Anda di halaman 1dari 4

7 Cara Membuat Laporan Laba Rugi Perusahaan

Sponsors Link
Tujuan dari pelaksanaan proses akuntansi adalah menghasilkan informasi keuangan yang
berguna bagi pihak-pihak berkepentingan. Informasi keuangan inilah yang disebut dengan
laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan
dalam satu periode akuntansi tertentu yang dapat dipergunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan yang bersangkutan.

ads
Laporan keuangan terdiri dari beberapa jenis, salah satunya yaitu laporan laba rugi. Laporan laba
rugi adalah salah satu komponen penting dalam laporan keuangan. Laporan inilah yang
menunjukkan besar-kecilnya keuntungan atau kerugian yang dialami perusahaan dalam periode
tertentu. Karena itu menjadi penting bagi perusahaan untuk menyusun laporan ini pada masa
akhir periode. Agar perusahaan bisa mengetahui dan melakukan evaluasi atas laba atau rugi yang
dialaminya. Maka kali ini akan kita pelajari bersama cara membuat laporan laba rugi yang baik
bagi perusahaan jasa maupun perusahaan dagang. (Baca juga : Laporan Keuangan Perusahaan
Dagang)

Pengertian Laporan Laba Rugi


Sebelum membuat laporannya, alangkah lebih baik kita pahami lebih dahulu apa itu laporan laba
rugi. Laporan laba rugi (Profit and Loss Report) adalah bagian dari laporan keuangan yang
menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban (biaya yang sudah terjadi) dari suatu perusahaan
dalam 1 periode akuntansi tertentu sehingga menghasilkan laba atau rugi. Laporan laba rugi
mengandung berbagai unsur kinerja keuangan perusahaan. Karena itu tujuan dari penyusunan
laporan laba rugi perusahaan berkaitan dengan kinerja perusahaan, yaitu sebagai berikut :

ads
 Melakukan evaluasi terhadap efisiensi usaha berdasarkan biaya usaha yang dikeluarkan
 Membandingkan dan mengevaluasi perolehan laba (atau rugi) tiap-tiap periode akuntansi
 Untuk mengetahui besar pajak yang harus dibayar oleh perusahaan. (Baca juga : Manfaat
Akuntansi Manajemen)

Karena memuat unsur pendapatan dan beban, maka isi laporan laba rugi terdiri dari semua
pendapatan yang diperoleh dalam periode berjalan dan semua beban usaha dan di luar usaha
yang dikeluarkan pada periode berjalan pula. Jika diuraikan, struktur dari laporan laba rugi
biasanya seperti berikut :

 Pendapatan dikurangi beban pokok penjualan = menghasilkan laba/rugi kotor


 Kemudian laba/rugi kotor dikurangi beban usaha = menghasilkan laba/rugi usaha
 Laba/rugi usaha ditambahan pendapatan lainnya atau dikurangi beban lainnya =
menghasilkan laba/rugi sebelum pajak
 Laba/rugi sebelum pajak dikurangi beban pajak = menghasilkan laba/rugi bersih

Langkah-Langkah Penyusunan Laporan Laba Rugi

Setelah memahami arti dari laporan laba rugi beserta unsur-unsur yang meliputi, maka langkah
selanjutnya adalah menyusun laporan laba rugi. Laporan laba rugi disusun setelah neraca lajur.
Neraca lajur sendiri dibuat setelah selesai menyusun neraca saldo dan jurnal penyesuaian. Jika
neraca lajur telah dibuat, maka menyusun laporan laba rugi ini sangatlah mudah. Karena hanya
menyalin atau memindahkan saldo akun pendapatan dan beban pada kolom laba-rugi dalam
neraca lajur. (Baca juga : Pengertian Akuntansi)

Sponsors Link

Namun dalam kesempatan ini, akan kita uraikan langkah-langkah dalam membuat laporan laba
rugi sejak pertama kali terjadi transaksi keuangan. Agar kita semakin paham dan tidak bingung
dalam menyusun laporan keuangan yang merupakan bagian terpenting dalam proses akuntansi.
Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Membuat jurnal atas transaksi keuangan

Setelah terjadi transaksi keuangan pada perusahaan, akuntan harus segera membukukannya
melalui jurnal. Baik jurnal umum maupun jurnal khusus, tergantung dari kepentingan dan
kebutuhan perusahaan.

2. Memposting jurnal ke buku besar

Dari jurnal, selanjutnya memposting atau memindahkan data-data pada jurnal ke dalam buku
besar. Data yang dipindah disesuaikan berdasar akun-akun yang bersangkutan. Dari buku besar
ini, perusahaan dapat mengetahui total atau saldo masing-masing akun tersebut. (Baca
juga : Perkembangan Akuntansi)

3. Membuat neraca saldo

Jika jurnal dan buku besar telah disusun hingga akhir periode (biasanya akhir bulan), langkah
berikutnya adalah membuat neraca saldo. Neraca saldo adalah neraca yang berisi saldo-saldo
semua akun yang ada di buku besar. Karenanya, langkah ini dilakukan dengan mengambil saldo
dari semua akun di buku besar.

4. Membuat jurnal penyesuaian

Pada akhir periode, biasanya diperoleh informasi atau data yang berhubungan dengan transaksi
keuangan perusahaan yang harus disesuaikan, seperti :
 Data penyusutan aset-aset tetap perusahaan. Aset tetap harus disusutkan tiap periode
karena nilai ekonomis dari aset tersebut telah digunakan atau dimanfaatkan oleh perusahaan
untuk keperluan usaha guna memperoleh laba.
 Pemakaian perlengkapan yang benar. Data ini akan memunculkan beban perlengkapan
atas perlengkapan yang telah terpakai.
 Data perhitungan persediaan yang ada di gudang. Data ini akan memengaruhi saldo
persediaan di buku besar yang harus disesuaikan dengan data sebenarnya di gudang. Karena
itulah dilakukan penyesuaian atas persediaan. Data ini juga yang akan menimbulkan adanya
harga pokok persediaan
 Data koreksi atas akun tertentu
 Dan data-data lainnya yang memerlukan penyesuaian. (Baca juga : Kerangka Konseptual
Akuntansi Keuangan)

5. Membuat neraca lajur (worksheet)

Ada yang menyebut neraca lajur dengan kertas kerja. Neraca lajur adalah lembar kerja yang
memuat semua akun-akun perusahaan yang dibuat untuk memudahkan penyusunan laporan
keuangan. Neraca lajur terdiri dari 5 kolom besar, yaitu kolom Neraca Saldo, Jurnal Penyesuaian,
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian, kolom Laba Rugi, dan kolom Neraca. Masing-masing kolom
tersebut memuat 2 kolom untuk nominal debet dan kredit.

Teknis dalam membuat neraca lajur adalah seperti ini :

 Membuat 12 kolom untuk diisi dengan nama akun, nomor akun, neraca saldo debet dan
kredit, jurnal penyesuaian debet dan kredit, kolom laba rugi debet dan kredit, kolom neraca debet
dan kredit.
 Memasukkan semua akun beserta nomor akunnya yang ada di buku besar ke dalam
kolom neraca lajur yang telah dibuat tadi.
 Memasukkan saldo-saldo buku besar ke dalam kolom neraca saldo sesuai dengan nama
akunnya.
 Membukukan data penyesuaian ke dalam kolom jurnal penyesuaian. Jika muncul nama
akun baru akibat data penyesuaian ini, maka akun tersebut ditulis pada kolom nama akun di
bawah akun terakhir dari buku besar. (Baca juga : Perbedaan Laporan Keuangan Syariah dan
Konvensional)
 Jika semua data penyesuaian telah dibukukan, selanjutnya adalah menjumlahkan data
kolom neraca saldo dengan jurnal penyesuaian. Kemudian hasilnya ditulis pada kolom Neraca
Saldo Setelah Penyesuaian di posisi debet dan kredit sesuai dengan hasil penjumlahan tersebut.
Contoh, nilai kas pada neraca saldo 10.000.000, terjadi penyesuaian kredit sebesar 500.000.
Artinya terjadi pengurangan kas. Sehingga pada kolom Neraca Saldo Setelah Penyesuaian, nilai
kas menjadi 9.500.000 di posisi debet.
 Berikutnya adalah memecah data dari Neraca Saldo Setelah Penyesuaian ke dalam kolom
Laba Rugi dan Neraca. pemecahan data ini berdasarkan jenis akun. Untuk jenis akun riil akan
masuk kolom Neraca, sedangkan akun nominal akan masuk kolom Laba Rugi.
 Dari pemecahan tersebut, akan muncul selisih antara kolom laba rugi debet dengan laba
rugi kredit. Begitu juga dengan kolom neraca debet dengan neraca kredit. Nilai selisih 2 kolom
tersebut akan sama. Dan nilai selisih inilah yang disebut laba atau rugi. Disebut laba jika kolom
laba rugi kredit lebih besar dari kolom debetnya. Disebut rugi bila kolom laba rugi kredit lebih
kecil dibanding kolom debetnya. Hal ini adalah logika laba rugi, di mana pendapatan lebih besar
dari biaya akan menghasilkan laba, dan jika pendapatan lebih kecil dari biaya akan menghasilkan
rugi. (Baca juga : Perbedaan Bank Konvensial dan Bank Syariah)

6. Menyiapkan lembar laporan laba rugi

Jika neraca lajur telah selesai di buat (seperti di atas), maka berikutnya menyusun laporan laba
rugi. Namun sebelumnya disiapkan terlebih dahulu lembar atau format laporan laba rugi tersebut.

Sponsors Link

7. Menyalin kolom laba rugi di neraca lajur pada lembar laporan laba rugi

Setelah lembar laba rugi siap, selanjutnya tinggal menyusun laporan laba rugi berdasarkan data
dari neraca lajur tersebut. Yaitu memindahkan data dari kolom laba rugi saja. Untuk kolom
neraca untuk menyusun laporan neraca. Setelah laporan laba rugi dibuat, baru kemudian kinerja
perusahaan dapat diukur dan dinilai melalui unsur-unsur yang terdapat dalam laporan laba rugi.
Karena itu menjadi penting untuk akuntan mengetahui dan memahami bagaimana cara membuat
laporan laba rugi yang baik. (Baca juga : Fungsi Sistem Informasi Akuntansi)

Berikut adalah beberapa cara untuk membuat laporan laba rugi yang perlu anda ketahui dan perlu
anda pelajari terutama jika anda bekerja di perusahaan besar yang sangat memperhatikan sistem
akuntansi nya.

Anda mungkin juga menyukai