Kelas : A
NIM :H1A118055
*Pendidikan
Berdasarkan Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, yaitu : “Setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan”.
Pendidikan sangat penting bagi kehidupan bernegara karena jika pendidikan akan membuat
rakyat yang ada di dalam suatu Negara tertentu dapat bersaing dengan Negara lain dalam
meningkatkan Ilmu pengetahuan dan kualitas SDM di Negara tertentu.
Dalam memenuhi hak warga Negara untuk mendapatkan pendidikan Pemerintah melakukan
suatu perencanaan dan pelaksanaan untuk menyelenggarakan suatu sistem pendidikan yang
layak bagi warga negaranya.
Adapun Pasal yang terkait dengan Pelaksanaan penyelenggaran pendidikan sebagai tanggung
jawab Negara untuk sebagai berikut:
• Pasal 1 angka ( 1 0 ) : “Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.”
• Pasal 1 angka ( 1 2 ) : “Biaya operasi satuan pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan
yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat
berlangsungnya kegiatan pendidikan yang sesuai standar nasional pendidikan secara teratur
dan berkelanjutan. “
• Pasal 62 ayat ( 1 ) : “Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya perasi, dan
biaya personal..”
• Pasal 62 ayat (2): “Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan
modal kerja tetap.”
• Pasal 62 ayat ( 3): “Biaya personal sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) meliputi biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. “
• Penjelasan Pasal 62 ayat ( 3). “Yang termasuk biaya personal peserta didik antara lain
pakaian, transpor, buku pribadi, konsumsi, akomodasi, dan biaya pribadi lainnya.“
• Pasal 62 ayat ( 4): `Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 )
meliputi: a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada
gaji. b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan c. Biaya operasi pendidikan tidak
langsung yang berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana,
uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.”
• Pasal 62 ayat (5 ) : “Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan
Menteri berdasarkan usulan BSNP.
Kesimpulan dari pada penjelasan diatas yaitu bahwa Hak untuk memperoleh pendidikan
adalah hak setiap warga negara sebagaimana diatur dalam konstitusi, dan pemenuhan terhadap hak
tersebut adalah penghargaan besar bagi hak asasi manusia. Untuk itu sudah sepatutnya pemerintah
konsekuen dan konsisten dalam mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) sebagaimana diamanat konstitusi. Namun bila hak untuk memperoleh pendidikan
dasar tersebut tidak terpenuhi maka akan menambah panjang deretan kebodohan di tanah air. Perlu
kita pahami bahwa kebodohan adalah sumber penindasan bagi umat manusia, jika sampai dengan
saat ini negara tidak melaksanakan kewajibannya dalam memenuhi hak warga negaranya untuk
memperoleh pendidikan dasar, maka negara telah melakukan pelanggaran terhadap hak asasi
manusia dan pelanggaran konstitusi.
*Kesehatan
Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seluruh umat manusia, Terutama pada
suatu bangsa. Oleh karenanya, Undang-undang Dasar Republik Indonesia (UUD 1945) menjamin,
bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. UUD 1945
juga mengakui bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat
Untuk menjamin terpenuhinya hak setiap warga Negara tersebut, UUD 1945 juga menentukan bahwa
Negara berkewajiban untuk mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan
serta bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan
umum yang layak
Untuk memenuhi Hak Atas Kesehatan dan Hak Atas Pelayanan kesehatan bagi semua warga Negara,
pemerintah menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan Nasional dalam bentuk asuransi sosial
sejak Januari 2014 dan ditargetkan pada 2019 nanti seluruh warga Negara telah terpenuhi dan
terlindungi hak mereka atas kesehatan dan pelayanan kesehatan, atau disebut dengan JKN Semesta
(universal Health Coverage)
Untuk mencapai target JKN Semesta, pemerintah menerbitkan kebijakan yang mewajibkan semua
warga Negara terdaftar sebagai peserta JKN. Warga Negara yang mampu, membayar secara mandiri
iurannya. Sedangkan Warga Negara yang tergolong sebagai Fakir Miskin dan orang Tidak Mampu
didaftarkan oleh pemeintah dan menjadi Penerima Bantuan Iuran.
Akan tetapi, hingga hari ini, masih banyak kelompok masyarakat yang tergolong Fakir Miskin dan
Orang Tidak Mampu yang belum terdaftar sebagai peserta JKN PBI.
Ada banyak sebab yang mengakibatkan kelompok miskin dan tidak mampu ini, tidak terdaftar
sebagai peserta JKN-PBI. Pertama, karena mereka tidak tahu bahwa mereka berhak sebagai peserta
JKN-PBI, sehingga mereka tidak memperjuangkan hak mereka. Kedua, mereka tahu bahwa mereka
berhak menjadi peserta JKN-PBI, akan tetapi mereka tidak tahu, kemana harus mendaftarkan
dirinya. Ketiga, mereka tahu haknya, dan tahu proosedurnya, tetapi mereka tidak berdaya, karena
mereka berjuang sendiri.
Berikut ini Implementasi Kesehatan sebagai realisasi hak warga Negara untuk mendapatkan
kesehatan di kabupaten kuningan:
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang penyediaannya wajib
diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-undang Dasar
1945 pasal 28 H ayat (1) dan Pasal 34 ayat (3). Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk
masyarakat yang diselenggarakan oleh pemerintah adalah puskesmas dan Rumah Sakit. Fasilitas
pelayanan kesehatan ini merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat dalam membina
peran serta masyarakat juga memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat. Guna mewujudkan komitmen tersebut, maka pemerintah bertanggung jawab atas
pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
melalui badan penyelenggara kesehatan (BPJS). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh
mana implementasi kebijakan pemerintah Kabupaten Kuningan dalam upaya pelayanan kesehatan
gratis sebagai realisasi hak warga Negara. Penelitian ini didasarkan atas empat permasalahan, yaitu
Bagaimana pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan?, Bagaimana
pemanfaatan pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas oleh masyarakat Kabupaten Kuningan?,
Bagaimana persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di
Puskesmas? dan Bagaimana alternatif kebijakan dalam memperbaiki pelaksanaan pelayananan
kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan? Pendekatan yang digunakan untuk mengungkap
permasalahan-permasalahan tersebut adalah pendekatan kualitatif, metode yang digunakan metode
deskriptif dan bentuk penelitian studi deskriptif. Data-data diperoleh dengan cara observasi,
wawancara, studi dokumentasi, studi kepustakaan.
Penelitian mengungkapkan bahwa:
1)Pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan sudah berjalan sesuai
dengan tujuanya namun masih ada hambatan-hambatan yang diperoleh di dalam pelaksanaan
kebijakan pelayanan kesehatan gratis ini
2) Pemanfaatan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan sebagian besar sudah
dimanfaatkan oleh masyarakatnya, hampir sekitar 50% dari 1.118.335 ribu jiwa masyarakat
Kabupaten Kuningan sudah memanfaatkan kebijakan pelayanan kesehatan gratis ini.
3) Persepsi masyarakat Kabupaten Kuningan baik yang menggunakan kartu BPJS ataupun yang tidak
menggunakan BPJS mengenai kebijakan pelayanan kesehatan gratis yaitu sangat positif.
4) Alternatif kebijakan yang dilakukan oleh dinas kesehatan Kabupaten Kuningan yaitu
menggunakan APBD Kabupaten Kuningan di bidang kesehatan dan program Jamkesda.
BAB II
NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut retribusi atas pelayanan kesehatan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Muna
Pasal 3
(1) Obyek retribusi adalah pelayanan kesehatan di Puskesmas , Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantui
Balai Pengobatan, Rumah Sakit Umum Daerah Tempat Pelayanan Kesehatan Lainnya yang dimiliki/dikelola
Oleh Pemerintah Daerah.
(2) Pengecualian objek retribusi sebagaimana ayat (1) adalah :
a. Pelayanan Pendaftaran,
b. Pelayanan Kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, BUMN, BUMD dan Swasta;
c. Pelayanan kesehatan terhadap orang yang tidak mampu;
d. Pelayanan Kesehatan sebagaimana huruf c adalah mereka yang memenuhi ketentuaan sebagai berikut:
- Surat keterangan tidak mampu dari Kepala Desa/ Lurah Pelayanan yang diberikan harus diferifikasi Tim
yang diangkat dengan Keputusan Bupati
Pasal 4
Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh jasa pelayanan kesehatan.
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6