Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANAJEMEN NYERI

Topik : Manajemen Nyeri


Sub Topik : Menajemen Nyeri
Sasaran : Keluarga Pasien
Tempat : Irna 3

1.2 Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan ± 30 menit, klien dapat memahami tentang
nyeri dan bagaimana penanganannya.

1.3 Tujuan Instruksional Khusus


Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang managemen nyeri selama ± 30
menit

diharapkan keluarga pasien dapat:

- Menjelaskan tentang pengertian management Nyeri

- Menjelaskan tentang etiologi nyeri

- Menjelaskan tentang klasifikasi nyeri

- Menjelaskan tentang tanda dan gejala nyeri

- Menjelaskan tentang intensitas nnyeri

- Menjelaskan tentang penanganan nyeri.

1.4 Metode
Ceramah
Tanya jawab

1.5 Media
Leaflet dan Power Point tentang menajemen nyeri
1.6 Kegiatan Penyuluhan
Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran
3 menit Pembukaan memberikan salam dan menjawab salam
menjelaskan maksud dan mendengarkan
tujuan

20 menit Kegiatan inti pemberian materi tentang menyimak


pengerian nyeri, etiologi
nyeri, klasifikasi, tanda
dan gejala nyeri,
intensitas nyeri serta
penanganan nyeri

5 menit pertanyaan memberikan jawaban bertanya


dari apa yang ditanyakan

2 menit Penutup memberikan salam menjawab


penutup

1.7 Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Kesepakatan dengan keluarga (waktu dan tempat)
 Kesiapan materi penyaji
2. Evaluasi Proses
 Klien bersedia sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
 Klien antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya
 Klien menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Mahasiswa

 Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan


 Dapat menjalankan peranannya sesuai dengan tugas
4. Evaluasi Hasil

 Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah


ditentukan
 Adanya kesepakatan antara keluarga dengan perawat dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
MATERI PENYULUHAN

2.1 Definisi
Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan yang terjadi bila kita
mengalami cedera atau kerusakan pada tubuh kita. Nyeri dapat terasa sakit, panas,
gemetar, kesemutan seperti terbakar, tertusuk, atau ditikam.
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat
sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala
atau tingatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul, 2016). Nyeri
didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2017).
Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan
dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
(Judith M. Wilkinson 2017).

2.2 Klasifikasi Nyeri


1. Nyeri akut (< 6 bulan)
Nyeri akut biasanya terjadi secara tiba- tiba dan umumnya berkaitan
dengan cedera spesifik. Nyeri akut merupakan nyeri yang berlangsung
dari beberapa detik hingga enam bulan.
2. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau menetap sepanjang suatu periode
waktu. Nyeri kronik merupakan nyeri yang dirasakan selama lebih dari 6
bulan.
2.3 Etiologi Nyeri

Adapun Etiologi Nyeri yaitu:

1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakkan jaringan akibat bedah


atau cidera
2. Iskemik jaringan,
3. Spasmus Otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak disadari atau
tak terkendali, dan sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi
pada otot yang kelelahan dan bekerja berlebihan, khususnya ketika otot
teregang berlebihan atau diam menahan beban pada posisi yang tetap
dalam waktu yang lama.
4. Inflamasi pembengkakan jaringan mengakibatkan peningkatan tek anan
lokal dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif
lainnya.
5. post operasi setelah dilakukan pembedahan

2.4 Tanda Dan Gejala Nyeri


1. Suara
a. Menangis
b.Merintih
c. Menarik/ menghembuskan nafas
2. Ekspresi Wajah
a. Meringis
b. Menggigt lidah , mengatupkan gigi
c. Tertutup rapat/membuka mata atau mulut
d. Menggigit bibir
3. Pergerakan Tubuh
a. Kegelisahan
b. Mondar-mandir
c. Gerakan menggosok atau berirama
d. Bergerak melindungi tubuh
e. Otot tegangan
4. Interaksi Sosial
a. Menghindari percakapan dan kontak sosial
b. Berfokus aktivitas untuk mengurangi nyeri
c. Disorientasi waktu

2.5 Intensitas Nyeri

Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan


oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan
pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik
tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak
dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri.

Skala nyeri:

0 : Tidak nyeri

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.

4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat


menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik.

7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih
posisi nafas panjang dan distraksi

10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,


memukul.Karakteristik paling subyektif pada nyeri adlah tingkat
keparahan atau intensitas nyeri tersebut. Klien seringkali diminta untuk
mendeskripsikan nyeri sebagai yang ringan, sedang atau parah. Namun,
makna istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dan klien. Dari waktu ke
waktu informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan.
2.6 Cara Mengatasi Nyeri
1. Distraksi
Distraksi adalah teknik untuk mengalihkan perhatian terhadap hal –
hal lain sehingga
lupa terhadap nyeri yang dirasakan. Contoh :
a. Membayangkan hal – hal yang menarik dan indah
b. Membaca buku, Koran sesuai dengan keinginan
c. Menonton TV
d. Medengarkan musik, radio, dll
2. Relaksasi
Teknik relaksasi memberi individu control diri ketika terjadi rasa
tidak nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri Sejumlah
teknik relaksasi dapat dilakukan untuk mengendalikan rasa nyeri dengan
meminimalkan aktivitas simpatik dalam system saraf otonom .
Tahapan relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut :
a. Ciptakan lingkungan yang tenang
b. Usahakan tetap rileks dan tenang
c. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan
udara melalui hitungan 1,2,3
d. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks
e. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
f. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui
mulut secara perlahan-lahan
g. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
h. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
i. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
j. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
k. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
DAFTAR PUSTAKA

Tamsuri. 2007. Nursing Outcome Classification (NOC).Jakarta: Mosby Elsevier,


Academic Press

Aziz. 2006. Nursing Interventions Classification (NIC). Solo: Mosby An


Affiliate Of Elsefer

Wilkinson,judith.2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan NIC NOC Edisi 7.


Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai