Dua elemen pada desain bangunan yang harus mendapat perhatian adalah tata
pencahayaan dan penghawaan. Dua elemen ini sangat penting dilakukan secara benar,
dengan tujuan agar ruang-ruang di dalam bangunan mendapat pencahayaan dan
penghawaan alami cukup, agar memberi kenyamanan pemakai dalam melakukan
aktivitasnya. Ruang-ruang yang memiliki penghawaan dan pencahayaan alami baik juga
akan memiliki kelembaban udara cukup, sehingga kesehatan lingkungan tetap terjaga.
Selain itu, memiliki penghawaan dan pencahayaan alami yang cukup berarti
menghemat energi listrik yang diperlukan, karena tidak tergantung pada pencahayaan
dan penghawaan buatan.
Beberapa cara untuk mengurangi konsumsi energi di dalam rumah antara lain:
Pengudaraan/penghawaan alami
Orientasi bangunan diletakkan antara lintasan matahari dan angin. Letak gedung
yang paling menguntungkan apabila memilih arah dari timur ke barat. Bukaan-
bukaan menghadap Selatan dan Utara agar tidak terpapar langsung sinar matahari.
Gambar1. Orientasi bangunan terhadap matahahari
Umumnya luas total seluruh bidang jendela pada sebuah ruang yang baik bagi
pencahayaan alami kira-kira antara 1/6 – 1/8 dari luas lantai ruangan tersebut.
Dengan penempatan yang lebih tinggi, ±30 cm di atas permukaan lantai, hasil yang
diperoleh lebih maksimal di banding peletakan bukaan tepat di atas lantai.
3. Wind tunnel
Konsep wind tunnel sebagai pengarah aliran udara lebih tepat digunakan pada
ruang-ruang terbuka. angin yang dialirkan ke area yang sempit dari tempat terbuka
yang luas memiliki kecepatan yang lebih tinggi dan tekanan yang lebih besar sehingga
hembusan angin diharapkan menjangkau ke daerah yang lebih jauh.
4. Ventilasi silang
Penataan Pencahayaan
Menggunakan lampu hemat energi;
Mengatur jadwal penyalaan lampu, misalnya dengan mengaktifkan timer;
Menambah alat penghemat energi lampu (penggunaan dimmer, daylight sensor,
zoning, present/movement detector, sensor ultrasonik);
Mematikan lampu saat ruang tidak digunakan (pasang peringatan di setiap saklar
dan pintu keluar);
Menghindari penggunaan satu saklar yang dihubungkan dengan beberapa titik
lampu. Kondisi ini membuat pemakaian tidak fleksibel karena menyalakan satu
lampu berarti beberapa lampu lain ikut menyala;
Memakai lampu dengan jumlah yang sesuai.
Meminimalisasi penggunaan pencahayaan buatan
Meletakkan bukaan sesuai fungsi ruang yang mendukung aktifitas di dalamnya.