Anda di halaman 1dari 3

Pelaksanaan Posyandu Lansia, Pengisian KMS, Pencatatan & Rekapitulasi Hasil Kegiatan

Posyandu Lansia

Pelayanan kesehatan di kelompok Usia Lanjut meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan
mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut sebagai alat pencatat dan pemantau untuk
mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang
dihadapi dan mencatat perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK) Usia
Lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di Puskesmas

1. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan

Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap usia lanjut dikelompok,
mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan adalah sistem 5 tahapan (5 meja)
sebagai berikut:

a. Tahap pertama: pendaftaran anggota Kelompok Usia Lanjut sebelum pelaksanaan pelayanan.

b. Tahap kedua: pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila, serta penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan.

c. Tahap ketiga: pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan, dan pemeriksaan status
mental

d. Tahap keempat: pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium sederhana). Disesuaikan
dengan kondisi lansia

e. Tahap kelima: pemberian penyuluhan dan konseling

Puskesmas Maju Saja setiap bulanya melakukan kegiatan posyandu lansia. Kegiatan ini dilakukan 2 kali
dalam sebulan. Suatu hari puskesmas Maju Saja melakukan kegiatan posyandu lansia pada tanggal 22
Desember 2018. Kegiatan poslan tersebut diikuti oleh lansia dari berbagai keluhan dengan rentang
umur masing-masing. Para lansia dengan sabar mengantri giliran untuk dilakukan pemeriksaan oleh
para kader.

Tiwi : “Mbah Ani mari silakan menuju ke meja pendaftaran..” ( Ns. Tiwi mulai memanggil
satu per satu dari para kader)

Mbah Ani : “Meja pendaftaran yang disebelah mana mba?”

Tiwi : “Itu mbah yang di sebelah sana (sambil menunjuk meja pendaftaran). Mari saya
antar... (menuntun Mbah Ani ke meja pendaftaran)

Sesampainya di meja pendaftaran

Doni : “Maaf mbah sebelumnya mbah bisa nulis?

Mbah ani : “Oh iyaaa mas bisa”

Doni : “Baik mbah ini ada formulir silahkan bisa di isi dulu ya mbah” (sambil menyodorkan
formulir)

Mbah Ani : “Oh iya mass iya mass, ini bolpoinya yah?”

Setelah selesai mengisi formulir pendaftaran, kemudian lansia di arahkan menuju ke meja yang
selanjutnya yaitu pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila, serta penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan.
Meja kedua : “ Silahkan mbah duduk dulu, bisa lihat formulirnya mbah?”

Mbah Ani : “Oh iya mbaa bisa, ini formulirnya” (sambil memberikan formulirnya)

Meja kedua : “Dengan Mbah Ani yah?”

Mbah Ani : “Iyaa mba benar”

Meja kedua : “Mbah Ani gimana kabarnya mbah?”

Mbah Ani : “Alhamdulillah sehat....”

Meja kedua : “Mbah biasanya kalau di rumah ngapain aja mbah?”

Mbah Ani : “Ya saya kalau dirumah ya gitu mbaa... kalo pagi ya beberes rumah ya masak. Soalnya
saya tinggalnya ga sama anak anak”

Meja kedua : “Oh masih aktif yah mbah? Masih bisa beres-beres rumah masak.... bagus yah mbah
masih kuat.... Nah mbah sekarang timbang berat badan sama ukur tinggi badan dulu yaa mbah.. mari
mbah ke sebelah sini” (sambil menuntun Mbah Ani ke alat timbangan dan alat ukur tingi badan)

Setelah selesai melakukan pengukuran Mbah Ani di arahkan menuju meja selanjutnya. Ns. Tiwi
kembali memanggil lansia berikutnya untuk menuju ke meja pendaftaran dan seterusnya. Di meja ke
tiga lansia (Mbah Ani) kembali memberikan formulirnya ke kader yang bertugas di meja tersebut.

Meja ketiga : “Mbah beberapa hari ini sering merasakan pusing ga mbah?”

Mbah Ani : “Iyaa mba saya kadang kalo lagi banyak pikiran tuh suka pusing kepalanya.. nyeri gitu
mba..”

Meja ketiga : “Itu kapan mbah ngrasain kaya gitu?”

Mbah Ani : “Lah tadi malem juga saya nyutt nyuttan mba kepalanya”

Meja ketiga : “Oh iyaa iyaaa.... nah mbah dirumah tinggal dengan siapa?”

Mbah Ani : “Saya ya tinggal sama suami mbaa, anak saya sudah pada menikah. Kadang saya
mikirin anak saya yang bungsu kok ya ga pulang ke rumah sini. Padahal saya sudah kangen sama cucu
saya, sama dia sama menantu juga. Kadang ya itu yang bikin saya banyak pikiran mba” (keluh Mbah
Ani)

Meja ketiga : “Oh berarti mbah cuma tinggal sama suami aja ya?”

Mbah Ani : “Iyaa mba...”

Meja ketiga : “Ya udah mbah sekarang kita periksa tekanan darahnya dulu yaa” (pinta perawat)

Meja ketiga mulai melakukan pemeriksaan di awali dengan pemeriksaan tekanan darah dan
seterusnya...

Meja ketiga : “Nah mbah ini tekanan darahnya cukup tinggi ya mbah 150/100 mmHg”

Mbah Ani : “Waduh tinggi juga ya mbaa...”

Meja ketiga : “Iya mbah lumayan... mbah jangan banyak pikiran ya mbah. Kalau kangen sama anak,
cucu dan menantu telfon aja mbah biar rasa kangenya terpenuhi. Nah sekarang mbah bisa langsung
ke meja yang disebelah sana ya”
Setelah selesai pemeriksaan meja ketiga langsung mencatat hasilnya di formulir yang di bawa Mbah
Ani. Ns. Tiwi kembali memanggil lansia untuk melakukan berbagai pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai