Anda di halaman 1dari 11

PENGELOLAAN LIMBAH INFEKSIUS

DAN NONINFEKSIUS
5

Setelah mempelajari kegiatan belajar 5 , anda diharapkan dapat memahami dan


mampu melakukan pengelolaan benda tajam.

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 5 anda akan mencapai kemampuan


untuk :
1. Mahasiswa mampu menganalisa pengertian limbah infeksius.
2. Mahasiswa mampu menganalisa pemberantasan infeksi silang pada
limbah infeksius.
3. Mahasiswa mampu menganalisa cara penanganan limbah infeksius.
4. Mahasiswa mampu menganalisa pengertian limbah noninfeksius.
5. Mahasiswa mampu menganalisa tujuan pengelolaan limbah noninfeksius.
6. Mahasiswa mampu menganalisa jenis-jenis limbah noninfeksius.
7. Mahasiswa mampu menganalisa macam-macam limbah noninfeksius.
8. Mahasiswa mampu melakukan prosedur mengenai pengelolaan limbah
infeksius dan nonifeksius.

1. Pengertian Infeksius
2. Pemberantasan Infeksi Silang Pada Limbah Infeksius
3. Penanganan Limbah Infeksius
4. Pengertian Limbah Noninfeksius
5. Tujuan Pengelolaan Limbah Noninfeksius
6. Jenis-Jenis Limbah Noninfeksius
7. Prosedur Mengenai Pengelolaan Limbah Infeksius Dan Nonifeksius

1
PENGELOLAAN LIMBAH INFEKSIUS
DAN NONINFEKSIUS

Pengertian Limbah Infeksius


Salah satu limbah yang bisa menjadi masalah bagi manusia adalah limbah medis
infeksius berbahaya. Limbah medis berarti limbah atau sampah-sampah yang dihasilkan
dari aktifitas manusia dalam bidang pengobatan. Baik dari rumah-rumah praktik dokter
/ petugas medik lainnya hingga rumah sakit-rumah sakit besar. Sedangkan infeksius
berarti bisa menimbulkan "penularan bibit penyakit" dari orang yang terinfeksi bibit
penyakit ( pasien ) kepada orang lain yang berhubungan dengannya. Dalam hasl ini
salah satunya adalah petugas medis seperti : dokter, bidan, perawat termasuk petugas
kebersihan di tempat layanan kesehatan. Oleh karena itu orang-orang yang terlibat
dalam kegiatan medis perlu memperhatikan cara penanganan limbah medis infeksius
berbahaya yang dikenal dengan istilah pemberantasan infeksi silang.

Pemberantasan Infeksi Silang


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberantasan infeksi silang, antara lain :
a. Selalu memasukkan alat suntik bekas ( yang telah digunakan untuk menginjeksi )
ke dalam wadah tertentu ( disposafe box) segera setelah pemakaian.
b. Selalu menggunakan alat suntik sekali pakai yang baru untuk setiap satu
penyuntikan ( 1 al sun = 1 pasien ).
c. Selalu memusnahkan disposafe box pada tempat pembakaran tersendiri, tidak
dicampur dengan limbah-limbah lainnya.
d. Tidak boleh menggunakan kembali alat suntik yang telah dipakai untuk menyuntik
pasien ataupun hanya dengan mengganti jarumnya saja.
e. Tidak melepas / mengganti dan menutup kembali jarum suntik bekas sebelum
dimasukkan ke dalam disposafe box.
f. Tidak memegang jarum suntik yang telah digunakan tanpa proteksi yang aman,
semisal sarung tangan dari karet Itulah beberapa hal yang perlu dan harus
diperhatikan dalam penangan limbah medis infeksius berbahaya. Semoga
bermanfaat, meskipun kita bukan termasuk orang yang terlibat dalam bidang medis
sekalipun.

2
Cara Penanganan Limbah Infeksius
Dalam penanganan limbah infeksius, kita harus menggunakan alat pelindung
diri (APD) untuk mengantisipasi apabila kita terkena limbah tersebut. Karena limbah
infeksius itu mengandung banyak bakteri penyakit yang dialami pasien misalnya, feses
dan urin. APD tersebut terdiri dari jas laboratorium, sarung tangan steril, dan masker.
Berikut cara penanganannya :
a. Menyiapkan dan gunakan APD dengan baik dan benar
b. Menyiapkan tisu dan desinfektan
c. Mengelap limbah infeksius dengan tisu terebih dahulu
d. Memberi / menetesi desinfektan pada bekas limbah tadi
e. Kemudian mengelap kembali desinfektan sampai bersih
f. Membuang tisu bekas penggunaan ke dalam tempat sampah infeksius yang
berwarna kuning
g. Melepas APD yang digunakan
h. Membuang sarung tangan dan masker ke dalam tempat sampah infeksius yang
berwarna kuning
i. Mencuci tangan sampai bersih

Pengertian Limbah Non Infeksius


Pengertian limbah non infeksius adalah limbah yang di hasilkan dari kegiatan
di rumah sakit di luar medis dan tidak terkontaminasi cairan tubuh pasien yang berasal
dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila
ada teknologiny.

Tujuan pengelolaan limbah non infeksius


a. Untuk menjaga kebersihan lingkungan
b. Untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja petugas, pasien, maupun
pengunjung RS
c. Agar pembuangan limbah dilakukan secara aman dan tidak merusak lingkungan.

3
Jenis-jenis Limbah Non Infeksius
a. Limbah padat non infeksius
Limbah padat non infeksius yang ada di rumah sakit yaitu limbah – limbah yang
ada di ruangan non medis seperti kantor administrasi, ruang rekam medis, ruang
apotik dan ruang penyimpanan peralatan medis yang tidak terkontaminasi penyakit
atau darah pasien.
b. Limbah cair non infeksius
Limbah cair non infeksius yang ada di rumah sakit yaitu limbah cair yang tidak
terkontaminasi dengan penyakit pasien yang biasanya berasal dari dapur rumah
sakit yang tidak terkontaminasi dengan penyakit atau darah pasien.

Macam-macam limbah non infeksius


a. Limbah non infeksius organik
Contoh dari limbah non infeksius organik yaitu :
- Bahan makanan bekas olahan dari dapur rumah sakit
- Air bekas cucian dan rebusan bahan makanan olahan dari dapur rumah sakit
- Kulit buah dan sayuran dari dapur rumah sakit
b. Limbah non infeksius non organik
Contok dari limbah non infeksius non organik yaitu :
- Kertas bekas dari ruang administrasi dan ruang rekam medis
- Plastik bekas pembungkus peralatan medis yang baru
- Plastik bekas pembungkus obat-obatan baru sebelum diracik.

Prosedur umum pengelolaan limbah non infeksius


a. Pemisahan limbah non infeksius
- Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah
- Pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah
- Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya

b. Labelling organik dan non organik


- Setelah kegiatan memilah-milah sampah berdasarkan jenisnya maka langkah
selanjutnya adalah mengumpulkannya ke dalam tempat sampah yang sudah
diberi label warna. Warna hijau untuk sampah organik dan warna merah untuk

4
sampah non organik. Dengan cara membedakan berdasarkan sifatnya, apakah
termasuk sampah yang dapat diuraikan (organik) atau yang tidak dapat
diuraikan (non organik).
- Sampah organik contohnya seperti daun, ranting, sisa buah atau pembungkus
nasi dari daun. Sedangkan sampah non organik biasanya seperti botol
minuman, plastik, kertas, sterofoam, kaleng. Kemudian selanjutnya akan
dikumpulkan untuk didaur ulang untuk yang organik atau dijual ke pengepul
untuk yang non organik.

Packing limbah non infeksius


- Tempatkan dalam wadah limbah tertutup
- Tutup mudah dibuka, sebaiknya bisa dengan menggunakan kaki
- Kontainer dalam keadaan bersih
- Kontainer terbuat dari bahan yang kuat, ringan, tidak berkarat
- Tempatkan setiap kontainer limbah pada jarak 10-20 meter
- Ikat limbah jika sudah terisi ¾ penuh
- Kontainer limbah harus dicuci setiap hari

Limbah Padat Non-Medis (Non Infeksius)


a. Pemilahan Limbah Padat Non-Medis
- Dilakukan pemilahan limbah padat non-medis antara limbah yang dapat
dimanfaatkan dengan limbah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali
- Dilakukan pemilahan limbah padat non-medis antara limbah basah dan limbah
kering.

b. Tempat Pewadahan Limbah padat Non-Medis


- Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan
mempunyai permukaan yang mudah dibersihkan pada bagian dalamnya,
misalnya fiberglass.
- Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan.
- Terdapat minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan
kebutuhan.

5
- Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3 x 24 jam atau
apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus diangkut
supaya tidak menjadi perindukan vektor penyakit atau binatang pengganggu.

c. Pengangkutan
Pengangkutan limbah padat domestik dari setiap ruangan ke tempat penampungan
sementara menggunakan troli tertutup.

d. Tempat Penampungan Limbah Padat Non-Medis Sementara


- Tersedia tempat penampungan limbah padat non-medis sementara dipisahkan
antara limbah yang dapat dimanfaatkan dengan limbah yang tidak dapat
dimanfaatkan kembali. Tempat tersebut tidak merupakan sumber bau, dan lalat
bagi lingkungan sekitarnya dilengkapi saluran untuk cairan lindi.
- Tempat penampungan sementara limbah padat harus kedap air, bertutup dan
selalu dalam keadaan tertutup bila sedang tidak diisi serta mudah dibersihkan.
- Terletak pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut limbah
padat.
- Dikosongkan dan dibersihkan sekurang-kurangnya 1 x 24 jam.

Pengangkutan limbah non infeksius


- Mengangkut limbah harus dengan kereta dorong khusus
- Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup
- Tidak boleh ada yang tercecer
- Sebaiknya lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien
- Gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah

Penanganan atau pemusnahan limbah non infeksius


- Limbah non infeksius dibawa ketempat pembuangan limbah umum
- Dapat juga dengan pembakaran terbuka (diinsenerasi dalam tong)
- Pengolahan dan pemusnahan limbah padat non medis harus dilakukan sesuai
dengan persyaratan kesehatan

6
Standar Operasional Pengelolaan Limbah Infeksius dan Noninfelsius
(PJJ_Kemenkes. 2017)

PENGELOLAAN LIMBAH INFEKSIUS DAN NON


INFEKSIUS
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN : NO REVISI : HALAMAN :

TANGGAL TERBIT : DITETAPKAN OLEH :

1. PENGERTIAN Limbah non-infeksius merupakan segala bentuk limbah


yang merupakan hasil pembuangan dari kegiatan diluar
tindakan medis, seperti kegiatan perkantoran, taman, dll.

Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi darah,


cairan tubuh pasien yang mengandung organisme patogen
yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme
tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk
menularkan penyakit pada manusia rentan.

2. TUJUAN a. Melindungi petugas pembuangan limbah dari perlukaan


b. Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas
kesehatan
c. Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya
d. Membuang bahan – bahan berbahaya (bahan toksik dan
radioaktif) dengan aman.

4. PROSEDUR 1. Identifiasi Limbah: Padat, Cair, Tajam, Infeksius, atau


Non infeksius

2. Pemisahan
- Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah
- Pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah
- Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya
- Limbah cair segera dibuang ke wastafel di spoelhoek

3. Labeling

4. Penampungan:
- Limbah padat infeksius: plastik kantong kuning atau
kantong warna lain tapi diikat tali warna kuning
- Limbah padat non infeksius: plastik kantong warna
hitam
- Limbah benda tajam: wadah tahan tusuk dan air
(safety box)
- Kantong pembuangan diberi label biohazard atau
sesuai jenis limbah

5. Packing
- Tempatkan dalam wadah limbah tertutup
- Tutup mudah dibuka, sebaiknya bisa dengan

7
menggunakan kaki
- Kontainer dalam keadaan bersih
- Kontainer terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan
tidak berkarat
- Tempatkan setiap kontainer limbah pada jarak 10 – 20
meter
- Ikat limbah jika sudah terisi 3/4 penuh
- Kontainer limbah harus dicuci setiap hari

6. Penyimpanan
- Simpan limbah di tempat penampungan sementara
khusus
- Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat
dengan kuat
- Beri label pada kantong plastik limbah - Setiap hari
limbah diangkat dari tempat penampungan sementara
- Mengangkut limbah harus menggunakan kereta
dorong khusus
- Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan,
tertutup
- Tidak boleh ada yang tercecer
- Sebaiknya lift pengangkut limbah berbeda dengan lift
pasien
- Gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah
- Tempat penampungan sementara harus di area
terbuka, terjangkau (oleh kendaraan), aman dan selalu
dijaga kebersihannya dan kondisi kering.

7. Pengangkutan
- Mengangkut limbah harus menggunakan kereta
dorong khusus
- Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan,
tertutup
- Tidak boleh ada yang tercecer
- Sebaiknya lift pengangkut limbah berbeda dengan lift
pasien
- Gunakan alat pelindung diri ketika menangani
limbah.

8. Penanganan/pemusnahan
- Limbah infeksius di masukkan dalam incenerator
- Limbah non infeksius dibawa ke tempat pembuangan
limbah umum
- Limbah benda tajam dimasukkan dalam incenerator
- Limbah cair dalam wastafel di ruang spoelhok
- Limbah feces, urine kedalam WC.

9. Penanganan Limbah Terkontaminasi


- Untuk limbah terkontaminasi, pakailah wadah plastik
atau disepuh logam dengan tutup yang rapat.

8
- Gunakan wadah tahan tusukan untuk pembuangan
semua benda-benda tajam
- Cuci semua wadah limbah dengan larutan pembersih
disinfektan (larutan klorin 0,5% + sabun) dan bilas
teratur dengan air.
- Jika mungkin, gunakan wadah terpisah untuk limbah
yang akan dibakar dan yang tidak akan dibakar
sebelum dibuang.
- Gunakan Alat Perlindungan Diri (APD) ketika
menangani limbah (misalnya sarung tangan utilitas
dan sepatu pelindung tertutup).
- Cuci tangan atau gunakan penggosok tangan
antiseptik berbahan dasar alkohol tanpa air setelah
melepaskan sarung tangan apabila menangani limbah.

10. Teknik pemusnahan limbah


- Enkapsulasi: Benda tajam dikumpulkan dalam
wadah tahan tusukan dan antibocor, diisi dengan
bahan-bahan seperti pasir, semen, dll, kemudian
dikubur di lobang sedalam 2,5 m, setiap tinggi limbah
75 cm ditutupi kapur tembok, kemudian diisi lagi
dengan limbah sampai 75 cm ditutupi kapur tembok,
kemudian diisi lagi dengan limbah sampai 75 cm,
kemudian dikubur
- Insenerasi: proses dengan suhu tinggi untuk
mengurangi isi dan berat limbah.
- Pembakaran terbuka Pada fasilitas kesehatan
dengan sumberdaya terbatas dan insinerator bersuhu
tinggi tidak tersedia, maka limbah dapat diinsenerasi
dalam insinerator tong.

5. REFERENSI Agustina, Dwi. 2018. Panduan Pengelolaan Limbah


Infeksius.
https://www.scribd.com/document/392104806/Panduan-
Pengelolaan-Benda-Tajam-Dan-Jarum . Diakses tanggal 08
Agustus 2019.

Mumtazillah, Raihannah. 2016. Pengolahan Limbah Non


Infeksius - Kelompok 2 - Patient Safet.
https://www.scribd.com/document/326902483/Pengolahan-
Limbah-Non-Infeksius-Kelompok-2-Patient-Safety. Diakses
tanggal 13 Agustus 2019.

(PJJ_Kemenkes. 2017. Praktik Klinik Kebidanan I.


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/modul-bahan-ajar-
tenaga-kesehatan/. Diakses tanggal 01 Agustus 2019).

9
DAFTAR TILIK

MELAKUKAN PENGELOLAAN BENDA TAJAM

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :

PENILAIAN :

Nilai 1 (satu) : Perlu perbaikan


Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau tidak berurutan.
Nilai 2 (dua) : Mampu
Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan tetapi kurang tepat, pembimbing
perlu membantu atau mengingatkan
Nilai 3 (tiga) : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar, tepat dan tanpa ragu-ragu serta berurutan sesuai
prosedur.

Beri tanda ceklist () pada kolom penilaian (Kusmiyati, Yuni. 2009) :
NILAI
NO. LANGKAH
1 2 3
Apakah Tempat sampah Infeksius, warna kuning
1
Apakah Tempat sampah non infeksius, warna selain warna
2 kuning (abu-abu) ?

Apakah Safety box dipakai tempat penyimpanan sepuit habis


3 pakai?

Apakah Plastik warna hitam untuk sampah non infeksius ?


4
Apakah Plastik warna kuning/putih untuk sampah infeksius
5 ?

Apakah Container warna kuning untuk tempat


6 penampungan sementara sampah medis ?

Total Skor
Nilai : X 100 = DOSEN
Total Point Penilaian

(........................................)

10
Topik pencegahan infeksi meliputi pratik pengelolaan benda tajam. Semua
tindakan tersebut bertujuan melindungi tenaga kesehatan dari penularan infeksi. Semua
praktik pencegahan infeksi harus dilakukan sesuai standar agar didapatkan hasil yang
baik sehingga tujuan pencegahan infeksi tercapai.

11

Anda mungkin juga menyukai