Anda di halaman 1dari 1

KESIMPULAN

Keratoplasti merupakan suatu metode pembedahan yang digunakan dalam pengobatan


penyakit kornea, bertujuan untuk mengembalikan fungsi penglihatan penderita. Menurut data
World Health Organization (WHO), penyakit kornea menempati urutan keempat sebagai
penyebab umum kebutaan dengan tingkat 5,1% diantara penyakit lain yang menyebabkan
kebutaan. Keratoplasti dapat dilakukan apabila terjadi kebutaan akibat gangguan kornea
genetik (aniridia), degeneratif (misalnya keratoconus), distrofi (mis. Fuchs's Endonthelial
Dystrophy Cornea), Iatrogenik (mis. Dekompensasi kornea operasi katarak pasca operasi),
Infective (misalnya Trachoma), Defisiensi Gizi (misalnya Defisiensi Vitamin A) , Inflamasi
(mis. Sindrom Steven Johnson), luka bakar kimia dan termal, trauma, kekeruhan kornea
setelah operasi katarak, keratoconus, kelainan bawaan dan jaringan parut yang disebabkan
oleh infeksi seperti virus herpes simplex. Bullous Keratophaty.

Dalam transplantasi kornea dibagi menjadi dua tehnik yaitu Penetrasi Keratoplasti dan
Lamellar Keratoplasti. Penetrasi keratoplasti merupakan prosedur yang mengganti kelima
lapisan kornea (epitel, membran bowman, stroma, membran descement, dan endotelium)
yang digantikan dengan pendonor. Selective Lamellar Keratoplasty merupakan prosedur yang
mengganti hanya lapisan kornea yang sakit dan mempertahankan lapisan kornea yang sehat.
Beberapa transplantasi kornea memiliki resiko tinggi untuk gagal akan menyebabkan
hilangnya penglihatan, hilangnya kemampuan refraksi mata, kegagal epitelisasi yang akan
menyebakan ulserasi pada mata dan hilangnya jaringan stroma serta penurunan fungsi
jaringan mata akibat adanya peradangan pada mata. Komplikasi keratoplasti dapat terjadi
edema makula sistoid, ablasi retina, glaukoma, katarak, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai