Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

OKSIGENASI
“Dibuat untuk memenuhi tugas pengganti kehadiran matakuliah keperawatan dasar I dengan
dosen pembimbing Iwan Wahyudi S.Kep,ners, M.Kep

Disusun Oleh :
Muhammad Taufik Kusnadi
KHGC18035

STIKES KARSA HUSDA GARUT


PRODI S1 KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam “Konsep Oksigen” dalam
mata kuliah Keperawatan dasar.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang di butuhkan oleh manusia dalam
mempertahanankan keseimbangan fisiologi maupun psikologi. Salah satunya adalah kebutuhan
oksigen. Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini
diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas. (Wartonah Tarwanto, 2006)

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh,
oksigen berperan penting dalam proses metabolisme sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa
menyebabkan hal yangat berarti bagi tubuh, salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai
upaya perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi
dengan baik.

Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan tugas perawat tersendiri,


oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada
klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan
tesebut. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat
vital bagi tubuh.

Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara
fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen
akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen.
Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang
menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti
adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini, individu merasakan pentingnya
oksigen.

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah kami adalah sebagai berikut :

1. Sistem tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi?

2. Bagaimana terjadinya proses oksigenasi?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi?

4. Fungsi oksigen?

5. Bagaimana komposisi atmosfer?


6. Tanda-tanda kekurangan oksigen?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi

2. Mengetahui terjadinya proses oksigenasi

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi

4. Mengetahui fungsi oksigen

5. Mengetahui bagaimana komposisi atmosfer

6. Mengetahui tanda-tanda kekurangan oksigen


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian oksigen

Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2). Sistem pernapasan berperan
dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi sistem terdiri atas saluran pernapasan bagian atas, dan
saluran pernapasan bagian bawah.

B. Fungsi oksigen antara lain :

 membantu regenerasi sel-sel tubuh dan otak

 meningkatkan kinerja otak

 membuat tubuh dan pikiran rileks

 membebaskan otot dari ketegangan

Kita juga memerlukan oksigen dalam proses pembakaran energi yang berfungsi untuk
membuang sampah dan racun dalam tubuh.

C. Apa akibat kekurangan oksigen.

Oksigen sangat penting untuk kelangsungan hidup kita. Tanpa oksigen, kita takkan pernah
ada seperti sekarang ini. Bagaimanakah tubuh bereaksi terhadap tingkat oksigen yang rendah?
Inilah yang akan kita pelajari dalam artikel berikut.

Oksigen diangkut ke bagian tubuh dengan bantuan darah. Apakah yang dapat terjadi ketika
terjadi penurunan kadar oksigen darah dalam tubuh? Kondisi menurunnya kadar oksigen dalam
darah dikenal dengan hipoksemia. Dalam alinea berkut ini kita akan lebih memahami dampak
kurangnya kadar oksigen dalam darah.

D. Penyebab kurangnya oksigen

Berikut adalah beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan kekurangan oksigen dalam
darah:

 Saluran napas yang tersumbat.

 Asupan obat yang dapat menyebabkan depresi dan mengganggu pernafasan normal.
 Penyakit tertentu seperti pneumonia, emfisema, dan sejenisnya.

 Penyakit anemia.

 Berada di dataran tinggi di mana jumlah oksigen yang tersedia berkurang.

 Aktivitas berat

 Edema paru, emboli, atau fibrosis.

 Stres berlebihan

 Penyakit paru-paru.

 Sleep apnea.

 Dampak buruk kekurangan oksigen dalam darah

Apakah sebenarnya dampak buruk dari kekurangan oksigen dalam darah pada kesehatan
seseorang secara keseluruhan? Berikut ini adalah daftar rinciannya

1. Rasa lelah

Ini adalah dampak yang pertama kali akan akan dirasakan, ketika pasokan oksigen dalam
darah berkurang. Karena oksigen tidak mencapai semua bagian tubuh sesuai yang dibutuhkan,
maka fungsi tubuh akan terpengaruh dan karena itu akan ada sedikit energi untuk melakukan
pekerjaan. Akibatnya, akan timbul rasa lelah yang akan disertai dengan ketidakmampuan untuk
bekerja secara maksimal.

2. Kesulitan dalam bernafas

Sesak nafas akan mempengaruhi fungsi normal dari sistem tubuh manusia. Karena semua
kegiatan tergantung pada pernafasan, maka akan ada penurunan efisiensi dari individu.
Akibatnya akan langsung terlihat mulai dari tingkat energi yang turun.

3. Nyeri otot

Ketika kadar oksigen berkurang dalam darah, hal ini mempengaruhi fungsi otot. Dampaknya
dapat terasa mulai dari nyeri pada otot atau kejang yang terasa di persendian.

4. Gangguan mata

Dampak buruk kekurangan kadar oksigen dalam darah dapat menyebabkan gangguan pada
penglihatan. Kualitas atau ketajaman akan berkurang.
5. Sianosis

Sianosis adalah ketika kulit terdapat semburat kebiruan. Hal ini disebabkan sebagai akibat
langsung dari kurangnya kadar oksigen dalam darah. Selain tampak pucat dan sakit-sakitan, akan
terdapat resiko bagi kesehatan juga.

6. Serangan jantung

Ketika oksigen tidak dapat diangkut dari paru-paru ke bagian lain dari tubuh melalui darah,
maka akan ada tekanan ekstra pada jantung. Tekanan berlebih ini dapat membuat serangan
jantung.

Dampak buruk kekurangan oksigen dalam darah dapat menyebabkan beberapa komplikasi
kesehatan yang serius. Oleh karena itu, tindakan pencegahan yang tepat harus dilakukan dan
metode pengobatan perlu dijalankan tanpa menunggu lama.

E. Organ-organ sistem pernapasan manusia meliputi :

a. Rongga hidung

Udara memasuki tubuhmu melalui dua lubang hidung yang terbuka. Rambut-rambut di
dalam rongga hidung menangkap debu yang terdapat di udara. Lubang hidungmu berhubungan
dengan rongga hidung. Rongga hidung merupakan tempat di mana udara dilembabkan dan
dihangatkan. Kelenjar mukus menghasilkan lapisan lendir. Lapisan tersebut menangkap debu dan
serbuk halus yang lain.

Proses ini membantu menyaring udara yang kamu hirup. Pada dinding rongga hidung juga
terdapat struktur seperti rambut kecil yang disebut silia yang menggerakkan mukus dan
menangkap benda-benda yang menuju ke belakang kerongkongan.

b. Faring

Dari rongga hidung udara yang hangat dan lembab selanjutnya masuk ke faring. Faring
adalah suatu saluran yang menyerupai tabung sebagai persimpangan tempat lewatnya makanan
dan udara. Faring terletak di antara rongga hidung dan kerongkongan. Pada bagian ujung bawah
faring terdapat katup yang disebut epiglotis.

Epiglotis merupakan katup yang mengatur agar makanan dari mulut masuk ke kerongkongan,
tidak ke tenggorokan. Pada saat menelan, epiglotis menutup laring. Dengan cara ini, makanan
atau cairan tidak bisa masuk ke tenggorokan.

c. Laring
Antara faring dan tenggorokan terdapat struktur yang disebut laring. Laring merupakan
tempat melekatnya pita suara. Pada saat kamu berbicara, pita suara akan mengencang atau
mengendor. Suara dihasilkan apabila udara bergerak melewati pita suara dan menyebabkan
terjadinya getaran. Pita suara pada laki-laki lebih panjang dibanding pita suara perempuan.

d. Trakhea

Panjang tenggorokan mempunyai panjang sekitar 12 cm. Tenggorokan tersusun dari cincin
tulang rawan berbentuk C. Susunan tulang tersebut menjaga supaya dinding tenggorokan tetap
terbuka dan tidak saling berlekatan. Pada dinding dalam tenggorokan terdapat lapisan lendir dan
silia untuk menangkap debu.

e. Bronkus

Pada ujung bawah tenggorokan terdapat dua percabangan yang disebut bronkus yang
membawa udara menuju ke paru-paru.

f. Paru-paru

Paru-paru menempati sebagian besar ruangan rongga dada. Di dalam paru-paru bronkus
bercabang-cabang membentuk saluran yang semakin kecil ukurannya. Saluran yang terkecil
disebut bronkiolus. Pada setiap bronkiolus terdapat segerombol kantung kecil seperti anggur ,
berdinding tipis yang disebut alveolus.

Pertukaran gas oksigen dan karbondioksida terjadi di antara alveolus dengan kapiler darah.
Oksigen diikat oleh hemoglobin dan diedarkan ke seluruh tubuh. Seiring dengan kejadian
tersebut, gas karbondioksida dikembalikan oleh sel-sel tubuh melalui kapiler darah.
Karbondioksida akan meninggalkan tubuhmu pada saat mengeluarkan napas.

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi

a. Saraf Otonom

Pada rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat mempengaruhi
kemampuan untuk dilartasi dan kontriksi. Hal ini dapat terlihat ketika terjadi rangsangan baik
oleh simpatis maupun parasimpatisketika terdjadi rangsangan.

Ujung saraf dapat mengeluarkan neurotransmitter (simpatis mengeluarkan noradrenalin yang


berpengaruh pada bronkodilatasi, Parasimpatis mengeluarkan esetilkolin yang berpengaruh pada
bronkokonstirksi) karena pada saluran pernapasan terdapat reseptor adrenergic dan reseptor
kolinergik.
b. Hormonal dan Obat

Semua hormon termasuk devirat katekolamin dapat melebarkan saluran pernapasan. Obat
yang tergolong parasimpatis dapat melebarkan saluran napas, seperti sulfas atropine, ekstrak
Belladona dan obat yang menghambat adrenergic tipe beta (khususnya beta-2) dapat
mempersempit saluran napas (bronkokontriksi) seperti obat yang tergolong beta bloker
nonselektif.

c. Alergi pada saluran napas

Banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi antara lain debu, bulu binatang, serbuk
benang sari bunga, kapuk, makanan dan lain-lain.

d. Faktor perkembangan

Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi karena usia
organ di dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan anak.

e. Faktor lingkungan

Kondisi lingkungan yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor alergi,
ketinggian dan suhu. Kondisi-kondisi tersebut memengaruhi kemampuan adaptasi.

f. Faktor perilaku

Perilaku yang di maksud diantaranya adalah perilaku dalam mengkonsumsi makanan (status
nutrisi), seperti orang obesitas dapat mempengaruhi dalam proses pengembangan paru, kemudian
perilaku aktivitas, seperti perilaku merokok dapat menyebabkan proses penyempitan pada
pembuluh darah dan lain-lain.

 Gangguan / Masalah Kebutuhan Oksigenasi

 Hipoksia

Tidak kuatnya pemenuhuan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang didinspirasi atau
meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya
hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok,
berkurannya konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung.
Tanda tanda Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan konsentrasi,
nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak nafas.

 Perubahan pola pernapasan

 Takipnea

Takipnea adalah frekuensi pernapasan teratur namun cepat secara tidak merata (> 24/ menit)

 Branipnea

Adalah frekuensi pernapasan teratur namun lambat secara tiak normal ( kurang dari 12
/menit)

 Hiperventilasi

Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernafasan
lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena kecemasan, infeksi, keracunan
obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti osidosis metabolik Tanda-tanda hiperventilasi
adalah takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.

 Kussmaul

Adalah pernapasan cepat secara tidak normal dan frekuensi meningkat, misal dalam keadaan
asidosis metabolic.

 Hipoventilasi

Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau
untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaaan atelektasis (Kolaps
Paru). Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan
kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.

 Dispnea

Merupakan perasaan sesak dan berat saat bernafas.

 Ortopnea
Merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan pola ini sering di
temukan pada seseorang yang mengalami kongestik paru.

 Cheyne stokes

Merupakan frekuensi dan kedalaman pernapasan tidak teratur, di tandai dengan periode
apnea dan hiperventilasi yang berubah-ubah.

 Pernapasan paradoksial

Merupakan pernapasan dimana dinding paru-paru bergerak berlawanan arah dari keadaan
normal.

 Biot

Merupakan pernapasan dangkal secara tidak normal untuk dua atau tiga napas di ikuti
periode apnea yang tidak teratur.

 Stridor

Merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran pertanyaan.

 Obstruksi jalan napas

Merupakan gangguan yang menimbulkan penyumbatan pada saluran pernapasan.

 Pertukaran gas

Merupakan proses pengambilan gas oksigen dari lingkungan dan pengeluaran karbon
dioksida dari dalam tubuh makhluk hidup. Bernafas merupakan salah satu ciri utama makhluk
hidup. Proses pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida berlangsung secara difusi. Oksigen
akan menuju semua sel dalam semua jaringan melalui alat-alat pernafasan.

G. KOMPOSISI ATMOSFER BUMI

Atmosfer mengandung campuran gas-gas yang lebih dikenal dengan nama udara dan
menutupi seluruh permukaan bumi. Campuran gas-gas ini menyatakan komposisi dari atmosfer
bumi. Bagian bawah dari atmosfer bumi dibatasi oleh daratan, samudera, sungai, danau, es, dan
permukaan salju.

Gas pembentuk atmosfer disebut udara. Udara adalah campuran berbagai unsur dan senyawa
kimia sehingga udara menjadi beragam. Keberagaman terjadi biasanya karena kandungan uap air
dan susunan masing-masing bagian dari sisa udara (disebut udara kering). Atmosfer Bumi terdiri
atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.93%), dan gas lainnya.

Nitrogen bereaksi lambat, tetapi merupakan bagian penting dari kehidupan sehingga
keseimbangan nitrogen di udara, di laut dan di dalam bumi sangat dipengaruhi oleh makhluk
hidup.

Karbondioksida yang berlimpah dari sinar matahari membuat karbohidrat dengan hasil
sampingan oksigen (fotosintesis). Oksigen terakumulasi di udara kemudian berkembang
makhluk yang membutuhkan oksigen. Gas nitrogen merupakan gas yang paling banyak terdapat
dalam lapisan udara atau atmosfer bumi. Salah satu sumbernya yaitu berasal dari pembakaran
sisa-sisa pertanian dan akibat letusan gunung api.

Gas lain yang cukup banyak dalam lapisan udara atau atmosfer adalah oksigen. Oksigen
antara lain berasal dari hasil proses fotosintesis pada tumbuhan yang berdaun hijau. Dalam
proses fotosintesis, tumbuhan menyerap gas karbondioksida dari udara dan mengeluarkan
oksigen. Gas karbondioksida secara alami besaral dari pernapasan mahkluk hidup, yaitu hewan
dan manusia. Serta secara buatan gas karbondioksida berasal dari asap pembakaran industri, asap
kendaraan bermotor, kebakaran hutan, dan lain-lain.

Selain keempat gas tersebut di atas ada beberapa gas lain yang terdapat di dalam atmosfer,
yaitu di antaranya ozon. Walaupun ozon ini jumlahnya sangat sedikit namun sangat berguna bagi
kehidupan di bumi, karena ozon yang dapat menyerap sinar ultra violet yang dipancarkan sinar
matahari sehingga jumlahnya sudah sangat berkurang ketika sampai di permukaan bumi.

Apabila radiasi ultra violet ini tidak terserap oleh ozon, maka akan menimbulkan malapetaka
bagi kehidupan mahkluk hidup yang ada di bumi. Radiasi ini di antaranya dapat membakar kulit
mahkluk hidup, memecahkan kulit pembuluh darah, dan menimbulkan penyakit kanker kulit.

Selain unsur pembentuk yang berupa gas, udara juga mengandung partikel padat dan cair,
yang begitu kecilnya sehingga gerakan udara dapat mengimbangi kecenderungan partikel
tersebut jatuh ke tanah. Partikel itu dapat berasal dari debu yang terangkat oleh angin, partikel
garam laut, ataupun hasil pembakaran dan pengolahan dalam industri.

Berdasarkan pengalaman sehari-hari kita mengetahui bahwa suhu udara berubah-ubah dari
waktu ke waktu; pagi yang sejuk diikuti oleh sore hari yang panas, dan musim dingin yang
dingin diikuti musim panas yang panas dalam suatu daur yang tetap. Suhu menjadi beragam dari
tempat ke tempat pada waktu yang sama. Pada wilayah yang lintang rendah lebih panas daripada
wilayah pada lintang yang lebih tinggi dan daerah yang rendah lebih panas daripada pegunungan
tinggi.

Bumi secara keseluruhan selama setahun penuh, suhu rata-rata di dekat tanah pada muka laut
(suhu permukaan) adalah 15°C (288°K, 59°F). Rata-rata keseluruhan sepanjang tahun turun
menurut ketinggian. Namun, kira-kira di atas 12 km (40.000 kaki) penurunan suhu berhenti.

Lapisan atmosfer dengan suhu yang rata-rata berkurang menurut kentinggian, disebut
troposfer, lapisan diatasnya denagn suhu tetap atau meningkat disebut stratosfer. Pada permukaan
diantara troposfer dan stratosfer (kadang-kadang berupa lapisan peralihan) disebut tropopause.
Daerah dimana cuaca terjadi adalah bagian terbawah atmosfer, yang disebut troposfer (daerah
inilah yang menjadi perhatian bagi para ahli meteorologi).

Troposfer memiliki sifat penting, yaitu bahwa secara umum temperatur berkurang terhadap
ketinggian. Diatas troposfer adalah stratosfer yang dicirikan oleh bertambahnya temperatur
terhadap ketinggian. Diskontinuitas yang membedakan troposfer dengan stratosfer adalah lapisan
tropopause.

Pada troposfer campuran gas-gas terdiri dari 78% nitrogen dan 21% oksigen (prosen dalam
volume). Sisanya sebesar 1% adalah campuran gas yang terdiri dari argon, karbondioksida, dan
gas-gas lainnya. Campuran gas-gas tanpa uap-air disebut sebagai udara kering, dan campuran
gas-gas tanpa terkecuali disebut sebagai udara lembab.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya,
dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Sistem pernapasan berperan dalam pemenuhan
kebutuhan oksigenasi terdiri atas saluran pernapasan bagian atas yaitu, hidung, faring, laring,
epiglottis. Dan saluran pernapasan bagian bawah yaitu, trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-
paru yang merupakan organ utama dalam sistem pernapasan.

Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan yaitu, ventilasi, difusi
dan transpor. Dimana tahapan-tahapan itu mempunyai prosedur-prosedur tersendiri dalam
mempraktekkanya. Selain itu, ada juga cara untuk dapat mengatasi masalah kebutuhan
oksigenasi yaitu dengan latihan napas, latihan batuk efektif, pemberian oksigen, dan fisioterapi
dada.

B. Saran

Semoga, apa yang kita pelajari dalam makalah ini dapat kita pelajari dengan sungguh-
sungguh, dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah makalah tentang kebutuhan dasar
oksigenasi ini kami buat, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua baik kami yang
membuat maupun anda yang membaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca ,kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB IV
PENUTUP

A. Daftar Pustaka

Achmad, Hiskia. 1992. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung:PT. Citra Aditya Bakti

Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jilid 1. Edisi 5. Jakarta:Binarupa
Aksara

Farida, Ida. 2009. Modul Perkulihan Kimia Anorganik I. Bandung

Kleinfelter, Keenan. 1980. Kimia Untuk Universitas. Jilid 1. Edisi 6. Jakarta:Erlangga

Oksigen, (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen, diakses 28 Oktober 2011)

Anda mungkin juga menyukai