Anda di halaman 1dari 22

11/4/13

KOMPETENSI
DOKTER SPESIALIS NEUROLOGI INDONESIA:
DARI ZAMAN KE ZAMAN

Harsono
Kolegium Neurologi Indonesia

PERSPEKTIF
PERUBAHAN & PERKEMBANGAN KOMPETENSI

Ilmu & Teknologi Globalisasi

Kurikulum:
content,
pendekatan pembelajaran,
Tingkat kompetisi tinggi
Informasi & lingkungan
komunikasi pembelajaran, assessment
& learning
outcomes (kompetensi)
perlu dievaluasi & Profil lulusan:
dikembangkan ilmuwan, profesional,
Perubahan di komunitas sensitif, kreatif,
dalam hal persepsi dan independen,
pengetahuan inovatif, berpikir kritis,
tentang layanan publik entrepreneur,
& global issues life-long learner

1
11/4/13

Kompetensi
v  Kompetensi adalah seperangkat tindakan (perbuatan) cerdas dan
penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas
di bidang pekerjaan tertentu (SK. Mendiknas No.045/U/2002 ).

v  Kompetensi diartikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat


diobservasi, mencakup:
—  Pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja
—  dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan
standar performa yang ditetapkan.

Elemen kompetensi (Std. Kompetensi 2006)


1.  Landasan kepribadian
2.  Penguasaan ilmu dan ketrampilan
3.  Kemampuan berkarya
4.  Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat
keahlian berdasarkan ilmu dan ketrampilan yang
dikuasai
5.  Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat
sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya

2
11/4/13

Area kompetensi (Std. Kompetensi 2006)


1.  Pengetahuan kedokteran
2.  Ketrampilan klinik
3.  Kecakapan untuk mengambil keputusan klinik
4.  Ketrampilan interpersonal
5.  Sikap dan perilaku profesional
6.  Ketrampilan manajerial
7.  Advokasi dan edukasi kesehatan
8.  Penghayatan praktik kedokteran
9.  Wawasan yang luas

PERSPEKTIF KOMPETENSI

(Pengetahuan)
KOGNITIF

N
PUA
MAM
KE
AFEKTIF PSIKOMOTOR
(Sikap,nilai,minat) (Ketrampilan)

Taxonomi Bloom

3
11/4/13

Kompetensi Lulusan
Oral Communications Skill

Ability to Work
Logical Skills in Team Settings

Knowledge Knowledge of
of Field Technology

Ability to Work Analytical Skills


Independently

Hard Skill
Written Communications Skill
Soft/Life Skill

Kompetensi inti
Dokter Indonesia (SKDI 2012)

1.  Profesionalitas yang Luhur


2.  Mawas Diri dan Pengembangan Diri
3.  Komunikasi Efektif
4.  Pengelolaan Informasi
5.  Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
6.  Keterampilan Klinis
7.  Pengelolaan Masalah Kesehatan

4
11/4/13

Hirarki Area Kompetensi

Kompetensi
sebagai sarjana yang sujana:
CENDEKIAWAN
1.  Penguasaan disiplin yang kuat
2.  Penalaran dan argumen yang memadai (kemampuan
artikulasi)
3.  Tutur bahasa yang baik (baku), terutama tertulis
4.  Berakhlak mulia: sikap santun
5.  Wisdom
a.  Learned – terpelajar
b.  Smartness – kecerdikan
c.  Common sense – penalarannya hidup
d.  Insight – tilikan
e.  Prudent – sikap hati-hati
f.  Ethical – penalaran terhadap norma kebenaran
g.  Ability to digest – kemampuan mencerna

5
11/4/13

KOMPETENSI DOKTER YANG DIHARAPKAN MASYARAKAT


DALAM KESEHARIAN
—  Kognitif:
—  Pinter
—  Cerdas
—  Maju
—  Psikomotor
—  Cekatan
—  Trampil
—  Hati-hati
—  Afektif: akhlak yang baik
—  Santun
—  Cepat tanggap
—  Ramah – grapyak – sumanak
—  Senyum – sumeh – empati
—  Rendah hati
—  Tarif “murah” – terjangkau

APA SAJA YANG MEMPENGARUHI KOMPETENSI?


—  Kemajuan IPTEKDOK
—  Perubahan paradigma pendidikan
—  Keputusan politik
—  Persaingan global
—  Tuntutan masyarakat pengguna jasa pelayanan kedokteran /
kesehatan
—  Kesadaran dokter dan masyarakat akan “hukum kesehatan dan
kedokteran”
—  Faktor lingkungan / sosial / asuransi
—  Strata pendidikan
—  Spesialis
—  Subspesialis
—  Magister
—  Doktor
—  Semangat untuk belajar sepanjang hayat (life-long learning)
—  Kepribadian

6
11/4/13

KEMAJUAN & PERKEMBANGAN


IPTEKDOK

—  Ilmu Kedokteran Dasar / Biomedik


—  Ilmu Kedokteran Paraklinik
—  Ilmu Kedokteran Klinik
—  Ilmu Kesehatan Masyarakat
—  Perkembangan / perubahan epidemiologi
—  Teknologi / alat-alat diagnostik
—  Teknologi / alat-alat terapetik
—  Farmakologi

Era 1950 – 1980-an


—  Era Neurologi – Psikiatri – Neurochirurgi (PNPNCh)
—  Pendidikan spesialis: Neuro-psikiatri
—  Jumlah Doktor: masih sedikit
—  Jumlah Guru Besar: masih sedikit
—  Radiologi
—  Foto polos
—  Mielografi
—  Ventrikulografi
—  Angiografi karotis
—  Elektrofisiologi
—  EEG
—  ENMG
—  Doppler
—  Echo-encephalography

7
11/4/13

Era 1980 – 2000-an


—  Era pengembangan SDM dan kemajuan teknologi /alat diagnostik
—  SDM
—  Jumlah doktor makin bertambah
—  Jumlah Guru Besar makin bertambah
—  Teknologi / alat diagnostik & laboratorium makin canggih
—  EEG monitoring & brain mapping
—  ENMG yang lebih canggih
—  CT Scan
—  MRI
—  MRA
—  PET
—  SPECT
—  Laboratorium Patologi Klinik
—  Laboratorium Patologi Anatomik
—  Laboratorium Mikrobiologi
—  Laboratorium Biomedik

Era 2000 - sekarang


—  SDM
—  Jumlah spesialis neurologi bertambah secara pesat (13 IPDSN + 1
kandidat IPDSN)
—  Jumlah Guru Besar bertambah (kemudian menyusut karena
pensiun dan wafat)
—  Jumlah doktor bertambah secara pesat
—  10 IPDSN (+)
—  2 IPDSN (+/-)
—  1 IPDSN (-)
—  1 Kandidat IPDSN (+)
—  Jumlah subspesialis bertambah secara pesat
—  Perkembangan lanjut teknologi / alat diagnostik (sleep lab, TCD
dsb)
—  Perkembangan lanjut laboratorium biomedik
—  Neuro-intervensi
—  Perundang-undangan dan peraturan pemerintah
—  Globalisasi (AFTA)

8
11/4/13

Pengaruhnya?
—  Sains neurologi makin maju
—  Pengetahuan tentang alat-alat baru serta manfaatnya untuk
pelayanan pasien dan penelitian
—  Ketrampilan penggunaan alat-alat baru secara efisien
—  Diagnosis dapat lebih dipastikan dan terapi lebih terarah
—  Penelitian kedokteran dasar dan klinik lebih maju
—  Investasi oleh pihak RS berpengaruh terhadap tingkat penggunaan
alat (kembali modal?)
—  Dapat terjadi “overused” dan melunturkan kaidah dan ketrampilan
pemeriksaan klinik (Listen, the patients is telling you about his /
her diagnosis)
—  Kebijakan Pemerintah tentang masuknya dokter asing ke Indonesia
(ditangani oleh KKI dan IDI)
—  Kebijakan Pemerintah tentang penempatan dokter spesialis

Era kompetensi (1)


—  Peraturan Mendiknas nomor 045/U/2002
—  UU nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS
—  Undang-Undang RI tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
—  Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 – tentang
Standar Nasional Pendidikan
—  Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia
—  Konsil Kedokteran Indonesia
—  Pengesahan Standar Pendidikan Dokter Spesialis
—  Pengesahan Standar Kompetensi Dokter Spesialis
—  Surat tanda registrasi (STR)
—  Perkonsil tentang pendidikan subspesialis

9
11/4/13

Era kompetensi (2)


—  Kolegium Neurologi Indonesia
—  Kurikulum (2003) – sedang dalam proses revisi
—  Standar Kompetensi Dokter Spesialis Saraf (2006) – sedang dalam
proses revisi
—  Standar Pendidikan Dokter Spesialis Saraf (2007) – sedang dalam
proses revisi
—  Modul-modul – akan direvisi
—  Uji Kompetensi – OSCE & MCQ
—  Sertifikat kompetensi
—  P2KB – resertifikasi
—  Akan diterbitkan sertifikat kompetensi tambahan
—  Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 755/
MENKES/PER/IV/2011 tentang penyelenggaraan komite medik di
rumah sakit
—  Clinical Privilege & Clinical appointment

Penajaman kompetensi
1.  Penajaman profisiensi yang sesuai dengan standar kompetensi
spesialis neurologi
Ø  Berpengalaman menangani berbagai macam kasus dalam
jumlah yang cukup banyak
2.  Subspesialis
3.  Doktor
4.  Kegiatan:
a.  Aktivitas di Kelompok Studi - PERDOSSI
b.  Berpartisipasi dalam kegiatan P2KB
c.  Pendidikan terstruktur, program pascasarjana
d.  Kursus / pelatihan / lokakarya dalam bidang neurologi dan
disiplin lain yang terkait dengan neurologi
e.  Diskusi via dunia maya
f.  Rajin membaca dan menulis artikel ilmiah
g.  Rajin meneliti

10
11/4/13

Pengembangan kompetensi
1.  Penggunaan / pemanfaatan teknologi kedokteran
mutakhir melalui pendidikan terstruktur /
pelatihan / lokakarya
2.  B e r s i n g g u n g a n / t u m p a n g - t i n d i h d e n g a n
kompetensi di luar bidang neurologi
a.  Perhimpunan dokter seminat (+)
b.  Ekses: ribut tentang “hak kompetensi” (-)
3.  Penelitian biomedik dan kedokteran klinik
4.  Program Subspesialis
5.  Program master
6.  Propgram doktor

Afeksi spesifik (1)


—  Memahami dan menunjukkan sikap yang sesuai dengan
Kode Etik Kedokteran Indonesia

—  Memahami aspek medikolegal dalam praktik


kedokteran di dalam masyarakat Indonesia dengan
budaya yang aneka ragam.

—  Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan


dengan praktik kedokterannya dan mempraktikkan
belajar sepanjang hayat dengan selalu mengikuti
perkembangan ilmu dan praktik kedokteran mutakhir.

11
11/4/13

Afeksi spesifik (2)


—  Berperilaku profesional dalam praktik
kedokteran serta mendukung kebijakan
kesehatan, baik sebagai pribadi maupun dalam
suatu tim pelayanan kesehatan (Asuransi, BPJS)
—  Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas
dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku,
ras dan kondisi fisik tertentu atau latar
belakang keluarga dan status sosial ekonomi.

Iowa’sTargeting
Life Skills Wheel

12
11/4/13

PERATURAN PRESIDEN
NOMOR 8 TAHUN 2012
TENTANG
KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

GARIS BESAR HALUAN KOMPETENSI ?

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL


INDONESIA
—  Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang
selanjutnya disingkat KKNI, adalah kerangka
penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan, dan
mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan
bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja
dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi
kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai
sektor.

13
11/4/13

Elemen KKNI
1.  Isi dan cakupan: ilmu, pengetahuan,know how
dan ketrampilan yang diperlukan individu pada
setiap tingkat
2.  Kapasitas dan tanggung jawab: dalam hal
penggunaan / pemanfaat isi dan cakupan serta
akuntabilitas dalam melaksanakan pekerjaan /
tugas
3.  Pengakuan dan autonomi dalam hal metode
implementasi isi dan cakupan sebagaimana
tercantum di diktum 1.

S3 S3T SUB
SPESIALIS
9
S2 S2T SPESIALIS AHLI AHLI
8
PROFESI

7
S1 DIV/ S1T
6 TEKNISI/ TEKNISI/
DIII ANALIS ANALIS
5
DII
4
DI
3
SMU SMK OPERATOR OPERATOR
2
PROGRAM PROGRAM PROGRAM
AKADEMIK VOKASI PROFESI 1
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
KARIR BERBASIS KARIR BERBASIS
PELATIHAN KERJA PENGALAMAN

14
11/4/13

Deskriptor kualifikasi SDM level 8 pada KKNI yang dihasilkan


oleh program spesialis kedokteran (1)

—  Deskripsi generik level 8 (paragraf pertama)

ž Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni di dalam


bidang keilmuannya atau praktik profesionalnya melalui riset, hingga
menghasilkan karya inovatif dan teruji.

—  Deskripsi spesifik

1.  Mampu mencermati dan memanfaatkan perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi terkini dalam meningkatkan
keterampilan klinis praktis dalam bidang spesialisasinya.
2.  Mampu mengembangkan profesi melalui kegiatan riset dan
pengetahuan terkini dalam bidang spesialisasinya.

Deskriptor kualifikasi SDM level 8 pada KKNI yang dihasilkan


oleh program spesialis kedokteran (2)

ž  Deskripsi generik level 8 (paragraf kedua)

ž Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan


atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan
inter- atau multidisiplin
ž  Deskripsi spesifik
 
1.  M a m p u m e r a n g k u m i n t e r p r e t a s i a n a m n e s i s ,
pemeriksaan fisik, uji laboratorium, dan prosedur yang
sesuai spesialisasinya, untuk menegakkan diagnosis dan
tata laksana, dengan mengacu pada evidence-based
medicine dan value-based medicine.

15
11/4/13

Deskriptor kualifikasi SDM level 8 pada KKNI yang


dihasilkan oleh program spesialis kedokteran (3)

ž Deskripsi spesifik

2.  Mampu melakukan prosedur klinis dalam bidang


spesialisasinya sesuai masalah, kebutuhan pasien dan
kewenangannya, berdasarkan kelompok/nama penyakit
ser ta masalah/tanda atau gejala klinik termasuk
kedaruratan klinis
3.  Mengembangkan konsep dan prinsip ilmu biomedik, klinik,
ilmu perilaku, ilmu komunikasi serta ilmu kesehatan
masyarakat sesuai dengan bidang spesialisasinya.
4.  Mampu berkontribusi dalam tim untuk menangani masalah
kesehatan pada individu, keluarga

Deskriptor kualifikasi SDM level 8 pada KKNI yang


dihasilkan oleh program spesialis kedokteran (4)

ž Deskripsi spesifik

5.  Mampu berkontribusi dalam tim untuk menangani masalah


kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat
secara komprehensif dalam konteks pelayanan kesehatan
sekunder.
6.  Mampu mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang
penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu
kedokteran mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum
7.  Mampu mengakses, mengelola, menilai secara kritis
kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk
menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil
keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di
tingkat sekunder, dengan menggunakan teknologi
informasi mutakhir.

16
11/4/13

Deskriptor kualifikasi SDM level 8 pada KKNI yang


dihasilkan oleh program spesialis kedokteran (5)

ž Deskripsi spesifik

8.  Mampu mengelola sumber daya manusia dan sarana –


prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan
kesehatan sekunder.
9.  Mampu melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit serta
menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan.
10.  Mampu membimbing mahasiswa tingkat vokasi bidang
kesehatan, profesi dokter dan dokter spesialis

Deskriptor kualifikasi SDM level 8 pada KKNI yang


dihasilkan oleh program spesialis kedokteran (6)

ž  Deskripsi generik level 8 (paragraf ketiga))

ž Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi


masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan
nasional atau internasional.
 
ž  Deskripsi spesifik

1.  Mampu merencanakan dan berkontribusi dalam sebuah riset


multidisiplin terkait bidang spesialisasinya.
2.  Mampu mengelola riset melalui pengkajian dan pengembangan
di bidang spesialisasinya yang hasilnya dapat diaplikasikan dan
layak dipublikasikan di tingkat nasional dan internasional.

17
11/4/13

Deskriptor kualifikasi SDM level 9 pada KKNI yang dihasilkan


oleh program subspesialis kedokteran (1)

—  Deskripsi generik level 9 (paragraf pertama)

ž  Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni baru di dalam
bidang keilmuannya atau praktik profesionalnya melalui riset, hingga
menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji.

—  Deskripsi spesifik:


 
1.  Mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
terkini guna meningkatkan ketrampilan klinik praktis dalam bidang
subspesialisasinya.
2.  Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan baru melalui kegiatan riset
dalam bidang subspesialisasinya.
3.  Mampu mengembangkan teknologi kedokteran baru yang inovatif,
kreatif dan teruji dalam bidang subspesialisasinya melalui kegiatan riset
dalam bidang subspesialisasinya

Deskriptor kualifikasi SDM level 9 pada KKNI yang


dihasilkan oleh program subspesialis kedokteran (2)

ž  Deskripsi generik level 9 (paragraf kedua)


ž Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di
dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter-, multi-, atau
transdisiplin.

ž  Deskripsi spesifik


1.  Mampu melakukan prosedur klinis dalam bidang
subspesialisasinya sesuai masalah, kebutuhan pasien dan
kewenangannya, berdasarkan kelompok/nama penyakit serta
masalah/tanda atau gejala klinik termasuk kedaruratan klinis
2.  Mampu merangkum interpretasi anamnesis, pemeriksaan
fisik, uji laboratorium, dan prosedur yang sesuai
subspesialisasinya, untuk menegakkan diagnosis, dengan
mengacu pada evidence-based medicine.

18
11/4/13

Deskriptor kualifikasi SDM level 9 pada KKNI yang


dihasilkan oleh program subspesialis kedokteran (3)

—  Deskripsi spesifik

3.  Mengembangkan konsep atau prinsip baru dalam bidang


ilmu biomedik, klinik, ilmu perilaku, dan ilmu kesehatan
masyarakat sesuai dengan bidang subspesialisasinya.Mampu
memimpin tim untuk menyelasaikan masalah kesehatan pada
individu, keluarga, ataupun masyarakat secara komprehensif
dalam konteks pelayanan kesehatan tersier.

4.  Mampu mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang


penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu
kedokteran mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.

Deskriptor kualifikasi SDM level 9 pada KKNI yang


dihasilkan oleh program subspesialis kedokteran (4)

—  Deskripsi spesifik

5.  Mampu mengelola sumber daya manusia dan sarana – prasarana


pelayanan kesehatan dalam bidang subspesialisanya secara efektif
dan efisien dalam pelayanan kesehatan sekunder dan tersier

6.  Mampu dan berwenang mendidik peserta program pendidikan


dokter, dokter spesialis dan dokter spesialis konsultan.

19
11/4/13

Deskriptor kualifikasi SDM level 9 pada KKNI yang


dihasilkan oleh program subspesialis kedokteran (5)

—  Deskripsi generik level 9 (paragraf ketiga)

ž  Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset dan


pengembangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan
kemaslahatan umat manusia, serta mampu mendapat pengakuan
nasional atau internasional.

—  Deskripsi spesifik


 
1.  Mampu merencanakan dan berkontribusi dalam sebuah riset
multidisiplin terkait bidang spesialisasinya untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
bidang supspesialiasinya yang bermanfaat bagi masyarakat dan
ilmu kesehatan serta mampu mendapat pengakuan nasional
maupun internasional

Deskriptor kualifikasi SDM level 9 pada KKNI yang


dihasilkan oleh program subspesialis kedokteran (6)

—  Deskripsi spesifik

2.  Mampu mengelola riset melalui pengkajian dan


pengembangan ilmu pengetahuan dan tekologi kedokteran
di bidang subspesialisasinya yang hasilnya dapat
diaplikasikan pada tahap internasional dan layak
dipublikasikan di tingkat nasional dan internasional.
3.  Mampu mengelola riset untuk menapis ilmu pengetahuan
dan tekolog i kedokteran terkini di bidang
subspesialisasinya yang aplikasinya sesuai dan bermanfaat
bagi masyarakat dan ilmu pengetahuan ditingkat nasional
dan intrenasional.

20
11/4/13

LEVEL 8 (MAGISTER)

•  Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni di dalam


bidang keilmuannya atau praktik profesionalnya melalui riset, hingga
menghasilkan karya inovatif dan teruji.

•  Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam


bidang keilmuannya melalui pendekatan inter atau multidisipliner .

•  Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi


masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional
maupun internasional.

LEVEL 9 (DOKTOR)

•  Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni baru di


dalam bidang keilmuannya atau praktik profesionalnya melalui riset, hingga
menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji.

•  Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam


bidang keilmuannya melalui pendekatan inter, multi atau
transdisipliner.

•  Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset dan


pengembangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kemaslahatan
umat manusia, serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun
internasional.

21
11/4/13

Ringkasan
—  Kompetensi dokter, khususnya spesialis neurologi,
dipengaruhi oleh perkembangan dan kemajuan zaman
yang terkait dengan iptekdok, keputusan politik, dan
perubahan sosial
—  Aspek yang terpengaruh mencakup profesionalitas
sebagai dokter dan karakter sebagai pribadi manusia
—  Sumpah dokter, kode etik kedokteran, aspek mediko-
legal dan standar kompetensi diharapkan menjadi
penjaga professional behavior dokter, khususnya spesialis
neurologi

“KOMPETENSI
merupakan
bahasa dunia
yang dapat
diterima oleh
siapa saja – maka
jangan sampai
menyia-nyiakan
dan /atau
menggunakan
kompetensi
secara salah”

22

Anda mungkin juga menyukai