LAPORAN PENDAHULUAN
HERNIA FEMORALIS
A. Pengertian
atau organ intraperitoeal melalui pascia transversa yang lemah masuk kedalam
berbentuk corong sejajar dengan pembuluh darah balik paha (vena femoralis)
2
vasorum, dorsal dari ligamnetum inguinalis, tempat vena safena bermuara didalam
vena femoralis. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh tepi yang keras dan tajam.
pubis dari ligamen iliopektineale (ligamen cooper), sebelah lateral oleh vena
Kantung hernia femoralis berasal dari kanalis femoralis melalui suatu defek
pada sisi medial sarung femoralis (femoral sheath). Kanalis femoralis berisi satu
atau dua kelenjar limfe, yang terbesar disebut dengan Cloquet. Nodus-nodus ini
3
didesak keluar dari kanalis femoralis oleh suatu penonjolan peritoenal dan
melalui lakuna vasorum kaudal dari ligamen inguinalis. Kelainan anatomi ini
Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis. Selanjutnya, isi hernia
masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena
femoralis sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha.
Hernia femoralis hampir selalu terlihat sebagai massa yang iredusibel, meskipun
kantungnya mungkin kosong, karena lemak dan kelenjar limfe dari kanalis
C. Etiologi
Penyebab hernia femoralis sama seperti hernia inguinalis, yaitu:
1) Defek kongenital
2) Perubahan struktur fisik
3) Peningkatan tekanan intra abdomen akibat dari kehamilan atau kegemukan
4) Batuk yang kuat / kronis
5) Konstipasi kronis
6) Mengangkat bebab berat
7) Aktifitas, seperti atlet angkat besi, balap sepeda dan berbagai jenis olahraga
D. Patofisiologi
kedalam kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka jalan terjadinya hernia
(Mutaqin, 2011).
4
inguinalis, terutama yang memakai teknik bassini atau soldice yang menyebabkan
berkembang hanya pada satu sisi, tetapi sekitar 15% dari hernia femoralis bersifat
bilateral dan kondisi hernia bilateral cenderung lebih tinggi untuk terjadi hernia
strangulasi, serta sekitar 20% hernia bisa berkembang menjadi hernia inclarserata
(Mutaqin, 2011).
E. Manifestasi klinik
Pada hernia femoralis kadang tidak menimbulkan gejala. Tapi ada beberapa gejala
3. Ketidaknyamanan pangkal paha yang lebih buruk ketika berdiri dan mengangkat
benda berat.
4. Kadang-kadang sakit perut, mual, dan muntah
5. Sakit waktu kencing (dysuria) disertai hematuria (kencing darah) disamping
benjolan di bawah sela paha.
F. Komplikasi
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami isi hernia. Isi hernia
dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia ireponible ini dapat terjadi jika
isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri dari omentum, organ ekstraperitoneal atau
Bila cincicn hernia sempit, kurang elastis, atau lebih kaku seperti pada hernia
femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan parsial. Jarang terjadi
inkaserasi retrograd, yaitu dua segmen usus terperangkap di dalam kantong hernia
Jepitan cincicn hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia.
Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udema organ atau
struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia makin bertambah
sehingga akhirnya peredarah darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis
dan kantong hernia akan berisi transudat beruapa cairan serosanguinis. Kalau isi
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaaan kultur jaringan untuk mendeteksi adanya adenitis tuberkulosa
2. Foto polos abdomen untuk mendeteksi adanya udara pada usus untuk mendeteksi
adanya ileus
3. CT Scan untuk mendeteksi adanya hernia ekstra kolon
4. Pemeriksaan fisik yang didapatkan sesuai dengan manifestasi klinik hernia
femoralis. Pada survei umum pasien pemeriksaan fisik fokus akan didapatkan:
a) Inspeksi : secara umum akan terlihat penonjolan abnormal pada lipatan
paha. Apabila tidak terlihat dan terdapat adanya riwayat penonjolan, maka
H. Penatalaksanaan
pinggang ditinggikan, lalu diberikan analgetik (penghilang rasa sakit) dan sedatif
(penenang) yang cukup untuk memberikan relaksasi otot. Perbaikan hernia terjadi
menjepit annulus femoralis. Hernia femoralis dapat didekati dari krural. Inguinal,
segitiga Hesselbach, sehingga dapat diterapkan baik pada hernia direk maupun
indirek.
9
klien, apa upaya dan dimana klien mendapat pertolongan kesehatan, lalu apa saja
Tanyakan kepada klien tentang jenis, frekuensi, dan jumlah klien makan dan
minum klien dalam sehari. Kaji apakah klien mengalami anoreksia,mual atau
muntah dan haus terus menerus. Kaji selera makan berlebihan atau berkurang,
ataupun adanya terapi intravena, penggunaan selang NGT, timbang juga berat
badan, ukur tinggi badan, lingkaran lengan atas serta hitung berat badan ideal
3. Pola eliminasi.
bantu seperti folly kateter, ukur juga intake dan output setiap shift. Kaji apakah
Kaji kemampuan beraktivitas baik sebelum sakit atau keadaan sekarang dan juga
penggunaan alat bantu seperti tongkat, kursi roda dan lain-lain. Tanyakan kepada
Tanyakan kepada klien kebiasan tidur sehari-hari, jumlah jam tidur, tidur siang.
Bagaimana suasana tidur klien apakah terang atau gelap. Sering bangun saat tidur
mengatasi rasa tidak nyaman : nyeri. Adakah gangguan persepsi sensori seperti
Kaji tingkah laku mengenai dirinya, apakah klien pernah mengalami putus
masyarakat dan keluarga dan teman kerja. Kaji apakah ada gangguan komunikasi
verbal dan gangguan dalam interaksi dengan anggota keluarga dan orang lain.
Faktor yang membuat klien marah dan tidak dapat mengontrol diri, tempat klien
bertukar pendapat dan mekanisme koping yang digunakan selama ini. Kaji
A.Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake makanan yang adekuat.
2. Ketidak seimbangan cairan tubuh berhubungan dengan keluarnya cairan tubuh
dari muntah dan obstruksi intestinal.
3. Nyeri berhubungan dengan respon inflamasi lokal
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya port de entree luka pasca bedah.
5. Kecemasan berhubungan dengan prognosis penyakit, rencana pembedahan.
12
B.Intervensi Keperawatan
NIC :
- Kaji toleransi fisik terhadap asupan nutrisi .
makanan tertentu.
- Pantau intake dan output, anjurkan untuk timbang berat badan secara
periodik.
Cairan
- Beri makanan halus atau makanan cair secara bertahap dan dicampur dengan air.
Rasional: makanan halus dapat memenuhi diet normal, yang dapat dimkan melalui
NGT.
NOC:
1. Keseimbangan cairan optimal
2. Pasien menunjukkan muntah berkurang
NIC :
13
- Berikan sejumlah kecil minuman bila masukan peroral dimulai dan lanjutkan
cairan.
- Kolaborasi pemberian cairan Intra vena
Rasional : membantu meningkatkan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
NOC:
1. Dalam waktu 1 x 24 jam pasca operasi respon dan tingkat nyeri berkurang.
2. Pasien mampu melakukuan manajemen nyeri non farmakologi apabila sensani
nyeri muncul.
3. Ekspresi pasien rileks dan mampu melakuakn mobilitas ringan dengan nyeri yang
terkontrol .
NIC:
- Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan untuk meredakan nyeri non