Anda di halaman 1dari 7

UNIT 11

Pencegahan dan Penanganan Kekurangan


Vitamin, Anemia, Cacingan, KKP

 100 Menit

A. P E NG A NT AR

Diet berisikan berbagai macam makanan. Berbagai makanan yang mengandung berbagai
nutrien dengan berbagai jumlah. Kandungan nutrien dalam setiap makanan harus kita ketahui agar
setiap kelainan defisiensi dapat diperkirakan sebelumnya dan dikoreksi. Capaian pembelajaranini
akan dicapai melalui pendekatan Student Centre Learning dengan metode pembelajaran, kuliah,
penugasan, diskusi dan seminar. Bahan diskusi dapat diperoleh dari buku sumber yang telah
direkomendasikan oleh masing-masing dosen maupun referensi lain yang relevan.

TUJUAN

TUJUAN PEMBELAJARAN
Adapun kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu
menjelaskan tentang pencegahan dan penanganan kekurangan zat gizi meliputi:
1. Mampu menjelaskan pencegahan dan penanganan kekurangan vitamin
2. Mampu menjelaskan pencegahan dan penanganan anemia
3. Mampu menjelaskan pencegahan dan penanganan cacingan
4. Mampu menjelaskan pencegahan dan penanganan KKP

B. B AH AN B AC AAN

Gizi yang baik sangat penting untuk kesehatan kita. Makanan yang kurang memadai gizinya
akan menyebabkan penyakit defisiensi gizi. Diet modern yang meniru masyarakat Barat meningkatkan
insidensi beberapa penyakit.
A. Pencegahan dan Penananganan Kekurangan Vitamin
a. Kekurangan vitamin A
1. Akibat defisiensi kekurangan vitamin A
 Buta senja
Tanda pertama defisiensi vitamin A adalah gangguan kemampuan mata untuk
adaptasi dalam cahaya yang remng-remang. Keadaan ini dikenal sebagai buta
senja yaitu adaptasi gelap yang buruk.
 Kelainan membran mukosa
Defisiensi vitamin A yang lebih serius mengakibatkan kelainan pada membran
mukosa yang menjadi kering dan mengeras atau mengalami keratinisasi.
Penumpukan sel-sel mati akan menyebabkan infeksi setempat misalnya pada
saluran pernafasan.
 Xeroptalmia
Pada defisiensi vitamin A yang berat terutama di antara anak-anak dapat terjadi
kelainan pada mata. Konjungtiva mata mula-mula mengalami keratinisasi sehingga
menimbulkan xeroptalmia atau mata kering dan pelunakan kornea (keratomalasia),
dapat tmbul serta mengakibatkan infeksi, ulserasi dan kebutaan yang permanen.
2. Pencegahan dan penanganan terhadap kekurangan vitamin A
 Penyuluhan gizi
 Penambahan vitamin A ke dalam margarin atau bumbu masak
 Pemberian tablet vitamin A dosis tinggi kepada balita dan anak pra sekolah di pos
penimbangan dan posyandu
 Pemberian susu diantara anak-anak sekolah secara rutin
b. Kekurangan vitamin D
1. Akibat defisiensi vitamin D
 Ricketsia (rachitis)
Pada ricketsia terjadi gangguan kalsifikasi skeleton. Tulang tidak dapat tumbuh
serta tetap lunak dan berat badan anak serta tarikan otot akan menimbulkan cacar
seperti tungkai yang melengkung (bow leg), penyempitan rongga panggul,
kurvatura tulang belakang dan tonjolan sternum yang abnormalyang dikenal
dengan istilah pigeon chest (dada burung merpati). Pertumbuhan gigi juga dapat
terlambat.
 Osteomalasia
Osteomalasia dapat terjadi sebagai komplikasi kehamilan, kalau terdapat
peningkatan kebutuhan vitamin D untuk memenuhi kecukupan vitamin D pada
ibu dan janinnya. Jika kecukupan ini tidak terpenuhi, skeleton ibu akan
mengalami demineralisasi. Deformitas tulang serta fraktur dapat terjadi dan cacat
pada panggul menyebabkan persalinan normal tidak mungkin terlaksana
2. Pencegahan dan penanganan kekurangan vitamin D
 Penyuluhan gizi
 Pemberian vitamin kepada bayi dan ibu hamil serta menyusui
 Penambahan vitamin D ke dalam margarin, susu bubuk, dan makanan sereal
untuk bayi
c. Kekurangan vitamin K
1. Akibat defisiensi kekurangan vitamin K
 Pada bayi baru lahir terjadi penurunan faktor-faktor pembekuan darah
2. Pencegahan dan penanganan kekurangan vitamin K
 Pemberian vitamin K
d. Kekurangan vitamin B1 (Thiamin)
1. Akibat defisiensi vitamin B1
 Beri-beri
Pada defisiensi ini terjadi gangguan saraf perifer yang mengakibatkan suatu
keadaan yang dinamakan polineuritis. Bagian yang terkena terutama pada tungkai
dan kaki, dengan gejala nyeri, kelemahan, degenarasi otot dan ketidakmmapuan
untuk mengadakan gerakan yang terkoordinasi. Keadaan ini dikenal beri-beri
kering. Pada sebagian kasus terjadi penimbunan cairan di dalam jaringan (edema)
dan pembengkakan yang ditimbulkan menutupi gejala pelisutan otot. Fungsi
jantung dapat terganggu dan kematian terjadi dan kematian terjadi akibat
kegagalan jantung. Penyakit ini dikenal beri-beri basah.
2. Pencegahan dan penanganan defisiensi vitamin B1
 Pemberian diet yang mengandung semua nutrien esensial dalam jumlah yang
memadai, dengan suplemen vitamin B kompleks, khususnya vitamin B1.
e. Kekurangan vitamin B2 (Riboflavin)
1. Akibat defiensi riboflavin akan tampak pada kulit khususnya kulit muka dan mata.
Gejalanya meliputi inflamasi pada lidah, bibir, erupsi kulit seperti malam di sekitar
hidung, bibir, dan lesi retak-retak pada sudut mulut. Kornea mata mengalami infiltrasi
pembuluh darah kecil-kecil sehingga menimbulkan gambaran kemerahan, dan mata
terasa nyeri serta peka terhadap sinar.
2. Pencegahan dan penanganan defisiensi vitamin B2
 Pemberian diet yang mengandung semua nutrien esensial dalam jumlah yang
memadai, dengan suplemen vitamin B kompleks, khususnya vitamin B2.
f. Kekurangan vitamin B12
1. Defisiensi vitamin B12 biasanya terjadi karena kekurangan faktor intrinsik yang
diperlukan untuk penyerapannya. Keadaan ini terlihat pada orang-orang yang sekresi
lambungnya terganggu, atau yang mengalami gastrektomi total.
2. Pencegahan dan penanganan defisiensi vitamin B12
 Pemberian diet yang mengandung semua nutrien esensial dalam jumlah yang
memadai, dengan suplemen vitamin B12.
g. Kekurangan vitamin C (asam askorbat)
1. Defisiensi asam askorbat menimbulkan perasaan lemah, instabilitas, penurunan
resistensi terhadap infeksi dan rasa nyeri pada tungkai serta persendian. Keadaan ini di
tandai dengan bercak-bercak perdarahan. Defisiensi asam askorbat biasanya disertai
pembengkakan, perdarahan dan inflamasi gingiva.
2. Pencegahan dan penanganan defisiensi vitamin B12
 Pemberian diet yang mengandung semua nutrien esensial dalam jumlah yang
memadai, dengan suplemen vitamin B12.

B. Pencegahan dan Penanganan Anemia


Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi zat besi, asam folat, dan vitamin B12 yang kesemuanya
berakar pada asupan yang tidak adekuat, ketersediaan hayati rendah dan kecacingan yang masih
tinggi. Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel
darah merah dibawah nilai normal.
Tanda dan gejala defisiensi besi biasanya tidak khas dan sering tidak jelas seperti pucat, mudah
lelah, berdebar, takikardia, dan sesak nafas. Kepucatan bisa diperiksa pada telapak tangan, kuku,
dan konjungtiva palpebra.
Asupan zat besi harian diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang melalui tinja, air
kencing dan kulit. Kebutuhan zat besi selama kehamilan meningkat, selama trimester I relatif
sedikit yaitu 0,8 mg sehari dan meningkat pada trimester II dan III yaitu 6,3 mg sehari.
Ada empat pendekatan dasar pencegahan anemia defisiensi zat besi yaitu:
 Pemberian tablet atau suntikan zat besi
 Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi melalui
makanan
 Pengawasan penyakit infeksi
 Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi
Jika penyebab anemia sudah ditemukan dan tempat perdarahan berlangsung sudah berhasil di
eliminasi, pengobatan diarahkan untuk mengganti defisit dengan garam besi organik.
C. Pencegahan dan Penanganan Cacingan
Cacingan merupakan salah satu masalah utama kesehatan anak di Indonesia. Sanitasi yang
buruk dan masih kurangnya kesadaran pola hidup bersih merupakan penyebab utama tingginya
jumlah penderita cacingan. Seseorang dikatakan menderita cacingan apabila di dalam tubuhnya
terdapat cacing . cacing di dalam perut ini bisa keluar dari mulut, hidung, atau saat buang air besar
. dan jika dilakukan pemeriksaan pada tinjanya terdapat telur cacing.
Tanda dan gejala umum penyakit cacingan adalah:
a. Lesu, cepat lelah akibat kurang darah (anemia)
b. Batuk tidak sembuh-sembuh
c. Nyeri pada perut
d. Perut buncit
e. Rambut seperti rambut jagung
f. Pertumbuhan terganggu
g. Biasanya anak lebih pendek, sering sakit karena imun rendah
Pencegahan terhindar dari penyakit cacingan adalah:
1. Menggunakan sumber air yang bersih
2. Menyimpan air bersih di tempat bersih dan tertutup
3. Memasak air sampai mendidih
4. Mencuci sayuran yang akan dimakan mentah
5. Hindari anak bermain di tanah
6. Selalu menggunakan alas kaki jika keluar rumah
7. Membersihkan dan memotong kuku secara teratur
8. Jangan biasakan menggigit kuku dan memasukkan tangan ke dalam mulut
9. Minum obat cacing secara rutin tiap 6 bulan sekali
Perawatan dan pengobatan penyakit cacingan adalah:
1. Minum obat cacing dan vitamin sesuai dosis
2. Mengkonsumsi makanan yang bergizi
3. Terapkan PHBS

D. Pencegahan dan Penanganan KKP


KKP merupakan penyakit yang diakibatkan kekurangan energi dan protein. KKP juga dapat
diartikan sebagai keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam
makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG).
Klasifikasi kekurangan kalori protein (KKP) adalah:
a. Kwashiorkor
Kwashiorkor merupakan penyakit penyakit yang diperoleh anak pertama bila anak kedua
sedang ditunggu kelahirannya. Penyebab terjadinya adalah inadekuatnya intake yang
berlangsung kronis.
b. Marasmus
Marasmus merupakan bentuk malnutrisi kalori protein akibat kekurangan kalori yang berat dan
kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak di bawah
kulit dan otot
Cara penanggulangan KKP adalah:
1. Tingkat keluarga
a. Ibu membawa balita ke posyandu untuk di timbang
b. Memberi ASI eksklusif
c. Memberi makanan pendukung yang mengandung gizi
2. Tingkat Posyandu
a. Kader melakukan penimbangan pada balita setiap bulan di posyandu
b. Kader memberikan penyuluhan tentang makanan pendukung ASI (MPASI)
c. Kader memberikan pemulihan balita yang berada di garis merah serta pemberian imunisasi
untuk melindungi anak dari penyakit
E. Kesimpulan
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi sesorang. Status gizi baik atau optimal
tterjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien sehingga
memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara
umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan
satu atau lebih zat-zat gizi esensial.

C. TES FORMATIF
1. Jelaskan akibat defisiensi kekurangan vitamin A?
Jawaban:
Akibat defisiensi kekurangan vitamin A adalah
 Buta senja
Tanda pertama defisiensi vitamin A adalah gangguan kemampuan mata untuk adaptasi dalam
cahaya yang remng-remang. Keadaan ini dikenal sebagai buta senja yaitu adaptasi gelap yang
buruk.
 Kelainan membran mukosa
Defisiensi vitamin A yang lebih serius mengakibatkan kelainan pada membran mukosa yang
menjadi kering dan mengeras atau mengalami keratinisasi.
 Xeroptalmia
Pada defisiensi vitamin A yang berat terutama di antara anak-anak dapat terjadi kelainan pada
mata. Konjungtiva mata mula-mula mengalami keratinisasi sehingga menimbulkan
xeroptalmia atau mata kering dan pelunakan kornea (keratomalasia), dapat timbul serta
mengakibatkan infeksi, ulserasi dan kebutaan yang permanen.

2. Sebutkan perawatan dan pengobatan penyakit cacingan?


Jawaban:
Perawatan dan pengobatan penyakit cacingan adalah:
1. Minum obat cacing dan vitamin sesuai dosis
2. Mengkonsumsi makanan yang bergizi
3. Terapkan PHBS
3. Sebutkan pendekatan dasar pencegahan anemia defisiensi zat besi ?
Jawaban:
Pendekatan dasar pencegahan anemia defisiensi zat besi yaitu:
 Pemberian tablet atau suntikan zat besi
 Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi melalui
makanan
 Pengawasan penyakit infeksi
 Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi

DAFTAR PUSTAKA

1. Arisman, (2002). Buku ajar ilmu gizi: gizi dalam daur kehidupan. Palembang: EGC
2. Beck, Mary E, (2000). Ilmu gizi dan diet: hubungannya dengan penyakit-penyakit untuk
perawat dan dokter. Yogyakarta: ANDI

Anda mungkin juga menyukai