NPM : 2017940029
1. Perusahaan Kodak
Namun, Kodak tak segera mencium potensi pasar tersebut dan tak fokus pada
high-end kamera bagi pasar niche. Para eksekutif juga takut mengorbankan
penjualan film mereka. Selain itu, penyebab kebangkrutan Kodak karena
perusahaan tersebut melewatkan peluang bisnis.
Produk-produk yang dimiliki Chrysler dianggap memiliki kualitas yang buruk dan
tidak hemat dalam bahan bakarnya, sehingga membuat konsumen menjadi
enggan untuk memilih produk dari Chrysler. Pada akhirnya, Chrysler sempat
mendaftarkan diri untuk mendapatkan perlindungan dari kebangkrutan.
Perusahaan Chrysler dinyatakan telah mengalami kerugian sebesar 8 miliar
dollar AS dan penjualannya telah menurun 46% menurut survey pada bulan
Maret tahun 2009 lalu. Chrysler dianggap sulit untuk bangkit lagi, walaupun
mereka telah melakukan usaha untuk mendapatkan perlindungan.
Yahoo yang sudah tidak mampu untuk mengembangkan bisnisnya sendiri dan
sekarang akhirnya diakusisi oleh perusahaan Verizon kurang dari 5 miliar
dollar.
Dahulu Yahoo dikenal sebagai raksasa internet terbesar dan paling lama
dengan menyediakan berbagai fitur dari email, mesin pencari dan lainya
bahkan nilai jualnya mencapi 125 miliar dollar. Menurunnya bisnis Yahoo
sekarang ini disebabkan oleh banyak hal, selain dari persaingan dari
kompetitor, kegagalan Yahoo dalam menjalankan bisnis adalah kunci
utamanya. Sebelum Google dan Facebook berkuasa dan menghancurkan
sebagian besar bisnis Yahoo, sebenarnya Yahoo memiliki kesempatan untuk
membeli Google dan Facebook tapi disia-siakan oleh Yahoo sendiri yang terlalu
percaya diri dengan kemampuannya saat itu.
Pabrik milik General Motor (GM) Indonesia yang memproduksi mobil Chevrolet
Spin di Bekasi akan menghentikan operasinya dan resmi ditutup pada Juni
2015. Penyebabnya, sejak berdiri 2013, perusahaan itu mengalami kerugian
dan tidak mampu bersaing dengan produk sejenis.
GMI akan tetap berada di Indonesia, namun tidak lagi menjual Chevrolet Spin,
melainkan akan fokus pada jenis mobil SUV dan pick up.
Batavia Air memiliki utang hampir mencapai Rp2,5 triliun. Salah satu penyebab
utang yang besar tersebut disebabkan Batavia Air menyewa pesawat Airbus
dari International Lease Finance Corporation (ILFC) untuk angkutan haji.
Namun apa daya, mereka tidak mampu melakukan pembayaran.
Maskapai ini adalah salah satu maskapai penerbangan nasional, yang sangat
ekspansif saat Orde Baru. Namun, ekspansi bisnis berbanding lurus dengan
utang yang ditumpuk. Hingga pada saat krisis 1998, utang Sempati
menggunung hingga mencapai Rp1,1 triliun kepada 470 perusahaan dan
akhirnya dinyatakan bangkrut.
Kerugian tersebut juga bersumber dari salahnya strategi pemasaran dan target
sasaran dari 7-Eleven, contoh kecilnya adalah ketika banyak pengunjung yang
datang untuk sekedar membeli minuman atau makanan namun berlama-lama
disana selagi menikmati fasilitas yang ada. Hal tersebut menunjukkan adanya
pemasukan yang tidak sebanding dengan pengeluaran yang harus dikeluarkan
oleh 7-Eleven.
Toko-toko 7-Eleven sejak itu kosong dan tidak berpenghuni, selain itu PT.
Modern Internasional terpaksa memberhentikan 1200 hingga 1300
karyawannya. Tak hanya soal salah strategi, 7-Eleven juga bertentangan
dengan pelarangan penjualan minuman beralkohol di minimarket di tahun 2015
oleh Pemerintah. Terkait dengan peraturan tersebut, 7-Eleven terpaksa menarik
semua minuman beralkohol. Padahal salah satu daya tarik 7-Eleven kepada
konsumen yang berusia 21 tahun ke atas, adalah minuman beralkoholnya itu
sendiri.
8. Perusahaan Cipaganti
Perusahaan pun harus rela menjual aset-asetnya untuk melunasi utang. Tidak
hanya itu, penjualan aset tidak produktif dilakukan untuk memenuhi kewajiban
Koperasi Cipaganti memberikan imbal hasil kepada nasabah setiap bulannya.
Sebab, selama ini Koperasi Cipaganti kesulitan membayar return per bulannya.
Penyebab besar yang membuat pabrik Nyonya Meneer penuh kenangan masa
kecil bagi generasi 90an ke bawah, harus gulung tikar adalah Pertama, terjerat
hutang miliaran rupiah. Perusahaan Nyonya Meneer ternyata memiliki hutang
hingga Rp7,4 miliar. Perusahaan jamu legendaris ini tak mampu membayar
kewajibannya sesuai perjanjian. Kedua, tidak mampunya bersaing dalam
berbisnis di era digital. Ketiga, masalah manajemen hingga tak bisa mengikuti
pasar
2. Perusahaan PT Indofood
5. Perusahaan Google
9. Perusahaan IT Apple
Pada tahun 1976, Steve Jobs dan Steve Wozniak, masing-masing berusia 21
dan 26, mendirikan Apple Computers dengan menjual 50 unit Apple I Computer
buatan Wozniak. Perangkat tersebut dijual dengan harga 500 dollar AS per unit
kepada peritel lokal di di Cupertino, California, Amerika Serikat.
Karena pada saat itu, duo Steve ini belum memiliki pabrik pembuat komponen
elektronik sendiri, mereka masih perlu memesan komponen-komponennya dari
distributor. Walaupun masih memiliki kekurangan modal disana-sini, dengan
mengandalkan keahlian merakit komputer dan kemampuan menjual yang
mumpuni, Steve Jobs dan timnya berhasil membuat 50 komputer tersebut
dalam 30 hari dari garasinya di Cupertino.
PT. Astra International atau yang lebih dikenal Astra Group yang merupakan salah
satu kelompok bisnis terbesar di Indonesia yang memiliki divisi usaha Otomotif,
Pelayanan Finansial, Alat-alat Berat, Agro Industri, Teknologi Informasi dan
Infrastruktur sangatlah perlu untuk mempertimbangkan faktor internal dan eksternal
untuk menentukan kinerja perusahaan dengan menggunakan analisis SWOT.
PT. Astra International didirikan sejak tanggal 20 Februari 1957. Perusahaan ini
telah tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 4 April 1990. Saat ini mayoritas
kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Jardine Cycle & Carriage Singapura dengan
proporsi kepemilikan saham sebesar 40%. PT. Astra International mempunya visi
sebagai berikut :
Divisi Usaha dan Anak Perusahaan PT. Astra International adalah sebagai berikut:
1. Otomotif
a. PT Toyota Astra Motor
b. Auto 2000
c. PT Astra Daihatsu Motor
d. PT Pantja Motor
e. PT Astra Nissan Diesel Indonesia
f. PT Tjahja Sakti Motor
g. PT Serasi Autoraya
h. PT Astra Honda Motor
i. PT Astra Otoparts
2. Agro Industri
a. PT Astra Agro Lestari
3. Pelayanan Finansial
a. PT Astra Credit Company
b. PT Totoya Astra Financial Services
c. PT Asuransi astra Buana
d. PT Federal International Finance
e. PT Bank Permata
f. PT Astra CMG Life
g. PT Surya Artha Nusantara Finance
4. Alat-alat Berat
a. PT United Tractors
b. PT Traktor Nusantara
c. PT Pamapersada Nusantara
5. Teknologi Informasi
a. PT Astragraphia
b. PT SCS Astragraphia Technologies
6. Infrastruktur
a. PT Astratel Nusantara
b. PT Internel Nusaperdana
PT. Astra International berhasil membukukan kinerja finansial yang baik sampai
kuartal III Tahun 2007, dimana laba bersih Astra naik 53% dibandingkan setahun
sebelumnya menjadi rp 4,581 Triliun.
Agar PT. Astra International dapat menganalisis situasi saat ini, maka digunakanlah
analisis SWOT dengan melakukan penilaian terhadap faktor internal dan eksternal
menggunakan pendekatan kuantitatif. Penilaian terhadap indikator digunakan nilai
berskala empat, yakni satu= di bawah rata-rata; dua = rata-rata; tiga = di atas rata-
rata; dan empat = sangat baik.
KEKUATAN (STRENGTHS)
1. Efektivitas saluran distribusi 0,10 4 0,40
2. Keberhasilan dari 0,10 4 0,40
pengembangan produk
3. Penerapan teknologi 0,09 4 0,36
4. Efektivitas kegiatan promosi 0,08 4 0,32
5. Sumber Daya Manusia 0,08 3 0,24
6. Aset yang dimiliki untuk 0,08 3 0,24
membiayai operasi dan
investasi
7. Penggunaan kandungan lokal 0,08 3 0,24
sampai 75%
25
KELEMAHAN (WEAKNESSES)
1. Masa depan karyawan 0,06 3 0,18
2. Fasilitas Manufaktur 0,06 3 0,18
3. Posisi global 0,06 2 0,12
4. Pengembangan merk dalam 0,07 1 0,07
negeri
5. Informasi pasar 0,05 2 0,10
6. Tingkat kegagalan produksi 0,05 2 0,10
7. Mesin import 0,04 2 0,08
15
PELUANG (OPPORTUNITIES)
1. Terbukanya pasar dalam negeri 0,15 4 0,60
2. Paket teknologi 0,10 4 0,40
3. Pengaruh Social 0,08 3 0,24
Responsibilities membantu
perkembangan perusahaan
4. Terbukanya pasar ekspor 0,10 3 0,30
5. Pengaruh penghargaan yang 0,07 3 0,21
dapat mengangkat citra
perusahaan
6. Pasar tenaga kerja 0,05 3 0,15
20
ANCAMAN (THREATS)
1. Pengaruh kebijakan pemerintah 0,10 3 0,30
2. Intensitas persaingan 0,10 2 0,20
3. Pengaruh kampanye produk 0,10 1 0,10
ramah lingkungan
4. Kelesuan ekonomi dalam negeri 0,05 1 0,05
5. Pengaruh melambatnya 0,05 1 0,05
pertumbuhan ekonomi global
6. Barang subtitusi 0,05 1 0,05
9
Posisi perusahaan berdasarkan faktor internal digambarkan pada garis datar/ absis =
(25:7) – (15:7) = 3,5 – 2,1 = 1,4 (garis vektor positif). Posisi berdasarkan faktor
eksternal digambarkan pada garis tegak/ ordinat = (20:6) – (9:6) = 3,3 – 1,5 = 1,8 (garis
vektor positif). Titik temu antara kedua vektor terletak pada titik koordinat (1,4 : 1,8)
yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Peluang
Kelemahan Kekuatan
0 1,4
Ancaman
Sesuai hasil pada diagram analisis SWOT di atas, maka strategi utama/ arah
pengembangan PT. Astra International berada pada kuadran I yaitu “Strategi Agresif”.