Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PISIKOLOGI INDUSTRI

STRES DAN KESELAMATAN KERJA

Nama Kelompok : Kelompok 6


Anggota Kelompok :

1. Albrian Yudi Pesireron 161440002_INS3B


2. Dwiky Novel Agustha 161440014_INS3A
3. Lodra Aji Binangkit 161440045_INS3A
4. M. Alfan Fathoni 161440040_TLP3
5. Syafira Alya Rafidah 161440038_INS3B

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL
PEM Akamigas
ABSTRAK

Stres baik dalam organisasi dan dunia kerja adalah fenomena luas yang memiliki konsekuensi
dan berdampak pada ekonomis yang luas. Sebuah penelitian baru-baru ini yang dilakukan atas
nama American Psychological Association menunjukkan bahwa antara sekitar 70% orang
Amerika yang disurvei menganggap "bekerja" sebagai salah satu penyebab utama stres (American
Psychological Association). Dan dalam dunia kerja juga selalu ada resiko kegagalan (risk of
failures) pada setiap proses/aktifitas pekerjaan, baik itu disebabkan perencanaan yang kurang
sempurna, pelaksanaan yang kurang cermat, maupun akibat yang tidak disengajanseperti keadaan
cuaca, bencana alam, dan lain-lain. Salah satu risiko pekerjaan yang terjadi adalah adanya
kecelakaan kerja. Saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan
mengakibatkan efek kerugian (loss), oleh karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin,
kecelakaan/potensi kecelakaan kerja harus dicegah/dihilangkan, atau setidak-tidaknya dikurangi
dampaknya.

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat-Nya penulis
dapat menyelesikan makalah yang membahas tentang “Stres dan Keselamatan Kerja”. Makalah
ini sedianya digunakan untuk media pembelajaran mahasiswa sekaligus memenuhi tugas dari mata
kuliah Psikologi Industri.

Bantuan pemikiran saran dan bimbingan serta doa yang tulus dari berbagai pihak telah
membuat kelompok 6 sebagai penulis mendapat berbagai kemudahan dalam menyelesaikan
Makalah. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. R. Y. Perry Burhan, M. Sc. selaku Direktur Politeknik Energi dan
Mineral “Akamigas”.
2. Ibu Umi selaku Dosen Pengampu mata kuliah Psikologi Industri.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Makalah ini.

Akhir kata semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Dan penulis menyadari
bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sangat penulis
harapkan hingga menjadikan Makalah ini berguna untuk keperluan pendidikan serta menambah
pengetahuan dan wawasan.

Cepu, 10 Februari 2019

Tim Penulis

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Maslah .............................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
2.1 Devinisi Stress .................................................................................................................. 3
2.2 Mengenal Tipe-Tipe Stres ................................................................................................ 4
2.2.1 Frustasi. ..................................................................................................................... 4
2.2.2 Konflik. ..................................................................................................................... 4
2.2.3 Perubahan. ................................................................................................................. 4
2.2.4 Tekanan. .................................................................................................................... 4
2.3 Sumber-sumber Terjadinya Stres ..................................................................................... 5
2.3.1 Kurang atau tidak adanya kejelasan karir / pekerjaan. ............................................. 5
2.3.2 Tidak menerima umpan balik (feedback). ................................................................ 5
2.3.3 Tidak mendapat apresiasi. ......................................................................................... 6
2.3.4 Kurangnya kepercayaan dan ketidakadilan. ............................................................. 6
2.4 Kategori-kategori pada Stresor......................................................................................... 6
2.5 Cara Mengatasi Stres ........................................................................................................ 7
2.5.1 Pengurangan Stressor / Stressor Reduction. ............................................................. 7
2.5.2 Peningkatan Diri / Resource Increase....................................................................... 7
2.5.3 Strain Reduction........................................................................................................ 8
2.5.4 Merubah Pola Hidup / Lifetime Changes .................................................................. 8
2.6 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) .......................................................................... 8
2.7 Tujuan dari penerapan K3 dalam pekerjaan ..................................................................... 9
2.6.1 Keselamatan (Safety) ................................................................................................ 9
2.6.2 Kesehatan (Health) ................................................................................................. 10
2.6.3 PT. JAMSOSTEK / BPJS Ketenagakerjaan ........................................................... 10
2.8 Kecelakaan Kerja karena Faktor Psikologi .................................................................... 10
BAB III KESIMPULAN............................................................................................................... 11

iv
1) Kurang atau tidak adanya kejelasan karir / pekerjaan ............................................ 11
2) Tidak menerima umpan balik (feedback). .............................................................. 11
3) Tidak mendapat apresiasi. ....................................................................................... 11
4) Kurangnya kepercayaan dan ketidakadilan. ........................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stres merupakan permasalahan yang banyak terjadi pada setiap individu yang melakukan
pekerjaan yang berada di lingkungan kerja, kuliah atau sekolah dan organisasi atau kepanitiaan.
Suatu pekerjaan akan membuat setiap individu merasa puas karena dapat berkontribusi untuk
meraih kesejahteraan seperti uang atau gaji, nilai yang memuaskan, dan oraganisai yang solid atau
sebuah acara yang sukses atau meriah. Namun, pada waktu yang sama, pekerjaan tersebut dapat
membuat individu mengalami tekanan atau stres (yang berpotensi pada ketidakpuasan kerja) serta
dapat menyebabkan sikap negatif dan perilaku saat bekerja.1
Efek yang ditimbulkan dari stres bermacam-macam. Pada kenyataannya psikologis individu
yang mengalami stres menunjukkan, ketika individu ditempatkan dalam pekerjaan yang memiliki
banyak tuntutan dan mengandung konflik atau berada pada pekerjaan yang kurang jelas tentang
hak, kewajiban, kewenangan dan tanggung jawab seorang karyawan, maka tingkat stres dan
ketidakpuasan yang dialami oleh individu akan meningkat.2
Individu yang mengalami stres akan sukar untuk berkonsentrasi, kadang akan merasa sakit dan
tidak senang.3 Hal ini akan menyebabkan adanya resiko kegagalan (Risk of failures) pada setiap
proses atau aktifitas pekerjaan yang dilakukan, baik disebabkan oleh individu yang kurang
berkonsentrasi, sedang merasa sakit atau dapat juga disebabkan oleh perencanaan yang kurang
sempurna, pelaksanaan yang kurang teliti atau efek dari keadaan cuaca, bencana alam, dll. Salah
satu resiko yang kemungkinan terjadi adalah adanya kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja yang terjadi merupakan resiko dari sebuah perkerjaan, sekecil apapun
kecelakaan kerja (work accident) yang terjadi akan mengakibatkan efek kerugian (losses). Oleh
karena itu potensi kecelakaan kerja harus dicegah atau diminimalisir dan jika dapat dihilangkan
untuk menghindari dampak atau kerugian yang terjadi kepada individu atau perusahaan.
Penanganan masalah keselamatan kerja di sebuah perusahaan harus dilakukan dan ditangani
secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha, tidak dapat silakukan oleh bagian-bagian

1
Riggio, Ron. Introduction to Industrial and Organizational Psychology, 6th Edition-Routledge, 2012. Page 248.
2
Cooper & Marshal, 1976
3
Riggio, Ron. Introduction to Industrial and Organizational Psychology, 6th Edition-Routledge, 2012. Page 248

1
tertentu saja. Seperti halnya untuk urusan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) tidak hanya
menjadi urusan bagian HSE Officer saja, seorang mandor saja, tetapi harus menjadi tanggung
jawab seluruh elemen pekerja yang berada di lingkungan pekerjaan.

1.2 Rumusan Maslah

1. Apakah yang dimaksud denngan stres yang terjadi pada seorang pekerja?
2. Bagaimana cara mengetahui tipe-tipe stres?
3. Apa saja penyebab terjadinya stres?
4. Apa saja kategori-kategori pada Stresor?
5. Bagaimana cara mengatasai stres?
6. Apa yang dimaksud dengan kesehatan dan keselamatan kerja?
7. Apakah kaitan K3 dengan JAMSOSTEK?
8. Apa tujuan dari penerapan K3 dalam pekerjaan?
9. Faktor-faktor apa yang menyebabkan kecelakaan dalam pekerjaan?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian dan memperdalam pengetahuan tentang stres dan keselamatan kerja
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya setres dan kecelakaan kerja
3. Dapat menghindari dan memanajemen terjadinya stres dan kecelakaan kerja dengan
mengetahui keselamatan kerja

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Devinisi Stress

Stres merupakan kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi
seseorang4. Stres yang berlebihan dan terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk
menghadapi lingkungan sekitarnya, hal ini akan menimbulkan gejala-gejala stres yang dapat
mengganggu pelaksanaan dan keselamatan kerja dari seorang tersebut. Pada sisi lain, stres dapat
membantu seseorang untuk meraih prestasi kerja, namun stres juga dapat merusak prestasi kerja
seseorang5.

Stres dapat diartikan sebagai kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai
suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau
pengahalang6. Jika dikaitkan dengan penulisan makalah ini, stres adalah suatu kondisi tertekan
yang mempengerahi keadaan fisik dan psikis seseorang yang disebabkan oleh adanya tekanan dari
diri sendiri atau dari faktor luar yang dapat mengganggu pelaksanaan atau kegiatan seseorang
tersebut.

Terkadang, ketika seseorang bekerja pada keadaan tertekan, maka seseorang tersebut akan
sukar berkonsentrasi dan merasa pada suasana hati yang tidak baik. Deadlines, beban kerja yang
banyak, pimpinan serta rekan kerja yang tidak tepat dapat dipertimbangkan sebagai pemicu stres
dan ketegangan dalam bekerja. Pekerjaan dan lingkungan bekerja biasanya banyak menyebabkan
stres, perilaku buruk rekan-rekan kerja membuat kehidupan di dunia kerja menjadi berat7.

Stres yang terjadi pada seorang pekerja dapat dilihat dari dua sisi, sisi positif dan sisi negatif,
tergantung pada sudut pandang seorang pekerja mengahdapi lingkungan kerja dan keadaan disana
serta kemampuan dari pada pekerja tersebut untuk mengelola ancaman dan tekanan yang terjadi.
Pada contohnya, pekerja A dan pekerja B memiliki beban kerja yang sama, namun pada hal ini,

4
Handoko, 1997:200
5
Handoko, 1997:201-202
6
Robbins, 2001: 563
7
Ron Riggio, 2012: 248

3
pekerja A mengalami stres ketika menanggung beban pekerjaan itu, namun pekerja B lebih merasa
senang dan tertantang ketika mengerjakan beban pekerjaan tersebut8.

Dari uraian diatas, untuk mendefinisikan stres yang terjadi disebabkan oleh pandangan seorang
pekerja memandang stres yang dialami karena interaksinya dengan orang lain, peristiwa yang
terjadi di lingkungan pekerjaan dan reaksi-reaksi yang bersifat fisiologis atau psikologis, ataupun
keduanya yang diberikan oleh pekerja itu sendiri ketika mengalami peristiwa yang dianggap
mengancam atau melelahkan9.

2.2 Mengenal Tipe-Tipe Stres

Tipe-tipe stres yang terjadi pada seorang pekerja dapat dikategorikan dalam beberapa tipe
berikut:

2.2.1 Frustasi.
Frustasi terjadi ketika seorang pekerja merasa terancam atau terhalang sesuatu hal ketika ingin
mencapai suatu tujuan. Pada umumnya hal ini terjadi ketika seorang pekerja mengalami
kegagalan atau kehilangan kesempatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2.2.2 Konflik.
Konflik terjadi ketika seorang pekerja dihadapkan dengan dua pilihan atau lebih persoalan
secara bersama-sama. Adanya konflik yang parah berkaitan dengan tingkat tingginya tingkat
kecemasan dan depresi yang berpengaruh terhadap fisik seorang pekerja.
2.2.3 Perubahan.
Adanya perubahan hidup seorang pekerja akan membuat mereka dituntun untuk melakukan
penyesuaian diri. Tetapi tidak semua orang berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, ketika
orang tersbut gagal, maka masalah yang baru akan muncul. Terkadang perubahan hidup
seseorang akan menjadikan hidupnya semakin menderita ketika orang tersebut tidak ingin
melakukan dan tidak ingin direpotkan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang
terjadi.
2.2.4 Tekanan.
Tekanan yang dirasakan olah seorang pekerja biasanya didapat dari harapan-harapan atau

8
Richard Lazarus & Folkman, 1984
9
Ron Riggio, 20112: 249

4
kebutuhan dan ketentuan yang harus dicapai seseorang. Seseorang akan merasa tertekan ketika
ia dituntut baik oleh dirinya sendiri atau dituntut orang lain untuk melakukan sesuatu kegiatan
yang seharusnya bukan tanggung jawabnya.

2.3 Sumber-sumber Terjadinya Stres

Stres dapat timbul dari lingkungan (stres situasional) atau dapat juga berasal dari karakteristik
pribadi seseorang. Stres situasional dapat berasal dari segala aspek kehidupan yang dialami, seperti
pemicu stres di rumah, di sekolah serta hubungan dengan sesama individu yang ditemui di tempat
kerja.

Hal-hal yang telah diuraikan pada paragraf sebelumnya merupakan sumber stres yang terjadi
kepada seseorang, kian lama kian menumpuk dan menambah tingkat stres sesorang. Ketika
seseorang mengalami stres di rumah, dapat meluap di tempat kerja dan sebaliknya. Kebanyakan
peneliti menekankan ketika mempelajari stres yang dialami oleh seseorang harus melihat
gambaran luas dari total stres yg terjadi pada orang tersebut, tidak berfokus pada hal-hal yang
hanya berasal dari pekerjaan10.

Pada makalah ini hanya akan membahas stres yang terjadi pada lingkungan pekerjaan. Berikut
merupakan beberapa hal yang menyebabkan seorang pekerja mengalami stres:

2.3.1 Kurang atau tidak adanya kejelasan karir / pekerjaan.


Ketidakjelasan karir tau pekerjaan dapat muncul dalam beberapa bentuk, sebagai berikut:
 Kurangnya kejelasan terhadap keberlangsungan perusahaan, apakah perusahaan tempat
seseorang itu bekerja dalam keadaan yang stabil dan baik, yang berarti tetap akan bertahan
ketika bersaing dengan perusahaan serupa.
 Kurangnya kejelasan tentang uraian jabatan pekerjaan dan uraian pekerjaan (job
description) yang jelas dapat memicu stres pada seorang pekerja, karena ia akan merasa
dieksploitasi yang disebabkan oleh banyaknya pekerjaan yang dikerjakan, atau bisa juga
karena tidak adanya kesempatan berkembang yang disebabkan oleh beban pekerjaan yang
sedikit.
2.3.2 Tidak menerima umpan balik (feedback).

10
Erickson, Nichols, & Ritter, 2000

5
Ketika seorang telah selesai melakukan pekerjaan tetapi tidak ada koreksi kinerja baik
buruk pekerjaannya. Hal ini sangat berpengaruh kepada seorang pekerja yang selalu ingin
mengembangkan kemampuan dan karirnya, ketika seorang pekerja tersebut tidak menerima
feedback maka ia akan merasa bahwa dirinya tidak berkembang.
2.3.3 Tidak mendapat apresiasi.
Ketika seorang melakukan pekerja yeng berat, memutar otak, menghabiskan waktu dan
tenaga untuk menyelesaikan sebuah tugas oleh atasannya, ketika penyerahan tugas, atasan
seorang pekerja itu tidak menerima dengan baik dan tidak menunjukkan apresiasinya.
2.3.4 Kurangnya kepercayaan dan ketidakadilan.
Beberapa perusahaan yang tidak memberikan rasa kepercayaan kepada pekerjanya dapat
memicu stres dari pekerja itu sendiri. Adanya ketidakadilan yang diperlakukan kepada tiap
pekerja juga akan memicu stres yang dialami oleh pekerja yang bersangkutan.

2.4 Kategori-kategori pada Stresor

Stresor dapat dikelompokkan ke dalam kategori, antara lain :

1) Stresor fisik mengacu pada kondisi kerja fisik yang tidak menyenangkan, termasuk
kebisingan, kotoran, panas, getaran, bahan kimia, atau zat beracun. Hal tersebut juga
termasuk kondisi ergonomis yang buruk di tempat kerja dan kecelakaan. Stresor fisik
memiliki efek psikologis (Seeber & Iregren, 1992).
2) Stresor kerja berhubungan dengan tugas lain yang muncul saat karyawan melakukan
tugas; stresor ini termasuk tekanan waktu tinggi dan kelebihan beban kerja, kompleksitas
tinggi di tempat kerja, pekerjaan monoton, dan gangguan (missal; disebabkan oleh
shutdown komputer yang tidak terduga).
3) Stresor peran jatuh ke dalam ambiguitas peran dan konflik peran.
4) Stresor social mengekspresikan seseorang dalam interaksi sosial yang buruk dengan
atasan langsung, rekan kerja, dan lainnya. Stresor ini termasuk konflik interpersonal di
tempat kerja, pelecehan (seksual), dan mobbing atau bullying (Zapf, Knorz, & Kulla,
1996). Selain itu, kesulitan berurusan dengan customer juga dapat dikonseptualisasikan
sebagai stresor sosial.

6
5) Stresor terkait jadwal kerja berasal dari pengaturan waktu kerja. Stresor yang paling
menonjol dalam kategori ini adalah kerja malam dan shift. Selain itu, jam kerja yang
panjang dan lembur termasuk dalam kategori ini (Sparks, Cooper, Fried, & Shirom, 1997).
6) Stresor yang terkait dengan karier meliputi ketidakamanan kerja dan peluang karier
yang buruk.
7) Stresor traumatis adalah peristiwa tunggal seperti paparan bencana, kecelakaan besar,
atau kegiatan yang sangat berbahaya. Tentara, personel polisi, dan petugas pemadam
kebakaran dianggap sangat rentan terhadap paparan stresor traumatis (Corneil, Beaton,
Murphy, Johnson, & Pike, 1999).
8) Perubahan organisasi juga dapat dianggap sebagai pemicu stres. Contohnya termasuk
merger, perampingan, atau penerapan teknologi baru. Mereka stres karena dapat
mengakibatkan stresor lain seperti ketidakamanan kerja, lembur, dan konflik. Kategori-
kategori ini masuk akal secara intuitif tetapi sebagian besar tidak memiliki landasan teori
eksplisit.

2.5 Cara Mengatasi Stres


Setiap individu memiliki cara mengatasi stres yang berbeda-beda, namun pada umumnya,
terdapat empat kategori atau cara untuk seseorang dapat mengatasai stres yang sedang dialaminya,
seperti berikut:

2.5.1 Pengurangan Stressor / Stressor Reduction.


Mengatasi beban stres dengan cara mengrangi beban kerja seseorang dalam pekerjaan.
Cara ini akan menimbulkan efek positif pada pekerja yang bersangkutan, pekerja tersebut akan
bekerja lebih efektif diakarenakan tugas atau pekerjaan yang dipikul cenderung sedikit dan
lebih mudah untuk diselesaikan. Namun, cara ini juga akan menimbulkan efek negatif pada
perusahaan yaitu akan membutuhkan lebih banyak pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan
yang lain. Banyaknya pekerja ini juga akan menimbulkan masalah dan tantangan baru untuk
sebuah perusahaan untuk berkomunikasi dan berkoordinasi antara satu individu dan individu
yang lain.

2.5.2 Peningkatan Diri / Resource Increase


Peningkatan diri seorang pekerja untuk mengatasi stres dapat dilakukan dengan cara
menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan maksuk percaya dan yakin akan kemampuan

7
dan kualitas kerja diri sendiri. Kemudian menyesuaikan diri dengan individu lain yang berada
di lingkungan pekerjaan dengan maksud, meskipun ia merasa bisa dan mampu untuk
mengerjakan sebuah pekerjaan, tetapi sebagai manusia yang hidup dengan kodrat makhluk
sosial masih membutuhkan individu yang lain untuk menyelesaikan pekerjaannya atau
mengambil sebuah keputusan.
2.5.3 Strain Reduction
Strain Reduction atau dapat disebut dengan mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh
stres, dapat dilakukan dengan cara memberi waktu istirahat kepada diri sendiri. Mencari atau
melakukan kegiatan yang menyenangkan, seperti kegiatan berikut:
• Refreshing, merupakan kegiatan yang cukup ampuh untuk menghilangkan stres,
dengan refreshing seseorang dapat mengurangi rasa pegal-pegal ataupun tidak segar
yang terjadi di suatu organisasi atau kantor, merencanakan liburan atau dengan
berjalan-jalan sebentar untuk menghilangkan kejenuhan sesaat.
• Lakukan Aktifitas Yang Dapat Mengembalikan Energi, Dilakukan dengan meluangkan
waktu untuk melakukan aktifitas yang bekaitan dengan hobi diri kita sendiri seperti;
bermain futsal, bermain basket, dll.
2.5.4 Merubah Pola Hidup / Lifetime Changes
Dengan Cara ini dapat dilakukan dengan merubah kebiasaan yang kurang baik yang
dilakukan sehari-hari dengan kegiatan yang lebih positif. Contohnya, berhenti merokok untuk
perokok aktif, dan memilih suatu pekerjaan dengan lingkungan yang bersih (no-smoking
buildings) bagi yang tidak perokok, memperbanyak kegiatan yang positif seperti berolahraga,
lalu bergaul dengan beberapa orang yang dapat memberikan dampak positif kepada kita.

2.6 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Pengertian dari kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dapat disampaikan dengan dua konsep,
konsep lama dan konsep masa kini, yang akan dijabarkan sebagai berikut:
 Konsep Lama
a. Kecelakaan kerja merupakaan kejadian yang dianggap sial dan merupakan risiko yang
harus diterima
b. Tidak adanya usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan
c. Dirasa masih banyak pengganti pekerja

8
d. Dirasa membutuhkan biaya yang cukup tinggi
e. Dirasa sebagai faktor penghambat produksi
 Konsep Masa Kini
a. Kecelakaan kerja merupakan kejadian yang bukan karena kesialan dan merupakan kejadian
yang harus dicegah
b. Penyebab yang ditimbulkan personal factor 80% - 85% dan environmental factors 20% -
15%
c. Kecelakaan kerja yang ditimbulkan akan menyebabkan kerugian
d. Peran pemimpin sangat penting dan menentukan
Kesehatan dan keselamatan kerja dapat diartikan sebagai pemikiran dan usaha untuk
mempertahankan dan menjamin keutuhan dan kesempuranan tenaga kerja dan manusia (pada
umumnya jasmani dan rohani) dengan hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil, makmur
dan sejahtera.

2.7 Tujuan dari penerapan K3 dalam pekerjaan

Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki beberapa tujuan dalam


pelaksanaannya berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Di
dalamnya terdapat 3 (tiga) tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No
1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu antara lain :
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional.
2.6.1 Keselamatan (Safety)
Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang ditujukan untuk melindungi
pekerja; menjaga keselamatan orang lain; melindungi peralatan, tempat kerja dan bahan produksi;
menjaga kelestarian lingkungan hidup dan melancarkan proses produksi. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam keselamatan (safety):
a. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident loss)
b. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan resiko yang tidak bisa
diterima (the ability to identify and eliminate unacceptable risks)

9
2.6.2 Kesehatan (Health)
Kesehatan diartikan sebagai derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the
degree of physiological and psychological well being of the individual). Secara umum, pengertian
dari kesehatan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk memperoleh kesehatan yang setinggi-
tingginya dengan cara mencegah dan memberantas penyakit yang diidap oleh pekerja, mencegah
kelelahan kerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat.

2.6.3 PT. JAMSOSTEK / BPJS Ketenagakerjaan


PT. JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) merupakan program perlindungan yang
bersifat dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya ekonomi dan kepastian
terhadap risiko-risiko sosial ekonomi.
BPJS Ketenagakerjaan adalah jaminan sosial dan proteksi (perlindungan) yang ditujukan
bagi pekerja Indonesia maupun pekerja asing yang bekerja di Indonesia sekurang-kurangnya enam
bulan11. BPJS Ketenagakerjaan sendiri merupakan transformasi dari PT. JAMSOSTEK.

2.8 Kecelakaan Kerja karena Faktor Psikologi


Faktor Psikologi ini sebagai akibat organisasi kerja (tipe kepemimpinan, hubungan
kerjakomunikasi, keamanan), tipe kerja (monoton, berulang-ulang, kerjaberlebihan, kerja kurang,
kerja shift, dan terpencil). Manifestasinya berupa stress.Beberapa contoh faktor psikososial yang
dapat menyebabkan stress antara lain:
1) Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan menyangkut hidup mati seseorang.
Untuk itu pekerja di laboratorium kesehatan di tuntut untuk memberikan pelayanan yang tepat
dan cepat disertai dengan kewibawaan dan keramahan-tamahan.
2) Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton.
3) Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau sesama teman kerja.
4) Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sektor formal ataupun informal

11
www.bpjsketenagakerjaan.go.id

10
BAB III
KESIMPULAN

Stres dapat diartikan sebagai kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai
suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau pengahalang.
Jika dikaitkan dengan penulisan makalah ini, stres adalah suatu kondisi tertekan yang
mempengerahi keadaan fisik dan psikis seseorang yang disebabkan oleh adanya tekanan dari diri
sendiri atau dari faktor luar yang dapat mengganggu pelaksanaan atau kegiatan seseorang tersebut.
Kesehatan dan keselamatan kerja dapat diartikan sebagai pemikiran dan usaha untuk
mempertahankan dan menjamin keutuhan dan kesempuranan tenaga kerja dan manusia (pada
umumnya jasmani dan rohani) dengan hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil, makmur
dan sejahtera.
Dalam stres yang terjadi pada lingkungan pekerjaan terdapat beberapa hal yang dapat
menyebabkan seorang pekerja mengalami stres:
1) Kurang atau tidak adanya kejelasan karir / pekerjaan
2) Tidak menerima umpan balik (feedback).
3) Tidak mendapat apresiasi.
4) Kurangnya kepercayaan dan ketidakadilan.
Faktor psikososial yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan dapat menyebabkan seorang
pekerja mengalami stres:
1) Pekerjaan yang menyangkut pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan
menyangkut hidup mati seseorang.
2) Pekerjaan pada unit-unit yang cenderung biasa saja/monoton.
3) Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau sesama teman kerja.
4) Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sektor formal ataupun informal
Tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan UndangUndang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja yaitu antara lain :
1) Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.
2) Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
3) Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional.

11
Dari penjabaran tujuan penerapan K3 di tempat kerja berdasarkan Undang-Undang nomor
1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja di atas diharapkan keapda seluruh masyarakat
Indonesia sadar dan paham betul mengenai pentingnya K3 sehingga dapat melaksanakannya
dalam kegiatan sehari-hari baik di tempat kerja maupun di lingkungan tempat tinggal.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Ronald E. Riggio. 2012. Introduction to Industrial/Organizational Psychology


2. Rev Bekti. 2014. Buku Kesehatan dan Keselamatan Kerja
3. Irving B. Weiner, Neal W. Schmitt, Scott Highhouse. 2012. Handbook of Psychology,
Volume 12 Industrial and Organizational Psychlogy
4. Borman, Walter C. 2012. Handbook of Psychology

13

Anda mungkin juga menyukai