Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya.Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.Makalah ini kami susun
dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Anak II dengan judul “
Intervensi Pemberian Kemoterapi Pada Anak”
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman
sekalian.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kasus kanker pada anak lebih dari 50 % dibawa ke rumah sakit (RS) sudah dalam
keadaan stadium lanjut. Mengapa bisa terjadi demikian? Kemungkinan besar hal tersebut
berkaitan dengan minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua.
Dengan diketahui secara cepat (terdeteksi dini), kanker pada anak dapat
disembuhkan dengan pengobatan dan terapi yang tepat dan disiplin akan menghasilkan
prognosa yang baik.
Salah satu pengobatan kanker yaitu dengan kemoterapi. Kemoterapi adalah jenis
pengobatan kanker yang menggunakan obat-obatan anti kanker dengan harapan
pengobatan ini dapat membunuh sel sel kanker. Obat-obat ini dapat diberikan dengan
cara diminum, disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah (intravena) dan injeksi
intratechal (di ruang antara dua tulang belakang).
Obat-obatan anti kanker selain dapat merusak sel-sel kanker juga bisa
menimbulkan efek samping dan dapat juga merusak sel-sel yang sehat. Obat kemoterapi
juga dapat mempengaruhi kesehatan sel kulit, rongga mulut dan kuku.
Teknik pemberian kemoterapi ditentukan dari jenis keganasan dan jenis obat yang
diperlukan (Adiwijono, 2006). Obat kemoterapi umumnya berupa kombinasi dari
beberapa obat yang diberikan secara bersamaan dengan jadwal yang telah ditentukan
.Selain membunuh sel kanker, obat kemoterapi juga berefek pada sel-sel sehat yang
normal, terutama yang cepat membelah atau cepat tumbuh seperti rambut, lapisan
mukosa usus dan sumsum tulang. Beberapa efek samping yang terjadi pada kemoterapi,
gangguan mual dan muntah adalah efek samping frekuensi terbesar (Yusuf, 2007).
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian kemoterapi ?
2. Tujuan dari kemoterapi ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu kemoterapi ?
2. Untuk mengetahui tujuan darikemoterapi?
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Kemoterapi
B. Klasifikasi Kemoterapi
1. Kemoterapi Induksi
Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau jumlah sel
kanker, contoh pada tomur ganas yang berukuran besar (Bulky Mass Tumor) atau
pada keganasan darah seperti leukemia atau limfoma, disebut juga dengan
pengobatan penyelamatan.
2. Kemoterapi adjuvant
Ialah kemoterapi yang diberikan sesudah operasi. Kemoterapi adjuvant: Setelah
menjalani operasi untuk mengangkat organ atau bagian tubuh yang terdapat sel
kanker, mungkin masih ada beberapa sisa sel kanker yang tertinggal yang tidak
terlihat. Ketika obat-obatan kemoterapi digunakan untuk membunuh sisa sel-sel
kanker yang tak terlihat, hal ini disebut sebagai pengobatan kemoterapi adjuvant.
Pengobatan adjuvant juga dapat diberikan setelah menjalani radiasi. Manfaatnya
mengurangi kekambuhan local dan mengurangi penyebaran yang akan timbul.
2
ukuran tumor juga memungkinkan untuk dilakukan sebelum radiasi. Kemoterapi
neoadjuvant juga dapat membunuh deposit kecil dari sel-sel kanker yang tidak dapat
dilihat saat dilakukan scan. Manfaatnya adalah mengurangi ukuran tumor sehingga
mudah dioperasi.
4. Kemoterapi paliatif
Diberikan hanya untuk mengurangi besarnya tumor yang dalam hal ini karena
atau lokasinya menggangu pasien karena nyeri ataupun sulit bernafas.
C. Tujuan Kemoterapi
1. Mengobati (Cure)
Jika memungkinkan, kemoterapi digunakan untuk mengobati kanker, yang berarti
bahwa penyakit kanker dapat dihilangkan dan tidak kembali . Namun, kebanyakan
dokter tidak menggunakan kata “menyembuhkan “, kecuali sebagai kemungkinan
atau niat. Ketika memberikan pengobatan pada seseorang yang memiliki kesempatan
untuk sembuh, dokter mungkin menggambarkannya sebagai pengobatan dengan
tujuan kuratif (mengobati).
2. Mengendalikan (Control)
Jika tujuan mengobati tidak mungkin, tujuannya lainnya adalah untuk
mengendalikan – untuk mengecilkan ukuran tumor dan / atau menghentikan
pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Hal ini dapat membantu seorang penderita
merasa lebih baik dan mungkin memiliki harapan hidup yang lebih lama. Dalam
banyak kasus, penyakit kanker tidak sepenuhnya hilang tetapi dikendalikan dan
dikelola sebagai penyakit kronis, sama seperti penyakit jantung atau diabetes. Dalam
kasus lain, penyakit kanker mungkin tampaknya sudah pergi untuk sementara waktu,
tetapi dapat muncul kembali.
3. Paliatif
Bila penyakit kanker berada pada stadium lanjut, obat kemoterapi dapat
digunakan untuk meredakan gejala yang disebabkan oleh penyakit . Ketika satu-
satunya tujuan dari pengobatan tertentu adalah untuk meningkatkan kualitas hidup
seorang penderita, pengobatan itu disebut sebagai pengobatan paliatif.
3
4. Mencegah penyebaran kanker
5. Menyembuhkan penyakit kanker dengan menyeluruh
6. Memperlambat pertumbuhan dari sel kanker
7. Mengurangi atau meredakan gejala karena kanker
8. Membunuh sel kanker di mana kemungkinan sel kanker tersebut telah menyebar
menuju bagian yang lain.
D. Manfaat Kemoterapi
Adapun manfaat kemoterapi adalah sebagai berikut:
1. Pengobatan
Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis
Kemoterapi atau beberapa jenis Kemoterapi.
2. Kontrol
Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan Kanker agar
tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
3. Mengurangi Gejala
Bila kemotarapi tidak dapat menghilangkan Kanker, maka Kemoterapi yang
diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada penderita, seperti
meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta memperkecil ukuran
Kanker pada daerah yang diserang.
4
6. Perdarahan sepertimudah memar, gusi berdarah, dan mimisan.
7. Sering terkena infeksi.
8. Sulit tidur.
9. Gangguan psikologis seperti depresi, stres dan ccemas
10. Gairah seksual menurun dan gangguan kesuburan (infertiltas)
11. Rasa lelah dan lemah sepanjang hari.
12. Konstipasi atau diare.
13. Sariawan
5
BAB III
PEMBAHASAN
Cara pengobatan kemoterapi yang dilakukan tergantung kepada jenis kangker yang
diderita, terdiri dari:
1. Topikal, melalui krimyang dioleskan pada kulit.
2. Oral, kemoterapi dalam bentuk pil, kapsul, atau cairan yang diminum.
3. Suntik, diberikan melalui suntikan pada otot atau lapisan lemak,misalnya di
lengan, paha, atau perut.
4. Intra peritoneal (IP), kemoterapi langsung diberikan melalui prosedur operasi atau
lewat selang khusus kedalam rongga perut dimana terdapat usus, hati, dan
lambung.
5. Intra arteri (IA), kemotrapi langsung dimasukan kedalam arteri yang menyalurkan
darah ke kangker.
6. Intra vena (IV), kemoterapi langsung dimasukan kepembuluh darah vena.
6
B. Penatalaksanaan Kemoterapi Pada Pasien Leukemia
1. Kemoterapi pada penderita LLA (Leukimia Limfositik Akut)
- Tahap 1 (terapi induksi)
Tujuan dari tahap pertama pengobatan adalah untuk membunuh
sebaian besar sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum tulang. Terapi induksi
kemoterapi biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit yang panjang karena
obat menghancurkan banyak sel darah normal dalam proses membunuh sel
leukemia. Pada tahap ini dengan memberikan kemoterapi kombinasi yaitu
daunorubisin, vincristin, prednison dan asparaginase.
- Tahap 2 (terapi konsolidasi/ intensifikasi)
Setelah mencapai remisi komplit, segera dilakukan terapi intensifikasi
yang bertujuan untuk mengeliminasi sel leukemia residual untuk mencegah relaps
dan juga timbulnya sel yang resisten terhadap obat. Terapi ini dilakukan setelah 6
bulan kemudian.
- Tahap 3 ( profilaksis SSP)
Profilaksis SSP diberikan untuk mencegah kekambuhan pada SSP.
Perawatan yang digunakan dalam tahap ini sering diberikan pada dosis yang lebih
rendah. Pada tahap ini menggunakan obat kemoterapi yang berbeda, kadang-
kadang dikombinasikan dengan terapi radiasi, untuk mencegah leukemia
memasuki otak dan sistem saraf pusat.
- Tahap 4 (pemeliharaan jangka panjang)
Pada tahap ini dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi. Tahap
ini biasanya memerlukan waktu 2-3 tahun.
Angka harapan hidup yang membaik dengan pengobatan sangat dramatis.
Tidak hanya 95% anak dapat mencapai remisi penuh, tetapi 60% menjadi
sembuh. Sekitar 80% orang dewasa mencapai remisi lengkap dan sepertiganya
mengalami harapan hidup jangka panjang, yang dicapai dengan kemoterapi
agresif yang diarahkan pada sumsum tulang dan SSP.
7
komplit. Walaupun remisi komplit telah tercapai, masih tersisa sel-sel leukemia di
dalam tubuh penderita tetapi tidak dapat dideteksi. Bila dibiarkan, sel-sel ini
berpotensi menyebabkan kekambuhan di masa yang akan datang.
- Fase konsolidasi
Fase konsolidasi dilakukan sebagai tindak lanjut dari fase induksi.
Kemoterapi konsolidasi biasanya terdiri dari beberapa siklus kemoterapi dan
menggunakan obat dengan jenis dan dosis yang sama atau lebih besar dari dosis
yang digunakan pada fase induksi.
Dengan pengobatan modern, angka remisi 50-75%, tetapi angka rata-rata
hidup masih 2 tahun dan yang dapat hidup lebih dari 5 tahun hanya 10%.
Terapi untuk LLK jarang mencapai kesembuhan karena tujuan terapi bersifat
konvensional, terutama untuk mengendalikan gejala. Pengobatan tidak diberikan
kepada penderita tanpa gejala karena tidak memperpanjang hidup. Pada stadium I
atau II, pengamatan atau kemoterapi adalah pengobatan biasa. Pada stadium III atau
IV diberikan kemoterapi intensif.
Angka ketahanan hidup rata-rata adalah sekitar 6 tahun dan 25% pasien dapat
hidup lebih dari 10 tahun. Pasien dengan sradium 0 atau 1 dapat bertahan hidup rata-
rata 10 tahun. Sedangkan pada pasien dengan stadium III atau IV rata-rata dapat
bertahan hidup kurang dari 2 tahun.
8
4. Kemoterapi pada penderita LGK ( Leukimia Granulositik Kronik )/LMK ( Leukimia
Mielositik Kronik )
- Fase Kronik
Busulfan dan hidroksiurea merupakan obat pilihan yag mampu menahan
pasien bebas dari gejala untuk jangka waktu yang lama. Regimen dengan
bermacam obat yang intensif merupakan terapi pilihan fase kronis LMK yang
tidak diarahkan pada tindakan transplantasi sumsum tulang.
- Fase Akselerasi
Sama dengan terapi leukemia akut, tetapi respons sangat rendah.
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknik pemberian kemoterapi ditentukan dari jenis keganasan dan jenis obat yang
diperlukan (Adiwijono, 2006). Obat kemoterapi umumnya berupa kombinasi dari
beberapa obat yang diberikan secara bersamaan dengan jadwal yang telah ditentukan
.Selain membunuh sel kanker, obat kemoterapi juga berefek pada sel-sel sehat yang
normal, terutama yang cepat membelah atau cepat tumbuh seperti rambut, lapisan
mukosa usus dan sumsum tulang. Beberapa efek samping yang terjadi pada kemoterapi,
gangguan mual dan muntah adalah efek samping frekuensi terbesar (Yusuf, 2007).
Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan mual muntah
setelah kemoterapi diantaranya adalah dengan terapi farmakologik, yaitu dengan obat anti
mual dan muntah sebelum dan sesudah kemoterapi (premedikasi) dan non farmakologik
yaitu berupa lingkungan yang kondusif untuk tenang dan nyaman, pengaturan pemberian
nutrisi dan relaksasi (Abdulmuthalib, 2006).
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
mengharapkan saran ataupun kritik dari dosen mata kuliah maupun bembaca yang
sifatnya membangun, dan semoga makalah ini dapat memberikan maanfaat untuk
pembacanya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ashwill & Droske, 1997. Nursing Care of Children. Principle and Practice. USA: W.B.
Sanders Company
Ball & Bindler, 1999. Pediatric Nursing Caring for Children. Stanford Connecticut:
Appleton and Lange
Hazinski, M. F. 1999. Manual of Pediatric Critical Care. St Louis.Missouri: Mosby Inc
Markum, A. H. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. Jakarta: FKUI
Mayers, M & Jacobson, A. 1995. Clinical Care Plans Pediatric Nursing. New York: MC
Graw-Hill,Inc
Rollins, S. & Branty, D. 1991. Preparing the Child for Procedurs. St louis:
Mosby
Wong & Whaley, 1996. Clinical Manual of Pediatric Nursing. USA : CV Mosby Company
Wong, D. L. 1996. Clinical Manual For Pediatric Nursing. Fourth Edition. St Louis; The
Mosby
11
12