Anda di halaman 1dari 7

Nama: Taruna Sakti Dewa

Kelas : A
NIM :H1A118055

1.Implementasi hak Warga Negara baik di bidang pendidikan maupun kesehatan

*Pendidikan
Berdasarkan Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, yaitu : “Setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan”.
Pendidikan sangat penting bagi kehidupan bernegara karena jika pendidikan akan membuat
rakyat yang ada di dalam suatu Negara tertentu dapat bersaing dengan Negara lain dalam
meningkatkan Ilmu pengetahuan dan kualitas SDM di Negara tertentu.

Dalam memenuhi hak warga Negara untuk mendapatkan pendidikan Pemerintah melakukan
suatu perencanaan dan pelaksanaan untuk menyelenggarakan suatu sistem pendidikan yang
layak bagi warga negaranya.

Adapun Pasal yang terkait dengan Pelaksanaan penyelenggaran pendidikan sebagai tanggung
jawab Negara untuk sebagai berikut:

Pasal 11 Ayat ( 2 ) : “ Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib


menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang
berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun.”
 Pasal 34 ayat ( 2 ) : “ Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib
belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.”
Pasal 34 ayat ( 3 ) : “ Wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan
oleh lembaga pendidikan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.”
 Pasal 34 ayat ( 4 ) : “Ketentuan mengenai wajib belajar sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.”
 Pasal 46 Ayat ( 1 : “Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat. “
 Penjelasan Pasal 46 ayat ( 1 ) : Sumber pendanaan pendidikan dari pemerintah meliputi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD), dan sumber pendanaan pendidikan dari masyarakat mencakup antara lain
sumbangan pendidikan, hibah, wakaf, zakat, pembayaran nazar, pinjaman, sumbangan
perusahaan, keringanan, dan penghapusan pajak untuk pendidikan, dan lain-lain penerimaan
yang sah.
 Pasal 46 Ayat (3): “ Ketentuan mengenai tanggung jawab pendanaan pendidikan sebagaimana
dimaksud dalam ayat ( 1 ) dan ayat ( 2 ) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.”

Pemerintah Juga melakukan Pembiayaan Pendidikan sebagai bentuk tanggung jawabnya


salah satunya yaitu beasiswa. Adapun Pasal-Pasal mengenai pembiayaan sebagai berikut:

• Pasal 1 angka ( 1 0 ) : “Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.”
• Pasal 1 angka ( 1 2 ) : “Biaya operasi satuan pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan
yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat
berlangsungnya kegiatan pendidikan yang sesuai standar nasional pendidikan secara teratur
dan berkelanjutan. “
• Pasal 62 ayat ( 1 ) : “Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya perasi, dan
biaya personal..”
• Pasal 62 ayat (2): “Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan
modal kerja tetap.”
• Pasal 62 ayat ( 3): “Biaya personal sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) meliputi biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. “
• Penjelasan Pasal 62 ayat ( 3). “Yang termasuk biaya personal peserta didik antara lain
pakaian, transpor, buku pribadi, konsumsi, akomodasi, dan biaya pribadi lainnya.“
• Pasal 62 ayat ( 4): `Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 )
meliputi: a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada
gaji. b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan c. Biaya operasi pendidikan tidak
langsung yang berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana,
uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.”
• Pasal 62 ayat (5 ) : “Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan
Menteri berdasarkan usulan BSNP.

Adapun pelaksanaan dan perencanaan (Implementasi) hak warga Negara untuk


mendapatkan pendidikan sebagaimana di telah di atur undang-undang dan konstitusi yang
merupakan tanggung jawab pemerintah untuk warga negaranya.

Kesimpulan dari pada penjelasan diatas yaitu bahwa Hak untuk memperoleh pendidikan
adalah hak setiap warga negara sebagaimana diatur dalam konstitusi, dan pemenuhan terhadap hak
tersebut adalah penghargaan besar bagi hak asasi manusia. Untuk itu sudah sepatutnya pemerintah
konsekuen dan konsisten dalam mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) sebagaimana diamanat konstitusi. Namun bila hak untuk memperoleh pendidikan
dasar tersebut tidak terpenuhi maka akan menambah panjang deretan kebodohan di tanah air. Perlu
kita pahami bahwa kebodohan adalah sumber penindasan bagi umat manusia, jika sampai dengan
saat ini negara tidak melaksanakan kewajibannya dalam memenuhi hak warga negaranya untuk
memperoleh pendidikan dasar, maka negara telah melakukan pelanggaran terhadap hak asasi
manusia dan pelanggaran konstitusi.

*Kesehatan
Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seluruh umat manusia, Terutama pada
suatu bangsa. Oleh karenanya, Undang-undang Dasar Republik Indonesia (UUD 1945) menjamin,
bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. UUD 1945
juga mengakui bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat
Untuk menjamin terpenuhinya hak setiap warga Negara tersebut, UUD 1945 juga menentukan bahwa
Negara berkewajiban untuk mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan
serta bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan
umum yang layak

Untuk memenuhi Hak Atas Kesehatan dan Hak Atas Pelayanan kesehatan bagi semua warga Negara,
pemerintah menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan Nasional dalam bentuk asuransi sosial
sejak Januari 2014 dan ditargetkan pada 2019 nanti seluruh warga Negara telah terpenuhi dan
terlindungi hak mereka atas kesehatan dan pelayanan kesehatan, atau disebut dengan JKN Semesta
(universal Health Coverage)

Untuk mencapai target JKN Semesta, pemerintah menerbitkan kebijakan yang mewajibkan semua
warga Negara terdaftar sebagai peserta JKN. Warga Negara yang mampu, membayar secara mandiri
iurannya. Sedangkan Warga Negara yang tergolong sebagai Fakir Miskin dan orang Tidak Mampu
didaftarkan oleh pemeintah dan menjadi Penerima Bantuan Iuran.

Akan tetapi, hingga hari ini, masih banyak kelompok masyarakat yang tergolong Fakir Miskin dan
Orang Tidak Mampu yang belum terdaftar sebagai peserta JKN PBI.

Ada banyak sebab yang mengakibatkan kelompok miskin dan tidak mampu ini, tidak terdaftar
sebagai peserta JKN-PBI. Pertama, karena mereka tidak tahu bahwa mereka berhak sebagai peserta
JKN-PBI, sehingga mereka tidak memperjuangkan hak mereka. Kedua, mereka tahu bahwa mereka
berhak menjadi peserta JKN-PBI, akan tetapi mereka tidak tahu, kemana harus mendaftarkan
dirinya. Ketiga, mereka tahu haknya, dan tahu proosedurnya, tetapi mereka tidak berdaya, karena
mereka berjuang sendiri.

Berikut ini Implementasi Kesehatan sebagai realisasi hak warga Negara untuk mendapatkan
kesehatan di kabupaten kuningan:

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang penyediaannya wajib
diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-undang Dasar
1945 pasal 28 H ayat (1) dan Pasal 34 ayat (3). Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk
masyarakat yang diselenggarakan oleh pemerintah adalah puskesmas dan Rumah Sakit. Fasilitas
pelayanan kesehatan ini merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat dalam membina
peran serta masyarakat juga memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat. Guna mewujudkan komitmen tersebut, maka pemerintah bertanggung jawab atas
pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
melalui badan penyelenggara kesehatan (BPJS). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh
mana implementasi kebijakan pemerintah Kabupaten Kuningan dalam upaya pelayanan kesehatan
gratis sebagai realisasi hak warga Negara. Penelitian ini didasarkan atas empat permasalahan, yaitu
Bagaimana pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan?, Bagaimana
pemanfaatan pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas oleh masyarakat Kabupaten Kuningan?,
Bagaimana persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di
Puskesmas? dan Bagaimana alternatif kebijakan dalam memperbaiki pelaksanaan pelayananan
kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan? Pendekatan yang digunakan untuk mengungkap
permasalahan-permasalahan tersebut adalah pendekatan kualitatif, metode yang digunakan metode
deskriptif dan bentuk penelitian studi deskriptif. Data-data diperoleh dengan cara observasi,
wawancara, studi dokumentasi, studi kepustakaan.
Penelitian mengungkapkan bahwa:
1)Pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan sudah berjalan sesuai
dengan tujuanya namun masih ada hambatan-hambatan yang diperoleh di dalam pelaksanaan
kebijakan pelayanan kesehatan gratis ini
2) Pemanfaatan kebijakan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Kuningan sebagian besar sudah
dimanfaatkan oleh masyarakatnya, hampir sekitar 50% dari 1.118.335 ribu jiwa masyarakat
Kabupaten Kuningan sudah memanfaatkan kebijakan pelayanan kesehatan gratis ini.
3) Persepsi masyarakat Kabupaten Kuningan baik yang menggunakan kartu BPJS ataupun yang tidak
menggunakan BPJS mengenai kebijakan pelayanan kesehatan gratis yaitu sangat positif.
4) Alternatif kebijakan yang dilakukan oleh dinas kesehatan Kabupaten Kuningan yaitu
menggunakan APBD Kabupaten Kuningan di bidang kesehatan dan program Jamkesda.

Perda yang ada di kabupaten muna

PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN


BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Muna,
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Muna;
3. Bupati adalah Bupati Muna;
4. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,
perseroan lainnya, badan usaha milik inegara atau daerah 2 dengan nama dan bentuk apapun,
persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga,
dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya;
6. Pelayanan Kesehatan adalah segala kfegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
seseorang dalam rangka observasi diagnosis pengobatan atau pelayanan kesehatan lainnya;
7. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan terhadap orsng yang masuk Rumah Sakit atau Puskesmas
Perawatan dan menempati tempat tidur untuk keperluan observasi, diagnosa, pengobatan,
rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya;
8. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan,
rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal/dirawat inap;
9. Pelayanan Rawat Darurat adalah pelayanan kesehatan tingkat-lanjutan yang harus diberikan
secepatnya untuk mencegah/menanggulangi resiko kematian atau cacat;
10. Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RSUD adalah Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna;
11. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat PUSKESMAS adalah unit pelaksana teknis
dinas kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
disuatu wilayah kerja;
12. Puskesmas dan jaringannya adalah sarana pelayanan kesehatan yang meliputi Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan Desa dan Pos Bersalin Desa/Kelurahan;
13. Puskesmas Keliling adalah pelayanan kesehatan oleh Puskesmas dengan me'rr,pergunakan
kendaraan roda 4 (empat), puskel air, kendaraan roda 2 (dua) atau transportasi lainnya dilokasi yang
jauh dari sarana pelayanan kesehatan yang ada;
14. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi
atau badan;
15. Retribusi Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya dapat disebut Retribusi adalah pembayaran atas
pelayanan kesehatan di puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, laboratorium
kesehatan dan rumah sakit umum daerah; 16. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang
menurut peraturan perundang-undangan retrihusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran
retribusi;
17. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib
Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yang
bersangkutan;
18. Surat Pendaftaran Obyek Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SPdORD adalah suatu yang
digunakan oleh Wajib Retribusi untuk melaporkan obyek retribusi dan wajib retribusi sebagai dasar
perhitungan dan pembayaran retribusi yang terutang menurut peraturan perundang-undangan
Retribusi Daerah;
19. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat keputusan yang
menentukan besarnya jumiah retribusi yang terutang;
20. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKRDKBT
adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi terutang;
21. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan
tagihan retribusi atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda;
22. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat keputusan yang
menentukan besarnya jumlah yang terutang ;ti
23. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,” mengumpulkan, dan mengolah data
dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi
berdasarkan peraturan perundang-undangan retribusi daerah;
24. Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya dapat di sebut Penyidik, untuk
mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang
retribusi daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya; J|
25. Perawatan Jenazah adalah kegiatan merawat jenazah yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum
Daerah untuk kepentingan pelayanan kesehatan bukan untuk kepentingan proses peradilan; i
26. Rehabilitasi Medik adalah pelayanan yang diberikan oleh unit rehabilitasi medik dalam bentuk
pelayanan fisioterapi, ^ terapi okupational, terapi wicara, ortotik/prostetik, bimbingan sosial medik
dan jasa psikoiogi;
27. Tindakan Medik dan Terapi adalah tindakan pembedahan, tindakan pengobatan menggunakan
alat dan tindakan diagnostik lainnya;
28. Tarif adalah sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan kegiatan pelayanan di rumah sakit,
yang dibebankan kepada pasien sebagai imbalan atas jasa pelayanan yang diterimanya;
29. Jasa Pelayanan adalah imbalan yang diterima oleh pelaksana pelayanan atas jasa yang diberikan
kepada pasien dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, konsultasi, visite, rehabilitasi medik
dan atau pelayanan lainnya;
30. Jasa Sarana adalah imbalan yang diterima oleh rumah sakit atas pemakaian sarana, far.ilitas dan
bahan;
31. Bahan dan alat adalah obat, bahan kimia, alat kesehatan, bahan radiologi dan bahan lainnya
untuk digunakan langsung dalam rangka observasi, pengobatan, perawatan, rehabilitasi medik dan
pelayanan kesehatan lainnya;
32. Penjamin adalah orang atau badan hukum sebagai penanggung biaya pelayanan kesehatan dari
seseorang yang menjadi tanggungannya;
33. Cito adalah tindakan medis, pemeriksaan laboratorium, radiologi dan elektromedik karena
pertimbangan medis harus dilakukan segera /cepat dan didahulukan
34. Unsur manajemen adalah semua unsur yang terkait dengan pelayanan kesehatan.

BAB II
NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI

Pasal 2

Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut retribusi atas pelayanan kesehatan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Muna

Pasal 3

(1) Obyek retribusi adalah pelayanan kesehatan di Puskesmas , Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantui
Balai Pengobatan, Rumah Sakit Umum Daerah Tempat Pelayanan Kesehatan Lainnya yang dimiliki/dikelola
Oleh Pemerintah Daerah.
(2) Pengecualian objek retribusi sebagaimana ayat (1) adalah :
a. Pelayanan Pendaftaran,
b. Pelayanan Kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, BUMN, BUMD dan Swasta;
c. Pelayanan kesehatan terhadap orang yang tidak mampu;
d. Pelayanan Kesehatan sebagaimana huruf c adalah mereka yang memenuhi ketentuaan sebagai berikut:
- Surat keterangan tidak mampu dari Kepala Desa/ Lurah Pelayanan yang diberikan harus diferifikasi Tim
yang diangkat dengan Keputusan Bupati

Pasal 4

Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh jasa pelayanan kesehatan.

BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 5

Retribusi Pelayanan Kesehatan digolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum.

BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 6

Tingkat penggunaan jasa untuk pelayanan kesehatan didasarkan pada :


a. Jenis pelayanan yang diperoleh ;
b. Jenis alat yang digunakan ;
c. Tingkat kesulitan dan risiko;
d. Kelas perawatan.
Sekian Peraturan daerah di kabupaten Muna, Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai