Anda di halaman 1dari 24

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

Disusun oleh :

Rara Prastika Wibawa

155070207111013

REGULER 1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG
1. Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan pada
masyarakat baik di negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi
merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140
mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg.
Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, prevalensi hipertensi di Indonesia tahun
2004 sekitar 14% dengan kisaran 13,4 - 14,6%, sedangkan pada tahun 2008 meningkat
menjadi 16-18%. Secara nasional Provinsi Jawa Tengah menempati peringkat ke-tiga
setelah Jawa Timur dan Bangka Belitung. Data Riskesdas (2010) juga menyebutkan
hipertensi sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis,
jumlahnya mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia
(Depkes, 2010).
Dengan tingginya prevalensi penyakit hipertensi, maka dilakukan suatu kunjungan
kerumah dari tenaga kesehatan untuk kontrol lebih lanjut pada penderita hipertensi. Salah
satu data yang didapat dari keluarga Tn H diketahui bahwa Ny Mistiyani menderita
hipertensi ia juga membantu memasak makanan dirumah. Masakan yang dimasak Ny
Mistiayni cenderung bersantan, berminyak dan dipanaskan berkali-kali. Saat dilakukan
pengkajian pertama kali Ny Mastiyani sedikit tahu tentang hipertensi namun belum mengerti
bahaya dari hipertensi. Ny Mistiyani jarang mengkonsumsi obat hipertensi, hanya ketika ia
merasakan gejala hipertensi. Tn Heru juga menderita hipertensi, ia tidak mengurangi
takaran garam saat makan di rumah. Maka dari itu saya mengambil topik penyakit hipertensi
agar keluarga paham dengan hipertensi dan penanganannya. Diharapkan dengan adanya
penyuluhan kesehatan ini klien dapat mengetahui dan memahami penyakit hipertensi.

2. Tujuan

a. Tujuan umum : setelah di lakukan penyuluhan kepada keluarga, keluarga di


harapkan dapat mengetahui konsep dasar hipertensi

b. Tujuan khusus :

 Mengetahui definisi hipertensi


 Mengetahui faktor risiko hipertensi
 Mengetahui gejala dari hipertensi
 Mengetahui penanganan hipertensi
 Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi
3. Implementasi

Topik penyuluhan : Penyakit hipertensi

Pokok bahasan : Konsep dasar penyakit hipertensi

Metode : Ceramah dan diskusi

Media dan alat : Poster

Waktu : 35 menit

Tempat : Rumah keluarga

Sasaran : Keluarga

Kegiatan penyuluhan :

No Susunan Kegiatan pengajar Kegiatan peserta Waktu Media


Kegiatan didik
1 Pembuka  Mengucapkan  Menjawab salam 10 menit
salam  Mendengarkan
 Memperkenalkan dan
diri memperhatikan
 Menjelaskan  Menjawab
maksud dan tujuan mengerti akan
dari penyuluhan: tujuan dan
Menjelaskan maksud dari
tentang konsep kegiatan
dasar hipertensi penyuluhan
dan senam otot  Menyetujui
progresif dan kontrak waktu
napas dalam yang telah
 Menjelaskan disebutkan
kontrak waktu yang  Mengerjakan soal
dibutuhkan (60 pre test
menit)
 Membagikan soal
pre test dan
menginstruksikan
keluarga untuk
mengerjakan soal
pre test
2 Isi  Menjelaskan  Mendengarkan 20 menit Poster
tentang definisi dan dan menyimak (penjelasan dan
faktor risiko  Mendengarkan materi) leaflet
hipertensi dan menyimak 20 menit
 Menjelaskan gejala  Mendengarkan (memperagakan
dari hipertensi dan menyimak senam otot
 Menjelaskan cara  Mendengarkan progresif dan
penanganan dari dan menyimak napas dalam)
hipertensi  Mendengarkan
 Menjelaskan dan menyimak
komplikasi  Ikut serta dalam
hipertensi senam otot
 Mengajarkan cara progresif dan
melakukan senam napas dalam
otot progresif dan
napas dalam
 Mengajak keluarga
untuk ikut dalam
senam otot
progresif dan napas
dalam
3 Penutup  Memberi  Menanyakan 10 menit
kesempatan pertanyaan jika
kepada keluarga mempunyai
untuk bertanya pertanyaan
 Menanyakan  Berkomentar
kembali apakah apakah peserta
sudah mengerti telah mengerti
 Membagikan soal dengan materi
post test dan yang disampaikan
menginstruksikan  Mengerjakan soal
keluarga untuk post test
mengerjakan soal  Mendengarkan
post test dan menyimak
 Menyimpulkan hasil
materi yang
disampaikan

4. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
- Sebelum melakukan penyuluhan kepada keluarga, perawat terlebih dahulu
memastikan kelengkapan untuk penyuluhan sudah siap untuk digunakan, antara lain
SAP dan media yang akan digunakan.
- Selain dari kelengkapan media untuk penyuluhan, perawat juga memastikan
lingkungan untuk penyuluhan sudah siap dan sesuai untuk melakukan penyuluhan,
seperti lingkungan yang kondusif dan nyaman. Karena keadaan lingkungan keluarga
juga akan mempengaruhi keefektifan dalam penyuluhan.
b. Evaluasi proses
- Proses penyuluhan berjalan sesaui dengan kontrak waktu.
- Keluarga mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan yang diberikan dengan
baik.
- Keaktifan pasien dalam penyuluhan. Jika anggota keluarga cenderung pasif maka
perawat akan memberikan motivasi atau dorongan agar anggota keluarga menjadi
lebih terbuka dan tidak ragu untuk bertanya.
c. Evaluasi hasil
Keberhasilan penyuluhan ini dinilai dari perbandingan hasil pre test dan post test
dengan nilai post test miniman 70%
5. Lampiran

Materi

Definisi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah
yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat sampai
ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (Sustrani,2006). Hipertensi adalah suatu keadaan
dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang
mengakibatkan angka kesakitan atau morbiditas dan angka kematian atau mortalitas.
Hipertensi merupakan keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di
atas normal atau kronis dalam waktu yang lama( Saraswati,2009).

WHO (World Health Organization) memberikan batasan tekanan darah normal


adalah 140/90 mmHg. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis kelamin
(Marliani, 2007). Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah Tekanan Darah


SIstole (mmHg) Diastole (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi tingkat 1 140-159 90-99
Hipertensi tingkat 2 ≥ 160 ≥ 100

Faktor Resiko

Faktor resiko terjadinya hipertensi antara lain:

1) Usia

Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada laki-laki meningkat
pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita meningkat pada usia lebih dari 55
tahun

2) Ras/etnik

Hipertensi bisa mengenai siapa saja. Bagaimanapun, biasa sering muncul pada etnik Afrika
Amerika dewasa daripada Kaukasia atau Amerika Hispanik.

3) Jenis Kelamin
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi daripada wanita.

4) Kebiasaan Gaya Hidup tidak Sehat

Gaya hidup tidak sehat yang dapat meningkatkan hipertensi, antara lain minumminuman
beralkohol, kurang berolahraga, dan merokok.

a. Merokok

Merokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan hipertensi, sebab rokok
mengandung nikotin. Menghisap rokok menyebabkan nikotin terserap oleh pembuluh darah
kecil dalam paru-paru dan kemudian akan diedarkan hingga ke otak. Di otak, nikotin akan
memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin atau adrenalin yang akan
menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena
tekanan darah yang lebih tinggi. Tembakau memiliki efek cukup besar dalam peningkatan
tekanan darah karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kandungan
bahan kimia dalam tembakau juga dapat merusak dinding pembuluh darah.

Gejala

Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala
khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu : gejala
ringan seperti, pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal,
mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak napas, rasa berat ditengkuk, mudah
lelah, mata berkunang-kunang, mimisan (keluar darah dari hidung)

Penanganan

Pengaturan diet

Mengkonsumsi gizi yang seimbang dengan diet rendah garam dan rendah lemak
sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk dapat mengendalikan tekanan darahnya
dan secara tidak langsung menurunkan resiko terjadinya komplikasi hipertensi. Selain itu
juga perlu mengkonsumsi buah-buahan segar sepeti pisang, sari jeruk dan sebagainya yang
tinggi kalium dan menghindari konsumsi makanan awetan dalam kaleng karena
meningkatkan kadar natrium dalam makanan (Vitahealth, 2005).

Modifikasi gaya hidup yang dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler.


Mengurangi asupan lemak jenuh dan mengantinya dangan lemak tidak jenuh dapat
menurunkan resiko tersebut. Meningkatkan konsumsi ikan, terutama ikan yang masih segar
yang belum diawetkan dan tidak diberi kandungan garam yang berlebih (Syamsudin, 2011).
Perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat

Gaya hidup dapat merugikan kesehatan dan meningkatkan resiko komplikasi


hipertensi seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, minum kopi, mengkonsumsi makanan
cepat saji (junk food), malas berolahraga (Junaidi, 2002), makanan yang diawetkan didalam
kaleng memiliki kadar natrium yang tinggi didalamnya. Gaya hidup itulah yang meningkatkan
resiko terjadinya komplikasi hipertensi karena jika pasien memiliki tekanan darah tinggi
tetapi tidak mengontrol dan merubah gaya hidup menjadi lebih baik maka akan banyak
komplikasi yang akan terjadi (Vitahealth, 2005).

Penurunan berat badan merupakan modifikasi gaya hidup yang baik bagi penderita
penyakit hipertensi. Menurunkan berat badan hingga berat badan ideal dengan
munggurangi asupan lemak berlebih atau kalori total. Kurangi konsumsi garam dalam
konsumsi harian juga dapat mengontrol tekanan darah dalam batas normal. Perbanyak
buah dan sayuran yang masih segar dalam konsumsi harian (Syamsudin, 2011).

Manajemen Stres

Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, rasa marah, murung, dendam, rasa takut,
rasa bersalah) merupakan faktor terjadinya komplikasi hipertensi. Peran keluarga terhadap
penderita hipertensi diharapkan mampu mengendalikan stres, menyediakan waktu untuk
relaksasi, dan istrirahat (Lumbantobing, 2003). Olahraga teratur dapat mengurangi stres
dimana dengan olahraga teratur membuat badan lebih rileks dan sering melakukan relaksasi
(Muawanah, 2012).

Ada 8 tehnik yang dapat digunakan dalam penanganan stres untuk mencegah
terjadinya kekambuhan yang bisa terjadi pada pasien hipertensi yaitu dengan cara : scan
tubuh, meditasi pernafasan, meditasi kesadaran, hipnotis atau visualisasi kreatif, senam
yoga, relaksasi otot progresif, olahraga dan terapi musik (Sutaryo, 2011).

Mengontrol kesehatan

Penting bagi penderita hipertensi untuk selalu memonitor tekanan darah.


Kebanyakan penderita hipertensi tidak sadar dan mereka baru menyadari saat pemeriksaan
tekanan darah. Penderita hipertensi dianjurkan untuk rutin memeriksakan diri sebelum
timbul komplikasi lebih lanjut. Obat antihipertensi juga diperlukan untuk menunjang
keberhasilan pengendalian tekanan darah (Diuretiktiazid, Beta blocker, Angiotensin
converting enzyme inhibitor (ACEi), Calcium channel blockers (CCB), Alpha blocker
(penghambat adrenoseptor alfa 1)) (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, Simadibrata, dan Setiati,
2010). Keteraturan berobat sangat penting untuk menjaga tekanan darah pasien dalam
batas normal dan untuk menghindari komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit hipertensi
yang tidak terkontrol (Annisa, Wahiduddin, dan Jumriani, 2013).

Olahraga teratur

Olahraga secara teratur dapat menyerap atau menghilangkan endapan kolestrol


pada pembuluh darah nadi. Olahraga yang dimaksut adalah latihan menggerakan semua
nadi dan otot tubuh seperti gerak jalan, berenang, naik sepeda, aerobik. Oleh karena itu
olahraga secara teratur dapat menghindari terjadinya komplikasi hipertensi (Corwin, 2009).

Latihan fisik regular dirancang untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan pasien
dimana latihan ini dirancang sedinamis mungkin bukan bersifat isometris (latihan berat)
latihan yang dimaksud yaitu latihan ringan seperti berjalan dengan cepat (Syamsudin, 2011)

Komplikasi

Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Jika lebih dari angka ini, maka
seseorang dikatakan berisiko mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi
terjadi jika tekanan darah seseorang sudah mencapai 140/90 mmHg saat diperiksa
beberapa kali.

Jika tekanan darah tinggi dibiarkan begitu saja, ini bisa merusak pembuluh darah
dan organ dalam tubuh dan bisa menyebabkan komplikasi hipertensi. beberapa komplikasi
hipertensi yang bisa terjadi adalah:

A. Serangan jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan arteri
dinding pembuluh darah arteri. Ini disebut dengan aterosklerosis. Aterosklerosis
menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, sehingga jantung tidak mendapatkan
cukup oksigen. Akibatnya, Anda bisa terkena serangan jantung. Gejala peringatan
serangan jantung yang paling umum adalah nyeri dada dan sesak napas.
B. Gagal jantung
Saat tekanan darah tinggi, otot jantung memompa darah lebih keras agar dapat
memenuhi kebutuhan darah ke semua bagian tubuh. Hal ini membuat otot jantung
lama-lama menebal sehingga jantung kesulitan memompa cukup darah.
Konsekuensinya, gagal jantung bisa terjadi. Gejala umum dari gagal jantung adalah
sesak napas, kelelahan, bengkak di pergelangan tangan, kaki, perut, dan pembuluh
darah di leher.
C. Stroke
Stroke bisa terjadi saat aliran darah kaya oksigen ke sebagian area otak
terganggu, misalnya karena ada sumbatan atau ada pembuluh darah yang pecah.
Penyumbatan ini terjadi karena adanya aterosklerosis dalam pembuluh darah. Pada
orang yang punya hipertensi, stroke mungkin terjadi ketika tekanan darah terlalu tinggi
sehingga pembuluh darah di salah satu area otak pecah. Gejala stroke meliputi
kelumpuhan atau mati rasa pada wajah, tangan, dan kaki, kesulitan berbicara, dan
kesulitan melihat.
D. Aneurisma
Tekanan darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan salah satu bagian
pembuluh darah melemah dan menonjol seperti balon, membentuk aneurisma.
Aneurisma biasanya tidak menyebabkan tanda atau gejala selama bertahun-tahun.
Namun, jika aneurisma terus membesar dan akhirnya pecah, ini bisa mengancam
nyawa.
E. Masalah ginjal
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan pembuluh
darah di ginjal menyempit dan melemah. Hal ini kemudian dapat mengganggu fungsi
ginjal dan menyebabkan penyakit ginjal kronis.

F. Masalah mata
Tak hanya bisa memengaruhi pembuluh darah di ginjal, tekanan darah tinggi juga
bisa memengaruhi pembuluh darah di mata. Pembuluh darah di mata juga bisa
menyempit dan menebal akibat tekanan darah tinggi. Pembuluh darah kemudian bisa
pecah dan mengakibatkan kerusakan mata, mulai dari penglihatan kabur sampai
kebutaan.
G. Sindrom metabolik
Sindrom metabolik merupakan kumpulan dari kelainan metabolisme dalam tubuh.
Salah satu faktor risikonya adalah tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi yang
dibarengi dengan kondisi kadar gula darah tinggi, kadar kolesterol tinggi (kadar
kolesterol baik rendah dan kadar trigliserida tinggi), dan lingkar pinggang besar
didiagnosis sebagai sindrom metabolik.
Standar Operasional Prosedur Progressive Muscle Relaxation (PMR)

Indikasi:

1. Manajemen stres dan ansietas dengan menentukan tanda dan gejala ansietas.
2. Manajemen nyeri pada gangguan fisik dengan meningkatkan betha endorpin dan
berfungsi meningkatkan imun seluler
3. Manajemen insomnia dengan menurunkan gelombang alpa otak.

Kontraindikasi:

1. Cidera akut atau ketidaknyamanan muskuloskeletal, infeksi, inflamsi, dan penyakit


berat atau akut.
2. PMR tidak dilakukan pada otot yang sakit.

Teknik pelaksanaan:

1. PMR atau relaksasi otot progresif merupakan kontraksi dan relaksasi berbagai
kelompok otot mulai dari kaki atas atau dari kepala kearah bawah
2. Pelaksanaan terapi diberikan 1 kali setiap hari
3. Pelaksanaan gerakan PMR terdiri dari 14 gerakan seperti yang dikembangkan
Supriati (2010)

Alat bantu dan persiapan: Tempat duduk

Langkah-langkah kegiatan :

1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Perkenalan diri
2. Validasi
a. Tanya perasaan reponden dan kesiapan reponden mengikuti terapi.
b. Tanyakan ketegangan otot yang dirasakan oleh reponden.
3. Fase Kerja
a. Minta reponden untuk melepaskan kaca mata dan jam tangan, melonggarkan
ikat pinggang dan pakaian yang ketat.
b. Mempersilahkan reponden duduk dan tenang pada posisi berbaring di tempat
tidur pada posisi yang nyaman.
c. Mejelaskan PMR mulai dari pengertian, tujuan dan proses pelaksanaan yang
terdiri dari prosedur umum dan gerakan inti.
d. Meminta reponden untuk mempertahankan mata terbuka selama beberapa
menit. Kemudian secara berlahan menutup mata dan mempertahankannya tetap
tertutup.
e. Meminta reponden untuk tarik napas dalam, dalam beberapa kali sebelum
memulai latihan dengan cara nafas dalam secara perlahan-lahan melalui hidung
dan hembuskan keluar melalui mulut 1 kali.
f. Melanjutkan dengan 14 gerakan initi mulai dari otot tangan belakang, ototbisep,
otot bahu, otot dahi, otot mata, otot rahang, otot mulut, otot leher depan, dan
belakang, otot punggung, otot dada, otot perut, otot kaki dan paha.
 Terapis memodelkan/mendemonstrasikan gerkan ke-1 yaitu genggam tangan
dengan membuat kepalan selama 5-7 detik, dan rasakan ketegangan yang terjadi
kemudian dilepaskan sleama 10 detik. Melakukan gerakan sebanyak 2 kali
 Terapis memodelkan/mendemonstrasikan gerkan ke-2 yaitu menekuk kebelakang
pergelangan tangan sehingga otot-otot ditangan bagian belakang dan bagian bawah
menegang ke langit-langit selama 5 detik, dan dilepaskan sleama 10 detik.
Kemudian ulangi sekali lagi.
 Terapis memodelkan/mendemonstrasikan gerkan ke-3 yaitu menggenggam tangan
sehingga menjadi kepalan ke pundak selama 5 detik. Rasakan ketagannya
kemudian lepaskan selama 10 detik. Ulangi sekali lagi.
 Melatih gerkan ke-4 yaitu mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan
bahu akan dibawa hingga menyentuh kedua telinga selama 5 detik, kemuadian
lepaskan selama 10 detik. Ulangi sekali lagi.
 Melakukan gerakan ke-5 sampai dengan ke-8 yaitu gerakan yang ditujukan untuk
melemaskan otot-otot di wajah (dahi, mata, rahang, dan mulut) pertama kerutkan
dahi dan alis sampai otot-ototnya terasa dan kulitnya keriput. Lakukan selama 5 detik
kemudian lepaskan selama 10 detik. Ulangi sekali lagi.
 Tutup keras-keras mata sampai mata terasa tegangannya selama 5 detik kemudian
lepaskan selama 10 detik. Ulangi sekali lagi.
 Katupkan rahang dengan menggigit gigi-gigi dengan kuat selama 5 detik kemudian
lepaskan selama 10 detik kemudian ulangi gerakan sekali lagi.
 Moncongkan mulut sekuat-kuatnya sehingga terasa ketegangan disekitar mulut
selama 5 detik kemudian lepaskan selama 10 detik dan ulangi gerakan sekali lagi.
 Melatih gerakan ke 9 dan 10 Tekankan kepala kepermukaan bantalan kursi atau
ketempat tidur sehingga dapat merasakan ketegangan dibelakang leher dan
punggung atas kemudian rilekskan. Ulangi sekali lagi
 Melatih gerkaan ke-11 yaitu mengangkat tubuh dari sandaran kursi atau tempat tidur.
Kemudian punggung dilengkungkan dan dada dibusungkan selama 5 detik kemudian
lepaskan selama 10 detik. Ulangi sekali lagi.
 Melatih gerakan ke-12 yaitu menarik napas panjang dan dalam untuk mengisi paru-
paru dengan udara sebanyak-banyaknya. Ulangi sekali lagi.
 Melatih gerakan ke-13 yaitu menarik kuat-kuat perut ke dalam kemudian tahan
selama 5 detik sampai perut menjadi kencang dan keras. Lepaskan selama 10 detik
 Melatih gerakan ke-14 yaitu menarik kuat-kuat perut kedalam kemudian tahan
selama 5 detik sampai perut menjadi kencang dan keras. Lepaskan selama 10 detik
dan ulangi sekali lagi.
4. Evaluasi
Menanyakan Prasaan reponden setelah melakukan terapi PMR Memberikan
reinnforcment positif kepada reponden. Mengucapkan salam.
Daftar Pustaka

Bompa TO. (1994). Theory and Methodology of Training The Key to Athletic Performance.
2nd Edition, Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company.

Dede Kusmana. (2002). Olahraga bagi Kesehatan Jantung. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

Dede Kusmana. (2006). Olahraga Untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit Jantung.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Martins, T. l., Atallah, A. N., Silva E. M. K. (2012). Blood pressure control in hypertensive
patients within Family Health Program versus at Primary

Depkes RI. (2006). PedomanTeknis Penemuandan Tatalaksana Penyakit Hipertensi.


Jakarta :Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehata nLingkungan
SOAL PRE & POST TEST HIPERTENSI SOAL PRE & POST TEST HIPERTENSI

1. Apa itu hipertensi (tekanan darah tinggi)? 1. Apa itu hipertensi (tekanan darah tinggi)?
a. Penyakit jika tekanan darah lebih dari 120/80 a. Penyakit jika tekanan darah lebih dari 120/80
dalam jangka waktu lama dan terus- menerus dalam jangka waktu lama dan terus- menerus
b. Penyakit jika tekanan darah lebih dari 100/70 b. Penyakit jika tekanan darah lebih dari 100/70
c. Penyakit keturunan ditandai dengan nyeri c. Penyakit keturunan ditandai dengan nyeri
kepala hingga ke tengkuk kepala hingga ke tengkuk
d. Penyakit yang disebabkan oleh kurang tidur dan d. Penyakit yang disebabkan oleh kurang tidur dan
konsumsi daging kambing konsumsi daging kambing
2. Berikut ini dapat menyebabkan hipertensi, kecuali… 2. Berikut ini dapat menyebabkan hipertensi, kecuali…
a. Bertambahnya usia a. Bertambahnya usia
b. Kegemukan atau obesitas b. Kegemukan atau obesitas
c. Konsumsi garam berlebihan c. Konsumsi garam berlebihan
d. Istirahat yang cukup d. Istirahat yang cukup
3. Berikut ini adalah gejala hipertensi, kecuali … 3. Berikut ini adalah gejala hipertensi, kecuali …
a. Gangguan penglihatan a. Gangguan penglihatan
b. Jantung berdebar b. Jantung berdebar
c. Nyeri kepala berat c. Nyeri kepala berat
d. Banyak buang air kecil d. Banyak buang air kecil
4. Berikut ini adalah komplikasi yang mungkin 4. Berikut ini adalah komplikasi yang mungkin
diakibatkan oleh hipertensi, kecuali … diakibatkan oleh hipertensi, kecuali …
a. Stroke a. Stroke
b. Pecah pembuluh darah mata b. Pecah pembuluh darah mata
c. Serangan jantung c. Serangan jantung
d. Kanker d. Kanker
5. Kapan pengobatan hipertensi dihentikan? 5. Kapan pengobatan hipertensi dihentikan?
a. Pengobatan hipertensi dilakukan seumur hidup a. Pengobatan hipertensi dilakukan seumur hidup
sehingga keadaan pasien dapat terkontrol sehingga keadaan pasien dapat terkontrol
dengan baik meskipun pasien tidak dengan baik meskipun pasien tidak
mengeluhkan gejala apapun mengeluhkan gejala apapun
b. Saat pasien tidak merasakan gejala sama b. Saat pasien tidak merasakan gejala sama
sekali sekali
c. Saat pasien tidak pusing lagi c. Saat pasien tidak pusing lagi
d. Saat tekanan darah pasien sudah turun dari d. Saat tekanan darah pasien sudah turun dari
tekanan darah sebelumnya tekanan darah sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai