Anda di halaman 1dari 13

BAB III

PERENCANAAN DRAINASE

3.1. Perencanaan Intentitas Curah Hujan

3.1.1. Perhitungan Periode Hujan Rencana

Diketahui data curah hujan selama 20 tahun sebagai berikut :

No Tahun R24 Maks (mm)


1 1996 46
2 1997 48
3 1998 70
4 1999 91
5 2000 61
6 2001 25
7 2002 91
8 2003 75
9 2004 78
10 2005 83
11 2006 60
12 2007 97
13 2008 75
14 2009 79
15 2010 87
16 2011 73
17 2012 75
18 2013 78
19 2014 70
20 2015 68

Ditanya :

Diminta menghitung hujan rencana dengan periode ulang 10, 20, 25, 30, 50, 100 tahun,
analaisa frekuensi dengan metode GUMBEL dan mengetahui berapa besar intentitas curah
hujan.

19
Buat table di urutkan dari yang terkecil ke terbesar

No R R-Ṝ (R - Ṝ)2
(mm)
1 25 -46,5 2162,25
2 46 -25,5 650,25
3 48 -23,5 552,25
4 60 -11,5 132,25
5 61 -10,5 110,25
6 68 -3,5 12,25
7 70 -1,5 2,25
8 70 -1,5 2,25
9 73 1,5 2,25
10 75 3,5 12,25
11 75 3,5 12,25
12 75 3,5 12,25
13 78 6,5 42,25
14 78 6,5 42,25
15 79 7,5 56,25
16 83 11,5 132,25
17 87 15,5 240,25
18 91 19,5 380,25
19 91 19,5 380,25
20 97 25,5 650,25
JUMLAH 1430 5587
RATA-
71,5
RATA

Penyelesaian :

1. Menghitung hujan rata-rata yaitu :


Ṝ = 1430 : 20 = 71,5 mm
Jadi hujan rata-ratanya adalah 71,5 mm
2. Menghitung Standar Deviasi ( S )

𝑅−Ṝ𝟐 𝟓𝟓𝟖𝟕 𝟓𝟓𝟖𝟕


Standar deviasi S =√ 𝑛−1 = √20−1 = √ = √294,05 = 17,15
19

Jadi Standar deviasi ( S ) adalah = 17,15

20
Analisa frekuensi dengan metode GUMBEL

a. Untuk periode ulang 50 tahun.

R 50-th = Ṝ + K.S

= 71,5 + ( 3,18 x 17,15 )

= 71,5 + 54,537

= 126,04 mm

Jadi analisa frekuensi dengen metode GUMBEL untuk periode ulang selama 50
tahun adalah 126,04 mm.

b. Untuk periode ulang 100 tahun.

R 100-th = Ṝ + K.S

= 71,5 + ( 3,84 x 17,15 )

= 71,5 + 65,856

= 137,356 mm

Jadi analisa frekuensi dengen metode GUMBEL untuk periode ulang selama 100
tahun adalah 137,356 mm.

Keterangan :

Ṝ = hujan rata rata

K = harga K ( nilai frekuensi Gumbel )

S = standar deviasi

21
Tabel Harga – harga K

Periode P Reduced Banyaknya pengamatan (tahun )


Ulang Variate 20 30 40 50 100 200 ∞
(th) Y
1,58 0,63 0,000 -0,49 -0,48 -0,47 -0,47 -0,46 -0,46 -0,45
2,00 0,50 0,367 -0,15 -0,15 -0,15 -0,15 -0,16 -0,16 -0,16
2,33 0,43 0,579 0,052 0,038 0,031 0,026 0,016 0,010 0,001
5 0,20 1,500 0,919 0,866 0,838 0,820 0,779 0,755 0,719
10 0,10 2,250 1,62 1,54 1,50 1,47 1,40 1,36 1,30
20 0,05 2,970 2,30 2,19 2,13 2,09 2,00 1,94 1,87
50 0,02 3,962 3,18 3,03 2,94 2,89 2,77 2,70 2,59
100 0,01 4,600 3,84 3,65 3,55 3,49 3,35 3,27 3,14
200 0,005 5,296 4,49 4,28 4,16 4,08 3,93 3,83 3,68
400 0,0025 6,000 5,15 4,91 4,78 4,56 4,51 4,40 4,23

3.1.2. Perhitungan Intentitas Curah Hujan

a. Intentitas Curah Hujan Selama 50 Tahun


Diketahui curah hujan rencana (R) = 126,04 mm
2
R  24  3
I=   mm/jam
24  t 
2
126,04  24  3
I=   mm/jam
24  1,2 
I = 39,08 mm/jam
Jadi besar intentitas curah hujan selama 50 tahun adalah 39,08 mm/jam.

b. Intentitas Curah Hujan Selama 100 Tahun


Diketahui curah hujan rencana (R) = 137,356 mm
2
R  24  3
I=   mm/jam
24  t 

22
2
137,356  24 3
I=   mm/jam
24  1,2 
I = 42,59 mm/jam
Jadi besar intentitas curah hujan selama 100 tahun adalah 42,59 mm/jam.

Pada laporan ini sebagai perbandingan Intentitas Curah Hujan yang digunakan
adalah Intentitas Curah Hujan Selama 50 tahun yaitu 39,08 mm/jam dan Intentitas
Curah Hujan Selama 100 tahun yaitu 42,59 mm/jam.

Gambar. Daerah yang akan direncakan drainase


3.2. Menentukan Nilai Koefisien Pengaliran ( a )

a Pada daerah 1 terdapat bangunan perumahan rapat, maka dapat diketahui


nilai a1 = 0.70.
b Pada daerah 2 terdapat bangunan perumahan rapat, maka dapat diketahui
nilai a2 = 0.70.

23
 Besaran koefisien pengaliran dapat diambil sebagai berikut :
Perumahan tidak begitu rapat ...............rumah/Ha 0, 25 – 0,40
Perumahan kerapatan ...........................0-60 rumah/Ha 0,40 – 0,70
Perumahan rapat ...............................0-160 rumah/Ha 0,70 – 0,80
Taman dan daerah rekreasi ................................................0,20 – 0,30
Daerah industri ...................................................................0,80 – 0,90
Daerah perniagaan .............................................................0,90 – 0,95

3.3. Menentukan Koefisien Penyebaran Hujan ( β )

a Pada daerah 1 diketahui luas penampang A1 == 4 km2, maka dapat diketahui


nilai β1 = 1
b Pada daerah 2 diketahui luas penampang A2 = 3 km2, maka dapat diketahui
nilai β2 = 1

Tabel Koefisien Penyebaran Hujan

Luas daerah Pengaliran Koefisien Penyebaran Hujan


( km2 ) (β )
0–4 1
5 0,995
10 0,980
15 0,955
20 0,920
25 0,875
30 0,820
50 0,500

3.4. Menghitung Nilai Debit Rancangan dengan Metode Rasional

1. Daerah 1
a. Dengan Menggunakan Intentitas Curah Hujan Selama 50 tahun
Diketahui :
 a1 = 0.70
 β1 =1
 I = 39,08 mm/jam

24
 A1 = 4 km2
Maka dari data di atas dapat digunakan untuk menghitung nilai Q dengan
rumus :

Q = a.β.I.A

Q = 0.70 x 1 x 39,08 x 4

= 109,42 m3 / dt

 Jadi besar Debit di daerah 1 dengan menggunakan intentitas curah hujan


selama 50 tahun adalah 109,42 m3 / dt.
b. Dengan Menggunakan Intentitas Curah Hujan Selama 100 tahun
Diketahui :
 a1 = 0.70
 β1 =1
 I = 42,59 mm/jam
 A1 = 4 km2
Maka dari data di atas dapat digunakan untuk menghitung nilai Q dengan
rumus :

Q = a.β.I.A

Q = 0.70 x 1 x 42,59 x 4

= 119,25 m3 / dt

 Jadi besar Debit di daerah 1 dengan menggunakan intentitas curah hujan


selama 100 tahun adalah 119,25 m3 / dt.
2. Daerah 2
a. Dengan Menggunakan Intentitas Curah Hujan Selama 50 tahun
Diketahui :
 a2 = 0.70
 β2 =1
 I = 39,08 mm/jam
 A2 = 3 km2

25
Maka dari data di atas dapat digunakan untuk menghitung nilai Q dengan
rumus :

Q = a.β.I.A

Q = 0.70 x 1 x 39,08 x 3

= 82,068 m3 / dt

 Jadi besar Debit di daerah 2 dengan menggunakan intentitas curah hujan


selama 50 tahun adalah 82,068 m3 / dt.
b. Dengan Menggunakan Intentitas Curah Hujan Selama 100 tahun
Diketahui :
 a2 = 0.70
 β2 =1
 I = 42,59 mm/jam
 A2 = 3 km2
Maka dari data di atas dapat digunakan untuk menghitung nilai Q dengan
rumus :

Q = a.β.I.A

Q = 0.70 x 1 x 42,59 x 3

= 89,44 m3 / dt

 Jadi besar Debit di daerah 2 dengan menggunakan intentitas curah hujan


selama 100 tahun adalah 89,44 m3 / dt.

3.5. Perhitungan Dimensi di Tiap daerah

Perhitungan dimensi saluran ini menggunakan intentitas curah hujan selam


100 tahun yang menghasilkan nilai Debit ( Q ) yang lebih besar dari perhitungan
Debit ( Q ) selama 50 tahun. Perhitungan dimensi adalah sebagai berikut :

1. Daerah 1
 Menghitung besar kemiringan dasar saluran daerah 1 ( I1 )
Diketahui :

26
 L1 = 860 m
 ∆h = 48 m – 24 m
= 24 m

Perhitungan kemiringan dasar saluran dengan rumus :

∆h
I1 =
L

24
=
860

= 0.027

 Jadi besar kemiringan dasar saluran daerah 1 adalah 0.027.


 Menghitung besar jari – jari hidrolis daerah 1 ( R1 )
 Luas penampang (A) = b x h = h2
 Keliling basah ( p ) =b+2h
= h +2h
= 3h
 jari-jari hidrolis ( R ) = A/P
= h2/3h
= 0,333 h
 Jadi besar jari – jari hidrolis daerah 1 ( R1 ) adalah 0.333 h.
 Menghitung kecepatan aliran ( V1 ) daerah 1
Diketahui :
 I1 = 0.027
 n = 0.011 ( lihat tabel ) → Lapisan Beton Sangat Halus
 R1 = 0.333 h

Perhitungan kecepatan aliran ( V1 ) daerah 1 dengan rumus :

1
V1 = . R2/3. I1/2
n

1
= . 0.333h2/3. 0.0271/2
0.011

= 7,15 h m / dt
27
 Diketahui besar Debit ( Q1 ) selama 100 tahun di daerah 1 adalah 119,25 m3 / dt
dengan kecepatan aliran ( V1 ) adalah 7,15 h m / dt, maka dari data di atas dapat
digunakan untuk menghitung dimensi saluran dengan rumus :
Q = A.V
Q
A =
V
119,25 m3 / dt
h2 =
7,15h m / dt
h3 = 16,67
h = 3√16,67
h = 2,5 m dibulatkan 2.5 m
tinggi jagaan ( F ) = 0.25 x h
= 0.25 x 2.5
= 0.625 m
Jadi besar nilai H = h + tinggi jagaan
= 2.5 + 0.625
= 3,125 m
 Jadi perhitungan dimesi di daerah 1 menggunakan drainase yang
berbentuk segi empat dengan panjang h = 2,5 m dengan tinggi jagaan
0.625 m, maka Besar H = 3,125 m.

2. Daerah 2
 Menghitung besar kemiringan dasar saluran daerah 2 ( I2 )
Diketahui :
 L2 = 860 m
 ∆h = 76 m – 50 m
= 26 m

Perhitungan kemiringan dasar saluran dengan rumus :

∆h
I2 =
L

26
=
860

28
= 0.03

 Jadi besar kemiringan dasar saluran daerah 2 adalah 0.03.


 Menghitung besar jari – jari hidrolis daerah 2 ( R2 )
 Luas penampang (A) = b x h = h2
 Keliling basah ( p ) =b+2h
= h +2h
= 3h
 jari-jari hidrolis ( R ) = A/P
= h2/3h
= 0,333 h
 Jadi besar jari – jari hidrolis daerah 2 ( R2 ) adalah 0.333 h.

 Menghitung kecepatan aliran ( V2 ) daerah 2


Diketahui :
 I2 = 0.03
 n = 0.011 ( lihat tabel )→ Saluran Beton Sangat Halus
 R2 = 0.333 h

Perhitungan kemiringan dasar saluran dengan rumus :

1
V2 = . R2/3. I1/2
n

1
= . 0.333h2/3. 0.031/2
0.011

= 7,5 h m / dt

 Diketahui besar Debit ( Q2 ) selama 100 tahun di daerah 2 adalah 119,25 m3 / dt


dengan kecepatan aliran ( V2 ) adalah 7,5 h m / dt, maka dari data di atas dapat
digunakan untuk menghitung dimensi saluran dengan rumus :
Q = A.V
Q
A =
V

29
119,25 m3 / dt
h2 =
7,5h m / dt
h3 = 15,9
3
h = √15,9
h = 2.5 m dibulatkan 2,5 m
tinggi jagaan ( F ) = 0.25 x h
= 0.25 x 2,5
= 0.625 m

Jadi besar nilai H = h + tinggi jagaan


= 2,5 + 0.625
= 3.125 m
 Jadi perhitungan dimesi di daerah 2 menggunakan drainase yang
berbentuk segi empat dengan panjang h = 2,5 m dengan tinggi jagaan
0.625 m, maka Besar H = 3,125 m.

Tabel Koefisien kekasaran manning ( n )

Kondisi
Type Saluran
Baik cukup buruk
- Saluran buatan :
l. Saluran tanah, lurus beraturan 0,020 0,023 0,25
2. Saluran tanah. digali biasanya 0,028 0,030 0.025
3. Saluran batuan, tidak lurus dan tidak beraturan 0,040 0,045 0,045
4. Saluran batuan, lurus beraturan 0,030 0,035 0,035
5. Saluran batuan, vegatasi pada sisinya 0,030 0.035 0,040
6. Dasar tanah, sisi batuan koral 0,030 0,030 0,040
7. Saluran berliku-Like kecepatan rendah 0.025 0,028 0,030
- Saluran alam :
1. Bersih, lures, tetapi tanpa pasir dan tanpa celah 0.028 0,030 0,033
2. Berliku, bersih , tetapi berpasir dan berlubang 0,035 0,040 0,045
3. Idem 2, tidak dalam, kurang beraturan 0.045 0.050 0. 065
4. aliran lambat,banyak tanaman dan lubang dalam 0,060 0.070 0,080

30
5. Tumbuh tinggi dan padat 0.100 0.125 0,150
- Saluran dilapisi
1. Bata kosong tanpa adukan semen 0,030 0,033 0.035
2. idem 1, dengan adukan semen 0,020 0,025 0,030
3. lapisan beton sangat halus 0.011 0.012 0.013
4. Lapisan beton biasa dengan tulangan baja 0,014 0,014 0,015
5. Idem 4, tetapi tulangan kayu 0,016 0.0 16 0,018
Sumber : Sistem drainase perkerasan yang berkelanjutan, Dr. Ir. Suripin, M. Eng

 Gambar detail dimensi di tiap tiap daerah

31

Anda mungkin juga menyukai