Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah penganggaran
bidang kesehatan
Disusun Oleh :
Kelompok 1
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Kelompok 1
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana rencana deskripsi dan rencana anggaran biaya pada pelayanan
kesehatan “Program Perbaikan Gizi” di PUSKESMAS Suka Maju?
2. Bagaimana realisasi deskripsi dan realisasi anggaran biaya pada
pelayanan kesehatan “Program Perbaikan Gizi” di PUSKESMAS Suka
Maju?
3. Bagaimana varians dari rencana anggaran biaya dengan realisasi anggaran
biaya pada pelayanan kesehatan “Program Perbaikan Gizi” di
PUSKESMAS Suka Maju?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui rencana deskripsi dan rencana anggaran biaya pada pelayanan
kesehatan “Program Perbaikan Gizi” di PUSKESMAS Suka Maju.
2. Mengetahui realisasi deskripsi dan realisasi anggaran biaya pada
pelayanan kesehatan “Program Perbaikan Gizi” di PUSKESMAS Suka
Maju.
3. Mengetahui varians dari rencana anggaran biaya dengan realisasi anggaran
biaya pada pelayanan kesehatan “Program Perbaikan Gizi” di
PUSKESMAS Suka Maju.
2
BAB II
PROGRAM DAN KEGIATAN
3
2.2 Visi dan Misi Puskesmas Suka Maju
Visi Puskesmas Suka Maju
“Terwujudnya masyarakat sehat dan mandiri di wilayah Puskesmas Suka
Maju”
Misi Puskesmas Suka Maju
1. Sebagai pusat informasi kesehatan
2. Menggerakkan masyarakat mandiri, berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Menjalin kemitraan dengan lintas sektor.
Tujuan Puskesmas Suka Maju
1. Meningkatkan kemandirian dan perilaku untuk hidup sehat agar terwujud
kesehatan masyarakat yang optimal.
2. Tata Nilai Puskesmas Suka Maju
3. Ramah, Profesional dan Kerjasama.
Motto Puskesmas Suka Maju
“Kesehatan Anda adalah Impian Kami”
4
Jumlah ibu nifas
Sedangkan jumlah ibu nifas di wilayah kerja puskesmas suka maju adalah
154 orang.
Jumlah Balita dengan BGM
Di area kerja Puskesmas Suka Maju terdapat 78 balita yang mengalami gizi
buruk atau kurang gizi. Dengan perbandingan balita laki-laki sebanyak 28,
sedangkan balita perempuan sebanyak 50. Sedangkan balita dengan gizi
kurang terdapat 1 balita. Dan balita dengan status stunting sejumlah 82 balita.
5
2.4.2 Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah suatu kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan
untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
Upaya Kesehatan Perorangan Tingkat Pertama dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 Pasal 37, bahwa
dilaksanakan dalam bentuk :
1. Rawat jalan
2. Pelayanan gawat darurat
3. Pelayanan satu hari (one day care)
4. Home care
5. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan
6
2. Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Peran serta masyarakat dalam menyediakan tempat
pertolongan persalinan pelayanan dan kesehatan ibu dan
kesehatan anak lainnya. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa :
a. Melakukan pemeriksaan (Ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui,
bayi dan balita).
b. Memberikan pertolongan persalinan normal yang bersih dan
aman.
c. Memberikan pelayanan KB.
d. Memberikan imunisasi.
e. Penyuluhan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu
dan anak.
f. Pelatihan dan pembinaan kepada kader dan masyarakat.
3. Pos Obat Desa (POD)
Perwujudan peran masyarakat dalam pengobatan sederhana
terutama penyakit yang sering terjadi pada masyarakat setempat.
4. Pos Gizi (Pos timbang)
Dengan adanya pos gizi dapat membantu masyarakat
dengan ekonomi kurang dalam pemberian gizi anak yang
mempengaruhi status gizi anak tersebut. Dengan sasaran kegiatan:
a. Bayi umur 6 – 11 bulan terutama mereka dari keluarga
miskin.
b. Anak umur 12 – 23 bulan terutama mereka dari keluarga
miskin.
c. Anak umur 24 – 59 bulan terutama mereka dari keluarga
miskin.
d. Seluruh ibu hamil dan ibu nifas terutama yang menderita
kurang gizi.
Pos Gizi ini dilakukan setelah pemberian PMT anak masih
menderita Kekurangan Energi Protein (KEP) maka, makanan
tambahan terus dilanjutkan sampai anak pulih dan segera
diperiksakan ke Puskesmas (dirujuk).
7
5. Pos KB Desa (PKBD)
Pos KB Desa (PKBD) dijalankan oleh kader KB atau
petugas KB ditingkat kecamatan.
6. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
Merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan
kesehatan pekerja yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja
yang memiliki jenis kegiatan usaha yang sama dalam
meningkatkan produktivitas kerja. Kegiatannya antara lain :
a. Memberikan penyuluhan kesehatan
b. Melakukan pemeriksaan secara berkala
c. Memberikan pelayanan kesehatan dasar
d. Menjalin kemitraan.
7. Kelompok Masyarakat Pemakai Air (Pokmair)
Merupakan sekelompok masyarakat yang peduli terhadap
kesehatan lingkungan terutama dalam penggunaan air bersih serta
pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga melalui
pendekatan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan seluruh
warga.
8. Ambulan Desa (AMDES)
AMDES memiliki tujuan dalam membantu masyarakat
sekitar dalam transportasi pelayanan kesehatan
8
a. Pengkajian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada
Tatanan Rumah Tangga, meliputi: rumah tangga dikaji
dan rumah tangga sehat (10 indikator).
b. Intervensi dan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat pada kelompok rumah tangga, Institusi
Pendidikan, Institusi Sarana Kesehatan, Institusi Tempat-
Tempat Umum (TTU), Institusi Tempat Kerja, Pondok
Pesantren.
3. Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM)
UKBM yang dikembangkan adalah posyandu (mulai
pratama, madya, purnama mandiri (PURI).
4. Penyuluhan NAPZA
B. Upaya Kesehatan Lingkungan
Jenis kegiatan:
1. Penyehatan Air
Penyehatan air meliputi: pengawasan sarana air bersih
(SAB), sarana air bersih (SAB) yang memenuhi syarat
kesehatan, dan jumlah kepala keluarga (KK) yang memiliki
akses terhadap SAB.
2. Penyehatan Makanan dan Minuman
Penyehatan makanan dan minuman meliputi: pembinaan
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) dan TPM yang
memenuhi syarat kesehatan.
3. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar
Penyehatan perumahan dan sanitasi dasar meliputi:
pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar, serta
jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan.
4. Pembinaan Tempat-Tempat Umum (TTU)
Pembinaan TTU meliputi: pembinaan TTU dan TTU yang
memenuhi syarat kesehatan.
5. Klinik Sanitasi
9
Klinik Sanitasi meliputi: konseling penyakit berbasis
lingkungan dan jumlah klien yang sudah mendapat
intervensi/tindak lanjut yang diperlukan.
6. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) = Pemberdayaan
Masyarakat
STBM meliputi: Kepala Keluarga (KK) yang memiliki akses
terhadap jamban, Desa/Kelurahan yang sudah Open
Defecation Free (ODF), jumlah jamban sehat dan
pelaksanaan kegiatan STBM di Puskesmas.
C. Upaya Perbaikan Gizi
Jenis kegiatan:
1. Pelayanan Gizi Masyarakat
Pelayanan gizi masyarakat meliputi: pemberian kapsul
Vitamin A dosis tinggi pada balita 2 kali per tahun,
pemberian tablet besi (90 tablet) pada bumil dan ibu hamil
(BUMIL) Kekurangan Energi Kronis (KEK). Pemberian
tablet besi pada remaja putri ( 1 minggu 1 tablet ).
2. Penanganan Gangguan Gizi
Penanganan gangguan gizi meliputi: balita gizi buruk
mendapat perawatan, Makanan Pendamping-Air Susu Ibu
(MP-ASI) pada anak usia 6-24 bulan, balita bawah garis
merah (BGM) dan cakupan rumah tangga yang
mengkonsumsi garam beryodium.
3. Pemantauan Status Gizi
Pemantauan status gizi meliputi: Desa/Kelurahan bebas
rawan gizi, balita naik berat badannya (N/D) dan persentase
balita yang ditimbang berat badannya dengan melalui
kegiatan rutin posyandu balita setiap bulan.
D. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk Keluarga Berencana.
Jenis kegiatan:
1. Kesehatan Ibu
10
Kesehatan Ibu meliputi: pelayanan kesehatan bagi Bumil
sesuai standar (untuk kunjungan lengkap/K4), drop-Out (DO)
K1-K4, pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
berkompeten, pelayanan Nifas lengkap sesuai standar,
pelayanan Maternal Resiko Tinggi (Risti) atau komplikasi
yang ditangani.
2. Kesehatan Bayi
Kesehatan bayi meliputi: pelayanan neonatal risti/komplikasi
yang ditangani, pelayanan neonatal sesuai standar
(Kunjungan Neonatus/KN lengkap) dan bayi paripurna.
3. Upaya Kesehatan Balita dan Anak Pra Sekolah
Upaya kesehatan balita dan anak pra sekolah meliputi:
pelayanan kesehatan anak balita, dan kesehatan anak pra
sekolah.
4. Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
Upaya kesehatan anak usia sekolah dan remaja meliputi:
jumlah penjaringan kesehatan anak sekolah (SD/MI,
SMP/Mts dan SMA/MA), frekuensi pembinaan kesehatan di
sekolah, kader (anak sekolah baik SD/MI, SMP/Mts dan
SMA/MA) yang dilatih tentang kesehatan dan cakupan
pelayanan kesehatan remaja.
5. Pelayanan Keluarga Berencana
Pelayanan keluarga berencana meliputi: cakupan peserta KB
aktif, peserta KB baru, peserta KB droup out, peserta KB
mengalami komplikasi, peserta KB yang mengalami
kegagalan kontrasepsi dan peserta KB mengalami efek
samping.
E. Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Menular
Jenis kegiatan:
1. Diare
Kegiatannya meliputi: penemuan penderita Diare yang
diobati di Puskesmas dan Kader, cakupan pelayanan diare,
11
angka penggunaan oralit, angka penggunaan Ringer Lactat
(RL), proporsi penderita diare balita yang diberi tablet Zinc
dan Case Fatality Rate (CFR) KLB Diare.
2. ISPA
Kegiatannya meliputi: cakupan penemuan penderita
Pneumonia balita.
3. KUSTA
Kegiatannya meliputi: penemuan penderita kusta baru (case
detection rate), proporsi kasus kusta anak, proporsi kasus
kusta TK II, prevalensi kusta (prevalensi rate/PR), Release
From Treatment/RFT Rate (angka kesembuhan) penderita
Pause Basiler (PB) dan Release From Treatment/RFT Rate
(angka kesembuhan) penderita Multi Basiler (MB).
4. Tuberkulosis (TB) PARU
Kegiatannya meliputi: penemuan suspect penderita TB,
proporsi pasien TB Paru Bakteri Tahan Asam (BTA) positif
diantara suspek TB, angka keberhasilan pengobatan pasien
baru BTA positif dan angka kesalahan laboratorium
(Puskesmas Pelaksana Mandiri/PPM dan Puskesmas Rujukan
Mikrobiologi/PRM).
5. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual
(PMS) dan Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired
Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
Kegiatannya meliputi: jumlah kegiatan penyuluhan
HIV/AIDS di Puskesmas dan kelompok sasaran yang
dijangkau.
6. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Kegiatannya meliputi: jumlah rumah yang dilakukan
pemeriksaan jenti berkala (PJB), penderita DBD ditangani,
Case Fatality Rate Kasus (CFR) penyakit DBD, angka bebas
jentik (ABJ) dan jumlah wilayah KLB DBD.
7. Pencegahan dan Penanggulangan Rabies *)
12
Kegiatannya meliputi: cuci luka terhadap kasus gigitan
Hewan Perantara Rabies/HPR dan vaksinasi terhadap kasus
gigitan HPR yang berindikasi.
8. Pelayanan Imunisasi
Pelayanan Imunisasi meliputi: Imunisasi HB 0-7 hari pada
bayi, BCG pada bayi, DPT/HB 1 pada bayi, DPT/HB 3 pada
bayi, Campak pada bayi, drop out DPT/HB 1-Campak, drop
out DPT/HB1-DPT/HB 3, Desa/Kelurahan Universal Child
Immunization (UCI).
9. Pengamatan Penyakit (surveillans epidemiologi)
Kegiatannya meliputi: laporan Surveilans Terpadu Penyakit
(STP) yang tepat waktu, kelengkapan laporan STP, laporan
C1 (campak) yang tepat waktu, laporan W2 (mingguan) yang
tepat waktu, kelengkapan laporan W2 (mingguan), grafik
penyakit potensial wabah, laporan Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI) Zero reporting dan Desa/Kelurahan yang
mengalami KLB ditanggulangi < 24 jam.
F. Pengobatan
Jenis kegiatan:
1. Pengobatan
Pengobatan meliputi: Visite Rate dan Contact Rate.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium meliputi: pemeriksaan hemoglobin
pada ibu hamil, pemeriksaan darah trombosit tersangka DBD,
pemeriksaan tes kehamilan, pemeriksaan sputum penderita
tersangka TB dan pemeriksaan urine pada ibu hamil.
2.6.2 Program Pengembangan
A. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Upaya kesehatan usia lanjut meliputi: jumlah posyandu
lansia yang dibina dan jumlah pralansia dan lansia baru yang
dilayani kesehatannya standar.
B. Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan
13
Upaya kesehatan mata/pencegahan kebutaan meliputi:
penemuan kasus di masyarakat dan Puskesmas melalui
pemeriksaan visus/refraksi, penemuan kasus penyakit mata di
Puskesmas, penemuan kasus buta katarak pada usia > 45 tahun,
pelayanan operasi katarak di Puskesmas danpelayanan rujukan
mata.
C. Upaya Kesehatan Telinga/Pencegahan Gangguan Pendengaran
Upaya kesehatan telinga/pencegahan gangguan
pendengaran meliputi: penemuan kasus sulit dan rujukan spesialis
di Puskesmas melalui pemeriksaan fungsi pendengaran, penemuan
kasus penyakit telinga di Puskesmas dan kejadian komplikasi
operasi.
D. Kesehatan Jiwa
Kesehatan jiwa meliputi: pemberdayaan kelompok
masyarakat khusus dalam upaya penemuan dini dan rujukan kasus
gangguan jiwa, penemuan dan penanganan kasus gangguan
perilaku, masalah NAPZA dan lain-lain dari rujukan kader dan
masyarakat, penanganan kasus kesehatan jiwa, melalui rujukan ke
Rumah Sakit/RS/Spesialis dan deteksi dini serta penanganan kasus
jiwa (gangguan perilaku, gangguan jiwa, gangguan psikosomatik,
masalah napza dan lain-lain) yang datang berobat ke Puskesmas.
E. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi
Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi meliputi:
pembinaan kesehatan gigi di Posyandu, pembinaan kesehatan gigi
pada TK, pembinaan dan bimbingan sikat gigi massal pada
SD/MI, Murid SD/MI mendapat perawatan kesehatan gigi
paripurna, Rasio Gigi tetap yang ditambal terhadap gigi yang
dicabut dan bumil yang mendapat perawatan kesehatan gigi.
F. Perawatan Kesehatan Masyarakat
Perawatan kesehatan masyarakat meliputi: kegiatan asuhan
keperawatan pada keluarga rawan.
G. Bina Kesehatan Tradisional
14
Bina kesehatan tradisional meliputi: pembinaan pengobatan
tradisional yang menggunakan tanaman obat, jumlah pengobat
tradisional dengan ketrampilan yang dibina, pembinaan pengobat
tradisional lainnya dan frekuensi pengobat tradisional yang dibina.
H. Bina Kesehatan Kerja
Bina kesehatan kerja meliputi: jumlah pekerja formal yang
mendapat pelayanan kesehatan dan jumlah klinik perusahaan yang
dibina.
I. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS)
Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS meliputi: Institusi
pendidikan yang dikaji (Institusi Pendidikan Klasifikasi IV),
Institusi sarana kesehatan yang dikaji (Institusi kesehatan
klasifikasi IV), tatanan tempat-tempat umum/TTU (TTU
klasifikasi IV), tatanan tempat kerja yang dikaji (tempat kerja
klasifikasi IV) dan tatanan pondok pesantren yang dikaji (pondok
pesantren klasifikasi IV).
15
tanggungjawab dari puskesmas. Program tersebut dibedakan menjadi dua,
yaitu program pokok dan program pengembangan.
2.4.1 Program Pokok
1. Upaya Promosi Kesehatan
Kegiatan yang dilakukan adalah pengembangan
Desa/Kelurahan Siaga, Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS), Pengembangan Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM), serta
penyuluhan NAPZA
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
Kegiatan yang dilakukan adalah penyehatan air yang
berkaitan dengan pengawasan sarana air bersih, penyehatan
makanan dan minuman yang meliputi pembinaan tempat
pengelolaan makanan, Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar,
Pembinaan Tempat-Tempat Umum (TTU), Klinik Sanitasi, serta
pemberdayaan masyarakat dalam hal Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM)
16
penanggulangan penyakit menular seksual (PMS), demam
berdarah dengue (DBD), pencegahan dan penanggulangan rabies,
pelayanan imunisasi serta pengamatan penyakit atau surveilans
epidemiologi.
2.4.2 Program Pengembangan
Program pengembangan yang dilakukan olek puskesmas ini
merupakan kegiatan promotive, dimana kegiatan yang dilaksanakan
meliputi Upaya Kesehatan Usia Lanjut, Kesehatan Mata/Pencegahan
Kebutaan, Upaya Kesehatan Telinga/Pencegahan Gangguan
Pendengaran, Kesehatan Jiwa, Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Gigi, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Bina Kesehatan
Tradisional, Bina Kesehatan Kerja, Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS), Pengembangan Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM), Program Gizi.
2. 2 Program terpilih
Berdasarkan data dan program-program kegiatanyang dimiliki oleh
puskesmas, kelompok mengambil program yang berkaitan dengan perbaikan
gizi. Hal ini didasarkan pada penemuan bahwa masih terdapat balita yang
berada di bawah garis merah dan balita yang mengalami giz kurang.
Dalam program pokok puskesmas Suka Maju tentang upaya perbaikan
gizi terdapat 3 kegiatan utama, yaitu :
2.5.1 Pelayanan gizi masyarakat.
Kegiatannya meliputi pemberian kapsul vitamin A warna merah
dosis tinggi pada balita 2 kali dalam 1 tahun yaitu pada bulan Februari
dan Agustus, pemberian 90 tablet besi pada ibu hamil yang diminum 1
tablet/hari, pemberian tablet besi untuk rematri yang diminum 1
tablet/minggu .
2.5.2 Penanganan gangguan gizi
Kegiatannya meliputi penanganan balita dengan kurang gizi dan
atau gizi buruk, pemberian makanan tambahan untuk balita kurang gizi
17
atau gizi buruk, serta penggunaan garam beryodium di lingkup rumah
tangga.
18
BAB III
RENCANA DAN REALISASI ANGGARAN
19
posyandu dianggarkan sebesar Rp 5.000,-/balita, biaya ATK dianggarkan
sebesar Rp 200.000,- dan biaya fotokopi dianggarkan sebesar Rp 500.000,-
20
5.000,-/satuan sehingga total biaya sebesar Rp. 1.500.000,- biaya ATK
dianggarkan sebesar Rp. 200.000,- dan biaya fotokopi dianggarkan sebesar
500.000,-
21
BAB IV
ANALISIS VARIAN
Analisis varian pada program puskesmas ini hanya terdapat analisis varian biaya saja. Hal ini dikarenakan puskesmas
mendapatkan biaya dari pemerintah dan juga puskesmas tidak mencari keuntungan.
Tabel 4. Analisis Varian
NO URAIAN RENCANA ANGGARAN REALISASI ANGGARAN SELISIH KET
HARGA HARGA
VOLUME SATUAN TOTAL VOLUME SATUAN TOTAL
SATUAN SATUAN
ANGGARAN BIAYA ANGGARAN BIAYA
1 Transpot narasumber
Kepala Puskesmas / dokter umum 12 Orang 150,000 1,800,000 12 Orang 150,000 1,800,000 tidak ada varian
Ahli Gizi 12 Orang 75,000 900,000 12 Orang 75,000 900,000 tidak ada varian
Bidan Desa 12 Orang 75,000 900,000 12 Orang 75,000 900,000 tidak ada varian
Kader posyandu 60 Orang 35,000 2,100,000 48 Orang 35,000 1,680,000 420,000 ada varian (-) menguntungkan
Snack 396 Orang 5,000 1,980,000 384 Orang 5,000 1,920,000 60,000 ada varian (-) menguntungkan
PMT Balita 300 Orang 5,000 1,500,000 300 Orang 5,000 1,500,000 tidak ada varian
ATK 1 Paket 200,000 200,000 1 Paket 200,000 200,000 tidak ada varian
Fotokopi 1 Paket 500,000 500,000 1 Paket 500,000 500,000 tidak ada varian
22
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa rencana biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan penyuluhan program gizi ke posyandu adalah
sebebsar Rp. 9.880.000. sedangkan, setelah kegiatan penyuluhan
dilaksanakan ternyata realisasi biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 9.400.000.
dari kedua biaya tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan jumlah,
dimana realisasi biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan kegiatan in
ilebih kecil daripada rencana biaya sebelumnya. Selisis antara rencanan biaya
dan realisasi biaya sebesar Rp. 480.000. selisih atau varian ini termasuk
kedalam varian yang menguntungkan, karena realisasi biaya lebih kecil
dibandingkan dengan rencana biaya yang akan dikeluarkan. Varian tersebut
berasal dari jumlah kader yang mengikuti kegiatan penyuluhan lebih sedikit
dibandingkan dengan yang direncanakan, yaitu dari 60 kader yang datang ada
48 kader. Sehingga biaya transportasi yang dikeluarkan untuk kader yang
semula direncakan sebesar Rp. 2.100.000 menjadi Rp. 1.680.000. Sedangkan
varian yang kedua disebabkan karena jumlah pembelian snack lebih kecil
diabndingkan dengan yang direncakan. Semula renacana pembelian snack
adalah 396 bungkus dengan total biaya Rp. 1.980.000, menjadi 384 bungkus
dengan total biaya Rp. 1.920.000.
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan penyuluhan program gizi ke posyandu yang
dilakukan oleh puskesmas suka maju dapat diketahui perencanaan biaya dan
realisasi biaya yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut.
Rencana biaya untuk menyelenggarakannya adalah sebesar Rp 9.880.000,-
sedangkan realisasi biaya sebesar Rp 9.400.000,- dari rencana biaya dan
realisasi biaya tersebut terdapat selisih atau varian sebesar Rp 480.000,-
varian ini termasuk kedalam varian yang menguntungkan, karena realisasi
biaya lebih sedikit dibandingkan dengan rencana biaya. Varian ini berasal
dari jumlah kader yang datang lebih sedikit dan juga dari jumlah snack yang
dipesan lebih sedikit dibandingkan dengan yang direncanakan.
24
DAFTAR PUSTAKA
25