Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA

LONG CASE

PUSKESMAS RAWALO
“SKABIES”

Disusun oleh:
Nadia Muqsitha
G4A015198

Pembimbing Fakultas : dr. Nendyah Roestijawati, MKK.


Pembimbing Lapangan : dr. Hendro Harjito

KEPANITERAAN KLINIK STASE KOMPREHENSIF


JURUSAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO

2018
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kepaniteraan Kedokteran Keluarga


Long Case
Puskesmas Rawalo
“Skabies”

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat ujian


Kepaniteraan Klinik Stase Komprehensif/Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman

Disusun oleh:
Nadia Muqsitha
G4A015198

Telah diperiksa, disetujui dan disahkan :


Purwokerto, ... Maret 2018

Preseptor Lapangan Preseptor Fakultas

dr. Hendro Harjito dr. Nendyah Roestijawati, MKK.


I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : Tn. A


Alamat : Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo
Bentuk Keluarga : Extended Family

Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah


No. Nama Kedudukan L/P Usia Pendidikan Pekerjaan
1. Tn. A Ayah L 46 th SMA Buruh
2. Ny. N Ibu P 40 th SD -
3. An. R Anak I P 12th SMP -
4. An. L Anak II (pasien) P 10th SD -
5. An. H Anak III L 4th - -
6. Ny. M Nenek P 58th - -

Kesimpulan dari karakteristik demografi di atas adalah bentuk


keluarga berupa extended family. Hal ini ditunjukkan dengan anggota
keluarga yang tinggal satu rumah adalah keluarga inti yaitu ayah, ibu, tiga
anak kandung dengan tambahan anggota lain yaitu seorang Nenek dari Ibu
pasien. An. L merupakan anak kedua dari 3 bersaudara, tinggal bersama 2
orang saudaranya, ibu kandungnya, nenek dari ibunya, dan seorang Ayah
kandung yang bekerja di Jakarta dan hanya pulang sekitar satu bulan sekali.
II. STATUS PENDERITA

A. PENDAHULUAN
Laporan ini disusun berdasarkan kasus yang diambil dari seorang anak
berusia 10 tahun yang datang ke Puskesmas Rawalo diantar oleh ibunya
mengeluh gatal-gatal pada tangan dan kaki.

B. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. L
Usia : 10 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : Pelajar SD
Penghasilan/bulan :-
Alamat : Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo
Pengantar (Pasien) : Pasien datang diantar ibu
Tanggal Periksa : Sabtu, 10 Maret 2018

C. ANAMNESIS (diambil melalui auto-alloanamnesis)


1. Keluhan Utama
Gatal-gatal pada tangan dan kaki
2. Keluhan Tambahan
Lecet pada tempat garukan dan keluar nanah dari luka lecet.
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Poliklinik Puskesmas Rawalo hari Sabtu 10 Maret 2018
dengan keluhan gatal-gatal pada kedua tangan dan kaki sejak 1 minggu
sebelum masuk puskesmas. Gatal-gatal dirasakan terus-menerus dan
sangat mengganggu. Gatal dirasakan kian hari kian memberat sehingga
pasien nyaman menggaruk tangan dan kakinya hingga lecet. Gatal tidak
mereda dengan pemakaian bedak dan semakin gatal pada sore dan malam
hari. Gatal-gatal disertai adanya nanah yang keluar dari luka lecet akibat
garukan.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat mengalami keluhan yang sama : diakui sekitar 3bulan yll.
- Riwayat mondok : disangkal
- Riwayat operasi : disangkal
- Riwayat kecelakaan : disangkal
- Riwayat darah tinggi : disangkal
- Riwayat jantung : disangkal
- Riwayat kencing manis : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat alergi makanan/obat : disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat mengalami keluhan yang sama : diakui, adik.
- Riwayat kencing manis : disangkal
- Riwayat darah tinggi : disangkal
- Riwayat jantung : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
6. Riwayat Sosial dan Exposure
- Community : Pasien dalam kesehariannya tinggal dalam
keluarga dengan bentuk extended family yang di
dalamnya terdapat seorang ibu, seorang nenek,
seorang ayah, dan dua orang saudara kandung.
- Home : Rumah An. L memiliki luas sekitar 70 m2,
memiliki ventilasi udara berupa lubang angin
berukuran 30x8cm, cahaya matahari yang masuk
ke rumah cukup, lantai rumah terbuat sebagian dari
keramik, sebagian dari tanah, dinding terbuat dari
tembok, Rumah An. L tidak berplafon, sehingga
debu dari atap sering jatuh ke dalam rumah.
Jendela terdapat satu di setiap ruangan.
Pencahayaan cukup baik, kebersihan rumah kurang
dijaga dengan baik. Tingkat kelembapan rumah
cukup lembab. Rumah terdiri dari ruang tamu, dua
kamar tidur, ruang keluarga, dan dapur. Terdapat
satu buah tempat tidur di dalam ruang keluarga
yang bersebelahan dengan kandang ayam dengan
berbataskan jendela. Masing-masing kamar terdiri
memiliki satu buah kasur dan tidak satupun kasur
yang terpasang sprei. Keluarga pasien memasak
dengan menggunakan kompor gas namun masih
ditemukan tungku di dapurnya. Sumber air bersih
berasal dari air sumur. Kamar mandi dan toilet
menyatu dengan sumur. Septic tank terletak 6
meter dari sumur. Antara rumah pasien dan rumah
tetangga berdekatan. Jarak antar rumah sekitar 2-4
meter. Lingkungan tempat tinggal An. L
merupakan lingkungan pekarangan, terdapat
banyak pohon dan semak-semak disekitar halaman
rumah. Tempat sampah keluarga diletakkan di
depan rumah, terbuka, yang biasanya dibakar
setiap sore hari.
- Hobby : Pasien memiliki hobi bermain dengan teman di
sekitar rumahnya setiap sepulang sekolah hingga
sore dan seringkali tidak menggunakan sandal.
Saat malam hari pasien terbiasa tidur dengan
kakaknya, dan masih memiliki kebiasaan
mengompol. Pasien memiliki kebiasaan tidak
mencuci kaki dan tangan setiap pulang dari
bepergian.
- Occupational : Pasien adalah pelajar kelas 5 di SDN Rawalo,,
Banyumas.
- Diet : Pasien makan 3 kali sehari dengan nasi, lauk
tempe,tahu, sayur. Pasien suka mengkonsumsi
buah.
- Drug : Pasien sebelumnya sudah menggunakan bedak
untuk mengurangi gatal, namun gatal tidak mereda
dan makin memberat hingga pasien dibawa oleh
ibunya ke puskesmas Rawalo.
7. Riwayat Psikologi :
Sejak kecil pasien hidup dengan ayah, ibu, nenek, dan kedua
saudaranya. Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pasien
memiliki kebiasaan membantah perintah ibunya. Seringkali setiap Ibu
pasien menyuruh pasien membersihkan diri, pasien justru cenderung
melakukan tindakan yang sebaliknya. Pasien mengaku lebih dekat dengan
Ayahnya, namun sejak 2 tahun terakhir Ayahnya mengambil pekerjaan di
Jakarta dan hanya pulang satu bulan sekali.
8. Riwayat Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga ekonomi kelas menengah dan Ayah
pasien berperan sebagai satu-satunya tulang punggung. Ayah pasien
bekerja sebagai buruh dengan penghasilan tidak tetap (kurang lebih
3.000.000/bulan) namun menurut keluarga cukup untuk kebutuhan sehari-
hari.
9. Riwayat Demografi
Hubungan antara pasien dengan keluarganya harmonis.
Keluarganya tampak sebagai keluarga yang peduli dengan kesehatan An.
L. Terkadang pasien bertengkar wajar dengan ibu dan kakaknya yang
berusia 12 tahun.
10. Riwayat Sosial
Pasien sering bermain dan berkomunikasi dengan teman-teman
sekolahnya. Hubungan pasien dengan tetangga sekitarnya cukup baik dan
disayang oleh orang-orang sekitarnya, namun semenjak sakit pasien
diketahui membatasi dirinya untuk bertemu orang lain.
11. Anamnesis Sistemik
a. Keluhan Utama : Gatal
b. Kulit : lecet dan keluar nanah
c. Kepala : tidak ada keluhan
d. Mata : tidak ada keluhan
e. Hidung : tidak ada keluhan
f. Telinga : tidak ada keluhan
g. Mulut : tidak ada keluhan
h. Tenggorokan : tidak ada keluhan
i. Pernafasan : tidak ada keluhan
j. Sistem Kardiovaskuler : tidak ada keluhan
k. Sistem Gastrointestinal : tidak ada keluhan
l. Sistem Saraf : tidak ada keluhan
m. Sistem Muskuloskeletal : tidak ada keluhan
n. Sistem Genitourinaria : tidak ada keluhan
o. Ekstremitas Atas : Gatal-gatal, lecet, keluar nanah
Bawah : Gatal-gatal, lecet, keluar nanah

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. KU/ KES
Tampak tenang, kesadaran compos mentis.
2. Tanda Vital
a. Nadi : 92x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
b. Pernafasan : 20x/menit, thorakal, reguler
c. Suhu : 37.3oC
3. Status gizi
a. BB : 26kg
b. TB : 121 cm
c. IMT : 17.76 kg/m2
d. IMT/U : 0.79
e. Kesan status gizi : Baik
4. Kulit
Turgor kulit kembali dalam satu detik.
5. Kepala
Kepala dalam batas normal.
6. Mata
Konjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
7. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-),
massa (-)
8. Mulut
Mukosa buccal basah.
9. Telinga
Telinga luar, tengah, dalam dalam batas normal
10. Tenggorokan
Tonsil dan faring dalam batas normal. Hiperemis (-).
11. Leher
Trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe
(-), distensi vena jugularis (-).
12. Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
a. Cor : Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Palpasi : ictus cordis tak kuat angkat
Perkusi : batas kiri atas : SIC II LPSS
batas kiri bawah : SIC V LMCS
batas kanan atas : SIC II LPSD
batas kanan bawah : SIC IV LPSD
batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-)
b. Pulmo :
I : pengembangan dada kanan = kiri
Pal : fremitus raba kanan = kiri
Per : sonor/sonor
A : suara dasar vesikuler (+/+)
suara tambahan RBH (-/-), wheezing (-/-)
13. Abdomen
I :dinding perut sejajar dengan dinding dada
A : bising usus (+) normal
Per : timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
Pal :supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
14. Sistem Collumna Vertebralis
I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
Pal :nyeri tekan (-), krepitasi (-)
15. Ektremitas: palmar eritema(-/-) capilarry refill <1 detik.
akral dingin - - VE + + Multipel
- - + + Multipel
Ujud Kelainan Kulit (UKK) :
Terdapat kanalikuli pendek multipel, diskrit generalisata pada kulit yang
eritema dengan papulovesikel, pustul, erosi, dan ekskoriasi di atasnya
Articulatio genue dextra et sinistra :
I : oedem (-), eritema (-),hambatan dalam berjalan (-).
P : nyeri (-), hangat (-), krepitasi (-).
16. Sistem genitalia: dalam batas normal
17. Pemeriksaan Neurologik
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Fungsi Vegetatif : dalam batas normal
Fungsi Sensorik : dalam batas normal
Fungsi Motorik :
K 5 5 T N N RF ++ RP - -
5 5 N N ++ - -
18. Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan : sesuai usia, perawatan diri cukup
Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif
Insight : baik
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang pada pasien ini.

F. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


Untuk menegakkan diagnosis Skabies dengan infeksi sekunder bakteri dan
menentukan terapi, pasien dianjurkan untuk melakukan beberapa pemeriksaan
laboratorium yaitu:
1. Biopsi kanalikuli untuk mencari Sarcoptes scabiei.
2. Pewarnaan Gram (Gram staining) dari sampel pus untuk mengetahui
jenis bakteri yang ada pada luka pasien.

G. RESUME
Pasien datang ke Poliklinik Puskesmas Rawalo hari Sabtu 10 Maret 2018
dengan keluhan gatal-gatal pada kedua tangan dan kaki sejak 1 minggu
sebelum masuk puskesmas. Gatal-gatal dirasakan terus-menerus dan sangat
mengganggu. Gatal tidak mereda dengan pemakaian bedak dan semakin gatal
pada sore dan malam hari. Gatal-gatal disertai adanya nanah yang keluar dari
luka lecet akibat garukan. Pasien pernah mengalami keluhan serupa sekitar 3
bulan yang lalu. Dalam satu rumah diketahui adik kandungnya yang berusia 4
tahun mengalami keluhan serupa.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal,status
generalis dalam batas normal, status lokalis sistem integumen ditemukan UKK
berupa kanalikuli pendek multipel, diskrit generalisata pada kulit yang eritema
dengan papulovesikel, pustul, erosi, dan ekskoriasi di atasnya

H. DIAGNOSIS HOLISTIK
1. Aspek Personal
Idea : Pasien mengeluhkan gatal-gatal pada tangan dan kaki
Concern : Pasien merasa gatal semakin memberat, ibu pasien
khawatir kondisi pasien semakin memburuk.
Expectacy : Pasien dan ibu pasien mempunyai harapan agar penyakit
pasien dapat segera sembuh dan dapat segera bersekolah
kembali.
Anxiety :Pasien mulai merasa tidak nyaman di lingkungan teman-
temannya karena terus menerus diperhatikan mengenai
kondisi kulitnya.
2. Aspek Klinis
Diagnosis :
- Skabies dengan infeksi sekunder bakteri
- Status gizi baik
Gejala klinis yang muncul :
Gatal pada tangan dan kaki, memberat pada sore dan malam hari, tidak
mereda dengan pemakaian bedak, keluhan serupa berulang, adik kandung
mengalami keluhan serupa.
Diagnosa banding :
Dermatitis venenata, psoriasis gutata pustulosa, cutaneus larvae migran,
mikosis supervisialis, eczema.

3. Aspek Faktor Risiko Intrinsik Individu


a. Keluhan serupa sekitar 3 bulan sebelumnya.
b. Kebiasaan bermain keluar rumah tanpa alas kaki
c. Kesadaran menjaga kebersihan diri yang masih buruk
d. Kepercayaan terhadap anggota keluarga yang ada di rumah kurang
mendukung.

4. Aspek Faktor Risiko Ekstrinsik Individu


a. Status sosial ekonomi keluarga pasien yang rendah, menyebabkan
kondisi hunian tidak memenuhi kriteria rumah sehat dan keadaan
lingkungan rumah secara umum yang kurang sehat.
b. Adanya sumur yang tergabung dalam toilet sehingga memudahkan
kontaminasi air.
c. Kurangnya kesadaran akan pentingnya menjemur
5. Aspek Skala Penilaian Fungsi Sosial
Skala penilaian fungsi sosial pasien adalah 3, karena pasien mulai
terganggu dalam melakukan aktivitas dan kegiatan sehari-hari seperti
biasanya, antara lain belajar dan bersekolah serta bermain bersama teman-
teman.

I. PENATALAKSANAAN
1. Personal Care
a. Aspek kuratif
1) Medikamentosa
a) PO. Amoxicillin tab 3x250mg
b) PO. Chlorphenirramine Maleate tab 2x2mg (0-1-1)
c) Permethrine Cr 5% UE seluruh tubuh 1x/minggu, malam
sebelum tidur.
2) Non Medika mentosa
a)
3) KIE (konseling, informasi dan edukasi)
Pasien dan keluarganya perlu diedukasi mengenai:
a) Memberi informasi mengenai penyebab,cara penularan, cara
pencegahan skabies secara mudah dan komprehensif.
b) Selalu menjaga higienitas personal dengan mandi setidaknya 2
kali sehari
c) Menghindari kebiasaan berenang di sungai
d) Merendam semua pakaian dan alat mandi denagn air panas
untuk membunuh tungau.
e) Menjemur bantal, guling, dan kasur secara teratur.
f) Menjelaskan mengenai syarat-syarat rumah sehat secara
lengkap, beberapa contohnya antara lain mengenai adanya
kandang ayam di dekat dapur dan toilet yang tidak higienis.
g) Menjelaskan pentingnya menjaga nutrisi melalui makanan
yang sehat dan bergizi, memenuhi kebutuhan karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, dan mineral.
b. Aspek Preventif
1) Menjelaskan mengenai higienitas personal
2) Menjelaskan mengenai kriteria rumah sehat serta memberi saran-
saran yang dapat diterapkan dan tepat guna
3) Memberikan anjuran pola hidup bersih dan sehat
c. Aspek Promotif
1) Memberi informasi mengenai penyebab dan cara penularan
mikroorganisme penyebab skabies, serta pencegahan dan
penanganan skabies secara mudah dan komprehensif.
2) Memberi informasi mengenai infeksi bakteri sebagai komplikasi
skabies serta pentingnya penanganan tepat dan dini dalam kasus
skabies.
d. Aspek Rehabilitatif
Monitoring keluhan gatal dan respon terhadap pemberian antibiotik.
2. Family Care
a. Memotivasi keluarga untuk menjaga lingkungan yang sehat dan bersih.
b. Memberikan edukasi pengetahuan kepada keluarga mengenai
perjalanan penyakit skabies, pencegahan penularan dan pemantauan
skabies berulang, sehingga mendukung kontrol dan pengobatan pasien
dan keluargan yang kontak langsung dengan pasien.
c. Dukungan moral dari keluarga dalam pengendalian dan
penyembuhanpenyakit pasien.
d. Memberikan anjuran kepada anggorta keluargalainnya yang berisiko
tinggi untuk pola hidup sehat.
3. Community Care
a. Memotivasi peningkatan sanitasi lingkunganuntuk menjaga
lingkungan yang sehat dan bersih, karena lingkungan yang tidak sehat
akan menajdi faktor risiko terjadinya skabies.
b. Memberikan pengetahuan kepada masyarakatmengenai penyakit
skabies, baik tanda gejala penyakit tersebut dan perjalanan alamiahnya
melalui penyuluhan.
c. Memotivasi komunitas untuk memberikan dukungan psikologis
terhadap pasien mengenai penyakitnya.
J. Flow Sheet
Tabel 2.1.Flow Sheet An. L (9 tahun)
No Tanggal Problem Tanda Vital Planning Target
1 Selasa Gatal-gatal pada N:92x/menit PO. Amoxicillin Gatal-
12/9/2017 tangan dan kaki, RR:20 x/menit 3x250mg mereda,
11.00 terutama pada S:36.70 C PO. CTM 2x2mg tanda infeksi
sore dan malam (0-1-1) merespon
hari, terdapat Permethrine Cr pemberian
luka lecet akibat 5% UE seluruh antibiotik
garukan tubuh, malam
mengeluarkan sebelum tidur.
nanah
2 Rabu Gatal mereda, N:86x/menit PO. Amoxicillin Gatal-
13/9/2017 luka masih RR :18 x/menit 3x250mg mereda,
15.30 mengeluarkan S:36,20 C PO. CTM 2x2mg tanda infeksi
nanah (0-1-1) merespon
pemberian
KIE : penyebab, antibiotik
tanda gejala,
terapi,
pencegahan, dan
komplikasi
skabies secara
komprehensif.
III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

A. Fungsi Holistik
1. Fungsi Biologis
Bentuk keluarga An.WMadalah nuclear family dengan Tn. K(32
tahun) sebagai kepala keluarga yang bekerja sebagai buruh tani. An. L(9
tahun) adalah anak dari Tn. S dan Ny. D. Pada keluarga ini terdapat ayah,
ibu dan 2 anak yang hidup bersama.
2. Fungsi Psikologis
Hubungan antara pasien dengan keluarganya harmonis. Kadang-
kadang ia bertengkar wajar masalah hal sepele dengan adiknya yang masih
berusia lima tahun. Terdapat beban pskikologis pada An.WM berupa
ejekan teman-teman sekolahnya terkait sakit yang sedang dideritanya.
3. Fungsi Sosial
Saat sakit ini, pasien sulit melakukan aktivitas sehari-hari. Pasien
biasanya sering bermain dan berkomunikasi dengan teman-teman
sekolahnya. Hubungan pasien dengan teman-teman sekolah dan tetangga
sekitarnya cukup baik, pasien juga disayang oleh tetangganya.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Pasien berasal dari keluarga ekonomi kelas menengah kebawah.
Ayah pasien bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan rendah dan
tidak tetap (Rp. 250.000 - Rp1.000.000,00/bulan). Ibu pasien seorang ibu
rumah tangga.Pasien dan keluarga pasien hidup sedehana dalam mencukupi
keperluan hidup sehari-hari. Biaya pengobatan di sarana pelayanan kesehatan
menggunakan Jamkesmas.
Dapat disimpulkan bahwa bentuk keluarga An. Ladalah nuclear
family. Keluarga An. Ladalah keluarga yang cukup harmonis, dan
merupakan keluarga dengan perekonomian kelas menengah kebawah.
B. Fungsi Fisiologis (A.P.G.A.R Score)
ADAPTATION
Dalam menghadapi masalah selama ini penderita mendapatkan
dukungan berupa nasehat dari keluarganya.Jika penderita menghadapi suatu
masalah pasien menceritakan kepada orangtuanya.
PARTNERSHIP
Komunikasi terjalin satu sama lain. Setiap ada permasalahan didiskusikan
bersama dengan anggota keluarga lainnya, komunikasi dengan anggota keluarga
berjalan dengan baik.
GROWTH
Antar anggota keluarga selalu mendukung pasien. Anggota keluarga
selalu mendukung pola makan, dan pengobatan yang dianjurkan demi
kesehatan An. L.
AFFECTION
Pasien merasa hubungan kasih sayang dan interaksi dengan ayah, ibu, dan
adiknya berjalan dengan lancar. Pasien juga sangat menyayangi keluarganya, begitu
pula sebaliknya.Dalam hal mengekspresikan perasaan atau emosi, antar anggota
keluarga berusaha untuk selalu jujur. Apabila ada hal yang tidak berkenan di
hati, maka anggota keluarga akan mencoba untuk segera menyampaikan tanpa
dipendam, sehingga permasalahan dapat segera selesai. Keluarga saling
menyayangi tampak dari percakapan mereka yang luwes dan sering bercanda
saat peneliti melakukan home visit.
RESOLVE
Rasa kasih sayang yang diberikan kepada pasien cukup, baik dari keluarga
maupun dari saudara-saudara. Pasien merasa senang apabila ayah, ibu, dan adiknya
berkumpul di rumah walaupun hanya untuk menonton televisi atau makan bersama.
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan A.P.G.A.R Score
dengan nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0.
A.P.G.A.R Score dilakukan pada masing-masing anggota keluarga dan
kemudian dirata-rata untuk menentukan fungsi fisiologis keluarga secara
keseluruhan. Nilai rata-rata 1-4 = jelek, 4-6 = sedang, 7-10 = baik. Penilaian
A.P.G.A.R.
Tabel2.2. Nilai APGAR dari Keluarga An. AD
A.P.G.A.R An. L Tn. K Ny. D An. RF
A Saya puas bahwa saya dapat 2 2 1 2
kembali ke keluarga saya bila saya
menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga 2 1 2 2
saya membahas dan membagi
masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga 1 1 2 2
saya menerima dan mendukung
keinginan saya untuk melakukan
kegiatan baru atau arah hidup yang
baru
A Saya puas dengan cara keluarga 2 2 2 1
saya mengekspresikan kasih
sayangnya dan merespon emosi
saya seperti kemarahan, perhatian
dll.
R Saya puas dengan cara keluarga 2 1 1 2
saya dan saya membagi waktu
bersama-sama
TOTAL 9 7 8 9
Rerata nilai skor APGAR keluarga An. AD adalah (9+7+8+9)/4 = 8,25. Secara
keseluruhan total poin dari skor APGAR keluarga pasien adalah 33, sehingga
rata-rata skor APGAR dari keluarga pasien adalah 8,25. Hal ini menunjukkan
bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga pasien berada dalam keadaan
baik.
C. FUNGSI PATOLOGIS (S.C.R.E.E.M)
Fungsi patologis dari keluarga Nn. SN dinilai dengan menggunakan
S.C.R.E.E.M sebagai berikut :
Tabel 7. Nilai SCREEM dari keluarga pasien
Sumber Patologi Ket
Social Interaksi yang baik antara anggota keluarga serta masyarakat -
sekitar.
Cultural Dalam sehari-hari keluarga ini menggunakan adat ketimuran, hal +
ini terlihat pada pergaulan mereka sehari – hari yang
menggunakan bahasa Jawa, walaupun dicampur dengan Bahasa
Jawa. Pada budaya setempat ada mitos yang mengatakan skabies
adalah penyakit kutukan.
Religion Pemahaman agama baik. Penerapan ajaran juga baik, hal ini dapat -
dilihat dari pasien dan keluarga rutin menjalankan sholat lima
waktu di rumahnya, walaupun pasien dan kakaknya kadang masih
belum lengkap sholatnya.
Economic Ekonomi keluarga ini tergolong kelas menengah kebawah, untuk +
kebutuhan primer sudah bisa terpenuhi, meski belum mampu
mencukupi kebutuhan sekunder, diperlukan skala prioritas untuk
pemenuhan kebutuhan hidup.
Education Pendidikan anggota keluarga kurang. Latar belakang pendidikan -
ayah pasien adalah SD dan ibu pasien adalah SMA. Pengetahuan
keluarga pasien tentang penyakit yang diderita pasien sebenarnya
cukup baik akibat sering menonton televisi dan mendapatkan
informasi dari tayangan edukatif.
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga menggunakan -
pelayanan puskesmas dengan jenis pembiayaannya menggunakan
biaya sendiri (umum).
Keterangan :
1. Culture (+) artinya keluargaAn. Lmasih memiliki budaya yang kurang
mendukung kesehatan, khususnya mengenai permasalahan kesehatan dan
penyakit yang sedang dideritanya.
2. Education (+) artinya keluarga An.WMtergolong ekonomi menengah
kebawah dengan pendapatan total satu juta rupiah perbulan (pendapatan
perkapita Rp250.000,00).
Kesimpulan :
Pada keluarga An.WM fungsi patologis yang positif adalah fungsi budaya
dan fungsi ekonomi.
D. Family Genogram

60 54 55 49

36 32 27 29 22

9
10

Skabies Skabies

Gambar 2.1. Genogram keluarga An. L

Keterangan:
: Laki-laki
: Pasien
: Perempuan : skabies
----- : tinggal satu rumah
E. Pola Interaksi Keluarga

An. L

Tn. K Ny.D

An.
RF

Gambar2 . Pola Interaksi KeluargaAn. AD


Keterangan : hubungan baik
Sumber : Data Primer

Kesimpulan :
Hubungan antara anggota keluarga di keluarga An. ADdinilai harmonis
dan saling mendukung.
IV. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTORYANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN

A. Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga


1. Faktor Perilaku
Perilaku pada anggota keluarga secara umum baik, namun karena
pasien dan adiknya masih anak-anak, mereka masih sulit untuk menahan
diri dari keinginan membeli jajanan di depan sekolahan. Padahal, orangtua
pasien sudah sering mengingatkan mengenai jajanan yang tidak sehat
tersebut.
Selain itu, terdapat kepercayaan bahwa jika anak GEA, maka
sebaiknya dipuasakan agar mencret berhenti dan tidak mual-muntah.
Perilaku tersebut terkadang masih dilakukan oleh keluarga ini, namun
untungnya akhir-akhir ini orangtua pasien sudah tidak melakukan hal
tersebut apabila anak mereka sendiri. Keluarga ini juga kurang menjaga
kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya, terutama dari lantai dan
dinding rumah yang nampak berdebu. Mengenai medis, keluarga percaya
pada tenaga kesehatan yaitu dokter umum dan puskesmas yang terletak di
kecamatan Tambak, walaupun belum memiliki jaminan kesehatan.
2. Faktor Non Perilaku
Dipandang dari segi ekonomi, keluarga ini termasuk keluarga kelas
menengah kebawah. Keluarga ini memiliki sumber penghasilan dari ayah
pasien yang bekerja sebagai kondektur lepas dengan penghasilan yang
tidak menentu, berkisar Rp1.000.000,00 per bulan. Rumah yang dihuni
keluarga ini memiliki luas berkisar 68 m2, terdapat jendela yang jarang
dibuka, lantai plesteran semen yang kotor serta dapur yang bersebelahan
dengan kandang ayam. Kamar mandi di rumah ini belum ada, sehingga
masih menumpang kamar mandi saudaranya yang terletak di halaman
belakang. Kamar mandi tersebut hanya berdinding setengah, sehingga tidak
menutup seluruh ruangan. Selain itu di dalam kamar mandi terdapat kloset
jongkok yang tepat berada di sebelah sumur. Septic tank terletak sekitar 6
meter dari kamar mandi.
Pasien termasuk keluarga dengan latar belakang pendidikan yang
kurang karena kedua orangtuanya pendidikan hanya sampai SMP (ayah) dan
SMA (ibu), sedangkan pasien sendiri masih berstatus sebagai siswi
Madrasah Ibtidaiyah. Hal tersebut mempengaruhi pengetahuan dan
pemahaman pasien mengenai kesehatan.

Pengetahuan :
Kurangnya Lingkungan:
pengetahuan pasien Kondisi rumah dan
mengenai higienitas lingkungan yang
personal. tidak sehat.

Fungsi Fisiologis :
Sikap: Skor APGAR
Adanya mitosbahwa keluarga
skabies adalah pasienbaik
penyakit kutukan
Keluarga An. L
Pelayanan
Kesehatan:
Jika sakit berobat
ke dokter atau ke
Tindakan: puskesmas
Tidak membuka
jendela rumah, jarang
membersihkan rumah
dan halaman Penularan:
Keluarga pasien
mengetahui bahwa
kemungkinan sumber
penularan berasal dari
kontak langsung

Gambar 4.1. Faktor Perilaku dan Nonperilaku Keluarga


Keterangan :
= Faktor Perilaku
= Faktor Non-Perilaku
B. Identifikasi Lingkungan Rumah
1. Gambaran Lingkungan
Pasien tinggal di Desa Cilongok RT 02 RW 04, KecamatanCilongok,
Kabupaten Banyumas. Pasien tinggal di sebuah rumah dengan bangunan
semi-permanen. Luas rumahnya yaitu 63m2. Jumlah penghuni rumah 4
orang. Lantai rumah pasienseluruhnya masih menggunakan plesteran
semen. Dinding rumah menggunakan tembok,sedangkan atap
menggunakanasbes tanpa langit-langit (plafon). Rumah pasien memiliki2
kamar tidur, 1 ruang tamu sekaligus ruang keluarga, dapur, 1 gudang, dan
kamar mandi. Kesan pencahayaankurang karena jendela jarang dibuka.
Kamar mandi dengan1 jamban kloset jongkok yang berbentuk leher
angsa. Sumber air yang didapat berasal dari PAM. Tempat sampah
rumah ini dibiarkan terbuka di depan rumah untuk nantinya dibakar jika
sudah penuh. Rumah yang dihuni keluarga ini memiliki ventilasi cukup,
sirkulasi udara cukup,tetapi pencahayaan dan kebersihan dari rumah ini
jugakurang terjaga.
Kesan: kebersihan rumah dan lingkungannya belum adekuat.
2. Denah Rumah

Gambar 4.2. Denah Rumah An.WM


Keterangan:
V. DAFTAR MASALAH DAN PEMBINAAN KELUARGA

A. Masalah medis :
1. Skabies juvenilis dengan infeksi sekunder bakteri
B. Masalah nonmedis :
1. Pendapatan perkapita yang relatif rendah (Rp250.000,00).
2. Pasien senang berenang di sungai.
3. Pasien senang tidur bersama anggota keluarga lain.
4. Pasien jarang mandi.
5. Pasien belum mengetahui faktor resiko,pola penularan, dan pengobatan
skabies, sedangkan keluarga pasien terutama ibunya mengetahui
mengenai skabiessekilas dari tayangan televisi. Masih adanya
kepercayaan bahwa scabies adalah penyakit kutukan.
6. Perilaku keluarga pasien yang jarang membuka jendela rumah dan
membersihkan rumah, serta membakar sampah rumah tangga.
C. Diagram Permasalahan Pasien

Kurangnya
pengetahuan baik
pasien maupun
keluarga mengenai
skabies

An. L, 9 tahun Pasien senang berenang di


Ekonomi Skabies juvenilis dengan infeksi sungai, senang tidur
menengah ke sekunder bakteri bersama anggota keluarga
bawah lain, jarang mandi.

Belum mengetahui faktor Keadaan dan kebersihan


risiko, pola penularan, dan lingkungan rumah yang
pengobatan skabies. kurang sehat

Gambar 4.3. Hubungan Penyakit dengan Faktor Risiko


D. Matrikulasi Masalah
Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks:
Tabel 5.1. Matrikulasi Masalah
I T R Jumlah
No. Daftar Masalah IxTxR
P S SB Mn Mo Ma
Pengetahuan tentang penyakit
1 5 5 5 4 5 4 5 93,33
rendah
2 Perilaku anakjarang mandi 5 5 4 3 4 5 5 65,38
Kondisi rumah dan lingkungan
3 5 5 4 3 2 1 1 18,62
sekitar yang tidak sehat
Kondisi ekonomi keluarga adalah
4 kelas menengah kebawah 4 5 5 1 1 1 1 4,67
5 Perilaku pasien senang tidur
bersama anggota keluarga lain 5 5 5 2 2 1 1 13.33
6 Perilaku anak senang berenang di 5 5 4 3 2 1 1 18,62
sungai
Keterangan:
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (teknologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (ketersediaan sarana)
Kriteria penilaian:
1 : tidak penting
2 : agak penting
3 : cukup penting
4 : penting
5 : sangat penting
E. Prioritas Masalah
Berdasarkan kriteria matriks diatas, maka urutan prioritas masalah
keluarga An. Ladalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan tentang penyakit rendah
2. Perilaku anak jarang mandi
3. Perilaku senang berenang di sungai
4. Perilaku senang tidur dengan anggota keluarga lain
5. Kondisi rumah dan lingkungan sekitar yang tidak sehat
6. Kondisi ekonomi keluarga adalah kelas menengah kebawah
Prioritas masalah adalah tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang
penyakit yang diderita masih rendah
VI. RENCANA PEMBINAAN KELUARGA

A. Rencana Pembinaan Keluarga


1. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit skabies terutama mengenai
sumber penularan, tanda-gejala, serta penanganan dan pencegahan secara
komprehensif.
Tujuan Khusus
Mengubah perilaku pasien dan keluarga dalam menjaga kebersihan dan
kesehatan anggota keluarga
2. Cara Pembinaan
Pembinaan dilakukan di rumah pasien dalam waktu yang sudah ditentukan
bersama dengan cara memberikan penyuluhan serta edukasi pada pasien
dan keluarga.Penyuluhan dan edukasi dilakukan dalam suasana santai
sehingga materi yang disampaikan dapat diterima lebih mudah.
3. Materi Pembinaan
Materi utama pada penyuluhan dan edukasi yang diberikan kepada pasien
dan keluarga adalah mengenai pengertian, penyebab, cara penularan, tanda
dan gejala, serta penanganan dan pencegahan skabies. Materi selanjutnya
adalah mengenali tanda-tanda komplikasiberupa infeksi bakteri pada
skabies serta hubungannya dengan higiene dan sanitasi.
4. Sasaran Pembinaan
Sasaran dari pembinaan yang dilakukan adalah pasien beserta seluruh
anggota keluarga pasien yang tinggal di rumah tersebut sebanyak 4 orang.
5. Evaluasi Pembinaan
Evaluasi yang dilakukan adalah dengan memberikan beberapa pertanyaan
mengenai materi yang telah disampaikan sebelumnya kepada pasien dan
keluarga.Jika salah satu dari anggota keluarga ada yang bisa menjawab,
maka dianggap mereka sudah memahami materi yang telah disampaikan
sebelumnya dan dapat saling mengingatkan antar anggota keluarga.
F. Hasil Pembinaan Keluarga
Tabel 9. Hasil Pembinaan Keluarga

No Tanggal Kegiatan yang Anggota keluarga Hasil kegiatan


dilakukan yang terlibat
1 15 1. Membina hubungan Pasien dan Pasien bersedia
Desember saling percaya dengan keluarga untuk dikunjungi
2014 pasien, diantaranya lebih lanjut untuk
perkenalan dan dipantau
bercerita mengenai perkembangannya.
kehidupan sehari-hari.
2. Mendiskusikan dengan
pasien untuk
kedatangan berikutnya
2 22 Menggali pengetahuan Pasien dan Pasien dan keluarga
Desember dan pemahaman pasien keluarga memahami tentang
2014 tentang penyakitnya penyakit TB paru
 Memberikan serta pentingnya
penjelasan mengenai perilaku sehat
pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, cara
penularan serta
penatalaksanaan TB
paru

G. Hasil Evaluasi
1. Evaluasi Formatif
Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada 4 orang yang terdiri dari,
pasien Nn. SN, ibu pasien Ny. S, ayah pasienTn. MAZ, dan adik pasien
An. HYS. Metode yang digunakan berupa konseling edukasi tentang
penyakit tuberculosis mulai dari definisi, etiologi, faktor resiko, cara
minum obat, cara penularan, edukasi PHBS serta pencegahan bagi orang
yang berada di sekitar Nn.SN terutama yang tinggal serumah dengan
pasien.
2. Evaluasi Promotif
Sasaran konseling sebanyak 4 orang yaitu, pasien, ibu pasien dan
ayah pasien.Waktu pelaksanaan kegiatan pada Senin15 Desember 2014
dan Senin22 Dsember 2014 di rumah pasien. Konseling berjalan dengan
lancar dan pasien merasa puas karena merasa lebih diperhatikan dengan
adanya kunjungan ke rumahnya untuk memberikan edukasi tentang
penyakit yang sedang di derita Nn.SN
3. Evaluasi Sumatif
Sebelum dilakukan konseling pasien dan keluarga mengaku belum
memahami penyakit yang diderita Nn.SN sehingga dengan adanya
konseling pasien merasa puas dan senang karena menjadi lebih paham
tentang penyakitnya. Setelah konseling dilakukan tanya jawab, narasumber
memberikan 10 pertanyaan dan pasien beserta keluarga dapat menjawab 8
pertanyaan dengan tepat sehingga tingkat pengetahuan pasien meningkat
menjadi 80% dari sebelumnya yang hanya 30%.
VII. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

B. Etiologi
1.

C. Faktor Risiko
1. Faktor Host
a.
2. Faktor Agent
a.

D. Sumber Penularan

E. Patomekanisme

F. Penegakan Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
G. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa

2. Nonmedikamentosa
H. Komplikasi
VII. PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa An. Ladalah seorang pasien yang
didiagnosis skabies juvenilis dengan infeksi sekunder bakteri.
1. Aspek Personal
Idea : Pasien mengeluhkan gatal-gatal pada tangan dan kaki
Concern : Pasien merasa gatal semakin memberat, ibu pasien
khawatir kondisi pasien semakin memburuk.
Expectacy : Pasien dan ibu pasien mempunyai harapan agar penyakit
pasien dapat segera sembuh dan dapat segera bersekolah
kembali.
Anxiety :Pasien tidak nyaman di sekolah karena sering diejek teman
sekolah terkait sakit yang dideritanya dan ibu pasien
khawatir penyakit pasien kambuh-kambuhan.
2. Aspek Klinis
Diagnosis :
- Skabies dengan infeksi sekunder bakteri
- Status gizi baik
Gejala klinis yang muncul :
Gatal pada tangan dan kaki, memberat pada sore dan malam hari, tidak
mereda dengan pemakaian bedak, keluhan serupa berulang, ibu dna kakak
mengalami keluhan serupa.
Diagnosa banding :
Dermatitis venenata, psoriasis gutata pustulosa, cutaneus larvae migran,
mikosis supervisialis, eczema.
3. Aspek Faktor Risiko Intrinsik Individu
a. Kebiasaan pasien tidur bersama kakaknya.
b. Keluhan serupa sekitar 2 dan 5 bulan sebelumnya.
c. Sering berenang di sungai.
4. Aspek Faktor Risiko Ekstrinsik Individu
d. Status sosial ekonomi keluarga pasien yang rendah, menyebabkan
kondisi hunian tidak memenuhi kriteria rumah sehat dan buruknya
lingkungan, antara lain pencahayaan, ventilasi, dinding dan plafon,
kebersihan dan keadaan lingkungan rumah secara umum yang kurang
sehat.
e. Adanya sumur yang tergabung dalam toilet sehingga memudahkan
kontaminasi air.
5. Aspek Skala Penilaian Fungsi Sosial
Skala penilaian fungsi sosial pasien adalah 3, karena pasien mulai
terganggu dalam melakukan aktivitas dan kegiatan sehari-hari seperti
biasanya, antara lain belajar dan bersekolah serta bermain bersama teman-
teman..
B. Saran
1. Pemberian penyuluhan dengan materi utama pada penyuluhan dan edukasi
yang diberikan kepada pasien dan keluarga adalah mengenai pengertian,
penyebab, cara penularan, tanda dan gejala, serta penanganan dan
pencegahan skabies secara komprehensif.
2. Penyuluhan materi selanjutnya adalah mengenali tanda-tanda komplikasi
berupa infeksi bakteri.
3. Menyarankan untuk menghentikan kebiasaan bnerenang di sungai,
menjaga higienityas personal dengan mandi minimal 2 kali sehari, dan
membersihkan tempat tidur dan alat mandi untuk mencegah berulangnya
scabies.
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito W. 2007. Faktor Resiko Diare Pada Bayi dan Balita di Indonesia.
Makara Kesehatan, 11(1): 1-10.

Daldiyono dan Simadibrata M. 2009. Diare Akut. dalam Sudoyo AW, Setiyohadi
B, Alwi, Simadibrata M, dan Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid I Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.

Juckett G and Trivedi R. 2011. Evaluation of Chronic Diarrhea. American


Academy of Family Physicians; 84(10):1119-1126

Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED.
2009. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta:
IDAI

Suharyono, et al. 1998. Gastrologi Anak Praktis. Jakarta: FK UI

Suharyono. 1991. Diare Akut Klinik dan Laboratorik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Thomas PD, Forbes A, Green J, Howdle P, Long R, et al. 2003. Guidelines for the
investigation of chronic diarrhoea, 2nd edition. Gut; 52(Suppl V):v1–v15

World Gastroenterology Organization. 2005. WGO Practice Guideline :Acute


Diarrhea.

World Health Organization. 2005. The Treatment of Diarrhea : A Manual for


Physicians and Other Senior Health Workers 4th Review. Geneva : Who
Library Cataloguing.
DOKUMENTASI KEGIATAN

Tampak muka rumah pasien

Bapak pasien (Tn. S) di ruang tamu/keluarga

Kamar keluarga pasien untuk berempat


Dapur keluarga pasien

Kondisi langit-langit rumah tanpa plafon

Kandang ayam yang terletak persis di samping pintu dapur


Kondisi kamar mandi dimana sumur terletak 1 meter dari kloset

Septic tank yang terletak di halaman belakang


Peneliti saat mewawancarai pasien An. AD

Peneliti saat mewawancarai ibu (Ny. D) dan adik pasien (An. RR)
-

Anda mungkin juga menyukai