Anda di halaman 1dari 13

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Umum Perusahaan

Perusahaan roti yang menjadi obyek penelitian ini terletak di Kota

Depok Jawa Barat untuk pabrik roti Mayan Excellent. Perusahaan ini

merupakan perusahaan perorangan. Mayan Excellent berdiri pada tahun

1996. Perusahaan ini menghasilkan roti dengan merek yang sama dengan

nama perusahaan, “Mayan Excellent”. Pendirian perusahaan ini, selain untuk

mendapatkan keuntungan, juga untuk menciptakan lapangan pekerjaan guna

menampung tenaga kerja yang belum bekerja di sekitar daerah tersebut.

Proses produksi perusahaan di Mayan Excellent berlangsung pada

bangunan dengan luas 400 m 2. Pada awalnya, perusahaan ini menghasilkan

sembilan jenis roti. Tetapi, karena permintaan pasar dan krisis ekonomi yang

terjadi pada tahun 1998, saat ini perusahaan hanya menghasilkan tujuh jenis

roti. Ketujuh jenis roti yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah roti

panjang, roti bulat isi kacang hijau, roti jojon, roti tawar, roti pelangi, roti untar-

antir, dan donat. Setelah itu, jenis dan jumlah produksi roti yang dihasilkan

perusahaan Mayan Excellent terus berkembang dan pada saat ini

menghasilkan 34 jenis roti. Pemasaran hasil peroduksi dilakukan oleh bagian

pemasaran. Daerah pemasaran Mayan Excellent tersebar di Depok, Depok

II, Pondok Gede, dan Bekasi.


31

Pelaksanaan produksi dan operasi kedua perusahaan dilakukan oleh

organisasi perusahaan dengan struktur organisasi yang hampir sama

sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 5. Dalam Gambar 5 dapat dilihat

bahwa perusahaan ini langsung dipimpin oleh pemilik perusahaan. Dalam

menjalankan operasi perusahaan, pimpinan perusahaan dibantu oleh bagian

administrasi yang bertugas melaksanakan administarsi produksi, keuangan,

dan kepegawaian.

Bagian produksi betanggung jawab dalam pelaksanaan proses

produksi mulai dari perencanaan, pembuatan, dan pengawasan mutu hasil

produksi. Bagian pemasaran bertugas melaksanakan pemasaran hasil

produksi mulai dari perencanaan, pendistribusian, dan perluasan daerah

pemasaran.

Pemilik

Administrasi

Bagian BagianPem
Produksi asaran

Karyawan Karyawan
Produksi
Pemasaran

Gambar 5. Struktur Organisasi Perusahaan Roti “Mayan Excellent”

Sumber: Wawancara dengan Pemilik Perusahaan Mayan Excellent


32

Karyawan perusahaan Mayan Excellent dibedakan menjadi tenaga

administrasi, tenaga kerja produksi, dan tenaga penjualan. Karyawan

administrasi Mayan Excellent berjumlah dua orang dengan upah bulanan

masing-masing sebesar Rp 1,000,000.00/bulan. Tenaga kerja produksi

berjumlah 32 orang dengan upah masing-masing sebesar Rp 25,000.00/hari.

Sementara, tenaga penjualan yang berjumlah 150 orang tidak diberi upah

bulanan atau harian tetapi berdasarkan keuntungan yang diperoleh dari

penjualan.

4.2 Pengadaan dan Pemeliharaan Persediaan Bahan Baku oleh


Perusahaan

Dalam menghasilkan produk roti, Perusahaan Mayan Excellent

membutuhkan bahan-bahan produksi seperti tepung terigu, mentega, minyak

goreng, gula putih, mesis, bubuk coklat, dan bahan pelengkap lainnya. Di

antara bahan-bahan tersebut yang merupakan bahan baku dalam

memproduksi roti adalah tepung terigu. Jumlah terigu yang dibutuhkan setiap

hari adalah sebanyak 12 karung. Satu karung berkapasitas 25 kg tepung

terigu. Dengan demikian, jumlah kebutuhan tepung terigu setiap hari adalah

sebanyak 300 kg.

Pemenuhan kebutuhan tepung terigu dilakukan dengan cara

pembelian periodik setiap minggu sekali. Ini berarti bahwa perusahaan

menggunakan cycle order system dalam pengadaan atau pengisian bahan


33

baku. Jumlah setiap kali pembelian atau pemesanan (Q) adalah sebanyak 50

karung dengan harga Rp 97.000/karung. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah

rata-rata (Q/2) persediaan bahan baku di Perusahaan Mayan Excellent

adalah 25 karung.

Pembelian bahan baku dilakukan dengan cara memesan melalui

telepon. Perusahaan penjual mengirim tepung terigu tersebut ke lokasi pabrik

dengan biaya transportasi ditanggung penjual. Waktu yang dibutuhkan sejak

pemesanan dilakukan sampai tepung terigu diterima di gudang persediaan

perusahaan rata-rata dua hari. Ini berarti bahwa lead time dalam pengisian

bahan baku adalah dua hari.

Setelah tiba di lokasi pabrik, tepung terigu kemudian ditempatkan di

gudang penyimpanan bahan-bahan produksi atau gudang persediaan yang

terpisah dari bangunan pabrik. Gudang persediaan ini berukuran 50 meter

persegi yang dibangun dengan dana sebesar Rp 12.000.000,00. Penerangan

dalam gudang persediaan menggunakan lampu neon berukuran 40 watt

sebanyak 4 buah.

Pemeliharaan kebersihan gudang dilakukan bersama-sama dengan

pemeliharaan kebersihan pabrik. Tenaga pemelihara kebersihan juga berasal

dari tenaga kerja produksi. Sementara, sampah dan kotoran lain dibuang

melalui tukang sampah. Untuk keperluan pembuangan sampah ini

perusahaan membayar iuran kebersihan sebesar Rp 25.000/minggu atau Rp

100.000/bulan. Selanjutnya, penjagaan keamanan gudang persediaan juga

dilakukan bersamaan dengan penjagaan keamanan pabrik. Penjagaan


34

keamanan pabrik perusahaan ini dilakukan oleh petugas ronda (Siskamling)

di kampung setempat. Oleh karena itu, untuk penjagaan keamanan,

perusahaan membayar iuran siskamling sebesar Rp 25.000/bulan.

4.3 Biaya Pengadaan dan Pemeliharaan Persediaan Bahan Baku

Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian 4.2, dalam

mengadakan dan memelihara persediaan bahan baku, harus mengeluarkan

beberapa macam biaya. Sesuai dengan teori yang telah dikemukakan dalam

Bab II, biaya pertama yang dikeluarkan perusahaan dinamakan biaya

pemesanan atau Ordering Cost (OC). Karena pemesanan dilakukan melalui

telepon, maka biaya pemesanan bahan baku ini sama dengan biaya

pembayaran rekening telepon. Rincian perhitungan biaya pemesanan ini

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perhitungan Biaya Pemesanan per Tahun

Uraian Perhitungan Jumlah (Rp)

Pembayaran rekening telepon per bulan 100.000,00


Biaya pemesanan per pesanan:
Rp 120.000 : 4 30.000,00
Biaya pemesanan per tahun:
4 pesanan/bln x 12 bln x Rp 30.000/pesanan 1.440.000,00
Sumber: Wawancara dengan Pemilik Perusahaan, diolah

Dalam Tabel 1 dapat dilihat bahwa setiap kali melakukan pemesanan

persediaan bahan baku, perusahaan harus mengeluarkan biaya sebesar Rp


35

30.000,00. Setiap bulan perusahaan melakukan 4 kali pemesanan, dengan

demikian, dalam satu tahun perusahaan Mayan Excellent mengeluarkan

biaya pemesanan sebesar Rp 1.440.000,00.

Setelah mengeluarkan biaya pemesanan, perusahaan juga harus

mengeluarkan biaya pemeliharaan bahan baku yang disebut Carrying Cost

(CC). Terdapat lima macam biaya pemeliharaan yang harus dikeluarkan

perusahaan, yaitu: (a) penyusutan atau depresiasi gudang, (b) penerangan

gudang, (c) pemeliharaan kebersihan gudang, (d) penjagaan keamanan

gudang, dan (e) pajak bumi dan bangunan (PBB). Besarnya depresiasi

gudang persediaan setiap didapatkan dengan menggunakan metode garis

lurus sebagai berikut:

Depresiasi Gudang (D) = Nilai Awal Gudang – Nilai Sisa Gudang …… (4.1)
Usia Ekonomis Gudang

Dengan mengasumsikan bahwa nilai sisa gudang persediaan sama dengan

nol dan usia ekonomis gudang sama dengan 10 tahun, serta nilai awal

gudang sama dengan nilai pendiriannya maka besarnya depresiasi gudang

persediaan per tahun adalah:

D = (Rp 12.000.000,00 – Rp 0,00)/ 10

= Rp 1.200.000,00/tahun

Biaya penerangan gudang yang dikeluarkan perusahaan adalah

pembayaran rekening listrik, yaitu sebesar Rp 25.000/bulan. Biaya


36

pemeliharaan kebersihan gudang sebesar Rp 25.000/minggu atau Rp

100.000/bulan. Biaya penjagaan keamanan gudang adalah sebesar Rp

25.000/bulan. Terakhir, pembayaran PBB untuk gudang persediaan adalah

sebesar Rp 25.500/tahun atau Rp 875/bulan. Rincian perhitungan biaya

pemeliharaan per bulan dan per minggu dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rincian Biaya Pemeliharaan Persediaan Bahan Baku

Uraian Biaya CC/Bulan (Rp) CC/Minggu (Rp)

Penyusutan gudang 100.000,00 25.000,00


Rekening listrik 25.000,00 6.250,00
Kebersihan gudang 120.000,00 30.000,00
Keamanan gudang 40.000,00 10.000,00
PBB gudang 2.125,00 531,25

Jumlah 287.125,00 71.781,25


Sumber: Wawancara dengan Pemilik Perusahaan, diolah

Dalam Tabel 2 dapat dilihat bahwa besarnya biaya pemeliharaan

persediaan bahan baku yang harus dikeluarkan oleh Perusahaan Mayan

Excellent adalah Rp 287.125/bulan atau Rp 71.781,25/minggu. Dalam bagian

4.2 telah dikemukakan bahwa besarnya pemesanan bahan baku setiap

minggu adalah 50 karung terigu yang berarti jumlah rata-rata persediaan

bahan baku adalah 25 karung per minggu. Oleh karena besarnya biaya

pemeliharaan persediaan per minggu adalah Rp 71.781,25, maka biaya

pemeliharaan per karung bahan baku adalah Rp 71.781,25 dibagi 50 karung

atau sama dengan Rp 1.435,63/karung.


37

Sebagaimana telah dikemukakan, pada saat ini Perusahaan Mayan

Excellent melakukan pemesanan bahan baku secara periodik setiap minggu

sekali. Dengan demikian, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1, besarnya

biaya pemesanan dalam satu tahun adalah 4 pesanan/bulan x 12

bulan/tahun x Rp 30.000/pesanan atau sama dengan Rp 1.440.000,00.

Sementara, besarnya biaya pemeliharaan adalah 25 karung x Rp

1.435,63/karung atau sama dengan Rp 35.890,63. Dengan demikian, jumlah

total biaya persediaan (TIC) per tahun adalah:

TIC = OC + CC

= Rp 1.440.000,00 + Rp 35.890,63

= Rp 1.475.890,63

4.4 Pengendalian Persediaan dengan Metode Economic Order Quantity


(EOQ)

Dalam bagian 4.2 telah dikemukakan bahwa Perusahaan Mayan

Excellent membutuhkan bahan baku sebanyak 4 karung terigu setiap hari

atau 1440 karung/tahun. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tersebut,

perusahaan ini melakukan pengadaan dan pemeliharaan persediaan bahan

baku dengan Cycle Order System. Pemesanan dilakukan setiap minggu

sekali sebanyak 50 karung terigu per pesanan. Untuk melakukan pemesanan

tersebut, perusahaan mengeluarkan biaya pemesanan (OC) sebesar Rp

30.000/pesanan dan biaya pemeliharaan (CC) sebesar Rp 1.435,63 per

karung. Pertanyaan yang timbul adalah apakah pemesanan yang dilakukan

Perusahaan Mayan Excellent sudah berlangsung secara ekonomis?


38

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, bagian ini akan melakukan

perhitungan ulang penentuan jumlah pesanan bahan baku dengan

menerapkan metode EOQ. Selanjutnya, bagian ini juga akan menentukan

kapan saatnya bagi Perusahaan Mayan Excellent untuk melakukan

pemesanan kembali (ROP) bahan bakunya. Penentuan EOQ dilakukan

berdasarkan data yang telah dikemukakan pada bagian 4.3, sebagai berikut:

Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun (R) : 2400 karung

Biaya pemesanan (OC) : Rp 30.000/pesanan

Biaya pemeliharaan (CC) : Rp 1.435,63/karung

Dengan demikian, besarnya jumlah pemesanan yang ekonomis adalah:

EOQ = [2.R.OC]/CC

= [2 x 2400 x 30.000]/1.435,63

= 316,71 karung per pesanan

Ini berarti bahwa jumlah rata-rata persediaan bahan baku adalah 316,71

karung dibagi dua atau sama dengan 158,35 karung. Banyaknya frekuensi

pemesanan dalam satu tahun adalah:

Jumlah Order per tahun = R/EOQ

= 2400/158,35

= 15,16 pesanan

Dibulatkan = 16 pesanan

Berdasarkan EOQ, besarnya biaya total persediaan (TIC) per tahun adalah:
39

TIC = OC + CC

= (16 pesanan x Rp 30.000/pesanan) + (158,35 karung x Rp

1.435,63/karung)

= Rp 480.000 + Rp 227.337,46

= Rp 707.337,46

Berdasarkan perhitungan EOQ dapat diketahui bahwa jumlah

pemesanan bahan baku yang ekonomis bagi Perusahaan Mayan Excellent

adalah 158,35 karung/pesanan dan jumlah pemesanan per tahun sebanyak

16 kali. Besarnya total biaya pemesanan dan pemeliharaan persediaan

bahan baku adalah Rp 707.337,46/tahun. Selanjutnya, penentuan ROP

didasarkan pada asumsi bahwa besarnya safety stock bahan baku

Perusahaan Mayan Excellent adalah 10 karung. Dalam bagian 4.2 telah

dikemukakan bahwa lead time pemesanan bahan baku adalah 2 hari.

Dengan demikian, jumlah kebutuhan bahan baku selama lead time adalah 8

karung (= 2 hari x 4 karung/hari). Oleh karena itu, besarnya jumlah

persediaan bahan baku saat Perusahaan Mayan Excellent harus melakukan

pemesanan kembali (ROP) adalah:

ROP = Safety Stock + Kebutuhan Bahan Baku selama Lead Time

= 10 karung + 8 karung

= 18 karung

Secara grafik, besarnya ROP yang menjadi patokan bagi Perusahaan Mayan

Excellent untuk melakukan pemesanan kembali dapat dilihat pada Gambar 6.


40

Tingkat Persediaan (karung)

145,81

18 ROP
EOQ

10 Safety Stock

Waktu
Lead Time = 2 hari

Gambar 6. Penentuan Titik Pemesanan Kembali (ROP) Persediaan


Bahan Baku

4.5 Efisiensi Pengadaan dan Pemeliharaan Persediaan oleh Perusahaan


dibandingkan dengan Pengendalian Melalui Metode EOQ

Bagian 4.3 telah memaparkan besarnya biaya total persediaan yang

harus dikeluarkan Perusahaan Mayan Excellent akibat pengadaan dan

pemeliharaan persediaan bahan baku sebagaimana telah dikemukakan

dalam bagian 4.2. Selanjutnya, bagian 4.3 mengetengahkan penghitungan

ulang pengadaan atau pengisian persediaan bahan baku dengan

menerapkan metode EOQ. Berdasarkan hasil-hasil yang didapatkan pada

kedua bagian tersebut, bagian ini akan menganalisis efisiensi pengadaan dan
41

pemeliharaan persediaan yang biasa dilakukan perusahaan dibandingkan

dengan hasil perhitungan dengan metode EOQ.

Untuk membandingkan efisiensi pelaksanaan pengadaan dan

pemeliharaan persediaan bahan baku yang secara rutin dilakukan

perusahaan dengan pengendalian persediaan melalui metode EOQ maka

diperbandingkan beberapa aspek penting dalam persediaan. Aspek-aspek

tersebut adalah jumlah pesanan per order, jumlah order per tahun, jumlah

persediaan rata-rata, biaya pemesanan per tahun, biaya pemeliharaan, dan

biaya total persediaan bahan baku per tahun. Nilai masing-masing aspek

tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Dalam Tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah pesanan per order yang

biasa dilakukan Perusahaan Mayan Excellent sebesar 50 karung jauh lebih

kecil dari jumlah pesanan berdasarkan EOQ, yaitu 158,35 karung. Akibatnya,

jumlah pemesanan per tahun yang dilakukan perusahaan, yaitu 48 kali, jauh

lebih banyak dari jumlah pemesanan yang ekonomis yang hanya 16 kali.

Walaupun biaya pemeliharaan persediaan yang dilakukan perusahaan lebih

rendah (Rp 71.781,25) dari biaya pemeliharaan menurut EOQ (Rp

265.084,65), tetapi biaya pemesanan per tahun yang biasa dilakukan

perusahaan jauh lebih besar (Rp 1.440.000,00) dari biaya pemesanan

menurut EOQ (227.337,46). Dengan demikian, biaya persediaan total per

tahun yang dilakukan perusahaan (Rp 1.475.890,63) jauh lebih besar dari

biaya persediaan total menurut EOQ yang hanya Rp 707.337,46 per tahun.

Hasil ini menunjukkan bahwa efisiensi pengadaan dan pemeliharaan


42

persediaan yang dilakukan perusahaan lebih rendah dari pengendalian

persediaan dengan metode EOQ.

Tabel 3. Perbandingan Efisiensi Pengadaan dan Pemeliharaan Persediaan


oleh Perusahaan dengan Pengendalian Melalui Metode EOQ

Aspek Persediaan Pelaksanaan Metode


Di Perusahaan EOQ

Jumlah pesanan per order (karung) 50 316,71


Jumlah order per tahun (kali) 48 16
Jumlah persediaan rata-rata (karung) 45 158,35
Biaya pemesanan per tahun (Rp) 1.440.000,00 480.000,00
Biaya pemeliharaan persediaan (Rp) 35.890,63 227.337,46
Biaya total persediaan per tahun (Rp) 1.475.890,63 707.337,46

Anda mungkin juga menyukai