterlibatan semua pihak termasuk dokter, perawat, bidan,
laboratorium, K3, farmasi, gizi, sampai sanitasi, laundry, dan cleaning service,
sehingga harus ada wadah yang dapat mengatur untuk terlaksananya program PPI.
Agar supaya kegiatan PPI ini dapat berjalan dengan baik dirumah sakit ini
harus ditunjang dengan pengetahuan dan kemampuanseluruh petugas dalam
menjalankan pekerjaannya harus selalu mengacu kepada prinsip-prinsip PPI.
Untuk itu perlu diadakan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi petugas
melalui pelatihan PPI seperti ini.
Berharap semoga para peserta dapat mengikuti dengan seksama pelatihan
ini sehingga apa yang menjadi tujuan diadakan pelatihan dapat kita capai.
Pada akhirnya dengan ucapan ‘’bismillahirrahmanirrahim in house
training PPI rumah sakit” saya buka dengan resmi.

Direktur ,

RSIA Prof. dr. H. M. Farid

dr.Retno Budiarti Farid, Sp.OG(K)

11
KUESIONER AWAL

Petunjuk : pada kolom yang disediakan di sebelah kanan , jawablah dengan


menuliskan huruf B bila pernyataan tersebut Benar atau huruf S bila
penyataan tersebut Salah

MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN JAWABAN


PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI RUMAH
SAKIT DENGAN FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN LAINNYA.

1. Tujuan program PPI dirumah sakit adalah


mencegah/atau mengendalikan infeksi nosocomial
dirumah sakit.

2. Tim PPI wajib memberi laporan tertulis setiap


tahun kepada departemen kesehatan RI

PRINSIP DASAR PENCEGAHAN INFEKSI Jawaban

3. Kewaspadaan standar ditujukan kepada pasien


rawat inap di RS

4. Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi


adalah dirancang untuk memahami siklus penularan
infeksi pada pasien, petugas kesehatan, pengunjung,
dan masyarakat.

5. Kewaspadaan berdasarkan penularan/transmisi


ditujukan kepada pasien yang menunjukkan gejala
atau dicurigai terinfeksi atau mengalami kolonisasi
kuman yang sangat mudah menular atau sangat
pathogen.

FAKTA PENYAKIT MENULAR Jawaban

6. Tiga jenis kewaspadaan berdasarkan transmisi


yang dianjurkan untuk mencegah penularan penyakit
adalah contact preucation, droplet precautions, airbone
preucation.

7. Bila kewaspadaan berbasis transmisi dilaksanakan

12
dengan benar, kewaspadaan standar tidak diperlukan
lagi.

8. Setiap penyakit hanya memiliki satu cara


penularan.

KEBERSIHAN TANGAN Jawaban

9. Organisme transien yang berada dilapisan kulit


yang lebih dalam serta di dalam folikel rambut dapat
dihilangkan seluruhnya dengan mencuci tangan.

10. Mencuci tangan dengan sabun anti mikroba lebih


efektif dari pada mencuci tangan dengan sabun
biasa dan air bersih

11. Penilaian membuktikan bahwa daerah ditelapak


tangan mengandung jumlah mikroba tertinggi

PENGGUNAAN APD Jawaban

12. Penggunaan sarung tangan mengurangi perlunya


mencuci tangan

13. Kewaspadaan kontak ( contact preucation )


mengharuskan agar memakai sarung tangan bersi,
tidak harus steril setiap kali petugas memasuki
ruangan pasien

14. Masker dilepaskan segera setelah meninggalkan


pasien dan APD dilepaskan seluruhnya dipintu
atau di ante room

PEMROSESAN ALAT DAN LINEN YANG AMAN Jawaban

15. Sebelum melakukan dekontaminasi peralatan


bekas pakai, harus dilakukan pencucian dan
pembersihan terlebih dahulu

16. Desinfeksi tingkat tinggi adalah proses


menghilangkan semua mikroorganisme dengan

13
merebus, menguapkan dan kimiawi

17. Dekontaminasi adalah merendam peralatan dalam


larutan clorin 0,5% selama 10 menit

18. Pengelolaan sampah adalah kegiatan operasional


yang nelibatkan penanganan, perawatan,
mengkondisikan, penimbunan dan pembuangan
sampah.

19. Salah satu maksud pengelolaan limbah adalah


melindungi petugas pembuangan sampah dari
perlakuan

20. Pembuangan sampah dengan bahan mengandung


logam berat dapat dilakukan secara insenerasi
ataupun mengubur.

PERLINDUNGAN PETUGAS DIFASILITAS Jawaban


KESEHATAN

21. Penerapan kewaspadaan standar akan mengurangi


resiko penularan penyakit pada petugas kesehatan

22. Diantara tujuan program K3RS ( Kesehatan dan


Keselamatan Kerja Rumah Sakit ) adalah
mengurangi biaya dan mencegah tuntutan hukum

23. Profilaksis pasca pajanan HIV/AIDS dilakukan


dengan memberikan obat ARV setiap waktu

PENANGANAN PASIEN PENYAKIT Jawaban


MENULAR/SUSPEK

24. Salah satu tujuan penanganan pasien penyakit


menular/suspek adalah memahami tata cara
pemindahan pasien yang dirawat diisolasi

25. Salah satu cara menjaga kesehatan dalam


lingkungan rumah sakit adalah melakukan
surveilans aktif

26. Pengunjung pasien infeksius harus selalu


memakai APD lengkap dimanapun berada dalam

14
lingkungan RS

KEBERSIHAN RUANG PERAWATAN Jawaban

27. Salah satu factor penting dalam pemeliharaan


kebersihan ruang perawatan adalah struktur
bangunan RS

28. Lingkungan yang sangat mempengaruhi upaya


pencegahan infeksi dalam ruangan perawatan
antara lain adalah udara, air, permukaan, laundry,
binatang, sampah, dan udara.

29. Dianjurkan menggunakan alcohol untuk


desinfeksi permukaan lingkungan

PETUNJUK PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN Jawaban


INFEKSI UNTUK PENGUNJUNG

30. Tujuan dari petunjuk penvegahan dan


pengendalian infeksi untuk pengunjung adalah
mengurangi resiko penularan dari pengunjung

31. Salah satu pendidikan kepada pengunjung adalah


pemakaian APD

32. Kebersihan lingkungan rumah sakit adalah


tanggung jawab pihak RS

PERENCANAAN DAN PERSIAPAN MENHHADAPI Jawaban


PANDEMI PENYAKIT MENULAR

33. Pengelolaan fasilitas medis dan kesehatan harus


merencankan dan mempersiapkan dari sekarang
kemungkinan terjadi pandemie menular walaupun
belum ada kepastian apakah/kapan terjadi

34. Karena pandemic secara luas belum terjadi,


pengelolaan/fasilitas kesehatan tidak perlu
membicarakan dengan staf mengenai peran dan
tanggung jawab mereka bila terjadi pandemic.
Mereka akan mengetahui apa yang harus
dilakukan bila terjadi

15
35. Pada saat terjadi pandemic penyakit menular,
surveillance tingkat fasilitas akan berkurang
kebutuhannya.

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN

MENGGUNAKAN PENUNTUN BELAJAR

Penuntun-penuntun belajar yang terdapat didalam panduan peserta ini dirancang


untuk menolong peserta mempelajari ketampilan – keterampilan yang diperlukan
untuk memberikan pelayanan.

Penuntun belajar ini bermaksud untuk membantu peserta mempelajari aspek-


aspek pokok pelayanan sesuai dengan ruang lingkup pelatihan pelayanan dasar.

Penuntun belajar dapat digunakan untuk peserta untuk mengikuti diskusi maupun
demonstrasi yang dilakukan oleh pelatih pada saat mendiskusikan maupun
memperagakan kegiatan / keterampilan pelayanan yang bersangkutan. Kemudian
selama pelatihan berlangsung, peserta dapat menggunakan penuntun belajar ini
sebagai pedoman untuk saling memberikan umpan balik pada saat peserta lain
memperagakan pelayanan.

Karena penuntun belajar ini digunakan untuk menolong pengembangan keterampilan,


penilaian harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan seobjektif mungkin. Kinerja

16
peserta untuk setiap keterampilan / kegiatan dinilai dengan menggunakan skala sebagai
berikut :

1. Perlu perbaikan : langkah/kegiatan tidak dikerjakan dengan benar dan /


tidak berurutan ( jika harus berurtan ) atau ada langkah yang dihilangkan

2. Mampu : langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan ( jika harus


berurutan ) tetapi kurang tepat dan atau pelatih harus membantu /
mengingatkan peserta untuk hal kecil yang tidak terlalu penting

3. Mahir : langkah dikerjakan dengan benar, sesuai dengan urutan ( jika harus
berurtan ) dan dilakukan dengan tepat tanpa ragu – ragu atau tanpa perlu
bantuan.

4. T/S ( tidak sesuai ) : langkah yang terdapat dalam penuntun belajar tidak
perlu dilakukan oleh peserta ( tidak sesuai dengan keadaan ) sehingga
tidak dapat dinilai oleh pengamat.

PENUNTUN BELAJAR

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFKESI :

CUCI TANGAN

( digunakan oleh peserta )

Berikan nilai untuk kinerja dari setiap langkah atau tugas yang diamati dengan
menggunakan nilai berikut ini :

1. Perlu perbaikan : langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar dan /
tidak sesuai dengan urutan ( bila perlu ) atau tidak dikerjakan

2. Mampu dikerjakan : langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dengan


urutan yang benar ( bila perlu ) tetapi peserta tidak melakukan langkah
demi langkah secara efisien

3. Mahir dikerjakan : langkah atau tugas dikerjakan dengan efisien dan


tepat dalam urutan yang benar ( bila perlu )

PENUNTUN BELAJAR UNTUK CUCI TANGAN

LANGKAH / TUGAS KASUS

17
PERSIAPAN

1. Mengidentifikasi sumber air bersih


( air kran atau sumber air )

2. Pastikan air mengalir ( keran,


shower ) dan tempat penampungan
air sisa cuci tangan bila tidak ada
saluran pembuangan

3. Menggunakan handuk pribadi atau


handuk kertas ( bila tersedia )

4. Menyiapkan keranjang untuk


handuk kertas bekas pakai

5. Menyiapkan sabun tangan dengan


air bersih

MENCUCI TANGAN

1. Membuka kran dan biarkan air


mengalir

2. Menjaga agar tidak membasahi


pakaian atau bagian tubuh yang
lain

3. Membilas kedua tangan dengan air


bersih

4. Saling menggosokkan kedua


permukaan tangan dan jari-jari
selama minimal 10-15 detik,
memperlihatkan daerah dibawah
kuku dan sela-sela jari tangan

5. Membilas kedua tangan dengan air


bersih

6. Mengeringkan tangan dengan


handuk kertas dan menggunakan
handuk kertas untuk menutup
keran atau mengeringkan tangan
dengan dianginkan

7. Membuang handuk kertas


kekeranjang sampah ( bila memkai
handuk pribadi, degantung dan
biarkan mongering )

Catatan :

18
 Dianjurkan menggunakan sabun cair, bila terpaksa menggunakan sabun
batang, siapkan sepotong sabun kecil dan tempat sabun yang berlubang,
potong sabun besar menjadi potongan sabun kecil berukuran kotak korek
api.

 Hindari mencelupkan tangan kedalam baskom yang berisi air. Walaupun


dengan bahan anti septic, seperti Dettol atau savlon, mikroorganisme bisa
bertahan dengan berlipat ganda dalam larutan tersebut.

 Jangan menambahkan sabun kedalam botol sabun yang sudah hampir


habis. Praktek “menambahkan” kedalam botol bisa menyebabkan
kontaminasi bakteri pada sabun.

 Bila tidak ada air mengalir gunakan sebuah ember dengan keran yang bisa
ditutup waktu menyabuni tangan dan dibuka lagi untuk membilas, atau
gunakan ember dan gayung

 Air bekas pakai harus ditampung dalam wadah kemudian dibuang


kedalam ketoilet jika tidak ada saluran pembuangan.

PEMANTAUAN BELAJAR

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

MEMAKAI DAN MELEPAS APD

( digunakan Oleh peserta )

Beri nilai kinerja setiap langkah yang diamati dengan menggunakan skal sebagai
berikut :

1. Perlu perbaikan : langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar dan /
tidak sesuai dengan urutan ( bila perlu ) atau tidak dikerjakan

2. Mampu dikerjakan : langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dengan


urutan yang benar ( bila perlu ) tetapi peserta tidak melakukan langkah
demi langkah secara efisien

3. Mahir dikerjakan : langkah atau tugas dikerjakan dengan efisien dan


tepat dalam urutan yang benar ( bila perlu )

PENUNTUN BELAJAR UNTUK MEMAKAI APD

LANGKAH / TUGAS KASUS

PERSIAPAN

19
1. Memakai APD sebelum kontak
dengan pasien, biasanya sebelum
memasuki ruangan pasien

2. Memastikan sudah ada semua APD


yang diperlukan ( alas kaki
tertutup, sarung tangan, gaun,
pelindung mata, atau wajah, dan
masker atau respirator )

3. Mencuci tangan dengan sabun atau


menggunakan handsrub
( menggosok tangan ) berbahan
dasar alkohol

MEMAKAI APD

GAUN

MENCUCI TANGAN

1. Menutup tubuh sepenuhnya, dari


leher sampai lutut, lengan sampai
pergelangan tangan, dan menutupi
sampai punggung.

2. Mengikat tali dibagian belakang


leher dan pinggang

MASKER ATAU RESPIRATOR

3. Mengencangkan ikatan karet


elastic ditengah kepala dan leher

4. Melepaskan penjepit fleksibel ke


tulang hidung

5. Merapatkan kewajah dan bagian


dagu

6. Memastikan apakah respirator pas /


fit

7. Membilas seluruh bagian tangan


dengan air bersih

8. Mengeringkan tangan dengan


handuk/tissue dan menggunakan
handuk tersebut untuk menutup
kran, atau mengeringkan dengan
didinginkan

9. Membuang handuk kertas


kekeranjang sampah ( bila

20
memakai handuk pribadi,
digantung dan biarkan mongering )

PELINDUNG MATA (goggle) atau wajah (face shield)

10. Memasang penutup wajah dan


mata kemudian menyesuaikan agar
pas

SARUNG TANGAN

11. Menggunakan sarung tangan satu


per satu tanpa merobek

12. Menarik pangkal sarung tangan


sampai ujungnya menutup
pergelangan tangan.

PENUNTUN BELAJAR UNTUK MELEPAS APD

LANGKAH / TUGAS KASUS

PERSIAPAN

1. Berhenti dipintu kamar pasien atau


di ante room

MELEPAS APD

Sarung tangan ( ingat bahwa bagian luar sarung tangan telah terkontaminasi )

1. Memegang sisi luar sarung tangan


dengan tangan lain yang masih
memakai sarung tangan dan mearik
hingga lepas

2. Memegang sarung tangan yang


telah dilepas dengan tangan yang
masih memakai sarung tangan

3. Menyelipkan jari tangan hingga


menutupi sarung tangan yang telah
dilepas kebawah pergelangan
tangan yang memakai sarung
tangan

21
4. melepaskan sarung tangan hingga
menutupi sarung tangan yang
pertama

5. Melepaskan sarung tangan


ditempat sampah / tempat yang
telah ditentukan

Pelindung mata ( goggles) atau wajah ( face shield ) ( ingat bahwa bahwa
bagian luar goggles atau pelindung wajah telah terkontaminasi )

6. Memgang bagian karet atau


penyangga telinga, alat pelindung,
dan melepaskannya tanpa kontak
dengan bagian luar.

7. Meletakkan ditempat yang telah


ditentukan untuk pemrosesan ulang
atau kedalam tempat sampah

Gaun ( ingat bahwa bagian luar gaun dan lengan gaun telah terkontaminasi )

8. Melepaskan ikatan dibagian


belakang tubuh

9. Melepaskan gaun dari bagian leher


dan pundak, dengan hanya
menyentuh bagian dalam gaun

10. Melepaskan gaun dengan sisi


dalam diluar

11. Melepas atau menggulung dan


meletakkan ditempat yang telah
ditentukan / dibuang

Masker atau respirator ( ingat bahwa bagian depan masker atau respirator
telah terkontaminasi ) JANGAN DISENTUH

12. Meninggalkan ruang pasien dan


menutup pintu

13. Memegang tali karet bagian


bawah, kemudian yang diatas dan
melepas masker

14. Membuang kedalam tempat


sampah atau kedalam tempat yang
telah ditentukan

15. Mencuci tangan dengan sabun atau


menggosok tangan dengan handrub
berbahan dasar alcohol

22
Catatan : gabungan APD dapat mempengaruhi urutan, coba secara
praktis .

EVALUASI PELATIHAN

( untuk diisi oleh peserta )

Berilah nilai untuk setiap kompoten pelatihan dibawah ini dengan menggunakan
skala sbb :
5 : sangat setuju
4 : setuju
3 : tidak ada pendapat
2 : tidak setuju
1 : sangat tidak setuju

No Komponen pelatihan Nilai

1. Koesioner awal pelatihan membantu saya untuk


belajar lebih efektif

2. Bermain peran keterampilan cuci tangan sangat


membantu saya

3. Waktu yang tersedia, cukup untuk kunjungan


kelapangan untuk memahami bagaimana melakukan

23
pencegahan dan pengendalian infeksi

4. Penggunaan simulasi membantu saya untuk dapat


membantu lebih memahami bagaimana melakukan
pencegahan dan pengendallian infeksi

5. Sesi praktek memudahkan saya memahami saya


memahami cara memakai, melepaskan dan
membuang alat pelindung diri dengan betul

6. Waktu yang dijadwalkan cukup untuk melesaikan


study kasus

7. Pendekatan interaktif pada pelatihan ini memudahkan


saya untuk belajar bagaimana menjalankan tugas
pencegahan dan pengendalian infeksi dirumah sakit

8. Waktu 5 hari cukup untuk belajar melakukan


langkah-langkah kesiapan menghadapi pendemic
penyakit menular.

9. Saya merasa yakin dalam melakukan pencegahan dan


pengendalian infeksi

10. Saya merasa yankin melaksanakan praktek


dilapangan

Komentar tambahan :

1. adakah judul yang yang dapat ditambahkan untuk memperbaiki pelatihan ini ?

2. judul apakah yang harus dihilangkan untuk memperbaiki pelatihan ini ?

24
LAPORAN KETUA PANITIA

Pada acara penutupan kegiatan in house training pencegahan dan


pengendalian infeksi rumah sakit bagi tenaga kesehatan
RSIA Prof. dr. H. M. Farid

Yth. Bapak direktur RSIA Prof. dr. H. M. Farid

Yth. Para Narasumber

Yth. Sdr (i) sekalian para peserta in house training

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT oleh karena atas rahmat-Nya
jualah kita diberikan kesehatan dan kesempatan untuk bersama-sama hadir
ditempat ini dalam acara in house training pencegahan dan pengendalian
infeksi rumah sakit bagi tenaga kesehatan RSIA Prof. dr. H. M. Farid.

Adapun yang kami laporkan dari hasil pelaksanaan kegiatan in house training
pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit pada bapak direktur adalah :

25
1. Bahwa waktu pelaksanaan kegiatan ini telah sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan yaitu mulai dilaksanakan hari ….

2. Peserta in house training yang ditargetkan sebanyak 30 orang telah


terinspirasi dengan baik , dengan komposisi peserta terdiri dari :

a. Dokter

b. Perawat / bidan ( UGD, rawat inap / rawat jalan )

c. Petugas gizi

d. Farmasis

e. Petugas sanitasi

f. Petugas laundry

g. Cleaning service

3. Penyampaian materi telah dikemukakan masing – masing pemateri sesuai


dengan telah ditentukan dengan metode :

a. Ceramah dan Tanya jawab

b. Latihan / penugasan individu dan kelompok

c. Bermain fasilitas

d. Studi lapangan

4. Sebelum proses pelatihan dimulai, diawali denga pre test dengan soal
berupa pertanyaan yang diberi jawaban yang benar dan salah. Dari … soal
yang berkaitan dengan berbagai materi PPI, didapatkan hasil nilai tertinggi
… dan nilai terendah ada dibawah …. Dari tersebut kami dapat
mengatakan bahwa pengetahuan tentang PPI belum sepenuhnya dipahami
peserta pelatihan.

5. Selama masa pelatihan peserta pelatihan dapat mengikuti dengan seksama


dan cukup aktif untuk bertanya dan bermain peran dalam praktek yang
diberikan

26
6. Selain pre test dan post tes, Tanya jawab, praktek dan kunjungan lapangan
dan tugas kelompok juga sebagai bahan evaluasi kami

7. Pada kegiatan studi lapangan yang dilakukan beberapa ruang pelayanan


RSIA Prof. dr. H. M. Farid hampir semua ruang pelayanan yang ada belum
melakukan prinsip PPI dengan benar

8. Namun demikian dari pelatihan ini kami dapat menilai bahwa ada prestasi
yang diraih peserta, maka peserta terbaik adalah :

a. …

b. …

c. …

9. Dengan selesainya pelatihan in house training PPIRS maka kepada peserta


pelatihan akan diberikan penghargaan berupa sertifikat atas partisipasinya
dalam kegiatan ini

Direktur yang saya hormati, para pejabat lingkup RSIA Prof. dr. H. M. Farid serta
para peserta pelatihan yang saya cintai

Sebelum saya akhiri laporan kegiatanin house training PPIRS tak lupa saya
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Direktur RSIA Prof. dr. H. M. Farid, atas segala perhatian, dukungan serta
kepercayaan yang diberikan

2. Bagian diklat RSIA Prof. dr. H. M. Farid yang telah membantu mengarahkan
pelaksanaan kegiatan ini.

3. Kepada pemateri yang telah menyampaikan materinya dengan tulus

4. Kepada rekan panitia yang telah membangun kerjasama yang sangat baik
sehingga pelatihan ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar

5. Dan kepada semua pihak yang telah memberikan dukugan,bantuan selama


berlangsungnya kegiatan ini.

27
6. Dan tak lupa saya atas nama panitia pelaksana, mohon maaf jika selama
proses pelaksanaan kegiatan ini ada hal yang tidak berkesan.

Semoga apa yang telah kita lakukan selam dalam pelatihan ini, membawa manfaat
bagi peningkatan mutu pelayanan RSIA Prof. dr. H. M. Farid yang kita cintai
mendapat ridho Allah SWT.

Makassar,

Ketua panitia pelaksana

28

Anda mungkin juga menyukai