Anda di halaman 1dari 5

TEORI EKSITOSIN

KELOMPOK 3 :
1. Hani Nurcahyati (1915201002)
2. Dita Muti Hermawan (1915201003)
3. Diyo Alce (1915201004)
4. Julia Hamerinda (1915201010)
5. Siti Nurhalimah (1915201032)
6. Annisa Wida Maharani (1915201045)
TEORI 0KSITOSIN
Oksitosin (bahasa Yunani: (ŏk'sĭ-tō'sĭn), kelahiran cepat) (bahasa Inggris: oxytocin, OT, pitocin, syntocinon) adalah
hormon pada manusia yang berfungsi untuk merangsang kontraksi yang kuat pada dinding rahim/uterus sehingga
mempermudah dalam membantu proses kelahiran. Selain itu, Hormon ini juga berfungsi untuk mensekresi air susu
dengan merangsang kontraksi duktus laktiferus kelenjar mammae (payudara) pada ibu menyusui. Namun, Produksi air
susu tersebut di atur oleh hormon Prolaktin

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior (bagian belakang hipofisis). Perubahan keseimbangan
estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitifitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks.
Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga
persalinan dapat dimulai.

Pengertian Oksitosin
Oksitosin adalah obat yang di gunakan untuk menstimulasi kontraksi uterus mengaugmentasi persalinan, mempercepat
kelahiran janin, dan pada kala tiga mempercepat kelahiran plasenta dan menghentikan hemoragi pascapartum.
Farmakodinamika
Bentuk sintetik hormon oksitosin. Obat ini memiliki efek stimulasi pada otot polos uterus, terutama di akhir kehamilan,
selama persalinan dan pasca persalinan serta pada puerperium ketika reseptor di miometrium meningkat.
Indikator
a. Antepartum
Oxytocin akan meningkatkan kontraksi uterus, agar proses persalinan dapat berjalan lebih cepat untuk
kepentingan ibu dan fetus. Dapat digunakan untuk induksi persalinan, stimulasi atau memperkuat kontraksi
persalinan, terapi tambahan pada abortus inkomplit, ataupun abortus yang terjadi pada trimester II.
b. postpartum
Oxytocin dapat membantu menghasilkan kontraksi uterus pada kala III persalinan, sehingga dapat mengontrol
perdarahan postpatum.
Efek samping ;
Pada ibu dapat mengakibatkan reaksi anafilaktik, hemoragik postpartum, aritmia, afibrinogenemia, nausea,
vomiting, kontraksi ventricular prematur, hematoma pelvic, intoksikasi air, kontraksi tetanik dan rupture uteri
Pada janin dapat menyebabkan bradikardi, kontraksi ventrikel premature, kerusakan permanent susunan saraf
pusat, kematian fetus, perdarahan retina, rendahnya nilai apgar score pada menit ke-5 dan dapat juga
mengakibatkan ikterik neonatorum.
Dosis dan cara pemberian ;
Untuk induksi atau stimulasi persalinan : diberikan infuse intravena per drip dengan dosis 1 ml (10 unit)
dalam 1000 ml cairan steril. Dosis awal harus di ukur berkisar 1- 4 MU/menit, dosis dapat dinaikan
bertahap 1- 2 MU/menit, dalam interval minimal 20 menit, sampai pola kontraksi yang diinginkan (mirip
dengan kontraksi pada persalinan normal) tercapai. Hal yang harus diperhatikan adalah kestabilan tetesan
infuse dan monitoring yang kuat, frekuensi dan durasi kontraksi serta detak jantung janin. Jika kontraksi
menjadi terlalu kuat, infuse dapat dihentikan secara mendadak sehingga stimulasinya pada otot uterus akan
berkurang.

Anda mungkin juga menyukai