Anda di halaman 1dari 14

Menurut PERKENI komplikasi DM dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu :

a. Komplikasi akut

1. Hipoglikemia, adalah kadar glukosa darah seseorang di bawah nilai


normal (< 50 mg/dl). Gejala umum hipoglikemia adalah lapar, gemetar,
mengeluarkan keringat, berdebar-debar, pusing, pandangan menjadi
gelap, gelisah serta bisa koma. Apabila tidak segera ditolong akan terjadi
kerusakan otak dan akhirnya kematian. Kadar gula darah yang terlalu
rendah menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi
sehingga tidak berfungsi bahkan dapat mengalami kerusakan.
Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita DM tipe 1 yang dapat
dialami 1-2 kali per minggu, survei yang dilakukan di Inggris diperkirakan
2-4% kematian pada penderita DM tipe 1 disebabkan oleh serangan
hipoglikemia.

2. Hiperglikemia, hiperglikemia adalah apabila kadar gula darah meningkat


secara tiba-tiba. Gejala hiperglikemia adalah poliuria, polidipsia, polifagia,
kelelahan yang parah, dan pandangan kabur. Hiperglikemia yang
berlangsung lama dapat berkembang menjadi keadaan metabolisme yang
berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik, Koma Hiperosmoler Non
Ketotik (KHNK) dan kemolakto asidosis. Ketoasidosis diabetik diartikan
tubuh sangat kekurangan insulin dan sifatnya mendadak. Akibatnya
metabolisme tubuh pun berubah. Kebutuhan tubuh terpenuhi setelah sel
lemak pecah dan membentuk senyawa keton, keton akan terbawa dalam
urin dan dapat dicium baunya saat bernafas. Akibat akhir adalah darah
menjadi asam, jaringan tubuh rusak, tak sadarkan diri dan mengalami
koma. Komplikasi KHNK adalah terjadi dehidrasi berat, hipertensi, dan
syok. Komplikasi ini diartikan suatu keadaan tubuh tanpa penimbunan
lemak, sehingga penderita tidak menunjukkan pernafasan yang cepat dan
dalam, sedangkan kemolakto asidosis diartikan sebagai suatu keadaan
tubuh dengan asam laktat tidak berubah menjadi karbohidrat. Akibatnya
kadar asam laktat dalam darah meningkat (hiperlaktatemia) dan akhirnya
menimbulkan koma.

b. Komplikasi kronis

1. Komplikasi makrovaskuler, komplikasi makrovaskuler yang umum


berkembang pada penderita DM adalah trombosit otak (pembekuan
darah pada sebagian otak), mengalami penyakit jantung koroner (PJK),
gagal jantung kongetif, dan stroke. Pencegahan komplikasi makrovaskuler
sangat penting dilakukan, maka penderita harus dengan sadar mengatur
gaya hidup termasuk mengupayakan berat badan ideal, diet gizi seimbang,
olahraga teratur, tidak merokok, dan mengurangi stress.

2. Komplikasi mikrovaskuler, komplikasi mikrovaskuler terutama terjadi


pada penderita DM tipe 1. Hiperglikemia yang persisten dan
pembentukan protein yang terglikasi (termasuk HbA1c) menyebabkan
dinding pembuluh darah semakin lemah dan menyebabkan penyumbatan
pada pembuluh darah kecil, seperti nefropati, diabetik retinopati
(kebutaan), neuropati, dan amputasi (Anonim, 2006).

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29265/4/Chapter%20II.pdf

KOMPLIKASI

Pada DM yang tidak terkendali dapat terjadi komplikasi metabolik akut maupun
komplikasi vaskuler kronik, baik mikroangiopati maupun makroangiopati. Di
Amerika Serikat, DM meru- pakan penyebab utama dari end-stage renal di- sease
(ESRD), nontraumatic lowering amputation, dan adult blindness.

Sejak ditemukan banyak obat untuk menurunk- an glukosa darah, terutama


setelah ditemukan- nya insulin, angka kematian penderita diabetes akibat
komplikasi akut bisa menurun drastis. Kelangsungan hidup penderita diabetes
lebih panjang dan diabetes dapat dikontrol lebih lama. Komplikasi kronis yang
dapat terjadi akibat dia- betes yang tidak terkendali adalah:

Kerusakan saraf (Neuropati)


Sistem saraf tubuh kita terdiri dari susunan saraf pusat, yaitu otak dan sumsum
tulang belakang, susunan saraf perifer di otot, kulit, dan organ lain, serta susunan
saraf otonom yang menga- tur otot polos di jantung dan saluran cerna. Hal ini
biasanya terjadi setelah glukosa darah terus tinggi, tidak terkontrol dengan baik,
dan ber- langsung sampai 10 tahun atau lebih. Apabila glukosa darah berhasil
diturunkan menjadi nor- mal, terkadang perbaikan saraf bisa terjadi. Na- mun
bila dalam jangka yang lama glukosa darah tidak berhasil diturunkan menjadi
normal maka akan melemahkan dan merusak dinding pembu- luh darah kapiler
yang memberi makan ke saraf sehingga terjadi kerusakan saraf yang disebut
neuropati diabetik (diabetic neuropathy). Neuro- pati diabetik dapat
mengakibatkan saraf tidak bisa mengirim atau menghantar pesan-pesan
rangsangan impuls saraf, salah kirim atau ter- lambat kirim. Tergantung dari
berat ringannya kerusakan saraf dan saraf mana yang terkena. Prevalensi
Neuropati pada pasien DM tipe 1 pada populasi klinik berkisar 3% s/d 65.8%
dan dalam penelitian pada populasi berkisar 12.8% s/d 54%. Sedangkan pada
pasien DM tipe 2 prevalensi neuropati pada populasi klinik berkisar 7.6% s/d
68.0% dan dalam penelitian pada populasi berk- isar 13.1% s/d 45.0%.6

Kerusakan ginjal (Nefropati)


Ginjal manusia terdiri dari dua juta nefron dan
berjuta-juta pembuluh darah kecil yang disebut kapiler. Kapiler ini berfungsi
sebagai saringan da- rah. Bahan yang tidak berguna bagi tubuh akan dibuang ke
urin atau kencing. Ginjal bekerja se- lama 24 jam sehari untuk membersihkan
darah dari racun yang masuk ke dan yang dibentuk oleh tubuh. Bila ada nefropati
atau kerusakan ginjal, racun tidak dapat dikeluarkan, sedangkan protein yang
seharusnya dipertahankan ginjal bocor ke luar. Semakin lama seseorang terkena
diabetes dan makin lama terkena tekanan darah tinggi, maka penderita makin
mudah mengalami kerusakan ginjal. Gangguan ginjal pada pender- ita diabetes
juga terkait dengan neuropathy atau kerusakan saraf.

Prevalensi mikroalbuminuria dengan penyakit DM tipe 1 berkisar 4.3% s/d


37.6% pada popu- lasi klinis dan 12.3% s/d 27.2% dalam penelitian pada
populasi. Sedangkan pada pasien DM tipe 2 prevalensi mikroalbuminuria pada
populasi klinik berkisar 2.5% s/d 57.0% dan dalam peneli- tian pada populasi
berkisar 18.9% s/d 42.1%.

Prevalensi overt nephropathy dengan penyakit DM tipe 1 berkisar 0.7% s/d 27%
pada populasi klinis dan 0.3% s/d 24% dalam penelitian pada populasi.
Sedangkan pada pasien DM tipe 2 prevalensi overt nephropathy pada populasi
klinik berkisar 5.4% s/d 20.0% dan dalam peneli- tian pada populasi berkisar
9.2% s/d 32.9%.6

Kerusakan mata (Retinopati)


Penyakit diabetes bisa merusak mata pender- itanya dan menjadipenyebab
utama kebutaan. Ada tiga penyakit utama pada mata yang dis- ebabkan oleh
diabetes, yaitu: 1) retinopati, retina mendapatkan makanan dari banyak
pembuluh darah kapiler yang sangat kecil. Glukosa darah yang tinggi bisa
merusak pembuluh darah reti- na; 2) katarak, lensa yang biasanya jernih bening
dan transparan menjadi keruh sehingga meng- hambat masuknya sinar dan
makin diperparah dengan adanya glukosa darah yang tinggi; dan 3) glaukoma,
terjadi peningkatan tekanan dalam bola mata sehingga merusak saraf mata.
Preva- lensi retinopati dengan penyakit DM tipe 1 berki- sar 10.8% s/d 60.0%
pada polpulasi klinik dan 14.5% s/d 79.0% dalam penelitian pada populasi.
Sedangkan pada pasien DM tipe 2 prevalensi retinopati pada populasi klinik
berkisar 10.6% s/d 47.3% dan dalam penelitian pada populasi berki- sar 10.1%
s/d 55.0%.6

Penyakit jantung koroner (PJK)


Diabetes merusak dinding pembuluh darah yang menyebabkan penumpukan
lemak di din- ding yang rusak dan menyempitkan pembuluh darah. Akibatnya
suplai darah ke otot jantung berkurang dan tekanan darah meningkat, se- hingga
kematian mendadak bisa terjadi.

Prevalensi Penyakit jantung koroner dengan penyakit DM (baik tipe 1 dan 2)


berkisar 1.0% s/d 25.2% pada polpulasi klinik dan 1.8% s/d 43.4% dalam
penelitian pada populasi. Lima puluh persen dari prevalensi penyakit jantung
koro- ner berkisar 0.5% s/d 8.7% dengan Diabetes tipe 1 dan berkisar 9.8% s/d
22.3% dengan Diabetes tipe 2.6

Stroke
Prevalensi stroke dengan penyakit DM (baik tipe 1 dan 2) berkisar 1.0% s/d
11.3% pada populasi klinik dan 2.8% s/d 12.5% dalam penelitian pada populasi.
Lima puluh persen dari prevalensi stroke berkisar 0.5% and 4.3% dengan
Diabetes tipe 1 dan berkisar 4.1% and 6.7% dengan Diabe- tes tipe 2.6

Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi jarang menimbulkan keluhanyang dramatis
seperti kerusakan mata atau kerusakan ginjal. Namun, harus diingat hipertensi
dapat memicu terjadi- nya serangan jantung, retinopati, kerusakan ginjal, atau
stroke. Risiko serangan jantung dan stroke menjadi dua kali lipat apabila
penderita diabetes juga terkena hipertensi.

Penyakit pembuluh darah perifer


Kerusakan pembuluh darah di perifer atau di tangan dan kaki, yang dinamakan
Peripheral Vas- cular Disease (PVD), dapat terjadi lebih dini dan prosesnya lebih
cepat pada penderita diabetes daripada orang yang tidak mendertita diabetes.
Denyut pembuluh darah di kaki terasa lemah atau tidak terasa sama sekali. Bila
diabetes ber- langsung selama 10 tahun lebih, sepertiga pria dan wanita dapat
mengalami kelainan ini. Dan apabila ditemukan PVD disamping diikuti gang-
guan saraf atau neuropati dan infeksi atau luka
yang sukar sembuh, pasien biasanya sudah men- galami penyempitan pada
pembuluh darah jantung.

Gangguan pada hati


Banyak orang beranggapan bahwa bila pende- rita diabetes tidak makan gula
bisa bisa meng- alami kerusakan hati (liver). Anggapan ini keliru. Hati bisa
terganggu akibat penyakit diabetes itu sendiri. Dibandingkan orang yang tidak
men- derita diabetes, penderita diabetes lebih mudah terserang infeksi virus
hepatitis B atau hepati- tis C. Oleh karena itu, penderita diabetes harus menjauhi
orang yang sakit hepatitis karena mu- dah tertular dan memerlukan vaksinasi
untuk pencegahan hepatitis. Hepatitis kronis dan siro- sis hati (liver cirrhosis)
juga mudah terjadi karena infeksi atau radang hati yang lama atau berulang.
Gangguan hati yang sering ditemukan pada pen- derita diabetes adalah
perlemakan hati atau fatty liver, biasanya (hampir 50%) pada penderita dia-
betes tipe 2 dan gemuk. Kelainan ini jangan dibi- arkan karena bisa merupakan
pertanda adanya penimbunan lemak di jaringan tubuh lainnya.

Penyakit paru
Pasien diabetes lebih mudah terserang infeksi tu- berkulosis paru dibandingkan
orang biasa, seka- lipun penderita bergizi baik dan secara sosio- ekonomi cukup.
Diabetes memperberat infeksi paru, demikian pula sakit paru akan menaikkan
glukosa darah.

Gangguan saluran cerna


Gangguan saluran cerna pada penderita diabe- tes disebabkan karena kontrol
glukosa darah yang tidak baik, serta gangguan saraf otonom yang mengenai
saluran pencernaan. Ganggu- an ini dimulai dari rongga mulut yang mudah
terkena infeksi, gangguan rasa pengecapan se- hingga mengurangi nafsu makan,
sampai pada akar gigi yang mudah terserang infeksi, dan gigi menjadi mudah
tanggal serta pertumbuhan menjadi tidak rata. Rasa sebah, mual, bahkan muntah
dan diare juga bisa terjadi. Ini adalah aki- bat dari gangguan saraf otonom pada
lambung dan usus. Keluhan gangguan saluran makan bisa juga timbul akibat
pemakaian obat- obatan yang diminum.

Infeksi
Glukosa darah yang tinggi mengganggu fungsi kekebalan tubuh dalam
menghadapi masuknya virus atau kuman sehingga penderita diabetes mudah
terkena infeksi. Tempat yang mudah mengalami infeksi adalah mulut, gusi, paru-
paru, kulit, kaki, kandung kemih dan alat kelamin. Kadar glukosa darah yang
tinggi juga merusak sis- tem saraf sehingga mengurangi kepekaan penderita
terhadap adanya infeksi.

http://cme.medicinus.co/file.php/1/LEADING_ARTICLE_Diabetes_Mellitus_Tipe_
2_dan_tata_laksana_terkini.pdf

 Heart and blood vessel disease.


Diabetes dramatically increases the risk of various cardiovascular
problems, including coronary artery disease with chest pain (angina),
heart attack, stroke, narrowing of arteries (atherosclerosis) and high
blood pressure.
 Nerve damage (neuropathy).
Excess sugar can injure the walls of the tiny blood vessels (capillaries)
that nourish your nerves, especially in the legs. This can cause tingling,
numbness, burning or pain that usually begins at the tips of the toes or
fingers and gradually spreads upward. Poorly controlled blood sugar can
eventually cause you to lose all sense of feeling in the affected limbs.
Damage to the nerves that control digestion can cause problems with
nausea, vomiting, diarrhea or constipation. For men, erectile dysfunction
may be an issue.
 Kidney damage (nephropathy).
The kidneys contain millions of tiny blood vessel clusters that filter waste
from your blood. Diabetes can damage this delicate filtering system.
Severe damage can lead to kidney failure or irreversible end-stage kidney
disease, which often eventually requires dialysis or a kidney transplant.
 Eye damage.
Diabetes can damage the blood vessels of the retina (diabetic
retinopathy), potentially leading to blindness. Diabetes also increases the
risk of other serious vision conditions, such as cataracts and glaucoma.
 Foot damage.
Nerve damage in the feet or poor blood flow to the feet increases the risk
of various foot complications. Left untreated, cuts and blisters can become
serious infections, which may heal poorly. Severe damage might require
toe, foot or leg amputation.
 Hearing impairment.
Hearing problems are more common in people with diabetes.
 Skin conditions.
Diabetes may leave you more susceptible to skin problems, including
bacterial and fungal infections.
 Alzheimer's disease.
Type 2 diabetes may increase the risk of Alzheimer's disease. The poorer
your blood sugar control, the greater the risk appears to be. The exact
connection between these two conditions still remains unclear.
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-2-
diabetes/basics/complications/con-20031902

translate
• Penyakit jantung dan pembuluh darah.
Diabetes secara dramatis meningkatkan risiko berbagai masalah kardiovaskular,
termasuk penyakit arteri koroner dengan nyeri dada (angina), serangan jantung,
stroke, penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis) dan tekanan darah tinggi.
• Kerusakan saraf (neuropati).
Kelebihan gula dapat melukai dinding pembuluh darah kecil (kapiler) yang
menyehatkan saraf Anda, terutama di kaki. Hal ini dapat menyebabkan
kesemutan, mati rasa, terbakar atau nyeri yang biasanya dimulai di ujung jari
kaki atau jari dan secara bertahap menyebar ke atas. Gula darah tidak terkontrol
akhirnya dapat menyebabkan Anda kehilangan semua rasa perasaan pada
tungkai yang terkena. Kerusakan saraf yang mengontrol pencernaan dapat
menyebabkan masalah dengan mual, muntah, diare atau sembelit. Untuk pria,
disfungsi ereksi dapat menjadi masalah.
• Kerusakan ginjal (nefropati).
Ginjal mengandung jutaan cluster pembuluh darah kecil yang menyaring limbah
dari darah Anda. Diabetes dapat merusak sistem penyaringan halus. Kerusakan
parah dapat menyebabkan gagal ginjal atau penyakit ginjal stadium akhir
ireversibel, yang sering akhirnya memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal.
• Kerusakan mata.
Diabetes dapat merusak pembuluh darah retina (retinopati diabetik), berpotensi
menyebabkan kebutaan. Diabetes juga meningkatkan risiko kondisi visi serius
lainnya, seperti katarak dan glaukoma.
• Kerusakan Foot.
Kerusakan saraf di kaki atau aliran darah yang buruk ke kaki meningkatkan
risiko berbagai komplikasi kaki. Diobati, luka dan lecet dapat menjadi infeksi
serius, yang dapat menyembuhkan buruk. Kerusakan parah mungkin
memerlukan kaki, kaki atau kaki amputasi.
• Gangguan pendengaran.
Masalah pendengaran lebih umum pada orang dengan diabetes.
• kondisi kulit.
Diabetes dapat membuat Anda lebih rentan terhadap masalah kulit, termasuk
infeksi bakteri dan jamur.
• penyakit Alzheimer.
Diabetes tipe 2 dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. The miskin
kontrol gula darah Anda, semakin besar risiko tampaknya. Koneksi yang tepat
antara kedua kondisi ini masih tetap tidak jelas.

Complications caused by diabetes


If diabetes isn't treated, it can lead to a number of other health problems.
High glucose levels can damage blood vessels, nerves and organs.
Even a mildly raised glucose level that doesn't cause any symptoms can have
long-term damaging effects.

Heart disease and stroke


If you have diabetes, you're up to five times more likely to develop heart disease
or have a stroke.

Prolonged, poorly controlled blood glucose levels increase the likelihood


of atherosclerosis (where the blood vessels become clogged up and narrowed by
fatty substances).

This may result in poor blood supply to your heart, causing angina (a dull, heavy
or tight pain in the chest). It also increases the chance that a blood vessel in your
heart or brain will become blocked, leading to a heart attack or stroke.

Nerve damage
High blood glucose levels can damage the tiny blood vessels in your nerves. This
can cause a tingling or burning pain that spreads from your fingers and toes up
through your limbs. It can also cause numbness, which can lead to ulceration of
the feet.

Damage to the peripheral nervous system, which includes all parts of the nervous
system that lie outside the central nervous system, is known as peripheral
neuropathy.

If the nerves in your digestive system are affected, you may experience nausea,
vomiting, diarrhoea or constipation.

Diabetic retinopathy
Diabetic retinopathy is when the retina (the light-sensitive layer of tissue at the
back of the eye) becomes damaged. Blood vessels in the retina can become
blocked or leaky or can grow haphazardly. This prevents light from fully passing
through to your retina. If it isn't treated, it can damage your vision.

Annual eye checks are usually organised by a regional photographic unit. If


significant damage is detected, you may be referred to an ophthalmologist (a
doctor who specialises in treating eye conditions).

The better you control your blood glucose levels, the lower your risk of
developing serious eye problems.

Diabetic retinopathy can be managed using laser treatment if it's caught early
enough. However, this will only preserve the sight you have rather than improve
it.

Kidney disease
If the small blood vessels of your kidney become blocked and leaky, your kidneys
will work less efficiently. It's usually associated with high blood pressure, and
treating this is a key part of management.

In rare, severe cases, kidney disease can lead to kidney failure, and a
kidney replacement treatment with dialysis, or sometimes kidney
transplantation, will be necessary.

Foot problems
Damage to the nerves of the foot can mean small nicks and cuts aren't
noticed, and this, in combination with poor circulation, can lead to a foot ulcer.
About 1 in 10 people with diabetes get a foot ulcer, which can cause a serious
infection.

If you have diabetes, look out for sores and cuts that don't heal, puffiness or
swelling, and skin that feels hot to the touch. You should also have your feet
examined at least once a year.

If poor circulation or nerve damage is detected, check your feet every day and
report any changes to your doctor, nurse or podiatrist (foot care specialist).
Read more about foot care and diabetes.

Sexual dysfunction
In men with diabetes, particularly those who smoke, nerve and blood vessel
damage can lead to erection problems. This can usually be treated with
medication.

Women with diabetes may experience:


 a reduced sex drive (loss of libido)
 less pleasure from sex
 vaginal dryness
 less ability to orgasm
 pain during sex

If you experience a lack of vaginal lubrication, or you find sex painful, you can use
a vaginal lubricant or a water-based gel.

Miscarriage and stillbirth


Pregnant women with diabetes have an increased risk of miscarriage and
stillbirth. If your blood glucose level isn't carefully controlled during the early
stages of pregnancy, there's also an increased risk of the baby developing a birth
defect.

Pregnant women with diabetes will usually have their antenatal check-ups in
hospital or a diabetic clinic, ideally with an obstetrician (a doctor who specialises
in pregnancy care).
This will allow your care team to keep a close eye on your blood glucose levels
and control your insulin dosage more easily, as well as monitoring the growth
and development of your baby.

http://www.nhs.uk/Conditions/Diabetes-type2/Pages/Complications.aspx

Short-term complications of type 2 diabetes are


hypoglycemia (very low blood glucose) and hyperosmolar
hyperglycemic nonketotic syndrome (HHNS), which is very
high blood glucose.

Long-term complications of type 2 are diabetic retinopathy,


kidney disease (nephropathy), diabetic neuropathy, and
macrovascular problems.
Short-term Diabetes Complications
Hypoglycemia
Hypoglycemia is low blood glucose (blood sugar). It is
possible for your blood glucose to drop, especially if you’re
taking insulin or a sulfonylurea drug (those make your
body produce insulin throughout the day). With these
medications, if you eat less than usual or were more
active, your blood glucose may dip too much.

Other possible causes of hypoglycemia include certain


medications (aspirin, for example, lowers the blood
glucose level if you take a dose of more than 81mg) and
too much alcohol (alcohol keeps the liver from releasing
glucose).

The signs and symptoms of low blood glucose are easy to


recognize:
• Rapid heartbeat
• Sweating
• Whiteness of skin
• Anxiety
• Numbness in fingers, toes, and lips
• Sleepiness
• Confusion
• Headache
• Slurred speech

Mild cases of hypoglycemia can be treated by drinking


orange juice or eating a glucose tablet—those will quickly
raise your blood glucose level.

If you have type 2 diabetes and you take insulin, you


should always carry glucagon with you—should you
become unresponsive or unconscious because of
hypoglycemia, you will need a quick injection of
glucagon. Glucagon is a hormone that starts a process in
your body that raises your blood glucose level.

For more information about hypoglycemia and how to treat


it, please read our article on hypoglycemia.

Hyperosmolar Hyperglycemic Nonketotic Syndrome


Hyperosmolar hyperglycemic nonketotic syndrome
(HHNS) is very rare, but you should be aware of it and
know how to handle it if it occurs. HHNS is when your
blood glucose level goes way too high, and if you don’t
treat it, it can cause death.

HHNS is most likely to occur when you’re sick, and elderly


people are most likely to develop it. It starts when your
blood glucose level starts to climb: when that happens,
your body will try to get rid of all the excess glucose
through frequent urination. That dehydrates your body,
and you’ll become very thirsty.

Unfortunately, when you’re sick, you can’t always


rehydrate your body as you should. You might have
trouble keeping fluids down, for example. When you don’t
rehydrate your body, the blood glucose level continues to
climb, and it can eventually go so high that it will send you
into a coma.
To avoid hyperosmolar hyperglycemic nonketotic
syndrome, you should keep close watch on your blood
glucose level when you’re sick (you should always pay
attention to your blood glucose level, but pay special
attention when you’re sick).

Talk to your healthcare professional about having a sick-


day plan to follow.

Long-term Complications
By keeping your blood glucose level in a healthy range
through meal planning, physical activity, and medications,
you can avoid long-term complications of diabetes.

These complications develop over many years and they


all relate to how blood glucose levels can affect blood
vessels. Over time, high blood glucose can damage the
body’s blood vessels, both tiny and large.

Damage to your tiny blood vessels causes microvascular


complications; damage to your large vessels causes
macrovascular complications.

Microvascular Complications: Eye, Kidney, and Nerve


Disease
You have small blood vessels that can be damaged by
consistently high blood glucose over time. Damaged blood
vessels don’t deliver blood as well as they should, so that
leads to other problems, specifically with the eyes,
kidneys, and nerves.

• Eyes: Blood glucose levels out of range for a long period


of time can cause cataracts and/or retinopathy in
the eyes. Both can cause loss of vision.

• To avoid eye problems associated with diabetes, keep
your blood glucose within range and have yearly eye
check-ups that include a dilated eye examination with
an eye doctor to monitor your eye health.

• Kidneys: If untreated, kidney disease (also called


diabetic nephropathy) leads to impaired kidney
function, dialysis and/or kidney
transplant. Uncontrolled (or poorly controlled)
diabetes can cause the kidneys to fail; they’ll be
unable to clean the blood properly.

• To prevent diabetic nephropathy, you should be tested
every year for microalbuminuria, which is a condition
that’s an early sign of kidney problems. The test
measures how much protein is in the urine. This test
is easily done with a urine sample. When the kidneys
begin to have problems, they start to release too
much protein. Medications can help prevent further
damage, once microalbuminuria is diagnosed.

• Nerves: Nerve damage caused by diabetes is also


known as diabetic neuropathy. The tiny blood vessels
“feed” your nerves, so if the blood vessels are
damaged, then the nerves will eventually be
damaged as well.

• In type 2 diabetes, some people will already show signs
of nerve damage when they’re diagnosed. This is an
instance where getting the blood glucose level under
control can prevent further damage.

• There are various forms of diabetic
neuropathy: peripheral, autonomic, proximal, and
focal. Diabetic peripheral neuropathy is the most
common form of nerve damage, and it most often
affects the nerves going to the hands and feet.

• People who have had type 2 diabetes for a very long
time and who haven't done well managing their blood
glucose may lose sensation in their feet. They may
also experience pain, weakness, or tingling.

• One serious complication of diabetic peripheral
neuropathy in the feet is that people may not realize
when they have a sore on their foot. The sore can
become infected, the infection can spread, and left
untreated, the foot may need to be amputated to
keep the infection from spreading more. It is
important to have regular foot exams done by a
podiatrist, but you should also have your healthcare
provider examine your feet every time you have an
office visit.

Macrovascular Complications: The Heart, Brain, and


Blood Vessels
Type 2 diabetes can also affect the large blood vessels,
causing plaque to eventually build up and potentially
leading to a heart attack, stroke or vessel blockage in the
legs (peripheral vascular disease).

To prevent heart disease and stroke as a result of


diabetes, you should manage your diabetes well, but you
should also make heart-healthy choices in other areas of
your life: don’t smoke, keep your blood pressure under
control, and pay attention to your cholesterol.

It is important to have your cholesterol checked


annually. Your doctor should check your blood pressure
every office visit. Also at every office visit, the doctor
should check the pulse in your feet to make sure there is
proper circulation.
Type 2 diabetes comes with certain short- and long-term
complications, but if you maintain good blood glucose
control, you can avoid them.

http://www.endocrineweb.com/conditions/type-2-diabetes/type-2-diabetes-
complications

Anda mungkin juga menyukai