Tahun 2018, terjadi transisi besar-besaran mengenai prosedur pendirian PT di proses awal dan
juga di proses akhir.
SIUP dan TDP yang sebelumnya dikeluarkan oleh pemerintah provinsi masing masing
sekarang dikeluarkan melalui sistem Online Single Submission (OSS) dengan sistem
yang berbeda.
Pada Tahun 2019, TDP sudah digantikan dengan sistem NIB yang berfungsi juga sebagai
pengganti API (Angka Pengenal Impor). Namun perlu diingat bahwa bidang usaha ini
harus dijalankan dalam perusahaan setelah didaftarkan.
3. Bidang usaha yang terdaftar di Akta Pendirian harus sesuai dengan yang tertera pada
SIUP & NIB.
Bidang usaha yang tertera di SIUP & NIB harus merupakan bidang usaha yang benar-
benar dijalankan oleh pelaku usaha karena jika pada saat survei bidang usaha tersebut
tidak dijalankan, besar kemungkinan akan ada pembekuan pada izin yang sudah ajukan.
Copy atau scan E-KTP, KK, dan NPWP dengan format terbaru dari pengurus perusahaan
(direktur dan komisaris)
Copy atau scan E-KTP, KK, dan NPWP dengan format terbaru dari pemegang saham
Copy PBB & bukti bayar PBB tahun terakhir sesuai domisili perusahaan
Copy Surat Kontrak/Sewa Kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha
Surat Keterangan Domisili dari pengelola Gedung/Ruko
Foto kantor tampak dalam dan luar
Kantor berada di zonasi perkantoran / zonasi komersial / zonasi campuran
Langkah-Langkah:
Harus menyediakan beberapa opsi nama untuk dicek oleh notaris. Proses ini akan
mengkonfirmasi apakah nama yang diajukan bisa digunakan atau harus menggunakan nama baru
untuk diajukan kembali. Nama yang dipilih harus sesuai dengan panduan memilih nama PT.
Contoh:
Setelah Nama sudah dinyatakan bisa digunakan, notaris akan membuat draft Akta atas nama PT
yang sudah disetujui tadi. Biasanya akan mendapatkan draft awal untuk direvisi sebelum proses
tanda tangan Akta di hadapan notaris.
Setelah draft akta sudah direvisi, maka Akta akan ditandatangani oleh pemilik saham perusahaan
di hadapan notaris. Setiap pemegang saham diwajibkan untuk hadir menandatangani Akta.
Setelah tahap ini, notaris akan membuat Salinan Akta dan mendaftarkan akta tersebut di
Kemenkumham untuk mendapatkan Surat Keputusan dari Kemenkumham untuk mengesahkan
Akta tersebut yang saat ini sekaligus terdaftar bersama no NPWP di KPP.
4. Pengambilan NPWP dan SKT Perusahaan
Setelah NPWP Perusahaan sudah didaftarkan, Kartu NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dan
SKT (Surat Keterangan Terdaftar) akan dikeluarkan oleh KPP(Kantor Pelayanan Pajak) dengan
persyaratan dokumen yang harus dilengkapi sebelumnya.
Biasanya KPP akan melakukan pengecekan apakah data penanggung jawab pada NPWP
Perusahaan tersebut sudah benar, memiliki format NPWP pribadi terbaru dan tidak terdapat
tunggakan pajak.
5. Pendaftaran NIB
NIB atau Nomor Induk Berusaha adalah nomor pengenal bagi pelaku usaha. NIB berfungsi
untuk menggantikan TDP dan API, Akses Kepabeanan serta RPTKA jika diperlukan oleh si
pelaku USAHA.
Pendaftaran NIB dilakukan melalui sistem OSS (Online Single Submission). Pengajuan API
tidak wajib dan hanya perlu diajukan apabila dibutuhkan.
Bila tidak langsung didaftarkan, API masih bisa didaftarkan setelah NIB sudah keluar ketika
pelaku usaha sudah membutuhkan izin tersebut.
Pemilihan Bidang Usaha di NIB dilakukan dengan memilih KBLI Bidang Usaha yang sesuai.
Lakukan cek untuk mencocokkan KBLI yang ada dengan bidang usaha yang akan Anda jalankan
6. Pengajuan Izin Usaha dan Izin Komersial
Sama seperti NIB, Izin Usaha diterbitkan setelah NIB sudah keluar.
Izin Usaha menggantikan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang sebelumnya menjadi salah
satu dokumen perizinan wajib untuk perusahaan.
Izin usaha diajukan terlebih dahulu sebelum izin komersial. Izin Komersial berfungsi untuk
pelaku usaha atau badan usaha yang dengan bidang yang kegiatan operasionalnya membutuhkan
izin khusus.
Perbedaan kelas perusahaan ini nantinya akan tercantum didalam SIUP dan TDP yang diterbitkan
oleh PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu). Perbedaan kelas ini nantinya akan berhubungan
dengan proyek tender. Beberapa proyek tender dari pihak pemerintah atau swasta terkadang hanya
akan menerima tender dari PT dengan SIUP menengah atau besar untuk proyek besar. Akan tetapi
tidak sedikit juga proyek tender yang menerima PT dengan SIUP kecil untuk proyek-proyek lainnya.
Modal awal yang disebut modal setoran untuk disetor ke rekening Bank atas nama
perusahaan. Modal setoran adalah 25% dari modal dasar Perusahaan, yaitu total jumlah saham
yang dapat diterbitkan oleh perusahaan. Modal setoran adalah salah satu elemen terpenting karena
ini menjadi syarat yang esensial untuk memulai proses pembuatan PT.
NOTE
A. KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia)
Suatu badan usaha dengan kode KBLI tertentu tidak bisa ikut dalam tender atau melakukan usaha
di luar kode yang tercantum dalam akte pendirian. Apalagi kini dibatasi hanya 3 kode KBLI yang
bisa dicantumkan, berbeda dengan beberapa tahun lalu yang jumlahnya kodenya bisa lebih
banyak. (Lihat Tabel KBLI)
kode KBLI tercantum di Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP),
dan perizinan investasi yang dikeluarkan oleh notaris dan berpengaruh bagi kegiatan usahanya.
KHUSUS syarat pendirian PT di Jakarta Selatan, ketika mengurus SIUP dan TDP di Walikota Jakarta Selatan
maka harus melampirkan sertifikat BPJS Ketenagakerjaan.
Kemudian melampirkan bukti pembayaran iuran tersebut dan kemudian perusahaan akan diberikan
Sertifikat Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.
Sertifikat tersebut kemudian dilampirkan di permohonan SIUP dan TDP di Walikota Jakarta Selatan.
Diluncurkan pada tanggal 7 Mei di 2018 (sumber). Sebelumnya untuk mengurus izin di Jakarta bisa melalui
website pelayanan.jakarta.go.id.
Saat ini, aplikasi JakEVO dapat diunduh melalui Play Store atau dengan mengunjungi situs web JakEvo dan
DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta.
Penggunaan JakEvo per Juni 2018 hanya untuk mengurus SIUP dan TDP saja.
E. Kemenko Mengeluarkan OSS (Online Single Submission)
Pada pertengahan 2018 pemerintah melalui Kemenko mengeluarkan OSS Online Single Submisission atau
Layanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (PBTSE), yang lebih mudah disebut dengan
nama generik OSS ini hadir dalam rangka pelayanan perizinan berusaha yang berlaku di semua
Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia.
Pelaksanaan OSS diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 2018, merupakan upaya pemerintah dalam
menyederhanakan perizinan berusaha dan menciptakan model pelayanan perizinan terintegrasi.
Sampai dengan saat ini tulis tanggal 1 Oktober 2018, untuk pengajuan NIB melalui OSS sudah bisa dilakukan
dan lainnya adalah ada beberapa fitur dalam OSS yang masih dalam perbaikan dan pengembangan.
Pada akhir 2018, PTSP DKI Jakarta menghimbau bahwa di awal 2019, setiap badan usaha harus memiliki
NIB apabila ingin mengajukan permohonan izin usaha di PTSP DKI Jakarta.
Dokumen NIB yang telah dimiliki oleh badan usaha selanjutnya di submit dalam pengurusan izin SIUP atau
di izin-izin lainnya