Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode
pendekatan fenomenologi dimana fenomena yang terjadi merupakan
rangkaian pengalaman yang dirasakan oleh partisipan dalam menjalankan
program pasca PCI (Percutan Coronary Intervention) dengan stent mulai dari
proses menjalani program sampai dengan harapan partisipan.
Terdapat dua tema dalam yang menggambarkan pasien penyakit
jantung koroner yang mendapat program pasca PCI (Percutan Coronary
Intervention) dengan stent, yaitu : Menjalani program PCI telah memberikan
perbaikan kondisi fisiologis yang membutuhkan support sistem; (2) Program
PCI memberikan efek keluhan pada fisiologis dan psikologis pasien.
Keberhasilan menjalani program pasca PCI didukung dengan adanya
support system berupa informasi yang diberikan dokter dan perawat guna
untuk meningkatkan pengetahuan mereka dan mampu menerapkan
manajemen diri. Disisi lain dukungan keluarga juga sangat berperan untuk
motivasi kesembuhan pasien sehingga keterlibatan keluarga ini mendukung
keberhasilan menjalani program pasca PCI.
Program PCI juga memberikan efek pada fisiologis dan psikologis
pasien. Dalam penelitian ini tindakan PCI menimbulkan keluhan psikologis
yaitu timbulnya perasaan takut, cemas, bingung prosedur dan gelisah
menunggu tindakan. Akan tetapi tidak hanya unsur psikologis. Unsur
fisiologis sesaat juga dirasakan pasien seperti megigil, mual, muntah, tangan
bengkak, kram dan nyeri, dan penurunan kesadaran. Keluhan fisiologis pasca
perawatan stent juga dirasakan pasien seperti nafas pendek, fatigue, susah
tidur, batuk menetap, nyeri beraktivitas, dan penurunan berat badan.

91
92

B. Saran
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
a. Dalam pelaksanaannnya program rehabilitasi jantung fase I inpatient
dimana dokter dan perawat diharapkan mampu untuk memberikan
edukasi dini berfokus pada anatomi dan fisiologi penyakit jantung,
tujuan pengobatan, akibat dari merokok, diet makanan sehat untuk
jantung, proses rehabilitasi dan tujuannya. Maka diperlukannya peran
dari ahli terapis, ahli latihan fisiologis, fisiatris, perawat, atau residen
juga ahli diet, pekerja sosial, dan mungkim ahli psikologi untuk
mendukung perbaikan kondisi pasien.
b. Pada fase II outpatient setelah keluar dari rumah sakit, diharapkan
dokter dan perawat mampu menjelaskan manfaat pasien harus latihan
berjalan dan mendorong keluarga untuk berpartisipasi pada fase ini
dengan tujuan untuk mengembalikan kemampuan fisik pasien pada
keadaan sebelum sakit. Biasanya fase II dimulai pada minggu kedua
atau ketiga setelah serangan myocardial infark. Program ini
diharapkan dapat memberi dukungan dan dapat membimbing
penderita gangguan jantung untuk mengatasi masalah-masalah
kesehatannya. Hal ini penting untuk melibatkan anggota keluarga atau
anggota lain yang berperan dalam edukasi pasien karena kepatuhan
dari perubahan perilaku dipengaruhi oleh berbagai ekspektasi dari
pihak-pihak yang berpengaruh. Konseling keluarga penting dalam hal
ini untuk mencegah kegagalan pengobatan pada pasien.
c. Pada Fase III pemeliharaan, diharapkan dokter dan perawat
mengevaluasi kembali pengetahuan pasien tentang gangguan jantung
yang dialaminya. diharapkan pasien sudah memiliki pengetahuan
dasar tentang gejala-gejala yang dialami, pilihan terapi yang dapat
dilakukan, karakteristik perjalanan alamiah penyakit serta rentang
aktivitas yang aman untuk dilakukan dan patuh menjalankan pola
hidup sehat untuk mencapai keberhasilan program pasca PCI.
93

2. Bagi Pasien
Informasi ini dapat dijadikan bahan masukan untuk dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam menerapkan
manajemen diri untuk mencapai keberhasilan program pasca PCI.

3. Bagi Penelitian Keperawatan Selanjutnya


Diperlukan juga penelitian yang menggali pengalaman keluarga
dalam memberikan support system family terhadap tingkat kepatuhan
menjalani program pasca PCI dengan stent.

Anda mungkin juga menyukai