Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Berikut ini adalah hasil penelitian dari uji performa mesin, uji konsumsi

bahan bakar dan uji emisi gas buang pada sepeda motor. Pengujian performa

mesin meliputi daya dan torsi, pengujian konsumsi bahan bakar menggunakan

konsumsi bahan bakar spesifik dan pengujian emisi gas buang dilakukan pada

pengujian HC dan CO. Pengujian dilakukan pada sepeda motor Honda Beat 110

cc tahun 2010 dan dengan variasi campuran bahan bakar C0, C2, C4, C6, dan C8.

Pengujian dilakukan sebanyak tiga kali pada setiap pengujian.

1. Perfoma Mesin

Pengujian performa mesin sepeda motor dilakukan di Hyperspeed

Motorcycle Semarang. Pengujian performa mesin hanya mengambil sampel

berupa pengujian daya dan torsi tanpa adanya pengujian konsumsi bahan bakar.

Berikut ini adalah data hasil pengujian performa mesin sepeda motor yang

diambil oleh peneliti:

a) Daya

Contoh perhitungan daya secara teori pada putaran 1500 rpm dengan

menggunakan bahan bakar C0 :

P (kW) = 2 π N (rev/s) T (N.m) x 10-3

P (kW) = 2 x 3,14 x 1500/60 (rev/s) x 16.79 (N.m) x 10-3

P (kW) = 6,28 x 25 (rev/s)x 16.79 (N.m) x 10-3

P (kW) = 2.636 kW

1
Kemudian dikonversikan dalam satuan HP :

P (HP) = 2.636 kW x 1,341 HP

P (HP) = 3.5 HP (lihat tabel 4.1)

Tabel 4.1 Daya Campuran Bahan Bakar Pertalite-Cajeput Essential Oil


Putaran Daya (HP)
Mesin
(RPM) C0 C2 C4 C6 C8
1500 3.40 3.27 3.67 4.13 3.47
4500 6.70 6.80 6.83 6.67 6.70
7500 7.27 7.57 7.67 7.60 7.63
Rata-
5.79 5.88 6.06 6.13 5.93
rata

Tabel 4.1 menunjukan bahwa terdapat perbedaan daya terjadi di setiap

range putaran mesin. Rata-rata nilai daya tertinggi dihasilkan pada campuran

bahan bakar C6 jika dibandingkan dengan rata-rata C2, C4, C8 dan Pertalite

murni (C0). Rata-rata kenaikan nilai daya yang dihasilkan oleh campuran bahan

bakar C6 adalah 5.55% atau selisih 0,34 HP dari rata-rata daya yang dihasilkan

bahan bakar C0.

Putaran rendah atau 1500 rpm daya tertinggi di dapat pada campuran

bahan bakar C6 dimana menghasilkan kenaikan sebesar 17.7% atau mengalami

kenaikan sebesar 0.73 HP. Sedangkan pada putaran sedang dan tinggi campuran

dengan daya tertinggi didapat pada C4, pada putaran sedang 4500 rpm kenaikan

daya sebesar 1.9% atau sebesar 0.13 HP dan pada putaran tinggi 7500 rpm

kenaikan daya sebesar 5.2% atau sebesar 0.4 HP. Kenaikan daya yang dimaksud

adalah kenaikan daya jika dibandingkan dengan campuran bahan bakar C0.

Adapun secara grafik perbandingan daya yang dihasilkan dari masing-

masing variasi campuran bahan bakar dapat dilihat sebagai berikut:

2
Daya (HP)
8
7.5
7
Nilai Daya (HP)

6.5 C0
6
C2
5.5
C4
5
C6
4.5
C8
4
3.5
3
1500 4500 7500

Variasi Putaran (RPM)

Gambar 4.1 Perbandingan daya terhadap putaran mesin


dengan menggunakan variasi campuran bahan bakar pertalite-cajeput essential oil

Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa dengan penambahan

Cajeput Essential Oil kedalam bahan bakar pertalite menghasilkan perbedaan

terhadap daya yang dihasilkan, dilihat dari Rata-rata daya yang dihasilkan C2, C4,

C6 dan C8 selau lebih tinggi dari pertalite murni C0. Daya tertinggi didapat pada

campuran bahan bakar C4 pada putaran mesin 7500 rpm yaitu sebesar 7.67 HP

mengalami kenaikan 0.4 HP atau 5.2% dari campuran bahan bakar C0.

b) Torsi

Contoh perhitungan torsi secara teori pada putaran 1500 rpm dengan

menggunakan bahan bakar C0 dengan menggunakan rumus dasar daya :

Konversikan terlebih dahulu daya yang telah diketahui :

3.4 HP = 3.4 x 0,7457 kW = 2.54 kW

Kemudian hitung torsi dengan daya yang telah diketahui :

P (kW) = 2 π N (rev/s) T (N.m) x 10-3

3
2.54 (kW) = 2 x 3,14 x 1500/60 (rev/s) x T (N.m) x 10-3

2.54 (kW) =

2.54 (kW) =
2.54 (kW) = 0.157 x T

T (N.m) = = 16.178 N.m (lihat tabel 4.2)

Tabel 4.2 Torsi Campuran Bahan Bakar Pertalite-Cajeput Essential Oil


Putaran Torsi (N.m)
Mesin
(RPM) C0 C2 C4 C6 C8
1500 16.79 16.31 18.34 20.40 17.07
4500 10.56 10.74 10.77 10.47 10.57
7500 6.83 7.12 7.23 7.16 7.19

Rata-rata 11.39 11.39 12.11 12.68 11.61

Tabel 4.2 menunjukan bahwa terdapat perbedaan torsi terjadi di setiap

range putaran mesin. Rata-rata nilai torsi tertinggi dihasilkan pada campuran

bahan bakar C6 jika dibandingkan dengan rata-rata C2, C4, C8 dan Pertalite

murni (C0). Rata-rata kenaikan nilai torsi yang dihasilkan oleh campuran bahan

bakar C6 adalah 10.17% atau selisih 01.29 N.m dari rata-rata daya yang

dihasilkan bahan bakar C0.

Putaran rendah atau 1500 rpm Torsi tertinggi di dapat pada campuran

bahan bakar C6 dimana menghasilkan kenaikan sebesar 17.7% atau mengalami

kenaikan sebesar 3.61 N.m. Sedangkan pada putaran sedang dan tinggi campuran

dengan torsi tertinggi didapat pada C4, pada putaran sedang 4500 rpm kenaikan

torsi sebesar 1.95% atau sebesar 0.21 N.m dan pada putaran tinggi 7500 rpm

4
kenaikan torsi sebesar 5.5% atau sebesar 0.4 N.m. Kenaikan torsi yang dimaksud

adalah kenaikan torsi jika dibandingkan dengan campuran bahan bakar C0.

Adapun secara grafik perbandingan torsi yang dihasilkan dari masing-

masing variasi campuran bahan bakar dapat dilihat sebagai berikut:

21
Torsi (N.m)

18
Nilai Torsi (N.m)

C0
15
C2

12 C4
C6

9 C8

6
1500 4500 7500
Variasi Putaran (RPM)

Gambar 4.2 Perbandingan torsi terhadap putaran mesin


dengan menggunakan variasi campuran bahan bakar pertalite-cajeput essential oil

Berdasarkan Gambar 4.2 menunjukkan bahwa dengan penambahan

Cajeput Essential Oil kedalam bahan bakar pertalite menghasilkan perbedaan

terhadap torsi yang dihasilkan, dilihat dari Rata-rata torsi yang dihasilkan C4, C6

dan C8 selau lebih tinggi dari pertalite murni C0 sedangkan untuk C2

menghasilkan rata-rata torsi yang sama dengan C0. Torsi tertinggi didapat pada

campuran bahan bakar C6 pada putaran mesin 1500 rpm yaitu sebesar 20.40 N.m

mengalami kenaikan 3.61 atau 17.7% dari campuran bahan bakar C0.

5
2. Konsumsi Bahan Bakar

Pengujian konsumsi bahan bakar sepeda motor dilakukan di Laboratorium

Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. Pengujian dilakukan dengan

menghitung waktu penghabisan 5ml bahan bakar. Berikut adalah data hasil

pengujian konsumsi bahan bakar sepeda motor yang diambil oleh peneliti :

Contoh perhitungan konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) pada putaran

1500 rpm dengan menggunakan bahan bakar C0:

Sfc = mbb/W

Hitung mbb atau mf atau laju aliran bahan bakar dahulu :

Berat jenis (ρ) bahan bakar pertalite murni 0.712 gr/ml = 0.000712 kg/ml

Jumlah bahan bakar = 0.000712 kg/ml x 5ml = 0.00356 kg

Waktu konsumsi 5ml bahan bakar pertalite = 1.38 menit = 0.023 jam

Mf = v x ρ bahan bakar / t

Mf = 0.00356 kg / 0.023 jam

Mf = 0.155 kg/jam = 0.043 gr/s

W = 3.4 HP = 2.54 kW

Sfc = 0.043/2.54

= 0.017 gr/kW-jam (Lihat tabel 4.3)

Tabel 4.3 Konsumsi Campuran Bahan Bakar Pertalite-Cajeput Essential


Oil
Putaran Sfc (gr/kW-jam)
Mesin
(RPM) C0 C2 C4 C6 C8

1500 0.017 0.017 0.015 0.013 0.014


2000 0.011 0.011 0.010 0.010 0.010
2500 0.011 0.011 0.010 0.010 0.010
Rata-rata 0.013 0.013 0.012 0.011 0.011

6
Tabel 4.3 menunjukan bahwa terdapat perbedaan konsumsi bahan bakar.

Rata-rata nilai konsumsi bahan bakar terendah dihasilkan pada campuran bahan

bakar C6 dan C8 jika dibandingkan dengan rata-rata C2, C4 dan Pertalite murni

(C0). Rata-rata penurunan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan oleh campuran

bahan bakarC6 dan C8 adalah 15.4% atau selisih 0.023 gr/kW-jam dari rata-rata

daya yang dihasilkan bahan bakar C0.

Putaran 1500 rpm Konsumsi bahan bakar terendah didapat pada campuran

bahan bakar C6 dimana menghasilkan penurunan konsumsi bahan bakar sebesar

23.5%% atau mengalami penurunan sebesar 0.004 gr/kW-jam. Pada putaran 2000

rpm dan 2500 rpm campuran dengan konsumsi bahan bakar terendah didapat pada

C4, C6 dan C8 dimana menghasilkan penurunan konsumsi bahan bakar sebesar

9.1% atau mengalami penurunan konsumsi bahan bakar sebesar 0.001 gr/kW-jam.

Penurunan konsumsi bahan bakar yang dimaksud adalah penurunan konsumsi jika

dibandingkan dengan campuran bahan bakar C0.

Adapun secara grafik perbandingan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan

dari masing-masing variasi campuran bahan bakar dapat dilihat sebagai berikut:

0.018
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Sfc)
0.016 C0
Nilai Sfc (gr/kW-jam

0.014 C2
C4
0.012
C6
0.01
C8
0.008
1500 2000 2500
Variasi putaran (RPM)

Gambar 4.3 Perbandingan konsumsi bahan bakar terhadap putaran mesin


dengan menggunakan variasi campuran bahan bakar pertalite-cajeput essential oil

7
Berdasarkan Gambar 4.3 menunjukkan bahwa dengan penambahan

Cajeput Essential Oil kedalam bahan bakar pertalite menghasilkan perbedaan

terhadap konsumsi bahan bakar yang dihasilkan, dilihat dari Rata-rata konsumsi

bahan bakar yang dihasilkan C4, C6 dan C8 selau lebih rendah dari pertalite

murni C0. Konsumsi bahan bakar terendah didapat pada campuran bahan bakar

C4, C6 dan C8 pada putaran 2000 rpm dan 2500 rpm yaitu sebesar 0.010 gr/kW-

jam mengalami penurunan sebesar 0.001gr/kW-jam atau mengalami penurunan

sebesar 9.1% dari campuran bahan bakar C0.

3. Emisi Gas Buang

Pengujian emisi gas buang pada sepeda motor dilakukan di Laboratorium

Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. Pengujian emisi gas buang

hanya mengambil sampel berupa pengujian HC dan CO. Berikut ini adalah data

hasil pengujian Emisi gas buang sepeda motor yang diambil oleh peneliti:

a) Hidrokarbon (HC)

Tabel 4.4 Emisi Hidrokarbon (HC) Dari Campuran Bahan Bakar Pertalite-Cajeput
Essential Oil

Putaran HC (ppm vol)


Mesin
C0 C2 C4 C6 C8
(RPM)
1500 532 307.33 321.67 225.33 119

2000 366 112.33 99.33 78 60

2500 238.67 58.67 32.33 25 38

Rata-rata 378.89 159.44 151.11 109.44 72.33

Tabel 4.4 menunjukan bahwa terdapat perbedaan Emisi HC terjadi disetiap

range putaran mesin. Rata-rata nilai HC terendah dihasilkan pada campuran bahan

8
bakar C8 jika dibandingkan dengan rata-rata C2, C4, C6 dan Pertalite murni (C0).

Rata-rata penurunan nilai emisi HC yang dihasilkan oleh campuran bahan bakar

C8 adalah 80.9% atau selisih 306.56 ppm dari rata-rata emisi HC yang dihasilkan

bahan bakar C0.

Putaran 1500 rpm nilai emisi HC terendah terdapat pada campuran bahan

bakar C8 dimana menghasilkan penurunan sebesar 77.6% atau mengalami

penurunan sebesar 413 ppm. Pada putaran 2000 rpm nilai emisi HC terendah

terdapat pada campuran bahan bakar C8 dimana menghasilkan penurunan sebesar

83.6% atau mengalami penurunan sebesar 306 ppm. Sedangkan pada putaran

2500 rpm nilai emisi HC terendah terdapat pada campuran bahan bakar C6

dimana menghasilkan penurunan sebesar 89.5% atau mengalami penurunan

sebesar 213.67%. Penurunan yang dimaksud adalah penurunan terhadap

campuran bahan bakar C0.

Adapun secara grafik perbandingan nilai emisi HC yang dihasilkan dari

masing-masing variasi campuran bahan bakar dapat dilihat sebagai berikut:

600 HC (ppm vol)


500
C0
400
C2
Nilai HC

300 C4
200 C6
C8
100

0
1500 2000 2500
Variasi Putaran (RPM)

Gambar 4.4 Perbandingan emisi HC terhadap putaran mesin


dengan menggunakan variasi campuran bahan bakar pertalite-cajeput essential oil

9
Berdasarkan Grafik 4.4 menunjukkan bahwa dengan penambahan Cajeput

Essential Oil kedalam bahan bakar pertalite menghasilkan perbedaan terhadap

emisi HC yang dihasilkan, dilihat dari Rata-rata emisi HC yang dihasilkan C2,

C4, C6 dan C8 selau lebih rendah dari pertalite murni C0. Emisi HC terendah

didapat pada campuran bahan bakar C6 pada putaran 2500 rpm yaitu sebesar 25

ppm mengalami penurunan sebesar 213.67 ppm atau mengalami penurunan

sebesar 89.5% dari campuran bahan bakar C0.

b) Karbon Monoksida (CO)

Tabel 4.5 Emisi Karbon monoksida (CO) yang dihasilkan dari campuran
bahan bakar pertalite-cajeput essential oil
Putaran CO (% vol)
Mesin
C0 C2 C4 C6 C8
(RPM)
1500 3.31 3.18 3.28 2.97 1.53

2000 2.61 1.93 1.71 1.22 0.16

2500 2.21 1.33 0.45 0.55 0.94

Rata-rata 2.71 2.14 1.81 1.58 0.88

Tabel 4.5 menunjukan bahwa terdapat perbedaan Emisi CO terjadi di

setiap range putaran mesin. Rata-rata nilai CO terendah dihasilkan pada campuran

bahan bakar C8 jika dibandingkan dengan rata-rata C2, C4, C6 dan Pertalite

murni (C0). Rata-rata penurunan nilai emisi CO yang dihasilkan oleh campuran

bahan bakar C8 adalah 67.5% atau selisih 1.83%vol dari rata-rata emisi CO yang

dihasilkan bahan bakar C0.

Putaran 1500 rpm nilai emisi CO terendah terdapat pada campuran bahan

bakar C8 dimana menghasilkan penurunan sebesar 53.8% atau mengalami

penurunan sebesar 1.78%vol. Pada putaran 2000 rpm nilai emisi CO terendah

10
terdapat pada campuran bahan bakar C8 dimana menghasilkan penurunan sebesar

63.98% atau mengalami penurunan sebesar 1.67%vol. Pada putaran 2500 rpm

nilai emisi CO terendah terdapat pada campuran bahan bakar C8 dimana

menghasilkan penurunan sebesar 92.76% atau mengalami penurunan sebesar

2.05%vol. Penurunan yang dimaksud adalah penurunan terhadap campuran bahan

bakar C0.

Adapun secara grafik perbandingan nilai emisi CO yang dihasilkan dari

masing-masing variasi campuran bahan bakar dapat dilihat sebagai berikut:

CO (% vol)
3.5
3
2.5 C0
C2
NIlai CO

2
1.5 C4
C6
1
C8
0.5
0
1500 2000 2500
Variasi Putaran (RPM)

Gambar 4.5 Perbandingan emisi CO terhadap putaran mesin


dengan menggunakan variasi campuran bahan bakar pertalite-cajeput essential oil

Berdasarkan Grafik 4.5 menunjukkan bahwa dengan penambahan Cajeput

Essential Oil kedalam bahan bakar pertalite menghasilkan perbedaan terhadap

emisi HC yang dihasilkan, dilihat dari Rata-rata emisi CO yang dihasilkan C2,

C4, C6 dan C8 selau lebih rendah dari pertalite murni C0. Emisi CO terendah

didapat pada campuran bahan bakar C8 pada putaran 2500 rpm yaitu sebesar 0.16

%vol mengalami penurunan sebesar 2.05%vol atau mengalami penurunan sebesar

92.76% dari campuran bahan bakar C0.

11
B. Pembahasan

Analisa perbandingan performa mesin, emisi gas buang dan konsumsi

bahan bakar yang dihasilkan pada sepeda motor dengan penambahan Cajeput

Essential Oil pada bahan bakar pertalite adalah sebagai berikut:

1. Performa Mesin

a. Daya

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan perbedaan nilai

daya yang dihasilkan dari masing masing campuran bahan bakar pertalite dengan

Cajeput Essential Oil dengan variasi campuran C0, C2, C4, C6, dan C8. Tabel

4.1 dan gambar 4.1 menunjukan bahwa pertalite dengan campuran Cajeput

Essential Oil menghasilkan nilai daya yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan

pertalite murni. Daya tertinggi didapat pada campuran bahan bakar C4 pada

putaran mesin 7500 rpm yaitu sebesar 7.67 HP mengalami kenaikan 0.4 HP atau

5.2% dari campuran bahan bakar C0. Sedangkan untuk rata-rata nilai daya

tertinggi dihasilkan pada campuran bahan bakar C6 jika dibandingkan dengan

rata-rata C2, C4, C8 dan Pertalite murni (C0). Rata-rata kenaikan nilai daya yang

dihasilkan oleh campuran bahan bakar C6 adalah 5.55% atau selisih 0,34 HP

dari rata-rata daya yang dihasilkan bahan bakar C0.

Perbedaan nilai daya yang dihasilkan karena besarnya daya sangat

dipengaruhi oleh putaran mesin dan besarnya torsi yang dihasilkan. Besarnya

daya efektif yang dihasilkan dari masing-masing jenis bahan bakar itu

dipengaruhi oleh kenaikan torsi serta kenaikan putaran mesin (Rusmono et.al,

2016:48). Apabila dilihat dari sifat Cajeput Essential Oil memiliki sifat mudah

menguap karena titik uapnya rendah (Widiastuti, 2015: 2). Sehingga memiliki

12
sifat yang mendekati sifat bahan bakar. Boentarto, (1994:98) menyatakan alasan

pemilihan bahan bakar didasarkan pada sifat-sifatnya yaitu : pertama, mudah

menguap, sifat mudah menguap sangat membantu proses pengabutan di dalam

karburator sehingga bensin mudah bercampur dengan udara. Sehingga dengan

penambahan Cajeput Essential Oil maka proses pengkabutan bahan bakar akan

lebih sempurna sehingga bahan bakar dan udara dapat lebih bercampur dengan

homogen sehingga dapat terjadi pembakaran yang sempurna yang dapat

meningkatkan tenaga mesin.

Menurut Kristanto, (2015:61) pembakaran adalah reaksi kimia dimana

elemen tertentu dari bahan bakar bergabung dengan oksigen dan melepaskan

sejumlah besar energi yang menyebabkan peningkatan suhu gas, dalam

pembakaran, oksigen merupakan komponen reaktif dari udara. Pada pembakaran

yang tidak sempurna salah satu faktornya adalah karena terdapat bahan bakar

yang tidak terbakar hal ini dikarenakan terdapat unsur bahan bakar yang tidak

bereaksi dengan udara atau oksigen. Dengan penambahan Cajeput essential oil

dapat menyempurnakan pembakaran dan meningkatkan tenaga mesin karena

kandungan unsur oksigen yang terdapat didalamnya. Komponen utama dari

minyak atsiri terdiri dari Hidrokarbon, yang terdiri dari unsur Hidrogen (H) dan

Carbon (C). Oxygenated Hydrocarbon yang terdiri dari unsur Carbon (C),

Hidrogen (H) dan Oksigen (O) (Ketaren, 1985: 27-28). Pendapat lain dari

Ma’mun dkk. (2010: 14) komponen oksigen yang terkandung di dalam struktur

kimia minyak atsiri dapat membantu menyempurnakan pembakaran.

Dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan bioaditif cajeput essential

oil pada bahan bakar pertalite dapat meningkatkan nilai daya sepeda motor, rata

13
rata nilai daya terbesar didapat pada campuran bahan bakar C6 jika dibandingkan

dengan rata-rata C2, C4, C8 dan Pertalite murni (C0). Rata-rata kenaikan nilai

daya yang dihasilkan oleh campuran bahan bakar C6 adalah 5.55% atau selisih

0,34 HP dari rata-rata daya yang dihasilkan bahan bakar C0.

b. Torsi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan perbedaan nilai

torsi yang dihasilkan dari masing masing campuran bahan bakar pertalite dengan

Cajeput Essential Oil dengan variasi campuran C0, C2, C4, C6, dan C8. Tabel

4.2 dan gambar 4.2 menunjukan bahwa terdapat perbedaan torsi terjadi di setiap

range putaran mesin. Torsi tertinggi didapat pada campuran bahan bakar C6 pada

putaran mesin 1500 rpm yaitu sebesar 20.40 N.m mengalami kenaikan 3.61 atau

17.7% dari campuran bahan bakar C0. Sedangkan untuk rata-rata nilai torsi

tertinggi dihasilkan pada campuran bahan bakar C6 jika dibandingkan dengan

rata-rata C2, C4, C8 dan Pertalite murni (C0). Rata-rata kenaikan nilai torsi yang

dihasilkan oleh campuran bahan bakar C6 adalah 10.17% atau selisih 1.29 N.m

dari rata-rata daya yang dihasilkan bahan bakar C0. Perbedaan hasil rata-rata torsi

tertinggi adalah ketika mesin menggunakan campuran bahan bakar C6 namun

torsi tertinggi didapat pada putaran 1500 rpm hal ini karena pada kecepatan

rendah, torsi meningkat dengan meningkatnya kecepatan motor, ketika mencapai

torsi maksimum maka pada putaran selanjutnya torsi akan mengalami penurunan

hal ini karena mesin tidak mampu mencerna muatan udara yang penuh

(Kristanto, 2015:22).

Menurut Jama dan Wagino (2008:23) gaya tekan putar pada bagian yang

berputar disebut torsi, sepeda motor digerakan oleh torsi dari crankshaft. Torsi

14
yang besar dihasilkan dari pemasukan bahan bakar yang lebih banyak. Lebih

banyak udara berarti lebih banyak bahan bakar yang terbakar dan lebih banyak

energi yang dapat dikonversi ke keluaran daya. (Kristanto, 2015:28). Besarnya

gaya sendiri dipengaruhi oleh penghasil dari gaya tersebut yaitu proses

pembakaran. Proses pembakaran yang sempurna akan menghasilkan tenaga yang

lebih maksimal juga. Menurut Hidayat, (2012: 23) Pembakaran stoikiometri yaitu

pembakaran sempurna, dimana proses pembakaran yang melalui reaksi kimia

bahan bakar (hidrokarbon) dengan pengoksidasinya (udara dan oksigen) yang

disebut reaktan yang mengalami proses kimia sambil melepaskan panas untuk

membentuk produk pembakaran. Dengan penambahan bioaditif Cajeput

Essential Oil yang memiliki sifat mendekati bahan bakar dan memiliki

kandungan oksigen maka pembakaran dapat menjadi pembakaran sempurna.

Dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan bioaditif Cajeput

Essential Oil pada bahan bakar pertalite dapat meningkatkan nilai torsi sepeda

motor, rata-rata nilai torsi tertinggi dihasilkan pada campuran bahan bakar C6

jika dibandingkan dengan rata-rata C2, C4, C8 dan Pertalite murni (C0). Rata-

rata kenaikan nilai torsi yang dihasilkan oleh campuran bahan bakar C6 adalah

10.17% atau selisih 1.29 N.m dari rata-rata torsi yang dihasilkan bahan bakar C0.

2. Konsumsi Bahan Bakar

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan perbedaan nilai

konsumsi bahan bakar spesifik yang dihasilkan dari masing masing campuran

bahan bakar pertalite dengan Cajeput Essential Oil dengan variasi campuran C0,

C2, C4, C6, dan C8. Tabel 4.3 dan gambar 4.3 menunjukan bahwa pertalite

dengan campuran Cajeput Essential Oil menghasilkan nilai konsumsi bahan

15
bakar spesifik yang lebih kecil jika dibandingkan dengan pertalite murni.

Konsumsi bahan bakar terendah didapat pada campuran bahan bakar C4, C6 dan

C8 pada putaran 2000 rpm dan 2500 rpm yaitu sebesar 0.010 gr/kW-jam

mengalami penurunan sebesar 0.001gr/kW-jam atau mengalami penurunan

sebesar 9.1% dari campuran bahan bakar C0. Sedangkan rata-rata nilai konsumsi

bahan bakar terendah dihasilkan pada campuran bahan bakar C6 dan C8 jika

dibandingkan dengan rata-rata C2, C4 dan Pertalite murni (C0). Rata-rata

penurunan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan oleh campuran bahan bakarC6

dan C8 adalah 15.4% atau selisih 0.023 gr/kW-jam dari rata-rata daya yang

dihasilkan bahan bakar C0.

Kristanto, (2015:26) menyatakan konsumsi bahan bakar spesifik adalah

ukuran bagaimana motor menggunakan bahan bakar yang tersedia secara efisien

untuk menghasilkan daya. Sehingga untuk menghasilkan daya pada suatu putaran

mesin dengan bahan bakar yang efisien maka dalam proses pembakaran bahan

bakar harus dengan sempurna terbakar sehingga menghasilkan daya yang

maksimal. Kristanto, (2015:199) menyatakan penyebab pembakaran tidak

sempurna adalah karena campuran antara bahan bakar dan udara yang tidak

sempurna, sehingga terdapat partikel bahan bakar yang tidak mendapat oksigen

untuk beraksi dalam pembakaran. Dengan penambahan unsur oksigen yang

terdapat dalam Cajeput Essential Oil maka akan membuat semua partikel bahan

bakar bereaksi sempurna dengan oksigen untuk terjadi pembakaran sempurna.

Silaban, (2012:18) menyatakan nilai Sfc yang rendah mengindikasikan

pemakaian bahan bakar yang irit, oleh sebab itu, nilai Sfc yang rendah sangat

diinginkan untuk mencapai efisiensi bahan bakar.

16
Dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan bioaditif Cajeput

Essential Oil pada bahan bakar pertalite dapat menurunkan atau mengefisienkan

konsumsi bahan bakar. Rata-rata nilai konsumsi bahan bakar terendah dihasilkan

pada campuran bahan bakar C6 dan C8 jika dibandingkan dengan rata-rata C2,

C4 dan Pertalite murni (C0). Rata-rata penurunan konsumsi bahan bakar yang

dihasilkan oleh campuran bahan bakarC6 dan C8 adalah 15.4% atau selisih 0.023

gr/kW-jam dari rata-rata daya yang dihasilkan bahan bakar C0.

3. Emisi Gas Buang

a. Hidrokarbon (HC)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan perbedaan nilai

Emisi Hidrokarbon (HC) yang dihasilkan dari masing masing campuran bahan

bakar pertalite dengan Cajeput Essential Oil dengan variasi campuran C0, C2,

C4, C6, dan C8. Tabel 4.4 dan gambar 4.4 Emisi HC terendah didapat pada

campuran bahan bakar C6 pada putaran 2500 rpm yaitu sebesar 25 ppm

mengalami penurunan sebesar 213.67 ppm atau mengalami penurunan sebesar

89.5% dari campuran bahan bakar C0. Sedangkan rata-rata nilai HC terendah

dihasilkan pada campuran bahan bakar C8 jika dibandingkan dengan rata-rata C2,

C4, C6 dan Pertalite murni (C0). Rata-rata penurunan nilai emisi HC yang

dihasilkan oleh campuran bahan bakar C8 adalah 80.9% atau selisih 306.56 ppm

dari rata-rata emisi HC yang dihasilkan bahan bakar C0.

Kristanto, (2015:99) menyatakan emisi HC terendah ketika rasio udara

dan bahan bakar sedikit lebih miskin dibanding stoikiometri ideal, tetapi akan

meningkat jika campuran menjadi terlalu kaya atau terlalu miskin. Pada

campuran kaya oksigen yang tersedia tidak cukup untuk bereaksi dengan semua

17
karbon dan hidrogen pada bahan bakar sehingga menghasilkan HC dan CO

dalam produk pembuangan. Penambahan oksigen yang terkandung dalam

Cajeput Essential Oil hingga konsentrasi C8 atau 8% mampu membuat

penurunan emisi HC berarti mampu membuat semua partikel bahan bakar

mendapat partikel oksigen secara sempurna.

Penyebab lain adalah karena pencampuran udara dan bahan bakar yang

tidak homogen atau tidak sempurna, kristanto, (2015:199) menyatakan walaupun

stoikiometri ideal tetapi pembakaran tidak sempurna tetap dapat terjadi dan

menyebabkan HC dalam pembuangan, hal ini karena pencampuran udara dan

bahan bakar tidak sempurna. Sifat dari minyak atsiri yang mudah menguap tanpa

mengalami dekomposisi dapat membantu pencampuran bahan bakar dan udara

lebih homogen, seperti pendapat dari Boentarto, (1994: 98) menyatakan alasan

pemilihan bahan bakar didasarkan pada sifat-sifatnya yaitu mudah menguap, sifat

mudah menguap sangat membantu proses pengabutan di dalam karburator

sehingga bensin mudah bercampur dengan udara.

Dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan bioaditif Cajeput

Essential Oil pada bahan bakar pertalite dapat menurunkan nilai emisi HC. Rata-

rata nilai HC terendah dihasilkan pada campuran bahan bakar C8 jika

dibandingkan dengan rata-rata C2, C4, C6 dan Pertalite murni (C0). Rata-rata

penurunan nilai emisi HC yang dihasilkan oleh campuran bahan bakar C8 adalah

80.9% atau selisih 306.56 ppm dari rata-rata emisi HC yang dihasilkan bahan

bakar C0.

18
b. Karbon Monoksida (CO)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan perbedaan nilai

Emii Karbon monoksida (CO) yang dihasilkan dari masing masing campuran

bahan bakar pertalite dengan Cajeput Essential Oil dengan variasi campuran C0,

C2, C4, C6, dan C8. Tabel 4.5 dan gambar 4.5 Emisi CO terendah didapat pada

campuran bahan bakar C8 pada putaran 2500 rpm yaitu sebesar 0.16 %vol

mengalami penurunan sebesar 2.05%vol atau mengalami penurunan sebesar

92.76% dari campuran bahan bakar C0. Sedangkan rata-rata nilai CO terendah

dihasilkan pada campuran bahan bakar C8 jika dibandingkan dengan rata-rata C2,

C4, C6 dan Pertalite murni (C0). Rata-rata penurunan nilai emisi CO yang

dihasilkan oleh campuran bahan bakar C8 adalah 67.5% atau selisih 1.83%vol

dari rata-rata emisi HC yang dihasilkan bahan bakar C0.

Kristanto, (2015:201) menyatakan emisi karbon monoksida (CO) pada

motor pembakaran dalam dikendalikan terutama oleh rasio udara/bahan bakar.

CO dihasilkan ketika rasio udara/bahan bakar kaya, dimana oksigen yang tersedia

tidak cukup untuk mengubah karbon menjadi karbondioksida (CO2). Emisi CO

yang tinggi biasanya terjadi pada saat mesin mulai dinyalakan pada kondisi

dingin atau saat percepatan dimana campuran kaya dibutuhkan, namun pada

proses pembakaran tidak terdapat partikel bahan bakar yang tidak mendapat

oksigen yang menyebabkan ada bahan bakar yang tidak terbakar dan

menghasilkan emisi CO. Penambahan bioaditif Cajeput Essential Oil pada bahan

bakar menyebabkan penambahan oksigen didalamnya yang membuat semua

bahan bakar dapat bercampur dengan oksigen dan semua bahan bakar dapat

19
terbakar tanpa menyebabkan ada bahan bakar yang tidak terbakar dan

menghasilkan emisi CO.

Dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan bioaditif Cajeput

Essential Oil pada bahan bakar pertalite dapat menurunkan nilai emisi CO. Rata-

rata nilai CO terendah dihasilkan pada campuran bahan bakar C8 jika

dibandingkan dengan rata-rata C2, C4, C6 dan Pertalite murni (C0). Rata-rata

penurunan nilai emisi CO yang dihasilkan oleh campuran bahan bakar C8 adalah

67.5% atau selisih 1.83%vol dari rata-rata emisi HC yang dihasilkan bahan bakar

C0.

Penambahan bioaditif Cajeput Essential Oil pada bahan bakar pertalite

berpengaruh terhadap peningkatan performa, penghematan konsumsi bahan

bakar, dan pengurangan emisi gas buang sepeda motor. Beberapa faktor yang

membuat pengaruh tersebut adalah sifat mudah menguap yang dimiliki minyak

atsiri dan komponen oksigen yang dimiliki minyak atsiri yang dapat

menyempurnakan proses pembakaran. Apabila dilihat dari hasil pengujian angka

oktan didapat hasil bahwa penambahan bioaditif Cajeput Essential Oil pada

bahan bakar pertalite tidak menunjukkan pengaruh signifikan pada angka oktan,

artinya angka oktan yang dihasilkan dari campuran bahan bakar tersebut tidak

jauh berbeda dengan angka oktan pertalite murni. Berikut ini adalah hasil

pengujian angka oktan dari campuran bioaditif Cajeput Essential Oil dengan

pertalite:

20
NO Campuran Bahan Bakar Angka Oktan
1 C0 89.4
2 C2 89.1
3 C4 89.3
4 C6 89.3
5 C8 89.1

Tabel 4.6 Hasil uji angka oktan campuran cajeput essential oil dengan bahan
bakar pertalite

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa penambahan bioaditif cajeput

essential oil pada bahan bakar pertalite menghasilkan angka oktan yang relatif

sama dengan angka oktan pertalite murni, hal tersebut bisa terjadi karena angka

oktan hanya dimiliki oleh bahan bakar sedangkan cajeput essential oil bukan

bahan bakar, hanya bioaditif yang ditambahkan kedalam bahan bakar pertalite

untuk dapat menyempurnakan pross pembakaran melalui kandungan oksigen

yang terkandung di dalamnya.

Berdasarkan pengujian performa mesin, konsumsi bahan bakar, dan emisi

gas buang dengan menggunakan bahan bakar campuran pertalite dengan Cajeput

Essential Oil didapat komposisi campuran terbaik yaitu pada komposisi C6 atau

6% Cajeput Essential Oi, dimana pada campuran ini menghasilkan daya dan torsi

terbaik, menghasilkan konsumsi bahan bakar terendah serta emisi gas buang yang

rendah. Apabila dilihat dari uji statistika beda rata rata dengan mengasumsikan

bahwa data yang didapat pada penelitian eksperimen ini sudah normal dan

homogen didapat hasil perhitungan bahwa H0 ditolak yang artinya terdapat

perbedaan hasil antara data yang dihasilkan dari pertalite murni dibandingkan

dengan campuran C6.

21
C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kendaraan yang di uji adalah kendaraan produksi tahun 2010 sehingga pada

nilai daya dan torsi sudah berbeda dengan spesifikasi pabrik kendaraan.

2. Pada saat pengujian performa mesin, suhu lingkungan tempat pengujian tidak

dapat dikontrol karena tempat pengujian berada ditempat terbuka bukan

laboratorium tertutup yang suhu lingkungannya dapat dikontrol secara manual.

3. Pengukuran konsumsi bahan bakar dilakukan terpisah dengan pengukuran daya

dan torsi, karena dynamometer yang digunakan tidak dapat mengukur daya dan

torsi pada rpm tertentu, tetapi harus dilakukan pada putaran penuh, sedangkan

pengukuran konsumsi bahan bakar dilakukan pada rpm tertentu saja

4. Pengujian emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar dilakukan secara

bersamaan dan pengujian emisi hanya dibatasi sampai rpm 2500 karena

spesifikasi alat uji emisi yang hanya sampai putaran 2500 rpm.

22

Anda mungkin juga menyukai