100 Menit
A. P E NG A NT AR
Diet berisikan berbagai macam makanan. Berbagai makanan yang mengandung berbagai
nutrien dengan berbagai jumlah. Kandungan nutrien dalam setiap makanan harus kita ketahui agar
setiap kelainan defisiensi dapat diperkirakan sebelumnya dan dikoreksi. Capaian pembelajaranini
akan dicapai melalui pendekatan Student Centre Learning dengan metode pembelajaran, kuliah,
penugasan, diskusi dan seminar. Bahan diskusi dapat diperoleh dari buku sumber yang telah
direkomendasikan oleh masing-masing dosen maupun referensi lain yang relevan.
TUJUAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Adapun kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu
menjelaskan tentang pencegahan dan penanganan kekurangan zat gizi meliputi:
1. Mampu menjelaskan pencegahan dan penanganan kekurangan vitamin
2. Mampu menjelaskan pencegahan dan penanganan anemia
3. Mampu menjelaskan pencegahan dan penanganan cacingan
4. Mampu menjelaskan pencegahan dan penanganan KKP
B. B AH AN B AC AAN
Gizi yang baik sangat penting untuk kesehatan kita. Makanan yang kurang memadai gizinya
akan menyebabkan penyakit defisiensi gizi. Diet modern yang meniru masyarakat Barat meningkatkan
insidensi beberapa penyakit.
A. Pencegahan dan Penananganan Kekurangan Vitamin
a. Kekurangan vitamin A
1. Akibat defisiensi kekurangan vitamin A
Buta senja
Tanda pertama defisiensi vitamin A adalah gangguan kemampuan mata untuk
adaptasi dalam cahaya yang remng-remang. Keadaan ini dikenal sebagai buta
senja yaitu adaptasi gelap yang buruk.
Kelainan membran mukosa
Defisiensi vitamin A yang lebih serius mengakibatkan kelainan pada membran
mukosa yang menjadi kering dan mengeras atau mengalami keratinisasi.
Penumpukan sel-sel mati akan menyebabkan infeksi setempat misalnya pada
saluran pernafasan.
Xeroptalmia
Pada defisiensi vitamin A yang berat terutama di antara anak-anak dapat terjadi
kelainan pada mata. Konjungtiva mata mula-mula mengalami keratinisasi sehingga
menimbulkan xeroptalmia atau mata kering dan pelunakan kornea (keratomalasia),
dapat tmbul serta mengakibatkan infeksi, ulserasi dan kebutaan yang permanen.
2. Pencegahan dan penanganan terhadap kekurangan vitamin A
Penyuluhan gizi
Penambahan vitamin A ke dalam margarin atau bumbu masak
Pemberian tablet vitamin A dosis tinggi kepada balita dan anak pra sekolah di pos
penimbangan dan posyandu
Pemberian susu diantara anak-anak sekolah secara rutin
b. Kekurangan vitamin D
1. Akibat defisiensi vitamin D
Ricketsia (rachitis)
Pada ricketsia terjadi gangguan kalsifikasi skeleton. Tulang tidak dapat tumbuh
serta tetap lunak dan berat badan anak serta tarikan otot akan menimbulkan cacar
seperti tungkai yang melengkung (bow leg), penyempitan rongga panggul,
kurvatura tulang belakang dan tonjolan sternum yang abnormalyang dikenal
dengan istilah pigeon chest (dada burung merpati). Pertumbuhan gigi juga dapat
terlambat.
Osteomalasia
Osteomalasia dapat terjadi sebagai komplikasi kehamilan, kalau terdapat
peningkatan kebutuhan vitamin D untuk memenuhi kecukupan vitamin D pada
ibu dan janinnya. Jika kecukupan ini tidak terpenuhi, skeleton ibu akan
mengalami demineralisasi. Deformitas tulang serta fraktur dapat terjadi dan cacat
pada panggul menyebabkan persalinan normal tidak mungkin terlaksana
2. Pencegahan dan penanganan kekurangan vitamin D
Penyuluhan gizi
Pemberian vitamin kepada bayi dan ibu hamil serta menyusui
Penambahan vitamin D ke dalam margarin, susu bubuk, dan makanan sereal
untuk bayi
c. Kekurangan vitamin K
1. Akibat defisiensi kekurangan vitamin K
Pada bayi baru lahir terjadi penurunan faktor-faktor pembekuan darah
2. Pencegahan dan penanganan kekurangan vitamin K
Pemberian vitamin K
d. Kekurangan vitamin B1 (Thiamin)
1. Akibat defisiensi vitamin B1
Beri-beri
Pada defisiensi ini terjadi gangguan saraf perifer yang mengakibatkan suatu
keadaan yang dinamakan polineuritis. Bagian yang terkena terutama pada tungkai
dan kaki, dengan gejala nyeri, kelemahan, degenarasi otot dan ketidakmmapuan
untuk mengadakan gerakan yang terkoordinasi. Keadaan ini dikenal beri-beri
kering. Pada sebagian kasus terjadi penimbunan cairan di dalam jaringan (edema)
dan pembengkakan yang ditimbulkan menutupi gejala pelisutan otot. Fungsi
jantung dapat terganggu dan kematian terjadi dan kematian terjadi akibat
kegagalan jantung. Penyakit ini dikenal beri-beri basah.
2. Pencegahan dan penanganan defisiensi vitamin B1
Pemberian diet yang mengandung semua nutrien esensial dalam jumlah yang
memadai, dengan suplemen vitamin B kompleks, khususnya vitamin B1.
e. Kekurangan vitamin B2 (Riboflavin)
1. Akibat defiensi riboflavin akan tampak pada kulit khususnya kulit muka dan mata.
Gejalanya meliputi inflamasi pada lidah, bibir, erupsi kulit seperti malam di sekitar
hidung, bibir, dan lesi retak-retak pada sudut mulut. Kornea mata mengalami infiltrasi
pembuluh darah kecil-kecil sehingga menimbulkan gambaran kemerahan, dan mata
terasa nyeri serta peka terhadap sinar.
2. Pencegahan dan penanganan defisiensi vitamin B2
Pemberian diet yang mengandung semua nutrien esensial dalam jumlah yang
memadai, dengan suplemen vitamin B kompleks, khususnya vitamin B2.
f. Kekurangan vitamin B12
1. Defisiensi vitamin B12 biasanya terjadi karena kekurangan faktor intrinsik yang
diperlukan untuk penyerapannya. Keadaan ini terlihat pada orang-orang yang sekresi
lambungnya terganggu, atau yang mengalami gastrektomi total.
2. Pencegahan dan penanganan defisiensi vitamin B12
Pemberian diet yang mengandung semua nutrien esensial dalam jumlah yang
memadai, dengan suplemen vitamin B12.
g. Kekurangan vitamin C (asam askorbat)
1. Defisiensi asam askorbat menimbulkan perasaan lemah, instabilitas, penurunan
resistensi terhadap infeksi dan rasa nyeri pada tungkai serta persendian. Keadaan ini di
tandai dengan bercak-bercak perdarahan. Defisiensi asam askorbat biasanya disertai
pembengkakan, perdarahan dan inflamasi gingiva.
2. Pencegahan dan penanganan defisiensi vitamin B12
Pemberian diet yang mengandung semua nutrien esensial dalam jumlah yang
memadai, dengan suplemen vitamin B12.
C. TES FORMATIF
1. Jelaskan akibat defisiensi kekurangan vitamin A?
Jawaban:
Akibat defisiensi kekurangan vitamin A adalah
Buta senja
Tanda pertama defisiensi vitamin A adalah gangguan kemampuan mata untuk adaptasi dalam
cahaya yang remng-remang. Keadaan ini dikenal sebagai buta senja yaitu adaptasi gelap yang
buruk.
Kelainan membran mukosa
Defisiensi vitamin A yang lebih serius mengakibatkan kelainan pada membran mukosa yang
menjadi kering dan mengeras atau mengalami keratinisasi.
Xeroptalmia
Pada defisiensi vitamin A yang berat terutama di antara anak-anak dapat terjadi kelainan pada
mata. Konjungtiva mata mula-mula mengalami keratinisasi sehingga menimbulkan
xeroptalmia atau mata kering dan pelunakan kornea (keratomalasia), dapat timbul serta
mengakibatkan infeksi, ulserasi dan kebutaan yang permanen.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arisman, (2002). Buku ajar ilmu gizi: gizi dalam daur kehidupan. Palembang: EGC
2. Beck, Mary E, (2000). Ilmu gizi dan diet: hubungannya dengan penyakit-penyakit untuk
perawat dan dokter. Yogyakarta: ANDI