Hukum Perminyakan
Hukum Perminyakan
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah
Pengantar Hukum Indonesia
Dengan Dosen Pengampu
Dr. Suwari Akhmaddhian,S.H.,M.H.
oleh
Rengga Rizki Restu Fauzi
20191410007
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
penulis
DAFTAR ISI
A. Latar belakang
Minyak Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam
kondisi tekanan dan temperature atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk
aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari proses
penambangan, tetapi tidak termasuk batu bara atau endapan hidrokarbon lain yang
berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan
kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi.
Kebutuhan manusia akan minyak dan gas bumi memacu manusia untuk
mengembangkan teknologi-teknologi yang semakin modern untuk memperoleh
informasi tentang keberadaan cekungan-cekungan minyak dan gas bumi.
1
saat ini telah sampai pada tahap eksplorasi yang matang sehingga untuk
memelihara dan meningkatkan cadangan minyak dan gas bumi harus ditemukan
lapangan minyak baru dengan melakukan kegiatan eksplorasi yang lebih intensif
yang didukung oleh pengetahuan tentang kondisi geologi daerah sekitar eksplorasi
dan teknologi penunjang yang memadai. Ekplorasi bukan hanya diartikan sebagai
usaha penambahan lapangan minyak baru atau perluasan daerah produksi,
melainkan juga sebagai bagian integral dari suatu usaha produksi untuk
mempertahankan jumlah cadangan. Di Indonesia sendiri Minyak bumi diatur
dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi ,
B. Rumusan Masalah
3
perusahaan tersebut adalah: PTMNRI (Perusahaan Tambang Minyak Negara
Republik Indonesia) di Sumatera Utara, Permiri (Perusahaan Negara
Pertambangan Minyak Republik Indonesia) di Jambi dan Sumatra Selatan, dan
PTMN (Perusahaan Tambang Minyak Nasional) di Cepu, Jawa Timur .
5
Adapun ruang lingkup , maksud dan tujuan filosofi secara menyeluruh
tentang undang-undang migas yakni :
1. Migas sebagai kekayaan alam yang terkandung dalam wilayah
hukum Indonesia dikuasai Negara dan diselenggarakan oleh
pemerintah .
2. Menghilangkan usaha yang bersifat monopoli baik di sektor hulu
maupun hilir .
3. Mencipatakan dan menjamin penerimaan Pusat dan penerimaan
Daerah yang lebih nyata dari hasil produksi
4. Menumbuhkembangkan perusahan nasional Migas baik di dalam
ataupun di luar Negeri yang dapat mengakomodir perkembangan
kegiatan usaha minyak dan gas numi yang akan datang .
5. Memberikan ketentuan yang lebih jelas .
6. Menjamin penyediaan data yang cukup , tenaga kerja professional ,
peningkatan fungsi penelitian dan perkembangan serta
menggiatakan investasi melalui penciptaan iklim investasi yang
produktif .
7. Terdapat pengaturan mengenai pengolaan wilayah kerja oleh
pemerintah yang diusahakn oleh perusahaan atau bentuk usaha
tetap .
8. Adanya jaminan kepastian hukum .
Dalam pengembangan industry migas untuk mencapai cita cita , ada
beberapa hal yang perlu di perhatikan , antara lain :
1. Kemakmuran masyarakat
2. Kenikmatan yang diperoleh dari penderiataan yang lain atau
dengan membuat penderitaan bagi yang lain tidak sesuai dengan
asas kekeluargaan
3. Penguasaan oleh Negara
4. Tanah , air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
adalah karuania Tuhan Yang Maha Esa bagi bangsa Indonesia dan
menjadi sumber bagi kemakmuran
5. Keterlibatan usaha swasta
6. Pemanfaatan dan pengelolaan potensi kekayaan alam
dikembangkan dengan cara yang dapat memberikan cara
a. Kegiatan usaha Hulu yaitu kegitan usaha yang berintrik atau bertumpu
pada kegiatan usaha :
Eksplorasi yaitu kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi
mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh
perkiraan cadangan minyak di Wilayah Kerja yang di tentukan
Eksploitasi yaitu serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
menghasilkan minyak dari suatu Wilayah Kerja yang ditentukan ,
yang terdiri atas pengeboran dan penyelesaian sumur ,
pembangunan sarana pengangkutan , penyimpanan dan pengolahan
untuk pemisahan dan pemurnian minyak .
Hal – hal yang diatur dalam Kontrak Kerja Sama setidaknya mengatur
ketentuan ketentuan pokok sebagai berikut :
Penerimaan Negara
Wilayah Kerja dan pengembaliannya
Kewajiban pengeluaran dana
Perpindahan kepemilikan hasil produksi atas minyak
Jangka waktu dan kondisi perpanjangan kontrak
Penyelsaian perselisihan
Kewajiban pemasok minyak untuk kebutuhan negeri
Berakkhirnya kontrak
Kewajiban pascaoperasi perminyakan
Keselamatan dan kesehatan kerja
Pengelolaan lingkuangan hidup
Pengalihan hak dan kewajiban
Pelapor yang di perlukan
7
Rencana pengembangan lapangan
Mengutamakan pemanfaatan barang dan jasa dalam negeri
Jangka waktu Kontrak Kerja Sama dilaksanakan paling lama 30 tahun dan
dapat diajukan perpanjangn paling lama 20 tahun . Jangka waktu eksploitasi
dilaksanakan paling lama 6 tahun dan dapat di perpanjang paling lama 4 tahun .
Kegiatan usaha Hulu dapat dilakukan Oleh Badan Usaha Milik Negara ( BUMN )
, Badan Usaha Milik Daerah ( BUMD ) Koperasi , Usaha Kecil , Badan Usaha
Swasta .
b. Kegiatan Usaha Hilir yaitu kegiatan usaha yang berintrik atau bertumpu
pada kegiatan usaha :
Pengolahan yaitu kegiatan memurnikan , memperoleh bagian-
bagian mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak
bumi
Pengangkutan yaitu kegiatan pemindahan minyak bumi dari
Wilayah Kerja atau dari tempat penampungan dan pengolahan ,
termasuk pengangkutan melalui pipa transmisi dan distribusi
Penyimpanan yaitu kegiatan penerimaan , pengumpulan ,
penampungan dan pengeluaran minyak bumi
Niaga yaitu kegiatan pembelian , penjualan ekspor , impor minyak
bumi , atau hasil olahannya .
Kegiatan Usaha Hilir dilaksanakan dengan Izin usha yang di bedakan
menjadi :
Dasar Hukum
9
STUDI KASUS
Tumpahan Minyak Indonesia – Singapura
Tabrakan antara kapal Alyarmouk dari Libya dan MV Sinar Kapuas dari
Singapura
Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah laut yang sangat luas,
diperkirakan luasnya mencapai 3.273,310 km. Sebagian besar wilayah indonesia
adalah lautaa, sehingga secara alamiah indonesia dapat dikatakans sebagai bangsa
yang bahari.
11
Tumpahan Minyak yang di sebabkan oleh tabrakan kapal Alyarmouk dan
Sinar Kapuas merupakan masalah yang serius . Dalam hukum Internasional , Prof
. Dikdik Muhamad Sodik (2014) menerangkan define terlebih dahulu mengenai
pencemaran lingkungan laut . Menurut pasal 1 ayat 4 Konvensi Hukum Laut 1982
yaitu :
“Pollution of the Marine environment means the introduction by man directly or
indirectly, of substances or energy into the Marine environment, including
esruaries, which results or is likely to result in such deleterious effects as harm to
living resources and marine life, hazards to human health, hindrance to marine
activities, including fishing and other legitimate uses of the sea, impairment of
quality for use of sea and or armenitis.”
13
demikian , sekalipun pemegangnya bukan warga Negara yang
mengeluarkannya .
Tidak boleh ada pengangkapan atau penahanan terhadap kapal ,
sekalipun sebagai suatu tindakan pemeriksaan diperintah oleh
pejabat manapun kecuali pejabat dari Negara bendera .
BAB III
KESIMPULAN
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan akan sumber daya alam
yang ada , salah satunya yaitu Minyak . Indonesia pernah menjadi penyumbang
minyak terbesar di dunia . Penyumbang minyak terbesar di dunia itu terjadi ketika
pada colonial .
Kegiatan perminyakan di bagi menjadi dua yaitu kegiatan Hulu dan Hilir.
Kegiatan Hulu meliputi Eksplorasi dan Eksploitasi , sedangkan kegiatan Hilir
meliputi pengolahan , pengangkutan , penyimpanan dan Niaga .
Perminyakan ini miliki dasar hukum yaitu Undang – Undang No.22 Tahun
2001 tentang minyak dan gas bumi .
DAFTAR PUSTAKA
15