HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Berikut ini adalah hasil penelitian dari uji performa mesin, uji konsumsi
bahan bakar dan uji emisi gas buang pada sepeda motor. Pengujian performa
mesin meliputi daya dan torsi, pengujian konsumsi bahan bakar menggunakan
konsumsi bahan bakar spesifik dan pengujian emisi gas buang dilakukan pada
pengujian HC dan CO. Pengujian dilakukan pada sepeda motor Honda Beat 110
cc tahun 2010 dan dengan variasi campuran bahan bakar C0, C2, C4, C6, dan C8.
1. Perfoma Mesin
berupa pengujian daya dan torsi tanpa adanya pengujian konsumsi bahan bakar.
Berikut ini adalah data hasil pengujian performa mesin sepeda motor yang
a) Daya
Contoh perhitungan daya secara teori pada putaran 1500 rpm dengan
P (kW) = 2.636 kW
1
Kemudian dikonversikan dalam satuan HP :
range putaran mesin. Rata-rata nilai daya tertinggi dihasilkan pada campuran
bahan bakar C6 jika dibandingkan dengan rata-rata C2, C4, C8 dan Pertalite
murni (C0). Rata-rata kenaikan nilai daya yang dihasilkan oleh campuran bahan
bakar C6 adalah 5.55% atau selisih 0,34 HP dari rata-rata daya yang dihasilkan
Putaran rendah atau 1500 rpm daya tertinggi di dapat pada campuran
kenaikan sebesar 0.73 HP. Sedangkan pada putaran sedang dan tinggi campuran
dengan daya tertinggi didapat pada C4, pada putaran sedang 4500 rpm kenaikan
daya sebesar 1.9% atau sebesar 0.13 HP dan pada putaran tinggi 7500 rpm
kenaikan daya sebesar 5.2% atau sebesar 0.4 HP. Kenaikan daya yang dimaksud
adalah kenaikan daya jika dibandingkan dengan campuran bahan bakar C0.
2
Daya (HP)
8
7.5
7
Nilai Daya (HP)
6.5 C0
6
C2
5.5
C4
5
C6
4.5
C8
4
3.5
3
1500 4500 7500
terhadap daya yang dihasilkan, dilihat dari Rata-rata daya yang dihasilkan C2, C4,
C6 dan C8 selau lebih tinggi dari pertalite murni C0. Daya tertinggi didapat pada
campuran bahan bakar C4 pada putaran mesin 7500 rpm yaitu sebesar 7.67 HP
mengalami kenaikan 0.4 HP atau 5.2% dari campuran bahan bakar C0.
b) Torsi
Contoh perhitungan torsi secara teori pada putaran 1500 rpm dengan
3
2.54 (kW) = 2 x 3,14 x 1500/60 (rev/s) x T (N.m) x 10-3
2.54 (kW) =
2.54 (kW) =
2.54 (kW) = 0.157 x T
range putaran mesin. Rata-rata nilai torsi tertinggi dihasilkan pada campuran
bahan bakar C6 jika dibandingkan dengan rata-rata C2, C4, C8 dan Pertalite
murni (C0). Rata-rata kenaikan nilai torsi yang dihasilkan oleh campuran bahan
bakar C6 adalah 10.17% atau selisih 01.29 N.m dari rata-rata daya yang
Putaran rendah atau 1500 rpm Torsi tertinggi di dapat pada campuran
kenaikan sebesar 3.61 N.m. Sedangkan pada putaran sedang dan tinggi campuran
dengan torsi tertinggi didapat pada C4, pada putaran sedang 4500 rpm kenaikan
torsi sebesar 1.95% atau sebesar 0.21 N.m dan pada putaran tinggi 7500 rpm
4
kenaikan torsi sebesar 5.5% atau sebesar 0.4 N.m. Kenaikan torsi yang dimaksud
adalah kenaikan torsi jika dibandingkan dengan campuran bahan bakar C0.
21
Torsi (N.m)
18
Nilai Torsi (N.m)
C0
15
C2
12 C4
C6
9 C8
6
1500 4500 7500
Variasi Putaran (RPM)
terhadap torsi yang dihasilkan, dilihat dari Rata-rata torsi yang dihasilkan C4, C6
menghasilkan rata-rata torsi yang sama dengan C0. Torsi tertinggi didapat pada
campuran bahan bakar C6 pada putaran mesin 1500 rpm yaitu sebesar 20.40 N.m
mengalami kenaikan 3.61 atau 17.7% dari campuran bahan bakar C0.
5
2. Konsumsi Bahan Bakar
menghitung waktu penghabisan 5ml bahan bakar. Berikut adalah data hasil
pengujian konsumsi bahan bakar sepeda motor yang diambil oleh peneliti :
Sfc = mbb/W
Berat jenis (ρ) bahan bakar pertalite murni 0.712 gr/ml = 0.000712 kg/ml
Waktu konsumsi 5ml bahan bakar pertalite = 1.38 menit = 0.023 jam
Mf = v x ρ bahan bakar / t
W = 3.4 HP = 2.54 kW
Sfc = 0.043/2.54
6
Tabel 4.3 menunjukan bahwa terdapat perbedaan konsumsi bahan bakar.
Rata-rata nilai konsumsi bahan bakar terendah dihasilkan pada campuran bahan
bakar C6 dan C8 jika dibandingkan dengan rata-rata C2, C4 dan Pertalite murni
(C0). Rata-rata penurunan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan oleh campuran
bahan bakarC6 dan C8 adalah 15.4% atau selisih 0.023 gr/kW-jam dari rata-rata
Putaran 1500 rpm Konsumsi bahan bakar terendah didapat pada campuran
23.5%% atau mengalami penurunan sebesar 0.004 gr/kW-jam. Pada putaran 2000
rpm dan 2500 rpm campuran dengan konsumsi bahan bakar terendah didapat pada
9.1% atau mengalami penurunan konsumsi bahan bakar sebesar 0.001 gr/kW-jam.
Penurunan konsumsi bahan bakar yang dimaksud adalah penurunan konsumsi jika
dari masing-masing variasi campuran bahan bakar dapat dilihat sebagai berikut:
0.018
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Sfc)
0.016 C0
Nilai Sfc (gr/kW-jam
0.014 C2
C4
0.012
C6
0.01
C8
0.008
1500 2000 2500
Variasi putaran (RPM)
7
Berdasarkan Gambar 4.3 menunjukkan bahwa dengan penambahan
terhadap konsumsi bahan bakar yang dihasilkan, dilihat dari Rata-rata konsumsi
bahan bakar yang dihasilkan C4, C6 dan C8 selau lebih rendah dari pertalite
murni C0. Konsumsi bahan bakar terendah didapat pada campuran bahan bakar
C4, C6 dan C8 pada putaran 2000 rpm dan 2500 rpm yaitu sebesar 0.010 gr/kW-
Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. Pengujian emisi gas buang
hanya mengambil sampel berupa pengujian HC dan CO. Berikut ini adalah data
hasil pengujian Emisi gas buang sepeda motor yang diambil oleh peneliti:
a) Hidrokarbon (HC)
Tabel 4.4 Emisi Hidrokarbon (HC) Dari Campuran Bahan Bakar Pertalite-Cajeput
Essential Oil
range putaran mesin. Rata-rata nilai HC terendah dihasilkan pada campuran bahan
8
bakar C8 jika dibandingkan dengan rata-rata C2, C4, C6 dan Pertalite murni (C0).
Rata-rata penurunan nilai emisi HC yang dihasilkan oleh campuran bahan bakar
C8 adalah 80.9% atau selisih 306.56 ppm dari rata-rata emisi HC yang dihasilkan
Putaran 1500 rpm nilai emisi HC terendah terdapat pada campuran bahan
penurunan sebesar 413 ppm. Pada putaran 2000 rpm nilai emisi HC terendah
83.6% atau mengalami penurunan sebesar 306 ppm. Sedangkan pada putaran
2500 rpm nilai emisi HC terendah terdapat pada campuran bahan bakar C6
300 C4
200 C6
C8
100
0
1500 2000 2500
Variasi Putaran (RPM)
9
Berdasarkan Grafik 4.4 menunjukkan bahwa dengan penambahan Cajeput
emisi HC yang dihasilkan, dilihat dari Rata-rata emisi HC yang dihasilkan C2,
C4, C6 dan C8 selau lebih rendah dari pertalite murni C0. Emisi HC terendah
didapat pada campuran bahan bakar C6 pada putaran 2500 rpm yaitu sebesar 25
Tabel 4.5 Emisi Karbon monoksida (CO) yang dihasilkan dari campuran
bahan bakar pertalite-cajeput essential oil
Putaran CO (% vol)
Mesin
C0 C2 C4 C6 C8
(RPM)
1500 3.31 3.18 3.28 2.97 1.53
setiap range putaran mesin. Rata-rata nilai CO terendah dihasilkan pada campuran
bahan bakar C8 jika dibandingkan dengan rata-rata C2, C4, C6 dan Pertalite
murni (C0). Rata-rata penurunan nilai emisi CO yang dihasilkan oleh campuran
bahan bakar C8 adalah 67.5% atau selisih 1.83%vol dari rata-rata emisi CO yang
Putaran 1500 rpm nilai emisi CO terendah terdapat pada campuran bahan
penurunan sebesar 1.78%vol. Pada putaran 2000 rpm nilai emisi CO terendah
10
terdapat pada campuran bahan bakar C8 dimana menghasilkan penurunan sebesar
63.98% atau mengalami penurunan sebesar 1.67%vol. Pada putaran 2500 rpm
bakar C0.
CO (% vol)
3.5
3
2.5 C0
C2
NIlai CO
2
1.5 C4
C6
1
C8
0.5
0
1500 2000 2500
Variasi Putaran (RPM)
emisi HC yang dihasilkan, dilihat dari Rata-rata emisi CO yang dihasilkan C2,
C4, C6 dan C8 selau lebih rendah dari pertalite murni C0. Emisi CO terendah
didapat pada campuran bahan bakar C8 pada putaran 2500 rpm yaitu sebesar 0.16
11
B. Pembahasan
bahan bakar yang dihasilkan pada sepeda motor dengan penambahan Cajeput
1. Performa Mesin
a. Daya
daya yang dihasilkan dari masing masing campuran bahan bakar pertalite dengan
Cajeput Essential Oil dengan variasi campuran C0, C2, C4, C6, dan C8. Tabel
4.1 dan gambar 4.1 menunjukan bahwa pertalite dengan campuran Cajeput
Essential Oil menghasilkan nilai daya yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
pertalite murni. Daya tertinggi didapat pada campuran bahan bakar C4 pada
putaran mesin 7500 rpm yaitu sebesar 7.67 HP mengalami kenaikan 0.4 HP atau
5.2% dari campuran bahan bakar C0. Sedangkan untuk rata-rata nilai daya
rata-rata C2, C4, C8 dan Pertalite murni (C0). Rata-rata kenaikan nilai daya yang
dihasilkan oleh campuran bahan bakar C6 adalah 5.55% atau selisih 0,34 HP
dipengaruhi oleh putaran mesin dan besarnya torsi yang dihasilkan. Besarnya
daya efektif yang dihasilkan dari masing-masing jenis bahan bakar itu
dipengaruhi oleh kenaikan torsi serta kenaikan putaran mesin (Rusmono et.al,
2016:48). Apabila dilihat dari sifat Cajeput Essential Oil memiliki sifat mudah
menguap karena titik uapnya rendah (Widiastuti, 2015: 2). Sehingga memiliki
12
sifat yang mendekati sifat bahan bakar. Boentarto, (1994:98) menyatakan alasan
penambahan Cajeput Essential Oil maka proses pengkabutan bahan bakar akan
lebih sempurna sehingga bahan bakar dan udara dapat lebih bercampur dengan
elemen tertentu dari bahan bakar bergabung dengan oksigen dan melepaskan
yang tidak sempurna salah satu faktornya adalah karena terdapat bahan bakar
yang tidak terbakar hal ini dikarenakan terdapat unsur bahan bakar yang tidak
bereaksi dengan udara atau oksigen. Dengan penambahan Cajeput essential oil
minyak atsiri terdiri dari Hidrokarbon, yang terdiri dari unsur Hidrogen (H) dan
Carbon (C). Oxygenated Hydrocarbon yang terdiri dari unsur Carbon (C),
Hidrogen (H) dan Oksigen (O) (Ketaren, 1985: 27-28). Pendapat lain dari
Ma’mun dkk. (2010: 14) komponen oksigen yang terkandung di dalam struktur
oil pada bahan bakar pertalite dapat meningkatkan nilai daya sepeda motor, rata
13
rata nilai daya terbesar didapat pada campuran bahan bakar C6 jika dibandingkan
dengan rata-rata C2, C4, C8 dan Pertalite murni (C0). Rata-rata kenaikan nilai
daya yang dihasilkan oleh campuran bahan bakar C6 adalah 5.55% atau selisih
b. Torsi
torsi yang dihasilkan dari masing masing campuran bahan bakar pertalite dengan
Cajeput Essential Oil dengan variasi campuran C0, C2, C4, C6, dan C8. Tabel
4.2 dan gambar 4.2 menunjukan bahwa terdapat perbedaan torsi terjadi di setiap
range putaran mesin. Torsi tertinggi didapat pada campuran bahan bakar C6 pada
putaran mesin 1500 rpm yaitu sebesar 20.40 N.m mengalami kenaikan 3.61 atau
17.7% dari campuran bahan bakar C0. Sedangkan untuk rata-rata nilai torsi
rata-rata C2, C4, C8 dan Pertalite murni (C0). Rata-rata kenaikan nilai torsi yang
dihasilkan oleh campuran bahan bakar C6 adalah 10.17% atau selisih 1.29 N.m
dari rata-rata daya yang dihasilkan bahan bakar C0. Perbedaan hasil rata-rata torsi
torsi tertinggi didapat pada putaran 1500 rpm hal ini karena pada kecepatan
torsi maksimum maka pada putaran selanjutnya torsi akan mengalami penurunan
hal ini karena mesin tidak mampu mencerna muatan udara yang penuh
(Kristanto, 2015:22).
Menurut Jama dan Wagino (2008:23) gaya tekan putar pada bagian yang
berputar disebut torsi, sepeda motor digerakan oleh torsi dari crankshaft. Torsi
14
yang besar dihasilkan dari pemasukan bahan bakar yang lebih banyak. Lebih
banyak udara berarti lebih banyak bahan bakar yang terbakar dan lebih banyak
gaya sendiri dipengaruhi oleh penghasil dari gaya tersebut yaitu proses
lebih maksimal juga. Menurut Hidayat, (2012: 23) Pembakaran stoikiometri yaitu
disebut reaktan yang mengalami proses kimia sambil melepaskan panas untuk
Essential Oil yang memiliki sifat mendekati bahan bakar dan memiliki
Essential Oil pada bahan bakar pertalite dapat meningkatkan nilai torsi sepeda
motor, rata-rata nilai torsi tertinggi dihasilkan pada campuran bahan bakar C6
jika dibandingkan dengan rata-rata C2, C4, C8 dan Pertalite murni (C0). Rata-
rata kenaikan nilai torsi yang dihasilkan oleh campuran bahan bakar C6 adalah
10.17% atau selisih 1.29 N.m dari rata-rata torsi yang dihasilkan bahan bakar C0.
konsumsi bahan bakar spesifik yang dihasilkan dari masing masing campuran
bahan bakar pertalite dengan Cajeput Essential Oil dengan variasi campuran C0,
C2, C4, C6, dan C8. Tabel 4.3 dan gambar 4.3 menunjukan bahwa pertalite
15
bakar spesifik yang lebih kecil jika dibandingkan dengan pertalite murni.
Konsumsi bahan bakar terendah didapat pada campuran bahan bakar C4, C6 dan
C8 pada putaran 2000 rpm dan 2500 rpm yaitu sebesar 0.010 gr/kW-jam
sebesar 9.1% dari campuran bahan bakar C0. Sedangkan rata-rata nilai konsumsi
bahan bakar terendah dihasilkan pada campuran bahan bakar C6 dan C8 jika
penurunan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan oleh campuran bahan bakarC6
dan C8 adalah 15.4% atau selisih 0.023 gr/kW-jam dari rata-rata daya yang
ukuran bagaimana motor menggunakan bahan bakar yang tersedia secara efisien
untuk menghasilkan daya. Sehingga untuk menghasilkan daya pada suatu putaran
mesin dengan bahan bakar yang efisien maka dalam proses pembakaran bahan
sempurna adalah karena campuran antara bahan bakar dan udara yang tidak
sempurna, sehingga terdapat partikel bahan bakar yang tidak mendapat oksigen
terdapat dalam Cajeput Essential Oil maka akan membuat semua partikel bahan
pemakaian bahan bakar yang irit, oleh sebab itu, nilai Sfc yang rendah sangat
16
Dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan bioaditif Cajeput
Essential Oil pada bahan bakar pertalite dapat menurunkan atau mengefisienkan
konsumsi bahan bakar. Rata-rata nilai konsumsi bahan bakar terendah dihasilkan
pada campuran bahan bakar C6 dan C8 jika dibandingkan dengan rata-rata C2,
C4 dan Pertalite murni (C0). Rata-rata penurunan konsumsi bahan bakar yang
dihasilkan oleh campuran bahan bakarC6 dan C8 adalah 15.4% atau selisih 0.023
a. Hidrokarbon (HC)
Emisi Hidrokarbon (HC) yang dihasilkan dari masing masing campuran bahan
bakar pertalite dengan Cajeput Essential Oil dengan variasi campuran C0, C2,
C4, C6, dan C8. Tabel 4.4 dan gambar 4.4 Emisi HC terendah didapat pada
campuran bahan bakar C6 pada putaran 2500 rpm yaitu sebesar 25 ppm
89.5% dari campuran bahan bakar C0. Sedangkan rata-rata nilai HC terendah
dihasilkan pada campuran bahan bakar C8 jika dibandingkan dengan rata-rata C2,
C4, C6 dan Pertalite murni (C0). Rata-rata penurunan nilai emisi HC yang
dihasilkan oleh campuran bahan bakar C8 adalah 80.9% atau selisih 306.56 ppm
dan bahan bakar sedikit lebih miskin dibanding stoikiometri ideal, tetapi akan
meningkat jika campuran menjadi terlalu kaya atau terlalu miskin. Pada
campuran kaya oksigen yang tersedia tidak cukup untuk bereaksi dengan semua
17
karbon dan hidrogen pada bahan bakar sehingga menghasilkan HC dan CO
Penyebab lain adalah karena pencampuran udara dan bahan bakar yang
stoikiometri ideal tetapi pembakaran tidak sempurna tetap dapat terjadi dan
bahan bakar tidak sempurna. Sifat dari minyak atsiri yang mudah menguap tanpa
lebih homogen, seperti pendapat dari Boentarto, (1994: 98) menyatakan alasan
pemilihan bahan bakar didasarkan pada sifat-sifatnya yaitu mudah menguap, sifat
Essential Oil pada bahan bakar pertalite dapat menurunkan nilai emisi HC. Rata-
dibandingkan dengan rata-rata C2, C4, C6 dan Pertalite murni (C0). Rata-rata
penurunan nilai emisi HC yang dihasilkan oleh campuran bahan bakar C8 adalah
80.9% atau selisih 306.56 ppm dari rata-rata emisi HC yang dihasilkan bahan
bakar C0.
18
b. Karbon Monoksida (CO)
Emii Karbon monoksida (CO) yang dihasilkan dari masing masing campuran
bahan bakar pertalite dengan Cajeput Essential Oil dengan variasi campuran C0,
C2, C4, C6, dan C8. Tabel 4.5 dan gambar 4.5 Emisi CO terendah didapat pada
campuran bahan bakar C8 pada putaran 2500 rpm yaitu sebesar 0.16 %vol
92.76% dari campuran bahan bakar C0. Sedangkan rata-rata nilai CO terendah
dihasilkan pada campuran bahan bakar C8 jika dibandingkan dengan rata-rata C2,
C4, C6 dan Pertalite murni (C0). Rata-rata penurunan nilai emisi CO yang
dihasilkan oleh campuran bahan bakar C8 adalah 67.5% atau selisih 1.83%vol
CO dihasilkan ketika rasio udara/bahan bakar kaya, dimana oksigen yang tersedia
yang tinggi biasanya terjadi pada saat mesin mulai dinyalakan pada kondisi
dingin atau saat percepatan dimana campuran kaya dibutuhkan, namun pada
proses pembakaran tidak terdapat partikel bahan bakar yang tidak mendapat
oksigen yang menyebabkan ada bahan bakar yang tidak terbakar dan
menghasilkan emisi CO. Penambahan bioaditif Cajeput Essential Oil pada bahan
bahan bakar dapat bercampur dengan oksigen dan semua bahan bakar dapat
19
terbakar tanpa menyebabkan ada bahan bakar yang tidak terbakar dan
Essential Oil pada bahan bakar pertalite dapat menurunkan nilai emisi CO. Rata-
dibandingkan dengan rata-rata C2, C4, C6 dan Pertalite murni (C0). Rata-rata
penurunan nilai emisi CO yang dihasilkan oleh campuran bahan bakar C8 adalah
67.5% atau selisih 1.83%vol dari rata-rata emisi HC yang dihasilkan bahan bakar
C0.
bakar, dan pengurangan emisi gas buang sepeda motor. Beberapa faktor yang
membuat pengaruh tersebut adalah sifat mudah menguap yang dimiliki minyak
atsiri dan komponen oksigen yang dimiliki minyak atsiri yang dapat
oktan didapat hasil bahwa penambahan bioaditif Cajeput Essential Oil pada
bahan bakar pertalite tidak menunjukkan pengaruh signifikan pada angka oktan,
artinya angka oktan yang dihasilkan dari campuran bahan bakar tersebut tidak
jauh berbeda dengan angka oktan pertalite murni. Berikut ini adalah hasil
pengujian angka oktan dari campuran bioaditif Cajeput Essential Oil dengan
pertalite:
20
NO Campuran Bahan Bakar Angka Oktan
1 C0 89.4
2 C2 89.1
3 C4 89.3
4 C6 89.3
5 C8 89.1
Tabel 4.6 Hasil uji angka oktan campuran cajeput essential oil dengan bahan
bakar pertalite
essential oil pada bahan bakar pertalite menghasilkan angka oktan yang relatif
sama dengan angka oktan pertalite murni, hal tersebut bisa terjadi karena angka
oktan hanya dimiliki oleh bahan bakar sedangkan cajeput essential oil bukan
bahan bakar, hanya bioaditif yang ditambahkan kedalam bahan bakar pertalite
gas buang dengan menggunakan bahan bakar campuran pertalite dengan Cajeput
Essential Oil didapat komposisi campuran terbaik yaitu pada komposisi C6 atau
6% Cajeput Essential Oi, dimana pada campuran ini menghasilkan daya dan torsi
terbaik, menghasilkan konsumsi bahan bakar terendah serta emisi gas buang yang
rendah. Apabila dilihat dari uji statistika beda rata rata dengan mengasumsikan
bahwa data yang didapat pada penelitian eksperimen ini sudah normal dan
perbedaan hasil antara data yang dihasilkan dari pertalite murni dibandingkan
21
C. Keterbatasan Penelitian
1. Kendaraan yang di uji adalah kendaraan produksi tahun 2010 sehingga pada
nilai daya dan torsi sudah berbeda dengan spesifikasi pabrik kendaraan.
2. Pada saat pengujian performa mesin, suhu lingkungan tempat pengujian tidak
dan torsi, karena dynamometer yang digunakan tidak dapat mengukur daya dan
torsi pada rpm tertentu, tetapi harus dilakukan pada putaran penuh, sedangkan
4. Pengujian emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar dilakukan secara
bersamaan dan pengujian emisi hanya dibatasi sampai rpm 2500 karena
spesifikasi alat uji emisi yang hanya sampai putaran 2500 rpm.
22