Perkembangan industri dan alat transportasi yang semakin pesat dari tahun ketahun baik
dalam segi jumlah maupun jenisnya, memiliki dampak berupa pencemaran terhadap lingkungan
serta pengaruh yang besar terhadap kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya
(Supraptini, 2002). Salah satu bahan pencemar yang dihasilkan dan sangat berbahaya bagi mahluk
hidup adalah Plumbum (Pb) yang dikenal juga dengan Timbal (Sudarmaji., dkk 2006).
Pencemaran Pb dapat ditemukan pada udara, air, tanah dan juga makanan (Naria 2005).
Keberadaan Pb di udara bersumber dari gas buangan kendaraan bermotor sedangkan pada air
sumber utamanya adalah pembuangan limbah industri dan dapat juga bersumber dari tandon atau
pipa air yang digunakan menampung air (Mukono, 2002; Naria, 2005). Plumbum yang terlepas ke
udara secara alami akan turun ke tanah karena adanya gaya gravitasi. Akumulasi Pb di tanah
maupun di air dapat menimbulkan resiko masuknya Pb pada bahan makanan yang bersumber dari
tumbuhan yang ditanam di tanah yang mengandung Pb atau disiram menggunakan air yang
Plumbum diketahui dapat menginduksi produksi Reactive Oxygen Species (ROS) yang
berlebihan dan mengakibatkan stress oksidatif ditingkat sel. Reactive Oxygen Species adalah
produk sampingan dari reaksi degeneratif diberbagai jaringan yang akan mempengaruhi
metabolisme regular dengan merusak komponen selular yaitu membrane sel, protein dan DNA
(Hamadouche et al., 2012). Salah satu organ tubuh yang mengalami kerusakan karena paparan Pb
menginduksi lipid peroksidase yang dapat merusak membrane sel sehingga terjadi perubahan
struktur dan fungsi sel (Gajawat et al, 2006). Penelitian yang dilakukan Suprijono dkk (2010)
menunjukkan bahwa selama 14 hari Pb yang diinduksi pada tikus putih dapat menyebabkan
gangguan degenerasi serta nekrosis sel hati (Suprijono, dkk 2010). Penelitian lain yang dilakukan
Syahrizal (2008) mendapatkan hasil bahwa pemaparan Pb selama 7 hari pada mencit secara
intraperitoneal terjadi peningkatan gangguan degenerasi serta nekrosis sel hati mencit.
Untuk mengurangi kerusakan hati akibat paparan Pb, mekanisme proteksi alami tubuh akan
berperan. Namun demikian, karena proteksi yang terganggu atau ketika peningkatan ROS,
tumbuhan yang mengandung antioksidan, salah satunya adalah Buah Merah (Pandanus conoideus
lam.) Buah Merah (Pandanus conoideus lam.) merupakan buah endemik Papua yang mengandung
tokoferol dan betakaroten tinggi. Betakaroten dalam buah merah mencapai 378,29 ppm dan
kandungan Tokoferol mencapai 10.319 ppm (Budi, 2000). Kedua senyawa ini dapat digunakan
untuk pencegahan dan pengobatan penyakit hati yang disebabkan oleh adanya ROS dalam
perubahan potologi hati. Senyawa-senyawa yang mengandug gugus hidroksi atau polihidroksi
pada buah buahan, sayur tanaman lain berperan penting dalam aksi hepatoproteksi seperti yang
Dilihat dari danpak paparan Pb terhadap kerusakan hati dan kandungan buah merah yang
berpotensi untuk mencegah dan mengurangi kerusakan hati, perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui bagaimana pengaruh pemberian minyak buah merah terhadap histopatologi hati yang
dipapar Pb.
(Pandanus conoideus lam.) berpengaruh terhadap tingkat degenerasi dan nekrosis sel hati mencit
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak Buah Merah
terhadap tingkat degenerasi dan nekrosis sel hati mencit yang dipapar Plumbum (Pb)
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang manfaat minyak Buah Merah
(Pandanus conoideus lam.) terutama pengaruhnya terhadap tingkat degenerasi dan nekrosis sel
Plumbum dapat menyebabkan kerusakan pada sel hati diataranya gangguan metabolisme sel,
homeostatis ionik, serta transport intraseluler dan ekstraseluler. Plumbum juga dapat menjadi
radikal bebas dengan meningkatkan kadar ROS yang berimplikasi pada kerusakan struktural sel,
membran sel, asam nukleat, protein dan lipid, dapat menyebabkan kondisi stress oksidatif.
Kehilangan homeostatis ionik serta integritas membran dapat memicu disfungsi deplesi dan
menjadi membengkak, membulat dan pucat pada pewarnaan (Jainshankar 2014). Ballooning
bersifat reversible (dapat kembali normal), sedangkan kerusakan yang bersifat ireversibel dapat
terjadi kerusakan yang cukup berat dan berlangsung lama seperti nekrosis (Maulina, 2018).
Buah Merah (Pandanus conoideus lam.) diketahui mengandung betakaroten dan tokoferol
yang merupakan senyawa antioksidan tinggi (Sathyabudi, 2005). Pencegahan serta pengobatan
penyakit hati yang disebabkan adanya ROS dalam perubahan patologi hati dapat menggunakan
senyawa betakaroten dan tokoferol. Karoten dan tokoferol pada buah-buahan, sayur serta beberapa
tanaman lain yang mengandung gugus hidroksi atau polihidroksi dapat berperan penting dalam
1.6. Hipotesis
Pemberian minyak buah Merah (Pandanus conoideus lam.) dapat mengurangi tingkat
degenerasi dan nekrosis sel hati mencit yang dipapar Plumbum (Pb).