Rotor
2. Rotor Sangkar
1
2
𝑬𝒓=𝟒,𝟒𝟒.𝒇.𝑵𝒓 . ∅𝒎
Dimana :
𝒇 = frekuensi (Hz)
𝒇 (𝑵𝒔−𝑵𝒓).𝒑
𝟐=
𝟏𝟐𝟎
𝒇 (𝑵𝒔−𝒑)
𝟏=
𝟏𝟐𝟎
(𝑁𝑠−𝑁𝑟)
s= 𝑥100%
𝑁𝑠
kumparan primer akan timbul GGL induksi (ep). Adapun induksi pada
kumparan primer dirumuskan sebagai :
𝑒 𝑑Ѳ
𝑝= −𝑁𝑝
𝑑𝑡
Dimana=
𝑒𝑝= GGL induksi pada kumparan primer (volt )
𝑁𝑝= Jumlah lilitan kunparan primer
𝑑Ѳ= Perubahan garis-garis gaya magnet (weber)
𝑑𝑡= perubahan waktu (detik)
Dengan
es : GGL induksi pada kumparan primer (volt )
Ns : Jumlah lilitan kunparan sekunder
d∅: Perubahan garis-garis gaya magnet (weber)
dt : Perubahan waktu (detik)
7
E2s / E rotor = N1 / N2 = a
atau
E2S = a Erotor
dimana a adalah jumlah lilitan efektif tiap fasa pada lilitan stator yang
banyaknya a kali jumlah lilitan rotor.
Bila rotor – rotor diganti secara magnetik, lilitan – ampere masing –
masing harus sama, dan hubungan antara arus rotor sebenarnya Irotor dan arus
I2S pada rotor ekivalen adalah :
I2S = I rotor / a
sehingga hubungan antara impedansi bocor frekuensi slip Z2S dari rotor
ekivalen dan impedansi bocor frekuensi slip Zrotor dari rotor sebenarnya
adalah :
Z2S = E2s / I2s = a2 E rotor / I rotor
9
dimana :
Z2S = impedansi bocor rotor frekuensi slip tiap fasa dengan referensi ke stator (
Ohm).
R2 = tahanan efektif referensi ( Ohm )
sX2 = reaktansi bocor referensi pada frekuensi slip X2 didefinisikan sebagai harga
reaktansi bocor rotor dengan referensi frekuensi stator ( Ohm ).
Reaktansi yang didapat pada persamaan dinyatakan dalam cara yang
demikian karena sebanding dengan frekuensi rotor dan slip.
Pada stator ada gelombang fluks yang berputar pada kecepatan
sinkron. Gelombang fluks ini akan mengimbaskan tegangan pada rotor
dengan frekuensi slip sebesar E2sdan ggl lawan stator E1. Bila bukan karena
efek kecepatan, tegangan rotor akan sama dengan tegangan stator, karena
lilitan rotor identik dengan lilitan stator. Karena kecepatan relatif gelombang
fluks terhadap rotor adalah s kali kecepatan terhadap stator, hubungan antara
ggl efektif pada stator dan rotor adalah:
10
E2s = SE1
Dimana :
PFW = Rugi-rugi
gesek dan angin
motor Ps = Daya
penggerak poros
Ts = Torsi penggerak poros