Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN


DI KLINIK PRATAMA TANJUNG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan pada Kehamilan

Oleh:
FITRI HANDAYANI HASIBUAN
NIM : P07524719004

PEMBIMBING INSTITUSI
Julietta Hutabarat, S.Psi, SST, M.Keb

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES
KEMENKES MEDAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN


DI KLINIK PRATAMA TANJUNG

Oleh:
FITRI HANDAYANI HASIBUAN
NIM : P07524719004

Menyetujui,

No Nama Pembimbing Tanda Tangan


1 Herlina Tanjung, S.Tr.Keb

(Pembimbing Lahan Praktik)

2 Julietta Hutabarat, S.Psi, SST, M.Keb


NIP: 196707201989032002

(Pembimbing Institusi)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Ardiana Batubara, SST,M.Keb


NIP:196605231986012001
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ………………………………….. i
Halaman Pengesahan ………………………………… ii
Kata Pengantar ………………………………… iii
Daftar Isi …………………………………. iv

BAB I: TINJAUAN TEORI ……………………………….. 1


A. Definisi ……………………………………
B. Etiologi ……………………………….
C. Patofisiologi
D. Tanda dan Gejala
E. Diagnosa
F. Akibat (Sesuai Topik)
G. Penatalaksanaan

BAB II: TINJAUAN TEORI


ASUHAN KEBIDANAN
A. Anamnesis Lengkap
B. Pemeriksaan Fisik
C. Pemeriksaan penunjang
(Sesuai Kasus)
D. Diagnosa/ Masalah Kebidanan
E. Intervensi

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Nyeri Punggung Bawah


Menurut Mahon (1994) sebagaimana dikutip dalam Perry & Potter (2005)
mendefinisikan nyeri sebagai suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi
tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subyektif dan
sangat bersifat individual.
Nyeri dapat digambarkan sebagai sensasi tidak menyenangkan yang terjadi
bila kita mengalami cedera atau kerusakan pada tubuh kita.Nyeri dapat terasa
sakit, panas, gemetar, kesemutan seperti terbakar,ditusuk dan ditikam.
Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah
kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri juga bisa
menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal paha Nyeri
punggung bawah atau low back pain merupakan kondisi yang tidak mengenakkan
atau nyeri kronik minimal keluhan 3 bulan disertai adanya keterbatasan aktivitas
yang diakibatkan nyeri apabila melakukan pergerakan atau mobilisasi (Goestzl, L.
2013).

B. Etiologi
Faktor prediposisi nyeri punggung dalam kehamilan meliputi pertumbuhan
uterus yang menyebabkan perubahan postur tubuh, penambahan berat badan ibu
hamil, pengaruh hormon relaksin terhadap ligamen, riwayat nyeri punggung
terdahulu, paritas serta aktivitas (Fraser, 2009). Nyeri punggung bawah pada
wanita hamil disebabkan oleh adanya perubahan hormonal yang menimbulkan
perubahan pada jaringan lunak penyangga dan penghubung sehingga
mengakibatkan menurunnya elastisitas dan fleksibilitas otot (Hutahaean, S. 2013).

C. Patofisiologi
Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus
menjadi sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri
disebut sebagai system nosiseptif. Sensitifitas dari komponen system nosiseptif
dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor dan berbeda diantara individu. Tidak
semua orang yang terpajan terhadap stimulus yang sama mengalami intensitas
nyeri yang sama. Sensasi sangat nyeri bagi seseorang mungkin hampir tidak
terasa bagi orang lain. Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam
kulit yang berespons hanya pada stimulus yang kuat, yang secara potensial
merusak, dimana stimuli tersebut sifatnya bisa kimia, mekanik, termal. Reseptor
nyeri merupakan jaras multi arah yang kompleks.
Serabut saraf ini bercabang sangat dekat dengan asalnya pada kulit dan
mengirimkan cabangnya ke pembuluh darah local. Sel-sel mast, folikel rambut
dan kelenjar keringat. Stimuli serabut ini mengakibatkan pelepasan histamin dari
sel-sel mast dan mengakibatkan vasodilatasi. Serabut kutaneus terletak lebih
kearah sentral dari cabang yang lebih jauh dan berhubungan dengan rantai
simpatis paravertebra system saraf dan dengan organ internal yang lebih besar.
Sejumlah substansi yang dapat meningkatkan transmisi atau persepsi nyeri
meliputi histamin, bradikinin, asetilkolin dan substansi P. Prostaglandin dimana
zat tersebut yang dapat meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri dari
bradikinin (Hutahaean, S. 2013).
Substansi lain dalam tubuh yang berfungsi sebagai inhibitor terhadap
transmisi nyeri adalah endorfin dan enkefalin yang ditemukan dalam konsentrasi
yang kuat dalam system saraf pusat. Kornu dorsalis dari medulla spinalis
merupakan tempat memproses sensori, dimana agar nyeri dapat diserap secara
sadar, neuron pada system assenden harus diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai
akibat input dari reseptor nyeri yang terletak dalam kulit dan organ internal.
Proses nyeri terjadi karena adanya interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi
nyeri. Patofisiologi pada sensasi nyeri punggung bawah dalam hal ini kolumna
vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang yang elastik yang tersusun atas
banyak unit vertebrae dan unit diskus intervertebrae yang diikat satu sama lain
oleh kompleks sendi faset, berbagai ligamen dan otot paravertebralis. Konstruksi
punggung yang unik tersebut memungkinkan fleksibilitas sementara disisi lain
tetap dapat memberikan perlindungan yang maksimal terhadap sum-sum tulang
belakang. Lengkungan tulang belakang akan menyerap goncangan vertical pada
saat berlari atau melompat.
Batang tubuh membantu menstabilkan tulang belakang. Otot-otot
abdominal dan toraks sangat penting ada aktifitas mengangkat beban. Bila tidak
pernah dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, masalah
postur, masalah struktur dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang
dapat berakibat nyeri punggung. Diskus intervertebralis akan mengalami
perubahan sifat ketika usia bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama
tersusun atas fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi
fibrokartilago yang padat dan tak teratur. Degenerasi diskus intervertebra
merupakan penyebab nyeri punggung biasa. Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan
L5-S6, menderita stress paling berat dan perubahan degenerasi terberat.
Penonjolan diskus atau kerusakan sendi dapat mengakibatkan penekanan pada
akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang mengakibatkan nyeri yang
menyebar sepanjang saraf tersebut (Klein, S. Thomson, F. 2010).

D. Tanda dan Gejala


Nyeri merupakan perasaan yang sangat subjektif dan tingkat keparahannya
sangat dipengaruhi oleh pendapat pribadi dan keadaan saat nyeri punggung dapat
sangat bervariasi dari satu orang ke orang lain. Gejala tersebut meliputi: 1) Sakit
2) Kekakuan 3) Rasa baal / mati rasa 4) Kelemahan 5) Rasa kesemutan (seperti
ditusuk peniti dan jarum) Nyeri tersebut bisa berawal dari pada punggung, namun
nyeri dapat menjalar turun ke bokong, tungkai bahkan ke kaki. Bila nyeri
bertambah berat atau berlangsung dalam waktu yang lama, maka anda dapat
mengalami kesulitan buang air kecil, kesulitan tidur, dan depresi (Lichayati, I.,
Kartikasari, R. I. 2013).

E. Diagnosa
Seiring dengan membesarnya uterus, maka pusat gravitasi pada wanita
hamil akan berpindah kearah depan. Perpindahan ini akan menyebabkan ibu
harus menyesuaikan posisi berdirinya. Perubahan tubuh seperti ini dapat memicu
lengkung lumbar (lordosis) dan lengkung kompensasi spinalis torakik (kifosis).
Mekanisme semacam ini akan terjadi pada bulan ke empat dan ke sembilan pada
masa kehamilan, dan akan berlangsung sampai 12 minggu setelah melahirkan 2 .
Faktor predisposisi nyeri punggung bawah pada masa kehamilan antara lain 2 : 1)
Penambahan berat badan, 2) Perubahan postur tubuh yang berlangsung dengan
cepat, 3) Nyeri punggung terdahulu, 4) Peregangan berulang, dan 5) Peningkatan
kadar hormon relaksin. Postur tubuh yang tidak tepat akan memaksa peregangan
tambahan dan kelelahan pada tubuh ibu hamil, terutama pada bagian tulang
belakang, pelvis, dan sendi penahan berat, sehingga hal ini dapat menyebabkan
rasa sakit dan nyeri pada bagian tersebut 2 .
Nyeri punggung bawah kadang akan menyebar sampai ke panggul paha
dan turun ke kaki, kadang akan meningkatkan nyeri tekan di atas simpisis pubis 2
. Nyeri tersebut bisa muncul seiring dengan pertambahan berat badan. Perubahan
mobilitas dapat ikut berpengaruh pada perubahan postur tubuh dan dapat
menimbulkan rasa tidak enak di punggung bagian bawah. Apalagi janin
berkembang semakin besar sehingga punggung mudah tertarik atau merenggang
2 . Selama kehamilan, sambungan antara tulang pinggul mulai melunak dan
lepas. Ini persiapan untuk mempermudah bayi lahir. Rahim bertambah berat,
akibatnya, pusat gravitasi tubuh berubah. Secara bertahap, ibu hamil mulai
menyesuaikan postur dengan cara berjalan 2 .
Hormon-hormon membantu melenturkan sendi-sendi, tulang-tulang dan
otot-otot untuk persiapan kelahiran. Tapi hormon juga menjadikan lebih rentan
mengalami terkilir dan rasa tegang selama kehamilan– terutama di punggung
bagian bawah. Janin yang semakin besar juga ikut menekan tulang belakang dan
panggul, serta mengubah postur (Mafikasari, A., Kartikasari, R. I. 2015).

F. Akibat
Sakit punggung atau nyeri punggung yang ibu rasakan ini diakibatkan oleh
beban perut yang semakin besar, beban ini menarik otot punggung belakang ke
depan.
Selain itu, ligamen-ligamen jaringan tubuh Ibu mulai melunak karena
persiapan proses melahirkan. Proses ini juga akan menyebabkan nyeri pada
panggul dan punggung Ibu (Marmi. 2014).

G. Penatalaksanaan
Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik pengaruh
hormonal
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, klien merasa nyaman
Kriteria hasil : Klien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk
mengurangi ketidaknyamanan, melaporkan ketidaknyamanan dapat
diminimalkan/ atau dikontrol dan mencari pertolongan medis dengan tepat
(Marmi. 2014).
No Intervensi Rasional
1. Kaji secara terus-menerus Data dasar terbaru untuk
ketidaknyamanan klien dan merencanakan perawatan.
metoda untuk mengatasinya.
2. Kaji satatus pernapasan Penurunan kapasitas pernapasan saat
klien. uterus menekan diafragma,
mengakibatkan dispnea.
3. Perhatikan adanya keluhan Lordosis dan regangan otot
ketegangan pada punggung disebabkan oleh pengaruh hormon
dan perubahan cara jalan. (relaksin, progesteron) pada
Anjurkan penggunaan sambungan pelvis dan perpindahan
sepatu hak rendah, latihan pusat gravitasi sesuai dengan
pelvicrock, girdle perbesaran uterus. Intervensi
maternitas, penggunaan multipel biasanya membantu untuk
kompres panas, sentuhan menghilangkan ketidaknyamanan.
terapeutik atau stimulasi
saraf elektrikal transkutan
dengan tepat.
4. Perhatikan adanya kram Menurunkan ketidaknyamanan
pada kaki. Anjurkan klien berkenaan dengan perubahan kadar
untuk meluruskan kaki dan kalsium/ ketidakseimbangan
mengangkat telapak kaki kalsium-fosfor atau karena tekanan
bagian dalam keposisi dari pembesaran uterus pada saraf
dorsofleksi, menurunkan yang mensuplai ekstremitas bawah.
masukan susu, sering
mengganti posisi, dan
menghindari berdiri atau
duduk lama.
5. Kaji ada atau tidak adanya Kontraksi ini dapat menciptakan
frekuensi kontraksi braxton ketidaknyamanan pada multigrafida
Hick. Berikan informasi pada trimester kedua. Primigrafida
mengenai fisiologi aktifitas biasanya tidak mengalami
uterus. ketidaknyamanan ini sampai
trimester akhir.
6. Perhatikan keluhan aktifitas pembesaran uterus trimester ketiga
BAK dan tekanan pada menurunkan kapasitas kandung
kandung kemih. kemih, mengakibatkan sering
berkemih.
7. Kaji adanya konstipasi dan peningkatan pemindahan posisi
hemoroid. uterus memperberat masalah
eliminasi.
8. Kaji adanya pirosis (nyeri Masalah sering terjadi pada
ulu hati). Tinjau pembatasan trimester kedua dan dapat berlanjut,
diet. khususnya bila diet tidak
dimodifikasi.
9. Perhatikan adanya leukorea Saat kadar estrogen tinggi, sekresi
dan pruritus. Anjurkan klien kelenjar servikal menghasilkan
untuk sering mandi, media asam yang mendorong
menggunakan celana dalam proliferasi organisme.
katun, pakaian longgar dan
menghindari duduk untuk
waktu yang lama.
10. Berikan suplemen kalsium Penambahan produk susu bila
dengan tepat. Anjurkan intoleransi dapat menjadi masalah.
penggunaan jel aluminium Jeli dapat menurunkan kadar fosfor
hidroksida sesuai kebutuhan. dan memperbaiki ketidak
seimbangan kalsium-fosfor.
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

A. Anamnesis Lengkap
Terdiri dari Biodata Pasien dan Penanggung Jawab, Keluhan dan Alasan
Datang, Riwayat Kesehatan ( Dahulu, Sekarang dan Keluarga), Riwayat
Perkawinan (usia menikah, lama menikah, brp kali menikah), Riwayat Menstruasi
(menarche, siklus/lama, byknya haid, dismenorea), Riwayat Kehamilan,
Persalinan dan Nifas yang lalu, Riwayat Kehamilan sekarang (usia kehamilan
menurut pasien, HPHT, periksa ANC berapa kali, therapy, penkes, suntik TT 1-3,
kebiasaan merokok, minum minuman keras, jamu, obt2an, ada hewan peliharaan,
gerakan janin, dan rencana bersalin). Riwayat KB (KB yang digunakan, lamanya,
alas an berhenti, renc KB stlh bersalin), Kebutuhan sehari hari sebelum dan slm
hamil (nutrisi, eliminasi, aktivitas, istirahat, seksual, personal hygiene),
Psikososiospiritual (perasaan dengan kehamilan, respon keluarga terhadap
kehamilan, dan pengambil keputusan) (Nugroho, T. dkk. 2014).

B. Pemeriksaan Fisik
Terdiri dari pemeriksaan (Nugroho, T. dkk. 2014):
1. Tingkat Kesadaran
2. Berat Badan dan Tinggi Badan
3. LILA
4. TTV
5. Status Obstetri

1) Inspeksi
Muka : tidak ada atau adanya cloasma gravidarum, tidak odema
Mamae : Montgomery terlihat, putting susu menonjol, colostrum sudah keluar
Perut : Linea Alba dan Striae gravidarum ada
Anus : tidak ada hemoroid
2) Palpasi
Leopold I : TFU pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat. Bagian
fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting.
Leopold II : Bagian Kanan ibu teraba ada tahanan memanjang, keras. Bagian
Kiri ibu teraba bagian kecil kecil janin.
Leopold III : Bagian segmen bawah rahim teraba bagian bulat, keras dan
melenting.
Leopold IV : Keduan jari jari tangan bertemu berarti kepala janin belum
masuk PAP
3) Auskultasi, mendengarkan DJJ
4) Perkusi, melakukan pemeriksaan Reflek patella : + / -

C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan pada pasien hiperemesis
gravidarum (Nugroho, T. dkk. 2014):
a Dipstik urin: Ketonuria (Keton +1 atau lebih), keton berdampak buruk
terhadap perkembangan janin
b Pemeriksaan darah lengkap untuk mendeteksi penyulis seperti anemia dan
infeksi
c Ureum dan Kreatinin, dilakukan bila dicurigai ada gangguan ginjal
d Elektrolit, pada muntah yang hebat bisa terjadi electrolyte imbalance
e Glukosa darah sewaktu (GDS), karena pasien yang mual-muntah
umumnya sulit makan sehingga bisa mengalami hipoglikemia
f Fungsi tiroid (TSH, fT4)
g Fungsi hati (SGOT,SGPT): perlu dibedakan antara peningkatan yang
normal terjadi pada hiperemesis gravidarum dan akibat penyakit pada hati
seperti hepatitis B atau penyebab lainnya
h Amilase: menentukan ada tidaknya prostatitis
i Kultur urin: infeksi saluran kemih dapat menyebabkan mual muntah
Selain pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan penunjang lainnya yang
dapat dilakukan adalah pemeriksaan USG untuk memastikan kesejahteraan janin
dan memeriksa kemungkinan adanya kehamilan multipel atau penyakit
tropoblastik.

D. Diagnosis Banding (Ramachandra, P. Dkk. 2014)


1. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus,
peningkatan tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi
glomerulus.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pergeseran diafragma
karena pembesaran uterus.
3. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik akibat pengaruh
hormonal.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat
aktifitas, stres, psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan
kenyamanan.
5. Kebutuhan pembelajaran berhubungan dengan persiapan untuk
persalinanserta perawatan bayi.

E. Intervensi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 kali kunjungan rumah nyeri
punggung berkurang dan klien merasa lebih nyaman, dengan kriteria hasil: klien
terlihat lebih rileks, klien dapat melaporkan nyeri secara verbal, klien dapat
melakukan aktivitas perawatan diri untuk mengurangi nyeri, klien dapat
melakukan perubahan posisi untuk menghindari nyeri.
Rencana keperawatan yang akan dilakukan adalah memberikan pendidikan
tentang pencegahan dan penanganan nyeri punggung pada ibu hamil yaitu: 1)
Mengajarkan tehnik relaksasi. Rasional: untuk memberikan rasa tenang dan
nyaman 6 (Solehati & Kosasih). 2) Mengajarkan perbaikan postur tubuh pada ibu
hamil. Rasional: untuk menjaga otot-otot tidak tegang dan mengurangi nyeri, 3)
Menganjurkan klien untuk menggunakan aroma terapi seperti lavender dan
marjoram yang mengandung zat pereda nyeri. Rasional: untuk menimbulkan rasa
tenang dan mengurangi nyeri, 4) Mengajarkan posisi tidur yang nyaman dengan
mengunakan bantal penompang dan posisi miring secara bergantian. Rasional:
untuk memberikan rasa nyaman dan menghindari rasa nyeri, 5) Menganjurkan
klien mandi dengan berendam air hangat. Rasional: untuk meredakan otot-otot
yang terasa sakit, 6)Mengajarkan kompres hangat atau dingin pada bagian nyeri.
Rasional: mengurangi rasa nyeri dan memberikan rasa nyaman, 7) Mengajarkan
cara memilih pakain pada ibu hamil. Rasional: untuk memberikan rasa nyaman, 8)
Mengajarkan pelvic rocking atau exercise.
Rasional untuk mengurangi rasa nyeri, Intervensi yang dilakukan selama
tiga hari yaitu, hari pertama mengajarkan tehnik relaksasi, mengajarkan
perbaikan postur tubuh pada ibu hamil, menganjurkan klien menggunakan aroma
terapi minyak atsiri seperti minyak lavender dan manjoran yang zat pereda nyeri.
Hari kedua mengajarkan posisi tidur yang nyaman dengan menggunakan bantal
penompang dan posisi miring secara bergantian, menganjurkan klien mandi
dengan berendam air hangat, mengajarkan kompres hangat dan dingin pada
bagian nyeri. Hari ketiga mengajarkan cara memilih pakaian pada ibu hamil dan
mengajarkan exercise atau pelvic rocking (Ramachandra, P. dkk. 2014).
DAFTAR PUSTAKA

Goestzl, L. (2013). Kehamilan Di Atas 35 Tahun. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Hutahaean, S. (2013). Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika.

Klein, S., Thomson, F. (2010). Panduan Lengkap Kebidanan. Yogyakarta:


Palmall Yogyakarta.

Lichayati, I., Kartikasari, R. I. (2013). Hubungan senam hamil dengan nyeri


punggung pada ibu hamil di Polindes Desa Tlanak. Vol. 01. No. XIV

Mafikasari, A., Kartikasari, R. I. (2015). Posisi Tidur Dengan Kejadian Back Pain
(Nyeri Punggung) Pada Ibu Hamil Trimester III. JurnalKebidanan, Vol. 07,
No. 02.

Marmi. (2014). Asuhan Kebidanan Pada masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Nugroho, T., Nurrezki., Warnaliza, D., Wilis. (2014). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika.

Purwoastuti, E., Walyani, E. S. (2015). Panduan Materi Kesehatan Reproduksi


Dan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Ramachandra, P., Maiya, A. G., Kumar, P., Kamath, A. (2014). Prevelence of


Musculoskeletal Dysfuntions among Indian Pregnant Women. Journal
Pregnancy, Vol 2015, Articel ID 437105, 4 Page.
http://dx.doi.org/10.1155/2015/437105.

Anda mungkin juga menyukai