Di susun oleh
Nama : Yoniman Nipu
NIM : 171800012
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
atas limpahan Rahmat dan karunia-Nya lah sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah Peralatan Laboratorium Klinik ini sesuai waktunya.
Saya mencoba berusaha menyusun makalah ini dengan sedemikian rupa dengan
harapan dapat membantu pembaca dalam memahami mata kuliah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) mengenai Inseden kecelakaan pada alat medis.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masaih ada kekurangan ,
sehingga saya sangat berharap dengan saran dan kritik dari pembaca, terutama dosen mata
kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) agar dapat meningkatkan mutu dalam
penyajian berikutnya.
Penulis,
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
proses produksi untuk mengahasilkan produk atau jasa yang bagus agar dapat
K3. Sehingga, masih banyak peristiwa kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang terjadi. Padahal dengan adanya peristiwa kecelakaan yang terjadi
kerugian bahkan mengganti alat atau mesin yang rusak akibat kecelakaan
nyaman, dan sehat. Sehingga peristiwa kecelakaan kerja dan akibat penyakit
dugaan sebelumnya serta dapat menimpa kapan saja dan siapa saja yang
berada di suatu tempat kerja baik tenaga kerja, pengusaha bahkan tamu.
kerja dan penyakit akibat kerja dapat ditekan seminimal mungkin (Iskandar,
2011).
Setiap alat atau mesin, bahan dan lingkungan kerja yang berkaitan
dengan proses produksi untuk menghasilkan suatu produk dan jasa selalu
mengandung potensi bahaya tertentu. Selain itu, potensi bahaya juga dapat
berasal dari berbagai kegiatan dan aktivitas dalam pelaksanaan operasi mesin
negara berkembang empat kali lebih tinggi dibandingkan negara industri yaitu
US$1.25 triliun atau sama dengan 4% dari Produk Nasional Bruto (PNB).
penyakit akibat kerja setelah diidentifikasi dan dilakukan penilaian risiko, maka
proses drawing, karena menggunakan alat atau mesin yang berukuran besar
dan berpotensi bahaya yang tinggi seperti mesin Breaking Machine (B/M), Re
Breaking Machine (RE B/M), Pre Auto Leveliser (PRE-A/L), Auto Liveliser
(A/L), High Speed Gill (H/G), Bi Coiler (B/C), dan Rover (R/V). Hal ini dapat
adalah tangan terjepit dan terluka akibat terkena mesin, hal ini disebabkan
karena kelalaian tenaga kerja itu sendiri atau perilaku tidak aman. Sehingga,
agar kejadian kecelakaan kerja itu tidak terjadi kembali perlu adanya upaya
pencegahan kecelakaan kerja.
sehingga diharapkan untuk kedepannya tidak ada lagi kasus kecelakaan kerja
kecelakaan kerja?”
A. Tujuan Umum
penerapan HIRA.
B. Tujuan Khusus
ii. Untuk menilai risiko kecelakaan kerja yang terjadi di bagian produksi.
perusahaan.
A. Bagi Perusahaan
Memberikan informasi tambahan tentang penerapan HIRA sebagai
perusahaan tekstil.
Bagi Peneliti
LANDASAN TEORITIS
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) Nomor: 03/Men/1998).
Menurut OHSAS, (18001, 1999) (dalam Shariff, 2007), kecelakaan kerja
adalah suatu kejadian tiba-tiba yang tidak diinginkan yang mengakibatkan
kematian, luka-luka, kerusakan harta benda atau kerugian waktu.
Teori kecelakaan kerja adalah suatu kejadian tiba-tiba yang tidak diinginkan
yang mengakibatkan kematian, luka-luka, kerusakan harta milik atau
kerugian waktu. Salah satu teori yang berkembang untuk menjelaskan
terjadinya kecelakaan kerja menurut H.W. Heinrich. (1980) yang dikenal
sebagai teori Domino Heinrich. Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa
kecelakaan terdiri atas lima faktor yang saling berhubungan, yaitu: (1)
kondisi kerja, (2) kelalaian manusia, (3) tindakan tidak aman, (4)
kecelakaan, dan (5) cedera. Kelima faktor ini tersusun seperti kartu domino
yang diberdirikan. Jika satu kartu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu
lain hingga kelimanya akan roboh secara bersama. Ilustrasi ini mirip dengan
efek domino, jika satu bangunan roboh, kejadian ini akan memicu peristiwa
beruntun yang menyebabkan robohnya bangunan lain.
A. Faktor manusia
Faktor manusia itu sendiri yang merupakan penyebab kecelakaan meliputi
aturan kerja, kemampuan pekerja (usia, masa kerja/pengalaman, kurangnya
kecakapan dan lambatnya mengambil keputusan), disiplin kerja, perbuatan-
perbuatan yang mendatangkan kecelakaan, ketidakcocokan fisik dan mental.
Kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh pekerja dan karena sikap yang
tidak wajar seperti terlalu berani, sembrono, tidak mengindahkan instruksi,
kelalaian, melamun, tidak mau bekerja sama, dan kurang sabar. Kekurangan
kecakapan untuk mengerjakan sesuatu karena tidak mendapat pelajaran
mengenai pekerjaan. Kurang sehat fisik dan mental seperti adanya cacat,
kelelahan dan penyakit. Diperkirakan 85% darikecelakaan kerja yang terjadi
disebabkan oleh faktor manusia. Hal ini dikarenakan pekerja itu sendiri
(manusia) yang tidak memenuhi keselamatan seperti lengah, ceroboh,
mengantuk, lelah dan sebagainya.
Terjatuh
Tertimpa benda jatuh
Tertumbuk atau terkena benda-benda
Terjepit oleh benda
Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
Pengaruh suhu tinggi
Terkena arus listrik
Kontak bahan berbahaya atau radiasi
2. Berdasarkan penyebab
Kepala
Leher
Badan
Anggota atas
Anggota bawah
Banyak tempat
Letak lain yang tidak dapat dimasukan klasifikasi tersebut
1. Lingkungan
Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang baik
dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. Perencanaan yang baik
terlihat dari baiknya pagar atau tutup pengaman pada bagian-bagian mesin
atau perkakas yang bergerak, antara lain bagian yang berputar. Bila pagar
atau tutup pengaman telah terpasang, harus diketahui dengan pasti efektif
tidaknya pagar atau tutup pengaman tersebut yang dilihat dari bentuk dan
ukurannya yang sesuai terhadap mesin atau alat serta perkakas yang
terhadapnya keselamatan pekerja dilindungi.
3. Perlengkapan kerja
4. Faktor manusia
3.1 Kesimpulan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu upaya untuk mendapatkan
suasana bekerja yang aman, nyaman dan tujuan akhirnya adalah mencapai
produktivitas setinggi-tingginya. Maka dari itu, K3 mutlak dilaksakan pada
setiap jenis bidang pekerjaan tanpa terkecuali. Terutama bagi tenaga
kesehatan, selain memiliki hak dan kewajian terdapat juga keputusan menteri
bagi tenaga kerja kesehatan. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat, tidak
sedikit angka kejadian penyakit tenaga kesehatan yang disebabkan oleh
lingkungan kerja.
3.2 Saran
Tugas ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk meningkatkan
kualitasnilai-nilai tenaga kesehatan.
1. tenaga kesehatan diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
pedoman dalam memberikannilai-nilai perawatm dengan melakukan hak
dan kewajiban perawat di berbagai wilayah Indonesia dengan budaya di
setiap daerah, serta memperhatikan keselamatan kerja pribadi, teman
sejawat dan lingkungan sesuai dengan perundang-undangan dan keputusan
menteri yang berlaku.
2. Lingkungan Kerja Diharapkan pimpinan tempat kerja harus melakukan
tindakan promotif,preventif, kuratif dan rehabilitatif guna mengurangi
angka kejadian pada perawat dan tenaga kesehatan lainnya.
3. Pemerintah atau Organisasi Profesi diharapkan dapat memberi masukan
kepada instansi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dan Persatuan
tenaga kesehatan Indonesia dalam melakukan nilai-nilai tenaga kesehatan
harus berbasis profesional. Dan memperhatikan upaya sertaperlindungan
kesehatan dan keselamatan kerja tenaga kesehatan dan pemeriksaan
kesehatan secara berkala dengan fasilitas yang memadai
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id
http://lib.ui.ac.id
http://eprints.ums.ac.id