BAB I
PENDAHULUAN
Definisi Corpus alienum atau benda asing di dalam suatu organ adalah benda
yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak
ada. Dalam hal ini, nasal corpus alienum adalah benda asing / massa yang normal tidak
ada / tidak dijumpai di hidung. Ini merupakan salah satu masalah kedaruratan dibidang
THT.1,2
Dapat terjadi pada semua umur, namun lebih sering terjadi pada anak–anak,
baik disengaja memasukkan ke hidung atau karena kecelakaan. Pada anak-anak dapat
yang umumnya adalah benda mati. Benda asing yang lazim ditemukan pada anak-anak
adalah makanan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan benda berupa baterei, manik-
manik, dan spons,. Namun dapat pula ditemukan benda hidup misalnya larva lalat, dan
hidung lebih banyak terjadi pada laki-laki (58%) dibandingkan perempuan dan dengan
tingkat sosioekonomi yang rendah. Pada anak, insiden tertinggi kejadian benda asing
terlihat, dan gejalanya tidak spesifik, dan sering terjadi kesalahan diagnosis pada
merupakan tindakan tersering digunakan karena lebih memperkuat diagnosis dan untuk
Dalam hal ini, penanganan terhadap benda asing pada hidung merupakan salah
satu kompetensi yang harus dicapai oleh dokter umum. Namun, sangat penting untuk
mengetahui letak anatomi dan indikasi tertentu agar dapat dirujuk kepada spesialis.
Indikasi tersebut seperti tergantung pada beberapa faktor seperti lokasi dari benda
asing, bahan material benda asing, apakah benda berupa bahan yang mudah diambil (
lembut dan irregular) atau tidak mudah diambil (keras dan bulat), keterampilan dokter
maupun kerja sama pasien itu sendiri. Sebagian besar benda asing pada hidung dapat
dikeluarkan oleh dokter yang sudah terlatih dengan komplikasi yang minimal.4
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hidung terdiri atas hidung luar dan cavum nasi. Cavum nasi dibagi oleh septum
Hidung luar memiliki dua lubang yang berbentuk lonjong disebut nares,
dipisahkan antara kiri dengan kanan oleh septum nasi. Pada pinggir lateral, terdapat
Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh
kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil. Rangka tulang hidung terdiri dari os
nasale, processus frontalis maxillaris, dan pars nasalis ossis frontalis. Pada bagian
bawah hidung dibentuk oleh lempeng-lempeng tulang rawan hialin, yaitu sepasang
opthalmica dan arteri maxillaris. Kulit ala nasi dan bagian bawah septum
nasopharynx. Vestibulum nasi adalah daerah di dalam cavum nasi yang terletak
tepat dibagian nares anterior. Cavum nasi terbagi menjadi dua bagian, kiri dan
kanan oleh septum nasi. Septum nasi dibentuk oleh tulang dan tulang rawan.
5
maxilla, dan krista nasalis os palatina. Bagian tulang rawannya terdiri dari
Cavum nasi memiliki dasar, atap, dinding lateral dan dinding medial atau
dinding septum.
a. Dasar
b. Atap
Bagian atap cavum nasi teretak dibawah fossa cranii anteriot. Pada
sebelah anterior mulai dari bagian bawah batang hidung dibentuk oleh os
nasale dan os frontale, pada bagian tengah dibentuk oleh lamina cribrosa
sphenoidalis,
c. Dinding lateral
disebut meatus.
6
1) Recessus sphenoethmoidalis
sphenoidalis.
semilunaris.
d. Dinding medial
Vestibulum nasi dilapisi oleh kulit yang telah mengalami modifikasi dan
mempunyai rambut yang kasar. Area diatas conchae nasalis superior dilapisi
8
oleh membrane mucosa olfaktorius dan berisi ujung-ujung saraf sensitif reseptor
respiratorius.
merupakan salah satu cabang terminal arteri carotis externa. 3 sumber utama
bagian superior anterior dan dinding lateral hidung. Arteri ethmoidalis posterior
menjadi arteri nasalis posterolateral yang menuju ke dinding lateral hidung dan
maxillaris interna yaitu ialah ujung arteri palatine mayor dan arteri
palatine major, yang disebut dengan plexus Kiesselbach (Little’s area) yang
letaknya superfisial dan mudah cedera oleh trauma sehingga sering menjadi
sumber epistaksis.
10
kavernosus.
11
apertura.
a. Sinus maxillaris
di belakang pipi. Bagian atap dibentuk oleh dasar orbita, sedangkan dasar
b. Sinus frontalis
Sinus frontalis ada dua buah yang terdapat didalam os frontale. Mereka
dipisahkan satu dengan yang lain oleh septum tulang. Setiap sinus berbentuk
segitiga, meluas ke atas di ujung medial alis mata dan kebelakang sampai
melalui infundibulum.
c. Sinus sphenoidalis
Sinus sphenoidalis ada dua buah yang terdapat didalam corpus ossis
d. Sinus ethmoidalis
12
dalam os ethmoidale, di antara hidung dan orbita. Sinus ini dipisahkan dari
orbita oleh selapis tipis tulang, sehingga infeksi dengan mudah dapat
dalam meatus nasi medius pada atau diatas bulla ethmoidalis dan kelompok
canggih untuk pertukaran udara yang laminer. Selama inspirasi hidung, terjadi
Lapisan hidung, terutama pada konka inferior dan media mengandung lamia
konka dan dikelilingi oleh pleksus vena. Dilatasi arteri yang terjadi dapat
1. Fungsi Respirasi
13
Suhu udara yang melalui hidung diatur sehingga berkisar 370C. Fungsi
epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas. Partikel debu,
virus, bakteri, dan jamur yang terhirup bersama udara akan disaring di
hidung oleh: rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi, silia, palut lendir.
Debu dan bakteri akan melekat pada palut lendir dan partikel-partikel yang
2. Fungsi Penghidu
mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga
bagian atas septum. Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara
difusi dengan palut lendir atau bila menarik napas dengan kuat. Fungsi
3. Fungsi Fonetik
atau kerusakan tulang di hidung dan mulut. Yang paling sering terjadi
karena stroke dan rhinolalia oklusa yang terjadi akibat sumbatan benda cair
(ketika pilek) atau padat (polip, tumor, benda asing) yang menyumbat.
14
4. Refleks Nasal
akan menyebabkan reflex bersin dan napas berhenti. Rangsang bau tertentu
II.3.1 Defenisi
Secara umum benda asing dalam suatu organ adalah benda asing yang
berasal baik dari dalam (benda asing endogen) maupun luar (benda asing
eksogen) tubuh yang dalam normal tidak ada. Benda asing di hidung merupakan
salah satu kedaruratan di bidang telinga hidung tenggorok yang cukup sering
terdapat sekitar 11% dari seluruh kedaruratan dibidang telinga hidung dan
tenggorok.3,4
Benda asing eksogen adalah benda yang berasal dari luar tubuh. Biasanya
masuk melalui hidung atau mulut. Benda asing eksogen dapat berupa zat
padat, cair atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri dari zat organik
(yang berasal dari kerangka binatang) dan zat anorganik seperti paku, jarum,
peniti, batu, kapur barus (naftalen) dan lain-lain. Benda asing eksogen cair
dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif, seperti zat kimia, dan benda
Benda asing endogen adalah benda yang berasal dari dalam tubuh. Benda
asing endogen dapat berupa sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah,
2. Berdasarkan sifatnya benda asing dibagi menjadi benda asing mati dan
Benda asing hidup yang pernah ditemukan yaitu larva lalat, lintah, dan
cacing.
16
manusia dan hewan di Indonesia disebabkan oleh larva lalat dari spesies
kelas Insecta. Lalat dewasa berukuran sedang berwarna biru atau biru
kehijauan dan berukuran 8-10 mm, bergaris gelap pada toraks dan pada
mulutnya berwarna coklat tua atau coklat orange. Lalat dewasa meletakkan
telurnya pada jaringan hidup dan hewan berdarah panas yang hidup liar
dan juga pada manusia misalnya pada luka, lubang-lubang pada tubuh
a.2 Lintah
belakang yang termasuk dalam filum annelida. Anggota jenis cacing ini
tidak mempunyai rambut, parapodia, dan seta. Tempat hidup hewan ini ada
yang berada di air tawar, air laut, dan di darat. Lintah merupakan hewan
mengeluarkan zat anti pembekuan darah sehingga darah korban tidak akan
dirinya ke dalam air. Bentuk tubuh lintah ini pipih, bersegmen, mempunyai
lintah sulit diambil. Pasien bisa saja mengalami syok akibat kehilangan
a.3 Cacing
Port d’entry atau tempat cacing tersebut bermigrasi dari usus untuk
Yang tersering yaitu manik-manik, baterai logam, kancing baju. Kapur barus
sebagai kasus gawat darurat yang harus dikeluarkan segera, karena kandungan
3. Berdasarkan konsistensi
menjadi benda asing yang lunak seperti kertas, kain, penghapus, sayuran,
dan benda asing yang keras seperti kancing baju, manik-manik, baterai dan
lain-lain.13
II.3.3 Epidemiologi
Benda asing pada hidung lebih sering terjadi pada anak-anak yang
berusia 2-4 tahun karena anak yang berumur 2-4 tahun cenderung
lubang hidung, mulut, atau oleh teman bermain. Selain itu pada anak yang
berusia 1-3 tahun belum terjadi koordinasi menelan dan penutupan glottis
yang sempurna.3,4
19
Pada anak-anak juga sering ditemukan benda asing pada bagian anterior
kavum nasi hingga ke bawah konka inferior dan medial. Kavum nasi kanan
lebih sering terkena pada anak-anak, hal ini disebabkan oleh karena bnyak
anak yang lebih dominan memakai tangan kanan.7 Benda asing yang lazim
tinggal
anak.3
20
II.3.5 Patogenesis 4
nasi sering kali terjadi pada pasien anak yang kurang dari 5 tahun
atau di bagian atas fossa nasal anterior hingga ke bagian depan konka media.
asing, dan ulserasi yang menyertai dapat menghasilkan fetor yang berbau
busuk. 18
dengan derajat bervariasi, dari infeksi lokal sampai destruksi masif tulang
rawan dan tulang hidung dengan membentuk daerah supurasi yang dalam
dapat terjadi di sekitar area mukopus dan bekuan darah. Rhinolit biasanya
terletak dekat bagian basal hidung dan bersifat radiopak. Baterai cakram
beberapa logam berat, seperti merkuri, zink, perak, nikel, cadmium, dan
lithium. 5
akibat baterai cakram ini antara lain interval waktu saat baterai masuk
kutub negatif baterai (anode). Karena itu, perforasi septum (90 jam setelah
tekanan. Dari hasil dari reaksi ini, dapat menyebabkan perforasi septum
Gejala sering tidak ada sehingga luput dari perhatian orang tua dan
bertahan untuk waktu yang lama. Dapat timbul rhinolith disekitar benda
1. Hidung tersumbat
3. Nyeri
4. Demam
5. Epistaksis
6. Bersin
Benda asing seperti karet busa sangat cepat menimbulkan sekret yang
berbau busuk. Hal ini dikarena kan proses dari peradangan-peradangan yang
yang mati, sel-sel leukosit dan mediator-mediator inflamasi. Tak jarang pula
akibat benda asing yang tidak segera dikeluarkan, akan menimbulkan infeksi
sekunder. 14,15
24
II.3.7 Diagnosis
Benda asing di hidung pada anak sering luput dari perhatian orang tua
karena tidak ada gejala dan bertahan untuk waktu lama. Gejala paling sering
muncul adalah hidung tersumbat, rinore unilateral dengan cairan kental dan
asing sering tidak segera dibawa ke dokter pada saat kejadian. Dalam satu
dengan pasien, orangtua, dan pegasuh haruslah menyeluruh agar jelas dalam
nantinya.9
Dokter harus memikirkan diagnosis benda asing pada semua pasien dengan
etiologi pasien dengan klinis tidak biasa, seperti mudah marah, halitosis (bau
unilateral kavum nasi yang kronik, nyeri di hidung tanpa penyebab yang jelas,
melalui mulut. Gejala yang paling sering adalah hidung tersumbat, rinore
nyeri, demam, epistaksis, dan bersin. Benda asing, seperti karet busa, sangat
perdarahan, atau keduanya. Apabila benda asing sudah terlalu lama di dalam
discharge hidung dan bau busuk. Pada pemeriksaan, tampak edema dengan
.
26
berjenis metal yang memberikan gambaran radiolusen pada foto X-Ray.3 Jika
terapi.
II.3.8 Penatalaksanaan
biasanya pasien anak-anak sulit untuk koopertif. Hal ini disebabkan oleh ketakutan
anak-anak yang berlebihan serta diperparah dengan ketakutan mereka akibat nyeri
yang ditimbulkan saat mengeluarkan benda asing di hidung sebelumnya baik oleh
mengeluarkan benda asing dari hidung. Pasien biasanya diperiksa dalam posisi
duduk. Pada anak-anak, sebaiknya dipangku dan dipegang erat oleh orang tuanya
28
seperti dengan memakai pengait (hook) yang dimasukkan ke dalam hidung bagian
atas, menyusuri atap kavum nasi sencara menyentuh nasofaring. Setelah itu pengait
diturunkan sedikit dan ditarik kedepan. Dapat pula menggunakan forsep aligator,
cunam Nortman atau “wire loop”. Bila benda asing berbentuk bulat, maka
sebaiknya digunakan pengait yang ujungnya tumpul.1 Berikut ini beberapa teknik
berpengalaman jika mungkin dapat diekstraksi. Jika ada keraguan tentang bisa
lokasi yang tidak diharapkan. Pengeluaran secara mekanik dari benda asing tidak
Pengangkatan tidak boleh dilakukan tanpa sedasi pada pasien yang tidak
kooperatif. Idealnya, teknik nonmekanik seperti tekanan udara positif harus dicoba
Benda asing yang dicoba diangkat berkali-kali akan lebih berbahaya karena
dapat menyebabkan pengangkatan lebih sulit, dan benda asing dapat menjadi lebih
dalam. Oleh karena itu, perencanaan yang matang sangat penting untuk
29
1. Lampu kepala
2. Vasokonstriktor topical
3. Spekulum hidung
4. Bag-valve mask
5. Forseps alligator
6. Probe hooked
7. Balon kateter
8. Kuret
9. Peralatan suction
Anestesi lokal biasanya tidak diperlukan, karena rasa sakit seringnya tidak
dari mukosa hidung dapat memfasilitasi pemeriksaan dan pengangkatan dari benda
ke lubang hidung yang terkena. Anestesi pada teknik mengeluarkan benda asing
pada hidung dapat dilakukan dengan anestesi semprot dengan pilihan anestesinya
yaitu lidokain.5 Untuk pasien yang khawatir, nebulasi dari 1-2 ml dari 1:1000
epinefrin telah berhasil digunakan untuk vasokonstriksi mukosa. Dari laporan kasus
30
epinefrin nebulasi direkomendasikan hanya jika benda asing di hidung cukup besar,
gerakan ke posterior hidung tidak mungkin, dan jika saluran pernafasan aman.9
Jika kepala pasien tidak kooperatif tidak dapat distabilkan, pemberian sedasi
komplikasi yang rendah dengan penggunaan sedasi. Penelitian lain oleh Murkejhee
A et al berpendapat bawa pada pasien yang memiliki benda asing di hidung dan
Selain itu pada anak kecil yang memiliki benda asing pada hidung sebaiknya
posisi pasien harus dipegang oleh penjaga atau orangtuanya, dengan kedua kaki
pasien di jepit oleh kedua paha orangtua, sehingga pasien dapat terfiksasi dan tenaga
pada jenis benda asing di hidung, alat yang tersedia, dan kenyamanan dokter dengan
masing-masing metode. Untuk benda asing yang mudah dilihat, kebanyakan dokter
lebih memilih pengangkatan langsung. Jika benda asing sulit terlihat atau bulat atau
kateter adalah metode yang disukai. Untuk benda asing yang besar, teknik tekanan
kerusakan mukosa dan perdarahan. Selain itu, semua usaha yang gagal dapat
Teknik yang dipilih untuk mengeluarkan benda asing di dalam hidung selain
berdasarkan jenis dari benda asing sendiri juga harus berdasarkan dengan lokasi dan
1) Instrumentasi langsung
Teknik ini sangat ideal untuk benda asing yang mudah terlihat, tidak bulat,
alligator. Benda asing rapuh dan bulat sangat sulit untuk dikeluarkan dengan teknik
ini; benda rapuh bisa robek, dan benda-benda bulat mungkin sulit dan mudah pindah
ke posterior.9
tetapi sulit untuk dipahami. Hook ditempatkan di belakang benda asing tersebut
menggunakannya sebagai pengait untuk menarik benda asing. Teknik ini, disebut
2) Kateter balon
Pendekatan ini sangat ideal untuk benda asing yang kecil, benda bulat yang
tidak mudah diambil dengan instrumentasi langsung. Kateter yang dapat digunakan
yaitu kateter Foley (misalnya, 5-8), kateter Forgaty (misalnya, No. 6), atau Katz
Terlepas dari berbagai macam jenis kateter, teknik yang digunakan adalah
sama. Pertama, balon diperiksa, dan kateter dilapisi dengan 2% lidokain jelly.
Kemudian pasien berbaring telentang dan kateter dimasukkan melewati benda asing
di dalam rongga hidung, lalu diberikan udara atau air ke dalam kateter (2ml pada
anak-anak kecil dan 3 ml pada anak-anak yang lebih besar). Setelah dibalonkan,
kateter ditarik keluar sehingga benda asing juga ikut tertarik.7 Teknik dengan kateter
juga dapat digunakan sebagai pencegahan agar benda asing di bagian anterior tidak
3) Tekanan positif
Gambar 14. Positive Pressure Tehnique for Nasal Foreign Body removal
(Sumber: Kalan A, Tariq M. Foreign Bodies in The Nasal Cavities: a comprehensive
review of the aetiology, diagnostic poiters, and therapeutic measures. Postgrad Med.
2000)10
Benda asing yang besar bisa dilakukan teknik tekanan positif. Teknik ini
dapat dilakukan oleh penderita sendiri dengan menutup hidung yang normal dan
menghembuskan nafas dari hidung secara keras, selain itu pada anak yang
mengalami benda asing di hidung, dapat ditiup mulut anak tersebut oleh
udara. Teknik ini banyak dilakukan pada anak dan dapat menyebabkan komplikasi
membran timpani, dan dokter harus menghindari penggunaan volume besar udara
paksa. Untuk yang terbaik dari pengetahuan kita, komplikasi yang terakhir belum
dilaporkan.2,13
Gambar 17. Remove foreign body nasal using Vacutract suction device
(Sumber: Kalan A, Tariq M. Foreign Bodies in The Nasal Cavities: a comprehensive
review of the aetiology, diagnostic poiters, and therapeutic measures. Postgrad Med.
2000)10
Teknik ini sangat ideal untuk benda aisng yang terlihat, halus atau bulat
dimana benda sulit diambil dengan pinset atau forcep alligator. Suction yang
Instrumen yang dibuat sendiri dapat berasal dari paper clip. Teknik ini dapat
dilakukan apabila tidak dapat dilakukannya teknik lainnya karena komplikasi pada
apabila riwayat masuknya benda asing diikuti dengan adanya epistaksis. Pemilihan
alat atau instrument tergantung dari jenis benda asing tersebut. Forcep alligator
37
dapat digunakan terhadap benda asing dihidung yang ireguler dan memiliki sudut
yang dapat ditarik keluar, sedangkan hook, curretes, dan loop dapat digunakan
terhadap benda yang licin atau sulit di tarik keluar. Secara umum, benda asing di
hidung bisa dikeluarkan secara aman oleh dokter umum. Namun, jika sulit dan
gagal harus segera konsultasi ke spesialis THT. Rujukan ke dokter spesialis harus
nasofaring dengan maksud supaya masuk ke dalam mulut. Dengan cara itu benda
asing dapat terus masuk ke laring dan saluran napas bagian bawah, yang
Pemberian antibiotika sistemik selama 5-7 hari hanya diberikan pada kasus
benda asing hidung yang telah menimbulkan infeksi hidung maupun sinus.1
38
Tabel 2.1. Keuntungan dan kerugian dari teknik mengeluarkan benda asing 4
barotraumas
Tekanan negatif Baik utuk benda asing yang bulat dan Harus benda yang padat, tidak
Teknik Baik digunakan pada benda asing di bagian Ada kemungkinan trauma,
kateter
Instrumen yang Instrumen dapat dibuat disesuaikan dengan Trauma, benda asing dapat
bagian atap cavum nasi hingga belakang benda asing hingga terletak
sedikit, lalu ke depan. Dengan cara ini benda asing itu akan ikut
benda asing dapat terus masuk ke laring dan saluran napas bagian bawah
pada kasus benda asing hidung yang telah menimbulkan infeksi hidung
maupun sinus.
dengan forsep atau hook tidak berhasil dan juga digunakan pada
pada bagian emergensi dan kemudian diatur pada tekanan 100 dan
menggunakan forsep.
hidung yang satunya di tutup. Jika cara ini tidak berhasil atau benda
asing pada hidung tersebut terdapat pada pasien pediatrik yang tidak
mulut anaknya, lalu menutup lubang hidung yang tidak terdapat benda
asing dengan jari, lalu meniupkan udara secara lembut dan cepat melalui
1) Teknik berbeda diterapkan pada benda asing hidup. Pada kasus benda
asing hidup berupa cacing, larva, dan lintah, penggunaan kloroform 25%
tersebut. Hal ini mungkin harus kembali dilakukan 2-3 perminggu selama
6 minggu hingga semua benda asing hidup mati. Setiap tindakan yang
kuretase. 10
2) Pada pasien myasis dengan angka komplikasi dan morbiditas yang tinggi,
1. Rinolit
Rinolit juga dianggap sebagai suatu benda asing tipe khusus yang biasanya
diamati pada orang dewasa. Garam-garam tak larut dalam sekret hidung
membentuk suatu masa berkapur sebesar benda asing yang tertahan lama atau
bekuan darah. Sekret sinus kronik dapat mengawali terbentuknya masa seperti itu
di dalam hidung.
2. Sinusitis
melapisi sinus. Biasanya, sinus diisi dengan udara, tetapi ketika sinus tersumbat
dan penuh dengan cairan, kuman (bakteri, virus, dan jamur) dapat tumbuh dan
Manifestasi Klinis :
a) Gejala Utama :
1. Nyeri wajah/tekanan
2. Hidung tersumbat
3. Batuk
4. Menurunnya penciuman
42
b) Gejala Tambahan
1. Demam
2. Bau mulut
3. Kelelahan
4. Sakit gigi
3. Polip
Polip hidung adalah lesi abnormal yang berasal dari bagian manapun dari
mukosa hidung atau sinus paranasal. Polip merupakan hasil akhir dari berbagai
proses penyakit pada rongga hidung. Polip yang paling sering dibahas adalah lesi
jinak semitransparan hidung yang timbul dari mukosa rongga hidung atau dari satu
Manifestasi Klinis :
b. Hidung tersumbat yang menetap dan selalu terasa akan adanya lendir
4. Neoplasma maligna
dan nasal bleeding. Kadang-kadang ulserasi awal dan nasal bleeding terlihat
lebih dulu sebelum nasal obstruction, terutama pada tumor kavum nasi yang
43
anaplastik. Diagnosis ditegakkan dengan biopsi yang diambil dari bagian yang
tidak nekrotis. Perlu diagnosis sedini mungkin, maka bila ada kecurigaan kearah
II.3.10 Komplikasi
ini hanya bersifat minimal dan hilang dengan tampon sederhana. Selain itu benda
asing pada hidung juga dapat menyebabkan iritasi dan reaksi inflamasi hingga
obstruksi. Benda asing juga dapat menyebabkan infeksi pada mukosa hidung.
Pada pasien dengan benda asing yang tidak dikeluarkan, akan mencetuskan
terjadinya rhinolithh. Rhinolithh terjadi karena adanya benda asing yang telah lama
tinggal dalam hidung (misalnya sejak kecil), kemudian terbungkus oleh endapan
garam-garam kalsium atau magnesium sebagai ikatan fosfat atau karbonat yang
berasal dari lacrima. Kalsifikasi benda asing di hidung dulunya dikenal dengan
rhinolith palsu (false rhinoliths) atau rhinolith benar (true rhinoliths). Saat ini,
istilah-istilah ini telah digantikan oleh eksogen dan endogen, tergantung apakah ada
atau tidak ada inti. Rhinolith dapat terbentuk dari bahan di luar tubuh manusia yang
masuk ke dalam hidung dan yang tersisa di dalam rongga hidung seperti batu
berbentuk cherry, batu, nasal swab yang tertinggal, atau benda semacam ini yang
berasal di sekitar tubuh sendiri misalnya, gigi ektopik di sinus maksilaris, disekap
44
tulang, bekuan darah yang mengering di rongga hidung, dan lendir mengeras.
II.3.11 Prognosis
Jika dilakukan tindakan dengan segera maka pada umumnya prognosis dari
corpus alienum cavum nasal ini adalah baik, dan mencegah adanya infeksi
sekunder. 18
45
BAB III
KESIMPULAN
1. Corpus alineum atau benda asing adalah benda yang berasal dari luar
atau dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada pada tubuh.
2. Benda asing dalam suatu organ dapat terbagi atas benda asing eksogen
(dari luar tubuh) dan benda asing endogen (dari dalam tubuh). Benda asing
3. Kasus benda asing di hidung paling sering terjadi pada anak, terutama
pembedahan.
perkembangan rhinolit
46
BAB IV
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Umur : 3 tahun
Pekerjaan :-
Agama : Kristen
Anamesis Terpimpin :
minggu yang lalu. Pasien merasa hidung tersumbat, namun nyeri (-). Terdapat
cairan (+) yang keluar berwarna kuning kehijauan, bau (-), dan darah (-).
Pasien sedang dalam keadaan flu (+) sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan
telinga dan tenggorokan tidak dirasakan, serta tidak terdapat riwayat demam.
berenang (-).
kooperatif.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
a. Kesadaran : Komposmentis
b. Vital sign
Nadi : 120x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,8 C
Saturasi O2 : 98%
2. Pemeriksaan Sistemik
Pemeriksaan Telinga
48
Kanan Kiri
b. Otoskopi
- LT Lapang, edema (-), sekret (+), Lapang, edema (-), sekret (+),
Pemeriksaan Hidung
Kanan Kiri
b. Rhinoskopi Anterior TDL (pasien tidak kooperatif) TDL (pasien tidak kooperatif)
c. Rhinoskopi Posterior TDL (pasien tidak kooperatif) TDL (pasien tidak kooperatif)
49
Tenggorokan
a. Inspeksi
- Tanda palatine T1/T1, licin, hiperemis (-), T1/T1, licin, hiperemis (-),
edema (-), hipertrofi (-), kripta edema (-), hipertrofi (-), kripta
- Dinding posterior Edema (-), hiperemis (-). Edema (-), hiperemis (-).
Leher
c. Tiroid Normal
C. FOTO PASIEN
50
E. DIAGNOSIS
F. DIAGNOSIS BANDING
- Rinolit
- Polip
- Rhinitis
G. TERAPI
Medikamentosa:
- Anti-inflamasi : (-)
- Penunjang : (-)
- Simtomatik : (-)
- Roboransia : (-)
Topikal:
- Salep : (-)
H. Anjuran:
dimainkan anak-anak
Follow Up (-)
52
BAB V
DISKUSI
Sudah 2 minggu yang lalu. Pasien merasa hidung tersumbat, namun tidak terdapat
nyeri. Terdapat cairan yang keluar berwarna kuning kehijauan namun tidak berbau
dan tidak disertai darah. Pasien sedang dalam keadaan flu sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan telinga dan tenggorokan tidak dirasakan, serta tidak terdapat riwayat
demam. Dari hasil aloanamnesis dengan ibunya, diakui bahwa pasien sering flu dan
memiliki kebiasaan mengorek hidung. Sampai saat ini pasien tidak memiliki alergi
begitupun juga kedua orang tuanya. Sebelum datang ke Poliklinik THT-KL RSUD
dr. M. Haulussy Ambon, pasien sudah dibawa sebelumnya ke RSUD Tual dan
dilakukan tindakan ekstraksi benda asing di hidung paien namun tidak berhasil
ekstraksi corpus, ditemukan adanya benda asing berupa mutiara plastik berbentuk
bulat dengan ukuran 0,5 cm. Mengingat usia pasien yang masih tergolong anak-
anak membuat tindakan ekstraksi agak sulit dilakukan karena pasien yang tidak
Aqua maris nasal spray 2 dd 2 gtt untuk cuci hidung, dan untuk mencegah terjadinya
BAB VI
PENUTUP
Definisi Corpus alienum atau benda asing di dalam suatu organ adalah
benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan
normal tidak ada. Dalam hal ini, nasal corpus alienum adalah benda asing / massa
yang normal tidak ada / tidak dijumpai di hidung. Ini merupakan salah satu masalah
Dapat terjadi pada semua umur, namun lebih sering terjadi pada anak–anak,
benda kecil yang umumnya adalah benda mati. Benda asing yang lazim ditemukan
berupa baterei, manik-manik, dan spons,. Namun dapat pula ditemukan benda
hidup misalnya larva lalat, dan berkembang menjadi lalat, linta dan lain sebagainya
meliputi ekstraksi corpus dengan alat ataupun dengan cara pembedahan. Terapi
hidung akibat trauma saat ekstraksi maupun akibat trauma yang diakibatkan oleh
Perdarahan merupakan komplikasi yang paling sering terjadi, meskipun hal ini
hanya bersifat minimal dan hilang dengan tampon sederhana. Selain itu benda asing
pada hidung juga dapat menyebabkan iritasi dan reaksi inflamasi hingga
55
obstruksi. Benda asing juga dapat menyebabkan infeksi pada mukosa hidung.
Tidak jarang pasien datang dengan sudah adanya perforasi septum. Pada pasien
rhinolithh. Rhinolithh terjadi karena adanya benda asing yang telah lama tinggal
dalam hidung (misalnya sejak kecil), kemudian terbungkus oleh endapan garam-
DAFTAR PUSTAKA
118-122
53.
4. Junizaf MH. Benda Asing di Saluran Nafas. Dalam Buku Ajar Ilmu
5. Adams GL, Boies LR, Hilger Pa. Boies: Buku ajar penyakit THT. Jakarta:
EGC; 2012.
FKUI; 2007
8. A., Peter Higler. Penyakit Hidung. Boies Buku Ajar Penyakit THT. Edisi
11. Davies PH, Benge JR. Foreign Body. The Nose and Ear: A Review
2017, 15:00
13. Heim SW, Maughan KL. Foreign Body. The Ear, Nose, and Throat.
14. Gregori,Dario, Lorenzo Salerni, Cecilia Scarinzi. Foreign Body in the nose