Anda di halaman 1dari 5

10 Pengertian Akuntansi Piutang Menurut

Para Ahli, Ciri – Ciri dan Jenis Piutang


Sponsors Link
Dari sekian banyaknya jenis akuntansi yang kita kenal, mungkin kita paling akrab
dengan akuntansi satu ini. Akuntansi piutang erat hubungannya dengan transaksi
kredit alias utang. Ketika orang membeli barang kita dengan cara menyicil atau
kredit, berarti orang tersebut memiliki utang dan kitalah yang mempunyai piutang.
Seberapa penting akuntansi piutang ini untuk diketahui dan dibahas? Sebelum
beranjak lebih jauh kepada materi-materi inti terkait prinsip-prinsip
akuntansi piutang, akan lebih baik jika kita mengetahui pengertian akuntansi piutang
menurut para ahli berikut ini.

ads

Akuntansi Piutang
Akuntansi piutang memiliki pengertian yang berbeda-beda. Para ahli punya cara
sendiri untuk mendefinisikan istilah satu ini meski sebenarnya bisa kita simpulkan
sendiri. Akuntansi piutang atau juga dikenal dengan istilah piutang saja memiliki
berbagai pengertian sebagai berikut. (Baca juga: Macam-macam Rasio).

1. Enny Pudjiastuti (2004:117) berpendapat pituang sebagai proses penjualan


barang hasil produksi secara kredit.
2. Baridwan (2004:123) menyatakan bahwa piutang adalah klaim sebuah
perusahan atas uang,barang, atau jasa terhadap pihak lain.

3. Soemarso (2004:338) menyatakan pituang sebagai kebiasaan bagi perusahaan


untuk memberikan kelonggaran pada para pelanggan pada waktu melakukan
penjualan. Kelongan tersebut biasanya dalam bentuk izin bagi para pelanggan untuk
membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan.

4. Jusup (2005:52) menyatakan piutang sebagai hak untuk menagih sejumlah


uang dari si penjual kepada di pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi.

5. Wibowo dan Abu Bakar Arif (2005:151) menyatakan bahwa piutang sebagai
klaim terhadap sejumlah uang yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan
datang.

6. Warren Reeve dan Fess (2005:404) punya pendapat lain soal piutang sebagai
semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lain, termasuk individu, perusahaan,
atau organisasi lain.

7. Niswonger (2006:240) memiliki pendapat bahwa piutang usaha merupakan


utang pelanggan, tetapi karena kurang formal bila dibandingkan dengan wesel dan
tidak memperhitungkan bunga.
8. Martono dan Harjito (2007:95) menyatakan piutang sebagai tagihan
perusahaan kepada pelanggan atau pembeli atau pihak lain yang membeli
produkperusahaan.

9. Rudianto (2009:224) menyatakan piutang sebagai klaim perusahaan atas uang,


barang, atau jasa kepada pihak lain akibat transaksi di masa lalu.

10. Kieso dan Weygandt, yang namanya sudah terkenal dalam dunia akuntansi,
menyatakan piutang sebagai klaim yang diadakan terhadap pelanggan untuk uang,
barang, jasa, dan lain-lain.

Ciri-ciri Akuntansi Piutang


Sebuah hal yang spesifik pasti memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan hal
lain. Berlaku pula untuk akuntansi piutang. Akuntansi piutang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.

1. Ada Nilai Jatuh Tempo


Nilai jatuh tempo adalah istilah yang menggambarkan penjumlahan dari nilai
transaksi utama ditambah nilai bunga yang dibebankan untuk dibayarkan pada
tanggal jatuh tempo. Pembeli yang melakukan transaksi secara kredit bukan hanya
membayar berapa nilai barang yang dibelinya, tetapi juga bunga karena ia meminta
waktu untuk membayar barang tersebut. (Baca juga: Pengelolaan Kas Kecil)

Sponsors Link

2. Ada Tanggal Jatuh Tempo


Unsur kedua yang harus ada piutang wesel dan juga merupakan bagian dari ciri-ciri
akuntansi piutang adalah adanya tanggal jatuh tempo. Tanggal jatuh tempo bisa
diketahui dari umur piutang wesel itu sendiri. Biasanya, penjual menggunakan dua
jenis pengukuran umur surat promes, yaitu bulan dan hari. Jika suatu promes
berumur bulanan, maka tanggal jatuh temponya sama dengan tanggal
pembeli melakukan transaksi kredit tersebut, hanya berbeda bulan. Sedangkan kita
promes berumur hari, maka harus dilakukan penghitungan untuk menentukan kapan
tanggal jatuh tempo secara pasti.

Sebagai tambahan, dalam pelajaran akuntansi, untuk memudahkan penghitungan


bunga, penjual akan menganggap 1 tahun sama dengan 360 hari. (Baca juga: Fungsi
Buku Besar)

ads

3. Ada Bunga yang Berlaku


Piutang wesel terjadi karena pembeli memutuskan melakukan transaksi secara
kredit dan hal ini menimbulkan bunga. Bunga ini harus dibayarkan sebagai bentuk
konsekuensi pembeli meminta waktu pembayaran tertentu dan sebagai keuntungan
bagi penjual karena harus bersabar menunggu pelunasan tersebut. Besaran bunga
tersebut tidak pasti, tergantung kebijakan penjualnya dalam menentukan tingkat
bunga yang berlaku. (Baca juga: Ruang Lingkup Akuntansi Syariah)
Jenis Akuntansi Piutang
Ada beberapa jenis piutang yang lazim dimiliki sebuah perusahaan bisnis. Jenis-jenis
akuntansi piutang yang umum tersebut adalah Piutang Dagang (Account Receivable),
Piutang Wesel (Notes Receivable), dan Piutang Lain-lain. Penjelasan secara singkat
tentang masing-masing jenis piutang akan disampaikan berikut ini.

1. Piutang Dagang atau Account Receivable


Dikenal juga dengan istilah Piutang Usaha. Piutang usaha merupakan sejumlah
tagihan yang muncul dari pembelian kredit yang dilakukan. Piutang usaha biasanya
akan memiliki jangka waktu 30 sampai 60 hari untuk dilunasi oleh pemilik utang.
Tipe piutang ini merupakan tipe piutang yang paling besar yang dimiliki oleh
perusahaan. Piutang usaha penting untuk dianalisis karena jarang sekali transaksi
jual-beli dalam jumlah besar dilakukan secara tunai. (Baca juga: Pemeriksaan Saldo
Kas Kecil)

Dalam praktiknya, piutang dagang yang bernilai besar ini mengkhawatirkan


perusahaan. Hal ini berkaitan dengan track record pembelinya. Jika pembelinya
merupakan orang yang disiplin dalam melunasi, maka perusahaan tidak harus
mencadangkan kerugian piutang. Perusahaan punya landasan kepercayaan bahwa
pembeli akan melunasinya. Berbeda dengan pembeli dengan track record utang yang
buruk, perusahaan kemungkinan akan memiliki beban kerugian piutang yang besar
juga. (Baca juga: Cara Membuat Laporan Laba Rugi)

2. Piutang Wesel atau Notes Receivable


Jenis akuntansi piutang kedua yang tak kalah lazimnya adalah piutang wesel
atau notes receviable. Apa itu piutang wesel? Piutang wesel sebenarnya penguatan
dari piutang dagang. Dalam praktiknya, piutang wesel merupakan sebuah janji
tertulis yang tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang di tanggal tertentu
dimasa yang akan datang akibat transaksi jual-beli secara kredit di masa sekarang.
Janji tertulis tersebut seringkali juga dikenal dengan istilah lain, yaitu surat promes.
Dalam surat promes, tertera perjanjian kapan terjadi transaksi jual-beli secara kredit
dan pernyataan bahwa pembeli akan menyanggupi kewajibannya untuk melunasi
utang tersebut dengan nilai tertentu di masa depan.(Baca juga: Siklus Akuntansi
Perusahaan Jasa)

Sub jenis dari piutang wesel adalah piutang wesel berbunga, di mana sesuai
namanya, piutang ini disertai dengan tingkat bunga tertentu. Rumus untuk
menentukan berapa nominal bunga piutang wesel itu adalah rate (suku bunga)
piutang wesel x waktu pelunasan x jumlah piutang wesel.

3. Piutang Lain-lain atau Other Receivable


Apa ada jenis piutang lain selain piutang dagang dan piutang wesel? Tentu ada. Kita
sebut jenis satu ini dengan istilah Piutang Lain-lain atau Other Receivable. Piutang
lain-lain merupakan apapun bentuk tagihan yang tidak terklasifikasi dalam jenis
piutang dagang dan piutang wesel. Beberapa contoh piutang yang termasuk dalam
jenis piutang lain-lain adalah piutang dividen, piutang bunga, uang muka pembelian,
tagihan langganan untuk pengembalian tempat barang, dan tuntutan kerugian pada
perusahaan asuransi. (Baca juga: Tujuan Akuntansi Biaya)
Sponsors Link

Dokumen Pendukung Akuntansi Piutang


Piutang membutuhkan sejumlah dokumen pendukung dalam pencatatan. Kehadiran
dokumen-dokumen ini akan membantu pencatatan, penagihan, dan pelunasan
terhadap piutang yang dimiliki perusahaan. Beberapa dokumen pendukung tersebut
akan dibahas secara singkat dalam uraian poin-poin berikut ini.

 Faktur Penjualan

Dalam praktiknya, faktur penjualan dikenal dengan istilah Sales Invoice. Dokumen ini
merupakan lembar bukti penagihan atau bukti transaksi yang dialamatkan pada
pelanggan atas pembelian suatu produk. Biasanya dokumen ini dikirim baik
bersamaan dengan pengiriman produk maupun setelah pengiriman selesai
dilakukan. Faktur penjualan dibuat dalam 3 lembar yang masing-masing akan
dialamatkan untuk pembeli yang sudah melunasi, arsip bagian penjualan, dan arsip
untuk jenis-jenis laporan keuangan.

 Memo Kredit

Dokumen satu ini merupakan catatan utang pada pelanggan yang timbul ketika
terjadi retur pada transaksi yang sudah dilunasi. (Baca juga: Cara Membuat Neraca
Lajur)

 Bukti Memorial

Merupakan bukti transaksi dari pimpinan perusahaan (selaku penjual) pada bagian
akuntansi untuk melakukan pencatatan suatu kejadian. (Baca juga: Sistem
Akuntansi Biaya Perusahaan)

 Bukti Kas Masuk

Dokumen terakhir yang berperan penting dalam akuntansi piutang adalah bukti kas
masuk, yaitu bukti transaksi bahwa penjual telah menerima uang dalam bentuk tunai
sebagai pelunasan piutang maupun penjualan tunai. Bisa kita ringkas, akuntansi
piutang adalah klaim penjual kepada pembeli atas transaksi pembelian kredit yang
mereka lakukan untuk dilunasi dalam jangka waktu tertentu. Jenis-jenis piutang ada
piutang dagang, piutang wesel, dan piutang lain-lain. Sebuah piutang yang baik harus
mengandung 3 ciri-ciri utama yaitu nominal jatuh tempo, bunga berlaku, dan tanggal
jatuh tempo. Piutang juga membutuhkan dokumen-dokumen pendukung untuk
mencatat transaksi mulai dari kesepakatan untuk diadakannya piutang sampai
pelunasan piutang itu sendiri.

Informasi singkat ini kami sajikan seringkas dan sepadat mungkin bagi Anda.
Semoga artikel singkat ini bisa membantu pembaca dalam mempelajari akuntansi
piutang pada dasarnya. Selamat belajar!

Anda mungkin juga menyukai