Anda di halaman 1dari 4

Aktualisasi Diri

I. Pengertian
Aktualisasi diri adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk menjadi
yang terbaik yang bisa dilakukan. Rogers (dalam Schultz, 1993) menyatakan bahwa
tiap orang memiliki kecenderungan akan kebutuhan aktualisasi diri untuk
mengembangkan seluruh potensinya. Kecenderungan akan kebutuhan aktualisasi diri
juga dimiliki oleh penyandang cacat sebagai tenaga pendorong untuk meningkatkan
pematangan dan pertumbuhan fisiologis maupun psikologis.
Aktualisasi diri merupakan dorongan untuk menjadi apa yang ia mampu menjadi,
meliputi pertumbuhan, mencapai potensialnya dan pemenuhan diri. Dalam
hierarki kebutuhan manusia menurut AH Maslow (Robbins, 2003 : 209), aktualisasi
diri ditempatkan sebagai kebutuhan tingkat yang tertinggi. Kebutuhan tingkat tinggi
dipenuhi secara internal, dalam arti dalam diri individu yang bersangkutan.
Sedangkan kebutuhan tingkat rendah dipenuhi secara eksternal.
Tingkatan kebutuhan menurut Maslow direpresentasikan dalam bentuk piramida
dengan kebutuhan yang lebih mendasar ada pada bagian paling bawah. Menurut
Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling
rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun
hirarki kebutuhantersebut adalah sebagai berikut :
 Kebutuhan fisiologis atau dasar merupakan kebutuhan yang bersifat
primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari
organism manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang dan papan,
kesehatan fisik,kebutuhan seks dan sebagainya.
 Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan,seperti terjamin
keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang,
kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil dan sebagainya.
 Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi, diperhitungkan sebagai pribadi,
diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, kerjasama.
 Kebutuhan akan penghargaan, termasuk kebutuhan dihargai karena
prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat dan sebagainya.
 Kebutuhan untuk aktualisasi diri, antara lain kebutuhan mempertinggi
potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara maksimum,
kreativitas, dan ekspresi diri.
II. Aspek-aspek aktualisasi diri
Vallet (dalam Hanifah, 2005) berpendapat bahwa aspek-aspek proses
perkembangan seseorang untuk mewujudkan aktualisasi dirinya, antara lain:
 Memahami kebutuhan dasar yang manusiawi, yaitu bagaimana individu
memahami kebutuhan-kebutuhannya yang paling mendasar.
 Mengungkapkan perasaan yang manusiawi, yaitu ungkapan-ungkapan
individu tentang apa yang dirasakannya.
 Kesadaran dan kontrol diri, bagaimana individu mampu menyadari dan
mengontrol setiap tindakannya sehingga sesuai dengan harapan-
harapannya.
 Menjadi sadar akan nilai-nilai manusiawi, kemampuan individu untuk bisa
menerima nilai-nilai yang berlaku di sekelilingnya, seperti bekerja sama
dengan orang lain.
 Mengembangkan kedewasaan sosial dan individu, kemampuan individu
untuk dapat mempertimbangkan segala tindakan yang dilakukan serta
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.

III. Faktor-faktor aktualisasi diri


Anari (dalam Hanifah, 2005) menyebutkan bahwa factor-faktor yang
mempengaruhi aktualisasi diri adalah:
 Kreativitas, merupakan sikap yang diharapkan ada pada orang yang
beraktualisasi diri. Kreativitas bagi mereka adalah suatu sikap. Individu ini
asli, inventif dan inovatif meski tidak harus menghasilkan sesuatu.
 Kepribadian, yaitu organisasi yang dinamis dalam diri individu yang
terdiri dari sistem-sistem psiko-fisik yang menentukan cara penyesuaian
diri yang unik (khusus) dari individu terhadap lingkungan.
 Transendensi, yaitu lebih tinggi, unggul, agung, melampaui superlatif arti
yang lain tidak tergantung dan tersendiri. Individu yang beraktualisasi diri
akan berusaha menjadi yang terbaik.
 Demokratis, orang yang beraktualisasi diri bertingkah laku lebih dalam
daripada toleransi. Meski individu menyadari bahwa perbedaan-perbedaan
dengan orang lain, tetapi individu dapat menerima semua orang tanpa
memperhatikan tingkat pendidikan dan kelas sosial. Individu siap
mendengarkan dan belajar pada siapa saja yang dapat mengajarkan itu
pada dirinya.
 Hubungan sosial, yaitu individu akan lebih menghargai keberadaan orang
lain dalam lingkungannya.
TIKA DESYTAMA PUTRI. 19/6/19 7.20 JURNAL KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA
PENYANDANG TUNANETRA YANG BERSEKOLAH DI SEKOLAH UMUM DITINJAU DARI KEMATANGAN
EMOSI DAN SELF DISCLOSURE. http://eprints.ums.ac.id/16788/8/NASKAH_PUBLIKASI.pdf (2007)

Lenny Setyowati B 19/6/19 08.07 JURNAL AKTUALISASI DIRI GENERASI Y DI


INSTAGRAM.https://ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/view/17053/12309

Anda mungkin juga menyukai