Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah mahluk sosial yang dalam kehidupannya tidak bisa hidup
sendiri sehingga membentuk kesatuan hidup yang dinamakan masyarakat.dengan
definisi tersebut. Ternyata pengertian masyarakat masih dirasakan luas dan abstrak
sehingga untuk lebih konkretnya maka ada beberapa unsur masyarakat,unsur
masyarakat dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu:kesatuan sosial dan pranata sosial.
Kesatuan sosial merupakan bentuk dan susunan dari kesatuan-kesatuan individu yang
berinteraksi dengan kehidupan masyarakat. Sedangkan yang dimaksud pranata sosial
adalah himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu
kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. Norma-norma tersebut memberikan
Petunjuk bagi tingkah laku seseorang yang hidup dalam masyarakat.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang banyak
membawa perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola
hidup maupun tatanan sosial termasuk dalam bidang kesehatan yang sering
dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya
yang dianut oleh masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat tertentu.
Indonesia yang yang terdiri dari beragam etnis tentu memiliki banyak budaya
dalam masyarakatnya. Terkadang, budaya suatu etnis dengan etnis yang lain dapat
berbeda jauh. Hal ini menyebabkan suatu budaya yang positif, dapat dianggap budaya
negatif di etnis lainnya. Sehingga tidaklah mengherankan jika permasalahan kesehatan
di Indonesia begitu kompleksnya.
Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan masyarakat adalah
perilaku kesehatan masyarakat itu sendiri. Dimana proses terbentuknya perilaku ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor sosial budaya, bila
faktor tersebut telah tertanam dan terinternalisasi dalam kehidupan dan kegiatan
masayarakat ada kecenderungan untuk merubah perilaku yang telah terbentuk tersebut
1
sulit untuk dilakukan. Untuk itu, untuk mengatasi dan memahami suatu masalah
kesehatan diperlukan pengetahuan yang memadai mengenai budaya dasar dan budaya
suatu daerah. Sehingga dalam mensosialisasikan kesehatan pada masyarakat luas dapat
lebih terarah yang implikasinya adalah naiknya derajat kesehatan masyarakat.
Kebudayaan perilaku kesehatan yang terdapat dimasyarakat beragam dan sudah
melekat dalam kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan tersebut seringkali berupa
kepercayaan gaib. Sehingga usaha yang harus dilakukan untuk mengubah kebudayaan
tersebut adalah dengan mempelajari kebudayaan mereka dan menciptakan kebudayaan
yang inovatif sesuai dengan norma, berpola, dan benda hasil karya manusia.
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya, sebagai
salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara
pengobatan tertentu sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat
membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala
masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga
kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka
mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan
keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep sosial budaya dan perilaku kesehatan?
2. Bagaimana contoh budaya yang mempengaruhi kesehatan dan bagaimana
penanganannya?
C. Tujuan Penelitian
1 Untuk mengetahui konsep sosial budaya dan perilaku kesehatan.
2 Untuk mengetahui contoh budaya yang mempengaruhi kesehatan dan bagaimana
penanganannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Sosial Budaya dan Perilaku Kesehatan


1. Manusia Sebagai Makhluk yang Berbudaya
Manusia memiliki kemapuan untuk mengola potensi diri (akal pikiran)
interaksi dan mengola lingkungan. Dalam mengola diri, manusia melahirkan ilmu
dan keyakinan diri. Berinteraksi melahirkan tata aturan dan norma. Sedangkan
mengelola lingkungan, selain melahirkan organisasi juga melahirkan alat dan
teknologi.
Keseluran dari kemampuan pengolahan manusia itu, baik secara individual
maupun kolektif, disebut budaya. Dengan kata lain, dimana ada manusia disana
ada masyarakat dan dimana ada masyarakat disana ada kebudayaan oleh karena itu
manusia adalah makhluk budaya.
a. Pengertian Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitandengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Menurut Koentjaraningrat: kebudayaan adalah
seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan
yang harus didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam
kehidupan masyarakat. Selain itu terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu :
1) Wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya.
Wujud pertama dari kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran
masing-masing anggota masyarakat di tempat kebudayaan itu hidup
2) Aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri
atas aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta
3
bergaul satu dengan yang lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola
tertentu berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial ini bersifat nyata atau
konkret
3) Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan
karya manusia dalam masyarakat.
Manusia dinilai makhluk yang berbudaya jika manusia tersebut memiliki
akal dan pikiran yang selalu aktual dalam mengisi kehidupannya dengan tidak
lelah mencari ilmu pengetahuan apapun untuk mengembangkan
kepribadiannya. Dengan berbekal akal dan pikiran yang terus-menerus diasah,
diharapkan manusia tersebut mencapai tujuan-tujuan hidup mereka dengan
baik. Sehingga dari hal tersebut, manusia dapat membagi apa yang telah
meraka dapatkan dengan manusia-manusia lainnya yang membutuhkan.
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada
lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan
memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar.
Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap lingkungan seseorang
dapat mengetahui, mengapa di sebuah lingkungan tertentu akan berbeda
kebiasaanya dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan kebudayaan yang
berbeda pula.
b. Unsur-Unsur Budaya
Menurut Clyde Kluckhohm menyebut ada tujuh unsure kebudayaan yaitu
bahasa, system pengetahuan, organisasi sosial system peralatan hidup dan
teknologi, system mata pencarian system religi dan kesenian :
1) Bahasa yaitu alat komunikasi, baik yang di wujudkan dalam bentuk bahasa
lisan, tulisan, atau simbolik.
2) Pengetahuan yaitu aspek fungsi dari akal pikran manusia.
3) Organisasi sosial yaitu kelembagaan sosial dimasyarakat baik yang bersifat
primer (alamiah) maupun sekunder ( dibentuk)
4
4) Kesenian yaitu wujud ekspresi seni masyarakat. Dalam konteks kesehatan
yaitu penggunaan music yang digunakan dalam terapi kesehatan tata ruang
kamar rumah sakit secara indah juga termasuk kedalam wujud kesenian
5) Alat dan teknologi yaitu perangkat bantu dalam memperlancar aktifitas
manusia dalam mencapai kebutuhan hidupnya
6) Religi, yaitu aspek kepercayaan dan keyakinan manusia pada al-khaliq atau
sesuatu yang suci
7) Mata pencaharian setiap masyarakat memiliki unsur mata pencaharian mulai
bertanya sampai menjual jasa, tenaga kesehatan adalah mata pencaharian
penjual jasa
8) System pendidikan yaitu proses manusia dalam mengsosialisasikan nilai dan
norma kepada anggota masyarakatnya, baik dilingkungan rumah keluarga
atau lembaga sosial tertentu.
2. Perilaku Kesehatan
Perilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang yang
merupakan hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor
internal maupun eksternal. Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan
masyarakat adalah perilaku kesehatan masyarakat itu sendiri. Dimana proses
terbentuknya perilaku ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Sudarti (2005) yang menyimpulkan pendapat Bloom tentang status
kesehatan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan yaitu;
lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi, perilaku,
keturunan, dan pelayanan kesehatan, selanjutnya Bloom menjelaskan, bahwa
lingkungan sosial budaya tersebut tidak saja mempengaruhi status kesehatan, tetapi
juga mempengaruhi perilaku kesehatan.
Selanjutnya Sudarti (2005), yang mengutip pendapat G.M. Foster menyatakan,
selain aspek sosial yang mempengaruhi perilaku kesehatan, aspek budaya juga
mempengaruhi kesehatan seseorang antaranya tradisi, sikap fatalisme, nilai,
5
etnocentrism, dan unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dalam proses
sosialisasi.
3. Hubungan Antara Sosial Budaya dan Perilaku Kesehatan
Pengertian sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala
sesuatu yang mengenai masyarakat atau kemasyarakatan. Sedangkan budaya
menurut Mitchel merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar,
pengetahuan, moral hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu -
individu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang bertindak,
berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain. Jadi dapat disimpulan
bahwa, sosial budaya adalah semua hal yang tercipta dari akal dan nurani manusia
untuk kehidupan bermasyarakat.
Manusia merupakan makhluk sosial, yang hidup dalam suatu kelompok
masyarakat. Dalam setiap kelompok masyarakat terdapat aturan, norma, nilai, dan
tradisi yang berbeda-beda. Hal-hal tersebut berkembang bersama masyarakat dan
turun temurun dari generasi ke generasi. Sosial budaya sering kali dijadikan
petunjuk dan tata cara berperilaku dalam bermasyarakat, hal ini dapat berdampak
positif namun juga dapat berdampak negative.
Disinilah kaitannya dengan kesehatan, ketika suatu tradisi yang telah menjadi
warisan turun temurun dalam sebuah masyarakat namun ternyata tradisi tersebut
memiliki dampak yang negatif bagi derajat kesehatan masyarakatnya. Misalnya,
cara masyarakat memandang tentang konsep sehat dan sakit dan persepsi
masyarakat tentang penyebab terjadinya penyakit disuatu masyarakat akan
berbeda-beda tergantung dari kebudayaan yang ada dalam masyarakat tersebut.
Contoh lain, sosial budaya mempengaruhi kesehatan adalah pandangan suatu
masyarakat terhadap tindakan yang mereka lakukan ketika mereka mengalami
sakit, ini akan sangat dipengaruhi oleh budaya, tradisi, dan kepercayaan yang ada
dan tumbuh dalam masyarakat tersebut. Misalnya masyarakat yang sangat
mempercayai dukun yang memiliki kekuatan gaib sebagai penyembuh ketika
6
mereka sakit, dan bayi yang menderita demam atau diare berarti pertanda bahwa
bayi tersebut akan pintar berjalan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sosial budaya
sangat mempengaruhi kesehatan baik itu individu maupun kelompok.
Dalam menciptakan kebudayaan yang inovatif di suatu masyarakat setempat,
seseorang harus mengubah persepsi masyarakat agar mereka merasa butuh.
Perubahan yang ingin dicapai harus dipahami dan dikuasai masyarakat sehingga
dapat diajarkan dan diterapkan. Selain itu perubahan yang dilakukan tidak merusak
prestise pribadi atau kelompok masyarakat.
B. Contoh Budaya yang Mempengaruhi Kesehatan dan Penanganannya
1. Contoh Budaya
Di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena
akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan
menyebabkan perdarahan yang banyak.
Budaya pantang pada ibu hamil sebenarnya justru merugikan kesehatan ibu
hamil dan janin yang dikandungnya. Misalnya ibu hamil dilarang makan telur dan
daging, padahal telur dan daging justru sangat diperlukan untuk pemenuhan
kebutuhan gizi ibu hamil dan janin. Berbagai pantangan tersebut akhirnya
menyebabkan ibu hamil kekurangan gizi seperti anemia dan kurang energi kronis
(KEK). Dampaknya, ibu mengalami pendarahan pada saat persalinan dan bayi
yang dilahirkan memiliki berat badan rendah (BBLR) yaitu bayi lahir dengan
berat kurang dari 2.5 kg. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan
kesehatan si bayi.
2. Upaya Penanganan
Pendanaan pembangunan kesehatan yang dibutuhkan ditujukan kepada
sektor-sektor: perencanaan perluasan jangkauan upaya kesehatan; peningkatan
kuantitas dan kualitas sumber daya tenaga kesehatan; pengadaan dan
pengendalian obat-obatan.

7
Tenaga kesehatan khususnya perawat dapat memberikan healh education
kepada masyarakat tentang dampak dari budaya yang dilakukannya yang dapat
mempengaruhi status keesehatan seseorang. Perawat dan tenaga kesehatan lain
bekerja sama dalam melakukan tindakan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Warga masyarakat Indonesia pada dasarnya tidak berbeda dengan warga
masyarakat lainnya di dunia ini dalam prinsip upaya kesehatan. Penanggulangan
penyakit merupakan bagian dari tanggung jawab warga masyarakat yang sehat
khususnya kerabat terdekat terhadap seseorang yang menderita penyakit. Ide
pembangunan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, bahkan yang
bersifat rehabilitasi, merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari pola
kehidupan masyarakat Indonesia, meskipun barangkali porsinya masih kecil.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitandengan budi dan akal manusia.
Manusia merupakan makhluk sosial, yang hidup dalam suatu
kelompok masyarakat. Dalam setiap kelompok masyarakat terdapat aturan,
norma, nilai, dan tradisi yang berbeda-beda. Hal-hal tersebut berkembang
bersama masyarakat dan turun temurun dari generasi ke generasi. Sosial
budaya sering kali dijadikan petunjuk dan tata cara berperilaku dalam
bermasyarakat, hal ini dapat berdampak positif namun juga dapat berdampak
negative.
Di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan
telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena
akan menyebabkan perdarahan yang banyak.
Tenaga kesehatan khususnya perawat dapat memberikan healh
education kepada masyarakat tentang dampak dari budaya yang dilakukannya
yang dapat mempengaruhi status keesehatan seseorang. Perawat dan tenaga
kesehatan lain bekerja sama dalam melakukan tindakan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif.

B. Saran
Di harapkan setelah membaca makalah ini dapat menambah wawasan
pembaca terkait Kebudayaan yang mempengarui kesehatan. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah di
atas.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dampak Persepsi Budaya Terhadap Kesehatan Reproduksi Ibu Dan Anak Di


Indonesia.2011.http://e-journal.iainpekalongan.ac.id, diakses pada tanggal 28
Oktober 2019

Faktor Sosial Budaya pada Perilaku Kesehatan.2018.http://www.academia.edu,


diakses pada tanggal 28 Oktober 2019

Kesehatan Ibu dan Anak.2001.http://www.academia.edu, diakses pada tanggal 28


Oktober 2019

10

Anda mungkin juga menyukai