Upaya Perbaikan Gizi
Upaya Perbaikan Gizi
I. LATAR BELAKANG
Hingga saat ini, hipertensi dalam kehamilan masih merupakan masalah kesehatan
serius di bidang obstetridi seluruh dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan
di dunia setiap menit perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan
kehamilan dan persalinan. Dari jumlah kematian maternal, prevalensi paling besar adalah
pre-eklampsia dan eklampsia sebesar 12,9% dari keseluruhan kematian ibu. Insidensi pre
eklamsia di Indonesia sekitar 3 – 10%, menyebabkan mortalitas maternal sebanyak 39.5%
pada tahun 2001, dan sebanyak 55.56% pada tahun 2002.
Hipertensi gestasional diartikan sebagai setiap onset baru hipertensi tanpa komplikasi
selama kehamilan bila tidak ada bukti jelas dari sindrom preeklampsia. Sedangkan pre
eklamsia sendiri merupakan hipertensi pada kehamilan yang disertai dengan proteinuria.
Hipertensi dalam kehamilan terjadi pada wanita yang sebelumnya memiliki penyakit
hipertensi primer atau dapat juga pada wanita dengan hipertensi sekunder kronik, dan pada
wanita tanpa riwayat hipertensi dengan onset terjadinya hipertensi yang baru muncul setelah
setengah masa kehamilan.
Hipertensi pada kehamilan memiliki resiko baik terhadap ibu dan juga janinnya. Pada
ibu, hipertensi dapat menjadi pre eklamsia atau eklamsia yang mengancam jiwa. Sedangkan
pada bayi akan menyebabkan kematian perinatal, 5% bayi lahir dengan kelainan congenital.
Biasanya pada kehamilan pertama, 8 – 10% bayi akan lahir premature (kurang dari 34
minggu) sebagai konsekuensi dari pre eklamsia, tapi pada wanita dengan pre eklamsia berat,
50%nya mengalami kelahiran preterm.
Meskipun telah dilakukan penelitian yang intensif selama beberapa dekade,
hipertensi yang dapat menyebabkan atau memperburuk kehamilan tetap menjadi masalah
yang belum terpecahkan. Secara umum, preeklamsi merupakan suatu hipertensi yang disertai
dengan proteinuria yang terjadi pada kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul setelah
minggu ke-20 usia kehamilan dan paling sering terjadi pada primigravida. Jika timbul pada
multigravida biasanya ada faktor predisposisi seperti kehamilan ganda, diabetes mellitus,
obesitas, umur lebih dari 35 tahun dan sebab lainnya.
Morbiditas janin dari seorang wanita penderita hipertensi dalam kehamilan
F3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anank
berhubungan secara langsung terhadap penurunan aliran darah efektif pada sirkulasi
uteroplasental, juga karena terjadi persalinan kurang bulan pada kasus-kasus berat. Kematian
janin diakibatkan hipoksia akut, karena sebab sekunder terhadap solusio plasenta atau
vasospasme dan diawali dengan pertumbuhan janin terhambat (IUGR). Di negara
berkembang, sekitar 25% mortalitas perinatal diakibatkan kelainan hipertensi dalam
kehamilan. Mortalitas maternal diakibatkan adanya hipertensi berat, kejang grand mal, dan
kerusakan end organ lainnya.
III.PEMILIHAN INTERVENSI
Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka kami bermaksud
mengadakan penyuluhan kesehatan dengan materi "Hipertensi dalam kehamilan". Pada
penyuluhan ini akan disampaikan mengenai pengertian hipertensi dalam kehamilan,
gejala, pencegahan, komplikasi dari hipertensi dalam kehamilan.
Selain itu, pemateri akan mengidentifikasi berapa banyak ibu yang menderita
hipertensi dalam kehamilan. Pada penyuluhan ini, diberikan pula kesempatan kepada para
peserta untuk bertanya seputar materi tentang hipertensi dalam kehamilan.
IV. PELAKSANAAN
F3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anank
V. Evaluasi
Pada saat penyuluhan peserta menyimak dengan tenang dan terlihat antusias
walaupun peserta terlihat sudah tidak asing lagi dengan penyakit darah tinggi. Setelah
penyuluhan peserta antusias menanyakan berbagai macam hal seputar hipertensi dalam
kehamilan. Pada umumnya para peserta ingin mendapat kejelasan yang benar seputar
pencegahan dan cara mempertahankan tekanan darah di posisi aman mulai dari sisi
farmakologis dan non farmakologis terlebih untuk materi gizi sehat seimbang untuk ibu
hamil. Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan melihat seberapa banyak para peserta
memahami dan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana seputar materi yang
telah disampaikan.
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan pengecekan pemahaman peserta
penyuluhan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar materi yang telah
disampaikan. Pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh peserta penyuluhan merupakan
bukti keberhasilan bahwa penyuluhan yang telah dilakukan mampu diterima dan
dipahami oleh peserta.