(1) Munafik atau hipokrit. Suka berpura-pura, lain di mulut lain di hati;
(3) Berjiwa feodal. Gemar upacara, suka dihormati daripada menghormati dan lebih mementingkan
status daripada prestasi;
(5) Berwatak lemah. Kurang kuat mempertahankan keyakinan, plinplan, dan gampang terintimidasi. Dari
kesemuanya, hanya ada satu yang positif, yaitu (6) Artistik; dekat dengan alam. Dengan melihat keadaan
saat ini, ini merupakan kenyataan pahit, yang memang tidak bisa kita pungkiri, dan memang begitu
adanya.
Namun lanjutnya, dari 220 juta jiwa rakyat Indonesia, tidak semua memiliki etos kerja buruk seperti
disebutkan diatas. Masih ada organisasi yang peduli dan mau mengubah etos kerja yang disematkan ke
bangsa Indonesia saat ini (Mochtar Lubis dalam bukunya Manusia Indonesia [1977]). Seperti contohnya
sebuah bank nasional saat ini sedang mencoba merumuskan etos mereka yaitu (1) berorientasi kepada
nasabah, (2) menjunjung integritas, (3) berdisiplin, (4) kerjasama, (5) saling percaya dan saling
menghormati, (6) pemberdayaan SDM, (7) keseimbangan, (8) kepemimpinan, dan (9) kepedulian pada
lingkungan. Itulah etos yang hendak ditegakkan dan diharapkan bisa mengubah mereka menjadi lebih
baik.
Kita harapkan etos kerja yang diterapkan tersebut bisa diimplementasikan dalam kerja nyata dan akan
lebih baik lagi jika hal positif tersebut menyebar kepada semua Organisasi kerja diseluruh Indonesia.