Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.


Segala puji hanya bagi allah yang telah melimpahkan taufik, hidayah kepada kita,
sehingga kita masih dapat menghirup nafas kaislaman sampai sekarang ini. Shalawat dan salam
semoga tercurah pada junjungan kita nabi muhammad saw yang telah berjuang dengan
semangatnya yang begitu mulia yang telah membawa kita dari jaman jahilliyah kepada jaman
islamiyah.
Dengan mengucap alhamdulillah kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Sistem
otot Dan rangka manusia ”. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah membimbing kami dalam materi tentang wawasan ilmu farmasi, tidak lupa teman-teman
yang senantiasa kami banggakan yang semoga kita selalu dalam lindungan allah serta dapat
berjuang dijalan allah swt.
Kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami mohon saran dan
kritik yang sifatnya membangun tentunya. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan mohon
maaf apabila dalam penulisan masih terdapat kalimat-kalimat yang kurang dapat dipahami agar
diberikan kritikkan yang membangun.

TEGAL, 1 Januari 2017


PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Kita sebagai makhluk hidup setiap saat
bergerak, bahkan ketika tidur sekalipun. Mengapa kita dapat bergerak? Apa yang menggerakkan
bagian-bagian tubuh kita? Manusia bergerak untuk melakukan aktivitas untuk memenuhi
kebutuhannya. Sebagai contoh tangan kita bergerak memasukkan makanan ke dalam mulut
ketika kita makan karena lapar.
Pergerakan tubuh ditentukan oleh sistem rangka dan otot. Otot terdiri dari sel-sel yang
terspesialisasi untuk berkontraksi, yaitu nengandung protein kontraktil yang dapat berubah dalam
ukuran panjang dan memungkinkan sel-sel untuk memendek, sel-sel tersebut sering disebut
dengan serabut-seraabut otot yang disatukan oleh jaringan ikat.
Pada manusia sangat membutuhkan rangka dan otot untuk dapat bergerak. Rangka tidak
dapat bergerak sendiri apabila tidak digerakan oleh otot. Oleh sebeb itu, rangka merupakan alat
gerak pasif. Sebaliknya, otot dapat melakukan gerak sendiri hingga disebut alat gerak aktif.
Gerak tubuh manusia dihasilkan karena adanya kerja sama anatara rangka dan otot.
Dengan adanya kerja sama antara rangka dan otot, manusia dapat melompat, berjalan,
bergoyang, sehari-hari. Oleh karena itu kami menyususn makalah yang berjudul “SISTEM
OTOT DAN RANGKA MANUSIA”

2. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimanakah struktur otot dan fungsinya?
2) Bagaimanakah mekanisme kontraksi otot ?
3) Bagaimanakah struktur anatomi jaringan otot?
4) Bagaimanakah struktur rangka dan fungsinya?
5) Bagaimanakah hubungan antar tulang pada sistem gerak manusia?
6) Bagaimanakah gangguan yang terjadi pada sistem gerak manusia?
3. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah, yaitu sebagai berikut:
Ø Untuk mengetahui struktur otot dan fungsinya
Ø Untuk mengetahui mekanisme kontraksi otot
Ø Untuk mengetahui jaringan anatomi otot
Ø Untuk mengetahui struktur rangka dan fungsinya
Ø Untuk mengetahui hubungan antar tulang pada sistem gerak
Ø Untuk mengetahui gangguan yang terjadi pada sistem gerak
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM OTOT DAN RANGKA MANUSIA

A. SISTEM OTOT

1. Pengertian Otot
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak, menyimpan
glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka. Otot
merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit dan rambut setelah
mendapat rangsangan. Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :
1. Kontraktibilitas : kemampuan untuk berkontraksi / memendek
2.Ekstensibilitas : kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang ditimbulkan
saat kontraksi
3. Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah berkontraksi. Saat kembali
pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi.

2. Sifat Gerak Otot


Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras, dan
bagian tengahnya menggembung. Untuk menggerakkan tulang dari satu posisi ke posisi yang
lain, kemudian kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja
berbeda. Berdasarkan tujuan kerjanya, otot dibedakan menjadi otot antagonis dan otot sinergis.
a. Otot Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuann kerjanya berlawanan. Jika otot
pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik dan
terangkat. Sebaliknya jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan
menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot antagonis adalah otot bisep dan
trisep.
Otot bisep adalah otot yang memiliki dua ujung (dua tendon) terletak di lengan atas bagian
depan. Ujung bisep yang bercabang dua masing-masing berhubungan dengan tulang belikat dan
lengan atas. Selanjutnya ujung otot bisep yang berlawanan berhuibungan dengan tulang
pengumpil.
Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga ujung (tiga tendon) terletak dilengan atas bagian
belakang. Trisep berhubungan dengan dengan tulang belikat dan tulang hasta.
Gerak fleksi terjadi karena bisep berkontraksi dan trisep berelaksasi Sebaliknya, ekstensi
terjadi karena bisep berelaksasi dan trisep berkontraksi (gambar b). Otot bisep disebut fleksor
karena saat berkontraksi terjadi gerak fleksi. Sebaliknya, otot trisep disebut ekstensor karena
pada saat berkontraksi terjadi gerak ekstensi.
b. Otot Sinergis
Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama-sama dengan tujuan yang
sama. Otot-otot tersebut berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya otot-otot antar
tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yang
menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup.
3. Jenis-jenis Otot
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot. Berdasarkan bentuk dan cara kerjanya, sel otot dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung. Dalam garis besarnya sel otot
dapat kita bagi dalam 3(tiga) golongan yaitu :
1. Otot polos
Otot polos terdiri dari sel-sel otot polos. Sel otot ini bentuknya seperti gelendongan, di
bagian tengah tebesar dan kedua ujungnya meruncing. Otot polos memiliki serat yang arahnya
searah panjang sel tersebut mofibril. Serat miofilamen dan masing-masing miofilamen terdiri
dari protein otot yaitu aktin dan miosin.Otot polos bergerak secara teratur , dan tidak cepat lelah
.walaupun tidur otot masih mampu bekerja.oto polos terdapat pada alat-alat dinding tubuh dalam
, misalnya pada diding usus, dinding pembuluh darah , pembuluh limfe, dinding saluran
pencernaan, takea , cabang tenggorok , pada muskulus siliaris mata, otot polos dalam kulit ,
saluran kelamin dan saluran ekskreasi.
Ø Cara kerja otot polos
Bila otot polos berkontraksi, maka bagian tengahnya membesar dan otot menjadi pendek
. kerutan itu terjadi lambat . bila otot itu mendpat suatu ransang, maka reaksi tehadap berasal
dari susunan sara tak sadar(otot involunter), oleh karena itu otot polos tidak berada di bawah
kehendak. Jadi, bekerja di luar kesadaran kita.
2. Otot lurik
Sel-sel otot lurik berbentuk silindris atau seperti tabung dan berinti banyak . letaknya di
pinggir , panjangnya 2,5 cm dan diameternya 50 mikron.sel otot lurik ujung sel nya tidak
menunjukan batas yang jelas dan miofibril tidak homogen , akibatnya tampak serat-serat lintang.
Otot lurik di bedakan menjadi 3 macam, yaitu : otot rangka, otot kulit dan otot lingkar.
otot–otot rangka mempunyai hubungan dengan tulang dan berfungsi menggerakkan tulang . otot
ini bila di lihat di bawah mikroskop, maka tampak susunannya serabut-serabut panjang yang
mengandung banyak inti sel, dan tanpak adanya garis-garis terang di selingi gelap yang
melintang.
Otot-otot kulit seperti yang terdapat pada roman muka termasuk otot-otot lurik ,berada di
bawah kehendak kita .perlekatannya pada tulang dan kulit, tetapi ada juga yang terdapat dalam
kulit seluruhnya.otot-otot yang merupakan lingkaran di sebuah otot lingkaran, misalnya otot
yang mengelilingi mulut dan mata.
Ø Cara kerja otot lurik
Bila otot lurik berkotraksi, maka menjadi pendek dan setiap serabut turut dengan
berkontraksi. Otot-otot jenis ini hanya berkontraksi jika di rangsang oleh rangsang saraf
sadar(otot olunteer).kerja otot lurik adalah bersifat sadar, karena itu di sebut otot sadar,artinya
bekerjaya menurut kemauanadar, karena itu di sebut otot sadar,artinya bekerjaya menurut
kemauan atau perintah otak. Reaksi kerja otot lurik terhadap perangsang cepat,tapi tidak tahan
kelelahan.
Ø Klasifikasi Otot Lurik :
1. Menurut bentuk dan serabutnya
2. Menurut jumlah kepalanya
3. Menurut Pekerjaannya
4. Menurut Letaknya otot ditubuh
1. Menurut bentuk dan serabutnya
a. otot serabut sejajar atau bentuk kumparan
b. otot bentuk kipas, otot bersirip dan otot melingkar/sfingter
2. Menurut jumlah kepalanya
a. otot berkepala dua (Bisep)
b. otot berkepala tiga/triseps
c. otot berkepala empat/quadriseps
3. Menurut pekerjaannya, meliputi:
a. Otot sinergis, otot bekerja bersama-sama
b. Otot antagonis, yaitu otot yang bekerjanya berlawanan
c. Otot abduktor, yaitu otot yang menggerakkan anggota menjauhi tubuh
d. Otot abduktor, yaitu otot yang menggerakkan anggota mendekati tubuh
e. Otot fleksor, yaitu otot yang membengkokkan sendi tulang atau melipat sendi
f. Otot ekstensor, otot yang meluruskan kembali sendi tulang kedudukan semula
g. Otot pronator, ketika ulna dan radial dalam keadaan sejajar
h. Otot suponator, ulna dan radial dalam keadaan menyilang
i. Endorotasi, memutar ke dalam
j. Eksorotasi, memutar ke luar
k. Dilatasi, memanjangkan otot
i. Kontraksi, memendekkan otot
4. Menurut letaknya otot-otot tubuh dibagi dalam beberapa golongan yaitu:
a. Otot bagian kepala
b. Otot bagian leher
c. Otot bagian dada
d. Otot bagian perut
e. Otot bagain punggung
f. Otot bahu dan lengan
g. Otot panggul
h. Otot anggota gerak bahwa
3. Otot Jantung
Otot jantung (miokardium) hanya dijumpai pada dinding jantung dan vena kava yang
memasuki jantung. Sayatan dinding otot jantung menunjukkan sel-sel otot jantung menyerupai
otot rangka depan satu inti sel setiap satu sel otot jantung yang membentuk anyaman dengan
percabangan pada setiap percabangan sel otot jantung terdapat jaringan ikat yang disebut diskus
interkalaris. Otot jantung mampu berkontraksi secara ritmis dan terus menerus sebagai akibat
dari aktivitas sel otot jantung yang berpautan.
Ø Cara kerja otot jantung
Gerak otot jantung dikendalikan oleh saraf tak sadar (otonom). Kontraksi dan relaksasi otot
jantung menyebabkan serambi dan bilik jantung menyempit dan melebar secara berirama yang
menimbulkan denyut jantung. Dengan adanya kontraksi dan relaksasi, darah dipompa ke dalam
pembuluh-pembuluh darah dan dialirkan ke seluruh tubuh. Dalam keadaan normal jantung akan
berkontraksi sekitar 72 kali setiap menit.

4. Struktur Anatomi Otot


Jaringan otot rangka tersusun dari sejumlah berkas otot yang dibungkus oleh suatu selaput
yanng disebut fasia superfisialis. Berkas otot tersusun atas serabut otot atau benang-benang otot
yang terbentuk oleh sel-sel otot yang panjang. Sel-sel otot, terutama otot rangka atau daging
secara mikroskopis tampak lurik. Hal ini karena didalam sel otot terdapat serabut-serabut yaitu
benang-benang fibril protein aktin dan miosin. Oleh karena tersusun dari aktin dan miosin, maka
tampak adanya garis gelap dan terang yang melintang antarsisi.
Garis gelap dan garis terang yang berselang seling ini, dengan menggunakan mikroskop
elektron akan tampak bagian-bagian yang disebut sebagai zona H (daerah terang di tengah pita
gelap A), garis gelap M (di tengah daerah zona H), garis gelap Z (terletak di tengah daerah
terang atau zona I). Seperti gambar dibawah berikut:
5. Perlekatan Otot dengan Tulang
Otot rangka melekat pada tulang. Berdasarkan cara melekatnya tendon pada tulang, perlekatan
ada yang disebut origo dan insersio. Origo dan insersio adalah bagian ujung otot yang dikenal
sebagai tendon.
a) Origo
Ujung otot yang melekat pada tulang yang tidak bergerak ketika otot berkontraksi disebut
origo. Origo otot rangka berbeda; ada yang dua, seperti otot bisep dan ada yang tiga seperti otot
trisep.
b) Insersio
Bagian ujung otot lain yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi
disebut insersio.

6. Mekanisme Kontraksi Otot


Otot bekerja dengan dua cara, yaitu berkontraksi (memendek dan menebal) dan relaksasi
(kembali ke keadaan semula atau mengendur). Keadaan otot yang memendek (kontraksi)
maksimal disebut tonus. Tonus biasanya diikuti dengan relaksasi. Namun seringkali rangsangan
tertentu menyebabkan tonus tidak diikuti oleh relaksasi, keadaan seperti ini disebut tetanus
(kejang).
1. Kontraksi.
Bagian otot yang berkontraksi adalah sel-sel otot. Pada struktur otot lurik terlihat adanya
filamen protein, yaitu aktin (filamen tipis) dan miosin (filamen tebal).
Rangsangan yang sampai ke sel otot akan mempengaruhi asetilkolin yang peka terhadap
rangsangan. Asetilkolin adalah sejenis neurotransmitter, yaitu zat kimia yang dapat menanggapi
rangsangan pada saraf berikutnya. Asetilkolin diproduksi di ujung serabut saraf.
Asetilkolin yang lepas akan membebaskan ion kalsium yang berada di antara sel otot. Ion
kalsium ini kalsium ini lalu masuk ke dalam otot sambil mengangkut troponin dan tropomiosin
ke aktin sehingga posisi aktin akan berubah dan mempengaruhi filamen penghubung.
Selanjutnya, aktin mendekatii miosin, sehingga aktin dan miosin bertempelan membentuk
aktomiosin. Akibatnya, serabut otot menjadi lebih pendek. Pada keadaan inilah, otot sedang
berkontraksi. Setelah itu, ion kalsium masuk kembali ke plasma sel sehingga ikatan troponin dan
iion kalsium lepas, dan menyebabkan lepasnya perlekatan aktin miosin. Keadaan ini disebut otot
relaksasi.
B. SISTEM RANGKA
Rangka merupakan alat gerak pasif. Rangka tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu
oleh otot. Dengan adanya kerja sama antara rangka dan otot, manusia dapat melompat, berjalan,
bergoyang, berlari, dan sebagainya.
1. Fungsi Rangka
a. Memberi bentuk tubuh. Rangka menyediakan kerangka bagi tubuh sehingga menyokong dan
menjaga bentuk tubuh.
b. Formasi sendi-sendi. Tulang-tulang yang berdekatan membentuk persendian yang bergerak,
tidak bergerak, atau sedikit bergerak, bergantung pada fungsional tubuh.
c. Tempat melekatnya otot. Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia menjadi tempat
melekatnya otot. Tulang dan otot ini bersama-sama memungkinkan terjadinya pergerakan pada
manusia.
d. Pergerakan. Pergerakan pada hewan bertulang belakang (vertebrae) bergantung kepada otot
rangka, yang melekat pada rangka tulang. Sistem kekebalan tubuh. Sumsum tulang
menghasilkan beberapa sel-sel imunitas.Contohnya adalah limfosit B yang membentuk antibodi.
e. Perlindungan. Rangka tubuh melindungi beberapa organ vital yakni:
· Tulang tengkorak melindungi otak, mata, telinga bagian tengah dan dalam.
· Tulang belakang melindungi sumsum tulang belakang.
· Tulang rusuk, tulang belakang, dan tulang dada melindungi paru-paru dan jantung.
· Tulang belikat dan tulang selangka melindungi bahu.
· Tulang usus dan tulang belakang melindungi sistem ekskresi, sistem pencernaan, dan
pinggul.
· Tulang tempurung lutut dan tulang hasta melindungi lutut dan siku.
· Tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki melindungi pergelangan tangan dan
pergelangan kaki.
f. Produksi sel darah. Rangka tubuh adalah tempat terjadinya hemopoesis, yaitu tempat
pembentukan sel darah. Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan sel darah.
g. Penyimpanan. Matriks tulang dapat menyimpan kalsium dan terlibat dalam metabolisme
kalsium. Sumsum tulang mampu menyimpan zat besi dalam bentuk ferritin dan terlibat dalam
metabolisme zat besi.
2. Pengelompokan Rangka Manusia
Rangka manusia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu bagian poros tubuh (aksial)
dan bagian alat gerak (apendikular). Bagian aksial terdiri atas 80 tulang pada manusia dewasa
umumnya. Sedangkan bagian apendikular terdiri atas 126 tulang pada manusia dewasa
umumnya.
Ø Rangka Aksial
Rangka aksial merupakan rangka yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang belakang, tulang
dada, dan tulang rusuk (tulang iga).
1. Tulang Tengkorak
Tengkorak manusia tersusun dari 22 buah tulang yang merupakan gabungan tulang-tulang
tempurung kepala (kranium) dan tulang muka. Tulang tempurung kepala berfungsi untuk
melindungi orak. Tulang tempurung kepala tersusun dari tulang dahi (frontal), tulang kepala
belakang (osipital), tulang ubun-ubun (parietal), tulang baji (sphenoid), tulang tapis (ethmoid),
dan tulang pelipis (temporal).
Tulang muka terdapat pada bagian depan kepala. Tulang-tulang muka membentuk rongga
mata untuk melindungi mata, membentuk rongga hidung serta langit-langit dan member bentuk
wajah. Tulang muka terdiri dari tulang rawan atas (maksila), tulang rawan bawah (mandibula),
tulang pipih (zigomatik), tulang air mata (lakrimal), tlang hidung (nasal), dan tulang langit-langit
(palatum).
2. Tulang Belakang
Tulang belakang berada di bagian tengah tubuh yang berfungsi untung menopang seluruh
tubuh, melindungi organ dalam tubuh, serta merupakan yempat pelekatan tulang rusuk. Setiap
segmen atau ruas tulang belakang dapat bergerak sedikit. Seluruh gerakan setiap segmen dapat
digabung sehingga memungkinkan orang untuk membungkukkan tubuh.
Tulang belakang terduiri dari 26 ruas yang terdiri dari 24 ruas tulang belakang, yaitu 7 ruas
tulang leher (vertebra servikalis), 12 ruas tulang punggung (vertebra dorsalis), dan 5 ruas tulang
pinggang (vertebra lumbalis), serta tulang kelangka dan tulang ekor. Tulang leher paling atas
yang berhubungan dengan tempurung kepala disebut tulang atlas. Tulang kelangkang (sakrum)
fusi dari lima segmen tulang belakang. Sedangkan tulang ekor (koksi) merupakan fusi dari empat
segmen terakhir tulang belakang.
3. Tulang Dada (Sternum) dan Tulang Rusuk
Tulang dada terdiri dari bagian kepala (manubrium), badan (corpus), dan ekor (processus
xiphoideus) yang berupa tulang rawan. Pada tulang dada melekat tulang rusuk (costae).Tulang
rusuk terdiri dari 12 pasang. Ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang belakang. Tulang
rusuk dapat dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut :
Ø Tulang rusuk sejati berjumlah 7 pasang. Ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang
belakang, sedangkan ujung depan melekat pada tulang dada.
Ø Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Ujung belakang melekat pada tulang belakang dengan
ujung depan melekat pada tulang rusuk di atasnya.
Ø Tulang rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Ujung belakang melekat pada tulang belakang,
sedangkan ujung depan bebas tidak melekat. Tulang rusuk dan tulang dada berfungsi untuk
melindungi jantung dan paru-paru.
Ø Rangka Apendikuler
Rangka apendikular merupakan rangka pelengkap yang terdiri dari tulang-tulang anggota
gerak atas dan anggota gerak bawah. Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari
skeleton axial. Skeleton axial terdiri dari :
· Anggota gerak atas
· Anggota gerak bawah
· Gelang panggung
· Bagian akhir dari ruas-ruas tulang belakang
· Tulang anggota gerak atas (extremitas superior)
Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas:
1. Humerus / tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang panjang /pipa, ujung atasnya besar,
halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat. pada bagian bawah memiliki dua lekukan merupakan
tempat melekatnya tulang radius dan ulna
2. Radius dan ulna / pengumpil dan hasta. Tulang ulna berukuran lebih besar dibandingkan
radius, dan melekat dengan kuat di humerus. Tulang radius memiliki kontribusi yang besar untuk
gerakan lengan bawah dibandingkan ulna.
3. karpal / pergelangan tangan. tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh
ligamen
4. metakarpal / telapak tangan. Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas berhubungan
dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan tulang-tulang
jari (palanges)
5. Palanges (tulang jari-jari). tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga buah
tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang.
· Tulang anggota gerak bawah (ekstremitas inferior)
Tulang anggota gerak bawah disusun oleh tulang:
1. Femur / tulang paha. Termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari gelang panggul
sampai ke lutut.
2. Tibia dan fibula / tulang kering dan tulang betis. Bagian pangkal berhubungan dengan lutut
bagian ujung berhubungan dengan pergelangan kaki. Ukuran tulang kering lebih besar
dinandingkan tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh. Tulang betis
merupakan tempat melekatnya beberapa otot
3. Patela / tempurung lutut. terletak antara femur dengan tibia, bentuk segitiga. patela berfungsi
melindungi sendi lutut, dan memberikan kekuatan pada tendon yang membentuk lutut
4. Tarsal / Tulang pergelangan kaki. Termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang dengan
salah satunya adalah tulang tumit.
5. Metatarsal / Tulang telapak kaki. Tersusun atas 5 buah tulang yang tersesun mendatar.
6. Palanges / tulang jari-jari tangan. Tersusunetiap jari tersusun atas 3 tulang kecuali tulang ibu
jari atas 14 tualng.
· Tulang gelang bahu (klavikula dan scapula / belikat dan selangka)
Tulang gelang bahu disebut juga tulang pectoral bahu tersusun atas 4 buah tulang yaitu 2
tulang belikat (skapula) dan 2 tulang selangka ( klavikula).
Tulang selangka berbentuk seperti huruf "S", berhubungan dengan tulang lengan atas
(humerus) untuk membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih bebas, ujung yang
satu berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnyaberhubungan dengan tulang
belikat.
Tulang belikat (skapula) berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih, terletak pada bagian
belakang dari tulang rusuk Fungsi utama dari gelang bahu adalah tempat melekatnya sejumlah
otot yang memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi.
· Gelang Panggul
Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang pinggung. Pada anak anak tulang pinggul
ini terpisah terdiri atas tiga buah tulang yaitu illium (bagian atas), tulang ischiun (bagian bawah)
dan tulang pubis (di bagian tengah).
Dibagian belakang dari gelang panggul terdapat tulang sakrum yang merupakan bagian dari
ruas-ruas tulang belakang. Pada bagian depan terdapat simfisis pubis merupakan jaringan ikat
yang menghubungkan kedua tulang pubis.
Fungsi gelang panggung terutama untuk mendukung berat badan bersama-sama dengan ruas
tulang belakang. melindungi dan mendukung organ-organ bawah, seperti kandung kemih, organ
reproduksi, dan sebagai tempat tumbuh kembangnya janin.
3. Bentuk Tulang
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang yang menyusun rangka tubuh manusia dibagi
menjadi beberapa kelompok, yaitu tulang pipa, tulang pendek, tulang pipih, dan tulang tidak
beraturan.
a. Tulang Pipa (Tulang Panjang)
Tulang pipa merupakan tulang yang berbentuk seperti pipa atau silidris (diafise) dengan
kedua ujung tulang membulat (epifise). Diafise merupakan bagian tengah tulang yang
memanjang dan di tengahnya terdapat rongga, sedangkan epifise merupakan bagian ujung tulang
yang tersusun dari tulang rawan. Diantara epifise dan diafise terdapat metafise. Metafise tersusun
dari tulang rawan. Bagian tengah tulang pipa memiliki rongga yang didalamnya berisi sumsum
tulang. Susum tulang pipa berupa sumsum tulang merah dan kuning. Sumsum tulang merah
merupakan tempat pembentukan sel darah merah, sedangkann sumsum tulang kuning merupakan
temapat pembentukan sel-sel lemak. Tulang pipa berfungsi untuk persendian. Tulang pipa
terdapat pada tulang lengan atas (humerus), tulang radius/ pengumpil, tulang ulna/ hasta, tulang
metakarpal/telapak tangan.
b. Tulang Pendek
Tulang pendek merupakan tulang-tulang yang lebih kecil dan tidak ada perbedaan yang
nyata antara ukuran panjang dan lebarnya. Bentuk tulang pendek seperti kubus, paku, atau
berbentuk bulat. Tulang pendek terdapat pada tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
c. Tulang Pipih
Tulang pipih merupakan tulang-tulang yang berbentuk lempengan-lempengan pipih yang
lebar. Tulang pipih berfungsi untuk melindungi struktur tubuh di bagian bawahnya dan dapat di
ttemukan padatulang pinggul, belikat, tulang rusuk, tulang dada, gelang bahu dan tempurung
kepala.
d. Tulang Tidak Beraturan
Tulang tidak beraturan merupakan tulang dengan bentuk kompleks yang berhubungan
dengan fungsi khusus. Tulangtidak beraturan ditemukan pada tulang rahang, tulang-tulang
kepala, dan ruas-ruas tulang belakang.
4. Jenis Tulang
Berdasar zat penyusunnya, tulang dibedakan menjadi tulanng keras dan tulang rawan.
a. Tulang Keras (Osteon)
Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas). Osteoblas menghasilkan sel-
sel tulang keras yang disebut osteosit. Osteoblas juga mensekresikan zat-zat inerseluler yang
tersusun dari serabut kolagen yang akan membentuk matriks tempat garam-garam kalsium
didepositkan (ditumpuk). Zat kapur itu dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO3) dan kalsium
fosfat [Ca(PO4)2] yang diperoleh atau dibawa oleh darah.
Selain terdapat osteoblas (pembentuk tulang), terdapat pula osteoklas yang bersifat mengikis
tulang. Osteoklas adalah sel berinti banyak dan berukuran besar berfungsi untuk memindahkan
matriks dari tulang lamadan menyisakan ruang untuk pembentukan tulang baru.
Tulang keras memiliki dua macam bentuk yaitu tulang kompak yang padat dan keras dan
tulang spons yang berlubang-lubang dan rapuh. Tulang kompak bentuknya padat, keras dan
membentuk perlindungan luar untuk jaringan tulang lainnya. Tulang spons terletak di bagian
dalam dari tulang kompak, rapuh dan memiliki banyak pori atau rongga-rongga. tulang spons
terdapat pada ujung-ujung dari tulang kompak.
b. Tulang Rawan (Kaertilago)
Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan yang disebut kondrosit, yang menghasilkan
mmatriks berupa kondrin. Kondrosit yang matang dibentuk dari sel-sel tulang rawan muda yang
disebut kondroblas. Tulang rawan diselubungi oleh selaput yang disebut perikondrium.
Kondrosit merupakan sel-sel bulat yang besar denngan sebuah nukleus bening dan dua buah atau
lebih nukleolus (anak inti sel). Kondrosit terdapat dalam ruang-ruang dii dalam tulang rawan ang
disebut lakuna. Dinding lakuna meneball membentuk kapsula rawan.
Ada tiga tipe tulang rawan, yaitu sebagai berikut:
1. Tulang rawan hialin
Tulang rawan hialin merupakan tipe tulang rawan yang paling banyak terdapat di tubuh
manusia. Tulang rawan hialin berwarna putih kebiru-biruan dan pada keadaan segar terlihat
bening. Kondrosit terletak di dalam lakuna yang berdinding licin pada matriks tulang. Tulang
rawan hialin terdapat pada semua rangka janin yang belum menjadi tulang, tulang rawan iga,
tulang rawan sendi dari persendian-persendian, dan tulang rawan pada saluran pernapasan.
2. Tulang rawan serat
Tulang rawan serat (fibrosa) berwarna buram keputihan dan bersifat keras. Jumlah selnya
lebih sedikit dan berdiri sendiriatau mengelompok. Tulang rawan serat dapat dijumpai pada ruas
tulang belakang.
3. Tulang rawan elastik
Tulang rawan elastik bberwarna buram kekuningan, serta bersifat fleksibel dan elastis. Sel-
selnya sama dengan sel-sel tulang rawan hialin dan dapat berdiri sendiri atau berkelompok.
Tulang rawan elastik terdapat pada ttelinga laur dan epiglotis (katup tulang rawan yangmenutup
cela menuju trakea).
5. Hubungan Antar tulang (Artikulasi)
Hubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lain artikulasi atau sendi.
Berdasarkan sifat gerkanya, artikulasi dapat dibedakan sinartrosis (sendi mati), amfiartrosis
(sendi kaku), dan diartrosis (sendi gerak).
1) Sinartrosis
Sinartrosis adalah hubungan antara kedua ujung tulang yang direkatklan oleh suatu jaringan
ikat, yang kemudian mengalami osifikasi (penulangan), sehingga tidak memungkinkan adanya
gerakan. Contohnya adalah hubungan antara tulang tengkorak.
2) Amfiartrosis
Amfiartrosis adalah bentuk hubungan antara kedua ujung tulang yang dihubungkan oleh
jaringan kartilago (tulang rawan ), sehingga memungkinkan tetap adanya sedikit gerakan.
3) Diartrosis
Diartrosis adalah hubungan antara tulang yang satu dengan yang lain yang tidak
dihubungkan oleh jaringan sehingga memungkinkan terjadinya gerakan tulang secara lebih
bebas.
Menurut arah geraknya, persendian dibedakan menjadi sendi peluru, sendi engsel, sendi
putar, sendi pelana, sendi luncur, dan sendi kondiloid.
Ø Sendi peluru
Sendi ini disebut sendi peluru karena dari hubungan dua tulang terjadi gerakan ke segala arah.
Misalnya hubungan antara tulang gelang bahu dengan tulang lengan atas.
Ø Sendi engsel
Sendi ini disebut sendi engsel karena arah geraknya hanya satu arah seperti engsel pintu.
Misalnya hubungan tulang atau sendi pada siku dan pada lutut.
Ø Sendi pelana
Sendi ini disebut sendi pelana karena hubungan dua tulang tersebut, tulang yang satu dapat
bergerak ke dua arah seperti orang yang naik kuda di atas pelana. Contohnya hubungan antara
pergelangan tangan dan tulang ibu jari.
Ø Sendi putar
Sendi ini disebut sendi putar karena dari hubungan dua tulang tersebut, tulang yang satu dapat
berputar, mengitari tulang yang lain. Misalnya hubungan antara tulang atlas dan tulang pemutar,
sehingga kepala kita dapat bergerak berputar.
Ø Sendi geser atau luncur
Sendi ini disebut sendi luncur atau geser karena dari hubungan dua tulang tersebut hanya terjadi
sedikit gerak pergeseran. Misalnya adalah sendi pada tulang-tulang telapak tangan dan telapak
kaki.
Ø Sendi kondiloid
Sendi ini terjadi diantara dua tulang yang permukaannya berbentuk oval. Misalnya adalah
hubungan telapak tangan dan ruas jari tangan, serta pada sendi pergelangan tangan.
C. GANGGUAN PADA SISTEM GERAK MANUSIA
a. Gangguan Pada Sistem Rangka
Ø Fraktura sederhana
Merupakan fraktura yang tidak melukai otot yang ada disekitarnya.
Ø Fraktura kompleks
Merupakan fraktura yang melukai otot atau organ yang ada disekitarnya, bahkan terkadang
bagian fraktura dapat muncul ke permukaan kulit.
Ø Greenstick
Merupakan fraktura sebagian yang tidak memisahkan tulang mennjadi dua bagian.
Ø Comminuted
Merupakan fraktura yang mengakibatkan tulang terbagi menjadi beberapa bagian, tetapi masih
berada di dalam otot.
Ø Rakhitis
Merupakan penyakit tulang yanng disebabkan kekurangan vitamin D.
Ø Mikrosefalus
Merupakan gangguan pertumbuhan tulang tengkorak sehingga kepala berukuran kecil.
Ø Osteoporosis
Merupakan gangguan tulang dengan gejala penurunan massa tulang sehingga tulang rapuh.
Ø Dislokasi
Merupakan ggangguan yang terjadi karena pergeseran tulang penyusun sendi dari posisi awal.
Ø Ankilosis
Merupakan gangguan yang terjadi karenatidak berfungsinya persendian.
Ø Artritis
Merupakan gangguan yang disebabkan adanya peradangan sendi.
Ø Skoliosis
Melengkungnya tulang belakang ke arah samping, mengakbatkan tubuh melenngkung ke arah
kiri atau kanan.
Ø Kifosis
Perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga orang menjadi
bongkok
.
Ø Lordosis
Melengkungnya tulang belakang di daerah lumbal atau pinggang ke arah depan sehingga kepala
tertarik ke arah belakang.
Ø Subluksasi
Gangguan tulang belakang pada segmen leher sehingga posisi kepala tertarik ke arah kiri atau
kanan.
b. Gangguan Pada Otot
Ø Atrofi
Merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau kehilangan kemampuan untuk
berkontraksi.
Ø Hipertropi
Merupakan otot yang berkembanng menjadi lebih besar dan kuat.
Ø Hernia Abdominalis
Merupakan sobeknya dinding otot abdominal sehingga usus memasuki sobekan tersebut.
Ø Tetanus
Merupakan otot yang mengalami kekejangan karena secara terus-menerus berkontraksi sehingga
tidak mampu lagi berkontraksi.
Ø Distrofi Otot
Merupakan penyakit kronis yang menyebabkan gangguan gerak.
Ø Miastenia Gravis
Merupakan otot yanng secara berangsur-angsur melemah dan menyebabkan kelumpuhan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan makalah kami di atas dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak, menyimpan
glikogen dan menentukan postur tubuh. Yang mana terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot
rangka.
2. Dalam garis besarnya sel otot dapat kita bagi dalam 3(tiga) golongan yaitu : otot polos, otot
lurik, dan otot jantung.
3. Otot bekerja dengan dua cara, yaitu berkontraksi (memendek dan menebal) dan relaksasi
(kembali ke kkeadaan semula atau mengendur). Keadaan otot yang memendek (kontraksi)
maksimal disebut tonus.
4. Rangka merupakan alat gerak pasif. Rangka tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu
oleh otot.
5. Rangka manusia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu bagian poros tubuh (aksial)
dan bagian alat gerak (apendikular).
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Muslim, Manaf, Winarni, 2006, BIOLOGI 2, Jakarta, Esis


Goenarso, Darmadi, suripto, 2003, Fisiologi Hewan, Jakarta, Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka
House, Rully, 2014, Makalah Anatomi Fisiologi Sistem Rangka dan Otot
(http://rullyhouse.blogspot.com/2014/03/makalah-anatomi-fisiologi-sistem
rangka.html?m=1) (diakses tanggal 14 februari 2015)
http://anhvanykhoa.com/wp-content/upload/antagonistic-muscles-pair-bicep
tricep-1024x567.jpg (diakses pada tanggan 14 februari 2015)
https://chuwairul.wordpress.com/2012/03/20/sistem-rangka-dan-otot/ ( di akses tanggal 15
februari 2015)
http://sisem-rangka.blogspot.com/2011/11/makalah-sitem-rangka.html ( di akses tanggal 15
februari 2015)
http://budifarma100493.blogspot.com/2013/11/makalah-anatomi-dan-fisiologi.html ( di akses
tanggal 15 februari 2105)
Ningrum, Ega, 2010, Mekanisme Gerak Otot
(https://sayaeganingrum.files.wordpress.com/2010/11/mekanisme-gerak-otot.gif) (diakses 14
februari 2015)
Oktaviasriwa, 2013, Antagonistic Muscles Pair Bicep dan Tricep
(https://oktaviasriwa.file.wordpress.com/2013/04/23/antagonistic-muscles-pair
bicep-tricep-1024x567.jpg) (diakses pada tanggal 14 februari 2015)
Syamsuri, Istamar, dkk, 2007, Biologi untuk SMA Kelas XI, Jakarta, Erlangga

Anda mungkin juga menyukai